1 / 10

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN. Mata Pencaharian Penduduk Penduduk adalah kelompok manusia yang tinggal di suatu wilayah.

yaakov
Télécharger la présentation

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEGIATAN EKONOMI PENDUDUKBERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN Mata Pencaharian Penduduk • Penduduk adalah kelompok manusia yang tinggal di suatu wilayah. • Dalam perkembangannya, mata pencaharian penduduk dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Bentuk muka bumi akan mempengaruhi mata pencaharian dan corak kehidupan penduduk. • Berdasarkan cara hidupnya, corak kehidupan penduduk dapat dibedakan atas corak kehidupan penduduk modern dan penduduk tradisional. • Penduduk tradisional (sederhana), umumnya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. • Penduduk modern (maju), memiliki mata pencaharian yang beragam. Pola kegiatan ekonomi penduduk modern lebih kompleks.

  2. PENGGUNAAN LAHAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN A. PEDESAAN • Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri dan menjadi daerah otonom. • Ciri masyarakat desa antara lain bersifat kekeluargaan, statis, tertutup, dan umumnya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. • Lahan di pedesaan umumnya digunakan untuk permukiman dan pertanian. Namun, ada pula kegiatan perdagangan dan industri dalam skala kecil.

  3. B. PERKOTAAN • Kota adalah suatu wilayah yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan budaya. • Ciri masyarakat perkotaan antara lain mata pencaharian penduduk beragam, umumnya di bidang non agraris, jumlah penduduk sangat besar, terdapat keragaman status sosial dan ekonomi, bersifat individualistis, terbuka, dinamis, dan sangat beragam (heterogen). • Untuk menentukan penggunaan lahan di perkotaan, harus diperhatikan faktor alami penggunaan lahan, yaitu sebagai berikut. • Faktor lokasi menyangkut situs-situs alami dan situasi yang mendukung kemudahan fasilitas kota. • Faktor fisiografi meliputi keadaan wilayah yang berhubungan dengan bentuk lahan, keadaan tanah, dan tata airnya. • Faktor sumber daya alam dan manusia sebagai pendukung aktivitas yang berlangsung di wilayah tersebut.

  4. KAITAN BENTUK MUKA BUMI DENGAN PENGGUNAAN LAHAN Kehidupan di daerah dataran yang luas • Di dataran luas, terutama jika terdapat sumber air yang cukup akan timbul corak kehidupan pertanian persawahan, yaitu merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia. • Daerah dataran yang luas juga memiliki banyak rawa-rawa yang sangat asam sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Sawah yang diusahakan di daerah rawa-rawa pada umumnya merupakan sawah pasang surut.

  5. Kehidupan di daerah pantai • Pantai barat Sumatera terdiri atas tanah pegunungan yang berdekatan dengan laut. Sebagian besar daerah pantai ini merupakan pantai curam (pantai klif) dan hanya di beberapa bagian saja yang berupa pantai landai. Pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa berhadapan dengan Samudera Hindia yang dalam dan memiliki gelombang besar. • Berbeda dengan pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa, pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa merupakan dataran rendah yang luas. Kedua pantai ini berhadapan dengan Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang dangkal dan relatif tenang. • Perbedaan bentuk permukaan daratan di kedua daerah tersebut ternyata mempengaruhi corak kehidupan penduduk di sekitarnya. Misalnya, perahu nelayan di Laut Jawa umumnya berukuran lebar dengan layar yang berukuran besar. Adapun perahu nelayan di Samudera Hindia, umumnya relatif panjang dengan ukuran layar yang tidak terlalu besar.

  6. Kehidupan di daerah bergunung-gunung • Daerah lereng antara dataran rendah dengan tanah bergunung-gunung banyak dimanfaatkan sebagai wilayah pengembangan budidaya perkebunan. Akibatnya, corak kehidupan penduduk di wilayah tersebut mencerminkan penduduk yang hidup dari budidaya perkebunan. • Umumnya, jenis tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman kopi, teh, cengkeh, dan palawija. Jenis tanaman yang dibudidayakan bergantung pada ketinggian tempat dan faktor pendukung kegiatan budidaya seperti kesuburan tanah, iklim, dan ketersediaan air.

  7. POLA DAN PERSEBARAN PERMUKIMAN PENDUDUK • Pola permukiman penduduk merupakan perwujudan adaptasi manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. • Pola permukiman penduduk di pedesaan berbeda dengan perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi serta areal kota yang terbatas membuat pola permukiman penduduk kota umumnya berbentuk melingkar, menuju pusat kegiatan ekonomi. • Bentuk pola permukiman dipengaruhi oleh kebutuhan dan kemajuan penduduk pada umumnya. • Secara umum, persebaran permukiman penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis, kesuburan tanah, iklim, topografi wilayah, jumlah penduduk, dan kegiatan ekonomi penduduk.

  8. Pola Permukiman Penduduk Memanjang (Linier) Pola permukiman linier dapat dilihat pada susunan rumah-rumah penduduk yang berderet atau memanjang. Pola permukiman linier mengikuti jalan raya Pola permukiman linier mengikuti alur sungai Pola permukiman linier mengikuti jalur pantai Sumber: Dokumen Penerbit

  9. Pola Permukiman Penduduk Terpusat (Nucleated) • Pola Permukiman Terpusat, biasanya dihuni oleh penduduk yang memiliki garis keturunan yang sama. • Pola permukiman ini bermanfaat untuk memudahkan komunikasi antarpenduduk. • Umumnya, terdapat di daerah perkotaan, kawasan industri, dan daerah pelabuhan.

  10. Pola Permukiman Penduduk Tersebar (Dispersed) • Pola permukiman tersebar umumnya terbentuk di daerah yang kurang subur seperti daerah kapur. Sumber: Dokumen Penerbit

More Related