1 / 39

IRIGASI

IRIGASI. BANGUNAN PEMBAWA – II: Siphon Talang dan Flume Bangunan Terjun Got Miring. Sanidhya Nika Purnomo. SIPHON. nidya. SIPHON. Siphon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan .

yanka
Télécharger la présentation

IRIGASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IRIGASI BANGUNAN PEMBAWA – II: Siphon Talang dan Flume Bangunan Terjun Got Miring Sanidhya Nika Purnomo

  2. SIPHON nidya

  3. SIPHON • Siphon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. • Pada sipon air mengalir karena tekanan. • Perencanaan hidrolis siphon harus mempertimbangkan kecepatan aliran, kehilangan pada peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan pada bagian siku siphon serta kehilangan pada peralihan keluar. • Diameter minimum sipon adalah 0,60 m untuk memungkinkan pembersihan dan inspeksi. nidya

  4. Siphon tidak banyak dipakai pada saluran pembuang • Mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring (trashrack) • Biasanya pipa sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di sebelah hulu agar air tidak meluap di atas tanggul saluran hulu • Di saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap (double barrels) untuk menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam siphon jika bangunan itu tidak mengalirkan air pada debit rencana nidya

  5. Sipon yang panjangnya > 100m harus dipasang dengan lubang periksa (manhole), pintu pembuang, dan jembatan siphon. • Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak boleh kurang dari 1 m/dt, lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/dt • Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt nidya

  6. Water seal/air perapat: Kedalaman tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut • Tinggi air perapat bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon • Umumnya: 1,1 Δhv < air perapat < 1,5 Δhv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15 m) • Δhv = beda tinggi kecepatan pada pemasukan nidya

  7. Kehilangan tinggi energi pada sipon terdiri dari : • Kehilangan masuk • kehilangan akibat gesekan • kehilangan pada siku • kehilangan keluar nidya

  8. nidya

  9. Kisi–kisi penyaring harus dipasang pada bukaan/lubang masuk bangunan dimana benda–benda yang menyumbat menimbulkan akibat–akibat yang serius • Kisi–kisi penyaring dibuat dari jeruji–jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan. • Jeruji tegak dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk (rake) nidya

  10. Kehilangan tinggi energi pada kisi – kisi penyaring dimana : hf = kehilangan tinggi energi, m v = kecepatan melalui kisi – kisi, m/dt g = percepatan gravitasi, m/dt² (≈ 9,8) c = koefisien berdasarkan : β = fakor bentuk (2,4 untuk segi empat, dan 1.8 untuk jeruji bulat) s = tebal jeruji, m b = jarak bersih antar jeruji, m δ = sudut kemiringan dari bidang horisontal nidya

  11. Kisi-kisi Penyaring nidya

  12. Pelimpah samping adalah tipe paling murah dan sangat cocok untuk pengaman terhadap kondisi kelebihan air akibat bertambahnya air dari luar saluran. • Debit rencana pelimpah sebaiknya diambil 60% atau 120% dari Qrencana • Penggabungan peluap dan bangunan pengeluar sedimen (sediment excluder) dalam satu kompleks perlu mempertimbangkan debit dan keleluasaan ruang yang ada • Siphon jembatan membentang di atas lembah yang lebar dan dalam nidya

  13. Talang dan Flume nidya

  14. Talang • Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang , kayu atau baja maupun beton ferrocement • Air mengalir dengan permukaan bebas • Melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m ) , saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta api,dan sebagainya • Saluran talang minimum ditopang oleh 2 (dua ) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk tinggi kurang 3 meter ( beton bertulang pertimbangan biaya ) dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih 3 meter. nidya

  15. Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan dipotongan saluran biasa • Kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil • Kemiringan maksimum I = 0,002 nidya

  16. nidya

  17. Tinggi jagaan: - pembuang intern Q5 + 0,50 m - pembuang ekstern Q25 + 1,00 m - sungai: Q25 + ruang bebas bergantung kepada keputusan perencana, tapi tidak kurang dari 1,50 m. Perencana akan mendasarkan pilihannya pada karakteristik sungai yang akan dilintasi, seperti kemiringan, benda – benda hanyut, agradasi atau degradasi. nidya

  18. Bangunan talang dilengkapi jembatan terdiri dari dua bagian yaitu : • Bangunan atas: dilengkapi dengan jembatan baik sebagai jalan inspeksi yang digunakan atau direncanakan untuk memeriksa dan memelihara jaringan irigasi atau sekaligus berfungsi sebagai jalan utama yang dipakai oleh kendaraan komersial di pedesaan • Bangunan bawah: Lantai talang terletak diatas tumpuan (abutment) di kedua sisi saluran. Tumpuan ini meneruskan berat beban ke pondasi. nidya

