1 / 1

Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan

Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan

wiley
Télécharger la présentation

Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan Pernahkah Anda merasa perut kembung, penuh gas, kram perut, atau rasa kurang nyaman lainnya setelah makan? Jika itu terjadi berarti pencernaan Anda sedang terganggu. Gangguan pencernaan adalah penyakit yang sering terjadi pada setiap orang, biasanya disebut maag. Gangguan ini terjadi akibat iritasi atau peradangan pada dinding mukosa. Selain itu maag muncul akibat adanya gangguan pergerakan atau adanya luka dalam saluran cerna. Bukan hanya itu saja penyebab terjadinya gangguan pencernaan, gaya hidup yang salah juga menunjang adanya gangguan pencernaan pada lambung. Berikut ini tips yang bisa menjadi panduan untuk mencegah gangguan pencernaan dan memperbaiki kesehatan pencernaan Anda. 1. Melakukan pola makan yang sehat Makan dengan teratur Efektivitas lambung mencapai puncaknya setiap empat jam sekali. Maka, kebiasaan makan tidak teratur akan menyebabkan sebagian makanan tidak dicerna dengan sempurna. Makanan yang tidak dicerna ini bisa membusuk atau mengalami fermentasi sehingga menyebabkan kembung. Kunyah makanan dengan baik, jangan makan terburu-buru Mengunyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan, tapi seringkali dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan, tetapi juga memberi sinyal pada kelenjar saliva, lambung dan usus halus untuk mulai melepaskan enzim-enzim pencernaan. Jangan menelan makanan dengan tergesa-gesa atau mengunyah makanan sambil berbicara untuk menghindari masuknya udara yang berlebihan ke dalam rongga mulut. Konsumsi makanan dengan kombinasi yang serasi Rata-rata orang tidak memperhatikan pengaturan kombinasi makanan. Padahal kombinasi makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan salah cerna. Jangan menggabungkan buah dengan sayuran, buah (terutama jeruk) dengan makanan sumber karbohidrat, buah dengan sumber protein serta makanan sumber karbohidrat dengan sumber protein. Perhatikan komposisi seimbang antar lemak, karbohidrat, dan protein. Jangan makan terlalu banyak Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim pencernaan yang diproduksi, maka makanan tidak dapat dicerna dengan sempurna. Makanan yang tidak dicerna dengan sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas. Hindari berbaring setelah makan Berbaring setelah makan dapat menyebabkan gastroesophageal reflux, yaitu kondisi saat makanan yang sudah dalam keadaan asam kembali masuk kerongkongan sehingga menimbulkan rasa tidak enak atau terbakar dalam rongga mulut. Sebaiknya, aktivitas makan sudah berhenti minimal dua jam sebelum tidur. Lakukan puasa pada saat mengalami gangguan pencernaan Puasa di sini bukan berarti tidak makan dan minum sama sekali, tapi membatasi jenis makanan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang bisa dikonsumsi selama puasa untuk mengatasi gangguan pencernaan adalah air dengan perasan lemon, jus apel, jus wortel, jus kol, dan jus lemon. 2. Hindari makanan yang dapat mengakibatkan iritasi atau melemahkan kerja lambung Kurangi konsumsi makanan pembentuk asam (acid) Makanan pembentuk asam termasuk protein hewani (daging, telur, dan susu) serta karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung. Yang dimaksud asam di sini ialah kimia (acid), tidak ada hubungannya dengan rasa atau bau asam makanan. Kurangi makanan yang menimbulkan gas Beberapa jenis makanan seperti ubi, nangka, dan kacang-kacangan dapat menimbulkan gas yang menyebabkan perut kembung. Kurangi makan makanan yang pedas dan berbumbu terlalu kuat Makanan yang pedas dan dan berbumbu kuat dapat menyebabkan keasaman lambung meningkat sehingga terjadi iritasi pada dinding lambung. Hindari merokok dan minum kopi Getah tembakau yang tertelan dapat menimbulkan iritasi pada dinding lambung, sedangkan kopi dan berbagai jenis minuman yang mengandung kafein akan menstimulasi produksi asam secara berlebihan dalam lambung. Jangan makan atau minum yang terlalu panas atau dingin Makanan yang terlalu panas atau dingin akan mengiritasi lapisan dinding lambung. Jika terjadi berulang kali, lambung akan rusak dan pencernaan akan terganggu. Kurangi konsumsi makanan yang digoreng Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna dan dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Hindari makanan yang dapat menimbulkan alergi Bagi orang-orang tertentu yang tidak mampu mencerna laktosa (gula susu), susu bisa menyebabkan lactose intolerance dengan gejala kembung, kram perut, dan diare. Hindari peralatan masak yang bisa menyebabkan keracunan logam berat Hindari menggunakan peralatan masak aluminium, terutama jika Anda memiliki masalah pencernaan karena bisa mengakibatkan keracunan logam berat. Hindari konsumsi cairan pada waktu makan makanan padat Setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas pencernaan yang akan membuat proses mencerna menjadi sulit dan tidak sempurna. Makanan cair seperti air dan sup sebaiknya dikonsumsi 15 menit setelah menyantap makanan padat. Batasi makanan atau minuman yang bisa memicu gangguan pencernaan Pastikan Anda membatasi makanan cepat saji, daging merah, makanan-makanan kaya lemak, minuman beralkohol dan bersoda atau berkarbonasi yang bisa memicu gangguan pencernaan. 3. Melakukan pola hidup sehat Olahraga dengan teratur Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology, seperti yang dikutip situs askmen menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi banyak gangguan pencernaan. Dalam studi ini, para peneliti menemukan hubungan antara obesitas, kurang olahraga, rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala gangguan usus. Meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung serat Serat tidak hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting bagi kesehatan tubuh secara umum. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebanyak 10-15 gram sehari. Anda bisa menambah asupan serat dengan menambah konsumsi sayur, buah, sereal whole grain, serta kacang-kacangan yang kaya akan serat. Mengurangi kegiatan yang bisa menimbulkan stres dan istirahat yang cukup Dalam keadaan panik dan stres, tubuh akan mengalirkan darah kembali dari lambung dan usus ke otak, jantung, paru-paru, dan otot. Akibatnya, sistem pencernaan tidak berfungsi optimal. Banyak mengonsumsi air Air berfungsi untuk membasahi makanan dalam saluran pencernaan, membantu memecah mineral, vitamin, dan nutrisi sehingga mempermudah proses penyerapan dan menjaga kecukupan air agar terhindar dari masalah konstipasi. Kurangi atau hilangkan penggunaan zat antiasam (antasid) Asam dalam lambung berfungsi membantu tubuh mencerna makanan. Akan tetapi, pada beberapa kasus, asam bisa naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi seperti terbakar. Saat ini terjadi, mungkin yang terpikir oleh Anda adalah antacid yang dijual bebas di apotik, untuk menetralkan asam. Akan tetapi, jika digunakan berlebih, antacid bisa menyebabkan lambung kehilangan keasamannya. Hal ini tentunya akan melumpuhkan fungsi sistem pencernaan dan membuat Anda mudah terinfeksi. Konsumsi makanan atau suplemen probiotik Enzim-enzim pencernaan yang berasal dari tumbuhan bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menguatkan penyerapan nutrisi. Jika Anda kekurangan enzim-enzim pencernaan akibat diet dan kesehatan yang kurang baik, maka suplemen enzim ini bisa menjadi pilihan untuk mengurangi gejala gangguan pencernaan. Makanan probiotik mengandung bakteri menguntungkan yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan, seperti: yogurt, kefir, kimchi, tempe, dan miso.

More Related