1 / 89

Analisis Input – Output

Analisis Input – Output. Daftar isi. Pengertian dan konsep dasar Analisis angka pengganda ( multiplier ) Input-output region tunggal Input-output antarregion Analisis keterkaitan antarsektor Model input-output tertutup. Pengertian dan konsep dasar. Input primer ( primary input ).

wilton
Télécharger la présentation

Analisis Input – Output

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Analisis Input – Output

  2. Daftar isi • Pengertian dan konsep dasar • Analisis angka pengganda (multiplier) • Input-output region tunggal • Input-output antarregion • Analisis keterkaitan antarsektor • Model input-output tertutup

  3. Pengertian dan konsep dasar

  4. Input primer (primary input) Pemakai akhir (final demander/user) INPUT OUTPUT Input antara (intermediate input) Pemakai antara (intermediate user) Proses produksi

  5. Transaksi input antara • Dalam konteks input antara terjadi arus/perpindahan barang antarsektor. Misalkan dari sektor i ke sektor j. • Bisa juga terjadi intrasektor, yaitu dari sektor i ke i itu sendiri • Xi ialah bahwa total output sektor i, zij ialah nilai uang dari arus barang --atau nilai transaksi-- dari sektor i ke sektor j Yi ialah total permintaan akhir sektor i . Jika ada n sektor di ekonomi, dapat dituliskan bahwa Xi = zi1 + zi2 + zi3 + . . . zin + Yi

  6. Untuk seluruh perekonomian • Terdapat n-buah (artinya n-baris) persamaan seperti di atas, yang dapat dinyatakan dalam suatu sistem persamaan seperti berikut

  7. Secara kolom, kita melihat distribusi input antara masing-masing sektor Dari produsen input antara dan input primer Baris vs. kolom • Secara baris, kita melihat struktur distribusi output antara masing-masing sektor Ke pemakai antara dan pemakai akhir

  8. Dalam satu tabel

  9. Tiga matrix dasar

  10. Sampai saat ini … • Seluruh informasi mengenai struktur input dan output produksi telah diletakkan dalam suatu tabel yang relatif utuh • Tabel tersebut tidak lain adalah suatu gambar atau potret perekonomian di satu titik waktu • Kini waktunya untuk analisis lanjutan

  11. Koefisien input-output (i-o coefficient) • Nama lain: koefisien input langsung (direct input coefficient) a32 = 0,3 berarti untuk memproduksi setiap Rp 1 output sektor 2, dibutuhkan input antara dari sektor 3 sebesar 30 sen

  12. Matriks teknologi • Jika ada n sektor, maka akan ada nxn banyaknya koefisien input-output aij. • Keseluruhan koefisien tersebut dapat disajikan dalam sebuah matriks A sebagai berikut • Matriks ini disebut pula matriks teknologi • Salah satu konsekuensi dari perhitungan koefisien input-output ialah sebagai berikut:

  13. Dengan beberapa manipulasi aljabar … • Dengan menyatakan bahwa zij = aij . Xj maka sistem persamaan kita yang terdahulu dapat dituliskan ulang dalam bentuk berikut

  14. Dan beberapa manipulasi aljabar lagi …

  15. Sehingga jika kita bertanya: • Bagaimanakah efek suatu perubahan eksogen (yaitu perubahan pada nilai permintaan akhir Y) terhadap output X? Kita ketahui bahwa (I – A)X = Y. Maka, X = ( I – A )-1 Y Matriks Leontief Inverse

  16. Leontief Inverse dan pengganda Keynes

  17. Kasus hipotetis

  18. Leontief inverse

  19. Perubahan final demand

  20. Dalam bentuk tambahan (incremental)

  21. Beberapa konsep tambahan

  22. Efek langsung dan tidak langsung • Jika terjadi tambahan permintaan akhir tentunya tambahan tersebut haruslah diproduksi, dan otomatis menjadi tambahan output. Di contoh kasus kita di atas, terjadi tambahan permintaan akhir untuk sektor 1 sebesar 200. Otomatis output sektor 1 harus naik setidaknya sebesar 200 tersebut. Inilah yang disebut dengan EFEK LANGSUNG • Memproduksi tambahan output akibat efek langsung tadi memerlukan input dan bahan baku dari sektor 2. Bagi sektor 2 ini adalah tambahan permintaan. Namun dalam proses produksinya, sektor 2 membutuhkan input pula dari sektor 1 → sehingga output sektor 1 lag-lagi naik. Kenaikan karena keterkaitan antarsektor ini disebut dengan EFEK TIDAK LANGSUNG

  23. Round-by-round effect

  24. Jika dilakukan terus menerus … • Bagaimana membuktikan bahwa jika tahap-tahapan tersebut dilakukan terus menerus hingga tambahan output yang diperlukan oleh setiap sektor adalah nol, maka nilai total output yang diperlukan tersebut akan dapat dinyatakan dalam X = (I – A)-1 Y

  25. Pembuktiannya begini:

  26. Konsekuensi efek langsung • Koefisien aii nilainya harus lebih besar dari 1. Membuktikannya?

  27. Presentasi grafis sistem solusi Dalam model 2-sektor, sistem persamaannya adalah sbb.: Secara grafis, harus didapatkan sedemikian hingga solusinya ada di kuadran I (yaitu, jumlah input yang digunakan haruslah positif Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk X2 = f ( X1) dan agar solusinya berada di kuadran I maka kemiringan dua garis tersebut haruslah memenuhi syarat tertentu

  28. Maka harus dipenuhi kendala bahwa: Dua komponen ini harus positif Hawkin-Simons Condition Ini tidak lain adalah determinan matriks A, sehingga | I – A | > 0 Syarat solusi yang relevan: Dua persamaan garis