  19. Bangunan Atas Perhitungan Dimensi dan Hidraulik Talang

  20. Lebar Standar Jembatan Diatas Talang nidya

  21. Panjang talang atau panjang box talang satu ruas untuk membuat standarisasi penulangan beton maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m • Panjang peralihan adalah panjang transisi antara saluran dengan box talang. Panjang saluran transisi ditentukan oleh sudut antara 12o30’ – 25o garis as nidya

  22. dimana : B = lebar permukaan air di saluran b = lebar permukaan air di bagian talang L = panjang peralihan atau transisi antara talang dengan saluran α = sudut antara garis as talang dengan garis pertemuan permukaan air nidya

  23. Matriks Dimensi dan Standar Penulangan Talang nidya

  24. Flume • Flume adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan, beton baik yang bertulang maupun tidak bertulang, baja atau kayu maupun beton ferrocement • Air mengalir dengan permukaan bebas • Dibuat melintas lembah yang cukup panjang > 60 meter atau disepanjang lereng bukit dan sebagainya • Dasar saluran flum tersebut terletak diatas muka tanah bervarasi tinggi dari 0 meter dan maksimum 3 meter • Untuk menopang perbedaan tinggi antara muka tanah dan dasar saluran flume dapat dilaksanakan dengan tanah timbunan atau pilar pasangan batu atau beton bertulang nidya

  25. Bangunan Elevated Flume • Elevated flume merupakan saluran air melalui celah sempit yang ditinggikan dari permukaan tanah. Kemiringan memanjang saluran flume dibuat curam daripada saluran dihulu atau dibagian hilirnya • Kecepatan maksimum yang diijinkan 4 m/det, kecepatan normal 0,7 sampai 3 m/dt. Bila tingginya cukup maka kemiringan saluran flume dapat dibuat lebih besar daripada 1/250 atau 1/400 (0,00285 atau 0,00250) nidya

  26. Standar Saluran Transisi nidya

  27. Saluran tiap 6 atau 8 m diberi water stop nidya

  28. Grafik untuk menentukan dimensi Flume berdasarkan b dan d flume nidya

  29. Perhitungan Dimensi dan Hidraulik Elevated Flume

  30. Bangunan Terjun nidya

  31. Bangunan Terjun • Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan • Mempunyai empat bagian fungsional: • Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis • bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah • bagian tepat di sebelah hilir potongan U dalam, yaitu tempat di mana energi diredam • bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi nidya

  32. Bangunan Pengontrol • Bangunan-bangunan pengontrol yang mungkin adalah alat ukur ambang lebar atau flum leher panjang, bangunan pengatur mercu bulat, dan bangunan celah pengontrol trapesium nidya

  33. Bangunan Terjun Tegak • Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya ditambah • sering dipakai pada saluran induk dan sekunder, bila tinggi terjun tidak terlalu besar • tinggi terjun tegak dibatasi sebagai berikut : • Tinggi terjun maksimum 1,50 meter untuk Q < 2,50 m3 / dt. • Tinggi terjun maksimum 0,75 meter untuk Q > 2,50 m3 / dt nidya

  34. Bangunan Terjun Miring • Bangunan terjun miring jika tinggi energi jatuh melebihi 1,5 m • Jika peralihan ujung runcing dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2 nidya

  35. Bangunan Terjun Miring nidya

  36. Got Miring • Bila saluran mengikuti kemiringan lapangan yang panjang dan curam , maka sebaiknya dibuat got miring • Aliran dalam got miring adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin dan berangsur agar tidak terjadi gelombang • Gelombang ini bisa menimbulkan masalah di dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit diredam nidya

  37. Got Miring nidya

  38. Tinggi minimum untuk got miring (dari USBR, 1973) nidya

  39. Bila kecepatan di dalam got miring lebih dari 9 m/dt, maka kemungkinan volume air tersebut bertambah akibat penghisapan udara oleh air. Peninggian dinding dalam situasi ini termasuk persyaratan yang harus dipenuhi, di samping persyaratan bahwa kedalaman air tidak boleh kurang dari 0,4 kali kedalaman kritis • Jika kemiringan got miring ini kurang dari 1:2 , maka bagian potongan curam yang pendek harus dibuat untuk menghubungkannya dengan kolam olak. Kemiringan potongan curam ini sebaiknya antara 1:1 dan 1:2 diperlukan kurva vertikal di antara potongan got miring dan potongan berkemiringan curam tersebut nidya

More Related