  29. Efek tidak langsung – IO Indonesia 1990 Kode tabel 1 Pertanian 2 Pertambangan & penggalian 3 Industri 4 Listrik, gas & air minum 5 Konstruksi 6 Jasa non-publik 7 Jasa publik & jasa lainnya 8 Kegiatan yg tdk jelas batasannya

  30. Analisis angka pengganda (multiplier)

  31. Angka pengganda • Analisis angka pengganda mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir, di perekonomian Perubahan variabel eksogen --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Perubahan variabel endogen --- output/produksi --- Angka pengganda (multiplier)

  32. Tiga macam angka pengganda • Pengganda output (outputmultiplier) • Pengganda pendapatan rumah tangga (incomemultiplier) • Pengganda tenaga kerja (employmentmultiplier)

  33. Angka pengganda output • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan output sektor tersebut? Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Angka pengganda output (output multiplier)

  34. Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Katakan terdapat tambahan final demand sebesar Rp 1 untuk sektor 1 sementara final demand sektor 2 tidak berubah. Dituliskan, Dengan menggunakan Angka pengganda (multiplier) output sektor 1:

  35. Untuk sektor 2, dan seterusnya … Dengan cara yang sama, jika terdapat tambahan final demand sebesar Rp 1 untuk sektor 2, sementara final demand sektor 1 tidak berubah, maka Dengan menggunakan Angka pengganda (multiplier) output sektor 2: Sehingga secara umum dapat dituliskan

  36. Angka pengganda pendapatan RT • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan pendapatan rumah tangga di sektor tersebut? • Pendapatan rumah tangga berasal dari penerimaan gaji/upah tenaga kerja – yang pada gilirannya merupakan proporsi tertentu dari output yang diproduksi Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Tambahan pendapatan rumah tangga di sektor i Angka pengganda output (output multiplier) Angka pengganda pendapatan rumah tangga (household income multiplier)

  37. Hubungan output-pendapatan rumah tangga • Pendapatan rumah tangga berasal dari pembayaran upah/gaji oleh sektor produksi • Untuk setiap Rp1 output sektor i, berapakah proporsi yang dikeluarkan untuk membayar upah/gaji? • Dapat dilihat pada mat-riks input primer. Biasa-nya diletakkan sebagai input primer pertama Sehingga, proporsi upah/gaji dalam struktur produksi Sektor i dapat dilihat pada koefisien an+1,i

  38. Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Tambahan pendapatan rumah tangga: Ini adalah SIMPLE HOUSEHOLD INCOME MULTIPLIER, dinotasikan:

  39. Efek awal alternatif  Type-I multiplier Di contoh terdahulu, angka multiplier didapatkan dengan menggunakan efek awal (initial effect) dari perubahan sektoral, yaitu sebesar Rp 1. Sehingga: Alternatif lain adalah dengan menggunakan efek awal sebesar proporsi upah/gaji dalam total output, yaitu koefisien an+1,j. Sehingga: Ini disebut dengan TYPE-1 HOUSEHOLD INCOME MULTIPLIER

  40. Angka pengganda tenaga kerja • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut? • Terdapat hubungan yang proporsional antara output yang diproduksi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Jika kita ketahui besar tambahan output yang akan diproduksi, maka dapat dihitung pula jumlah tenaga kerja yang diperlukan Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Tambahan serapan tenaga kerja di sektor i Angka pengganda output (output multiplier) Angka pengganda tenaga kerja (employment multiplier)

  41. Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Kita membutuhkan data jumlah pekerja Di setiap sektor. Katakan data yang ada: Sektor 1 = 4 orang pekerja Sektor 2 = 10 orang pekerja Selanjutnya dapat dihitung rata-rata output sektoral untuk tiap pekerja: Tambahan jumlah pekerja: Ini adalah SIMPLE EMPLOYMENT MULTIPLIER, dinotasikan: Berarti:

  42. Efek awal alternatif  Type-I multiplier Alternatif lain adalah dengan menggunakan efek awal sebesar proporsi upah/gaji dalam total output, yaitu koefisien wj. Sehingga: Di contoh terdahulu, angka multiplier didapatkan dengan menggunakan efek awal (initial effect) dari perubahan sektoral, yaitu sebesar Rp 1. Sehingga: Ini disebut dengan TYPE-1 EMPLOYMENT MULTIPLIER

  43. Data input-output Indonesia 1990 Kode tabel 1 Pertanian 2 Pertambangan & penggalian 3 Industri 4 Listrik, gas & air minum 5 Konstruksi 6 Jasa non-publik 7 Jasa publik & jasa lainnya 8 Kegiatan yg tdk jelas batasannya

  44. Angka pengganda pendapatan RT

  45. Angka pengganda tenaga kerja

  46. Input-output regional

  47. Motivasi • Mengapa mempelajari input-output tingkat regional? • Karakteristik dan ciri suatu perekonomian regional bisa jadi berbeda dengan perekonomian nasionalnya. • Semakin kecil suatu perekonomian, semakin besar ketergantungannya kepada faktor-faktor eksogen dari luar perekonomian tersebut • Input-output nasional tidak begitu saja dapat digunakan untuk menganalisis suatu perekonomian regional

  48. Input-output regional • Input-output region tunggal • Input-output antarregion

  49. Input-output region tunggal

  50. Koefisien teknologi regional • Koefisien teknologi regional bisa didapatkan dengan dua cara: • Metode survei, menanyakan kepada pelaku ekonomi di region ybs. tentang struktur produksinya • Metode non-survei, dengan mengambil suatu patokan (biasanya perekonomian nasional) dan melakukan proses penyesuaian koefisien

More Related