1 / 13

EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA

EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA Oleh : Ariska Novi Diana 060510230 P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M. P. Akhmad Taufiq Mukti. LATAR BELAKANG.

yasuo
Télécharger la présentation

EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA Oleh : Ariska Novi Diana 060510230 P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M. P. Akhmad Taufiq Mukti

  2. LATAR BELAKANG Ikan nila merupakan ikan komoditas ekspor yang populer di masyarakat dan juga menjadi andalan para pembudidaya tambak karena memiliki laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang cepat, serta memiliki toleransi lingkungan hidup yang luas. Pembenihan ikan nila selalu dilakukan di perairan tawar sehingga kebutuhan benih ikan nila yang tahan salinitas tinggi, terutama untuk tambak-tambak tepi pantai saat ini sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pada tambak-tambak tepi pantai sering terjadi perubahan salinitas secara mendadak sehingga sering terjadi kematian pada budidaya ikan nila di tambak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan komoditas nila yang tahan terhadap salinitas tinggi maka diperlukan benih yang tahan terhadap salinitas tinggi terlebih dahulu dengan cara melakukan pembenihan ikan nila pada salinitas yang diinginkan. Pembenihan tidak terlepas dari embriogenesis dan daya tetas telur yang merupakan faktor penentu keberhasilan dari suatu usaha budidaya dan dalam usaha untuk dapat dibudidayakan di air payau maka yang paling berpengaruh adalah salinitas. Apabila telur ikan nila dapat beradaptasi dan dapat menetas dengan normal pada salinitas tinggi tersebut maka diharapkan penyediaan benih yang tahan terhadap salinitas tinggi dapat terpenuhi.

  3. PERUMUSAN MASALAH • Apakahterdapatinteraksiantaraperbedaansalinitasdenganembriogenesisdandayatetastelurikannila? • Berapa salinitas yang optimumuntukembriogenesis dan daya tetas telurikannila?

  4. TUJUAN Mengetahuiembriogenesis dan daya tetas telurikannila pada salinitas berbeda. Mengetahui salinitas optimumuntukembriogenesis dan daya tetas telurikannila.

  5. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah tentang embriogenesis dan daya tetas telur ikan nila pada salinitas berbeda serta informasi tentang salinitas optimum untuk embriogenesis dan daya tetas telur ikan nila. MANFAAT

  6. Kebutuhan ikan nila yang tahan terhadap salinitas tinggi untuk tambak meningkat Pembenihan ikan nila pada salinitas yang berbeda Mengetahui kecepatan dan persentase daya tetas telur Mengetahui perubahan dan kecepatan embriogenesis Benih dengan kualitas tahan terhadap salinitas tinggi dapat terpenuhi KONSEPTUAL PENELITIAN

  7. HIPOTESIS • H0: Tidakterdapatperbedaanembriogenesisdandayatetastelurikannilapadasalinitasberbeda. • H1 : Terdapatperbedaanembriogenesis dan daya tetas telurikannila pada salinitas berbeda. • H0 : Tidakterdapat salinitas optimumuntukembriogenesis dan daya tetas telurikannila. • H1 : Terdapat salinitas optimum untuk embriogenesis dan daya tetas telur ikan nila.

  8. Tempat dan Waktu • Penelitian ini akandilakukan pada bulan Juni 2010 di Laboratorium UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar Umbulan, Desa Sidepan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. • Alat penelitian meliputi : alat untuk pemijahan buatan, antara lain : bak penampung induk ikan nila, timbangan digital, mangkok, petri disc, spuit, bulu ayam, stopwatch, saringan dan sendok, alat untuk penetasan, antara lain : akuarium, rak penetasan, gelas penetasan, kran aerasi, pipa paralon, sedotan, pompa air, selang pompa, selang aerasi, aerator, bak penampungan stok air salinitas 5 ppt, 10 ppt, 15 ppt dan 20 ppt, kran infus, selang inlet dan selang outlet, dan alat untuk pengamatan, antara lain : pipet, objek glass, mikroskop, penggaris, DO meter, thermometer, hydrometer dan pH paper. • Bahan penelitian  antara lain : 1 induk jantan dan 3 induk betina ikan nila yang telah matang gonad, sperma dan telur induk ikan nila yang telah matang gonad, NaCl fisiologis, air tawar dan air laut. METODOLOGI PENELITIAN

  9. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)Perlakuan  5 perlakuan 4 ulangan, yang terdiri dari :Perlakuan 1 : Penetasan telur ikan nila pada salinitas 5 pptPerlakuan 2 : Penetasan telur ikan nila pada salinitas 10 ppt Perlakuan 3 : Penetasan telur ikan nila pada salinitas 15 ppt Perlakuan 4 : Penetasan telur ikan nila pada salinitas 20 ppt Perlakuan K : Penetasan telur ikan nila pada salinitas 0 ppt

  10. Parameter Pengamatan Parameter utama  fase-fase perkembangan telur (embriogenesis) dan daya tetas telur. Parameter pendukung  suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas.

  11. Induk ikan nila betina Induk ikan nila jantan Pengamatan kualitas telur Pengamatan kualitas sperma Pemijahan buatan Penetasan telur Kontrol (0 ppt) 4 ulangan Perlakuan 1 (5 ppt) 4 ulangan Perlakuan 2 (10 ppt) 4 ulangan Perlakuan 3 (15 ppt) 4 ulangan Perlakuan 4 (20 ppt) 4 ulangan Pengamatan embriogenesis dan perhitungan daya tetas telur Analisis data Bagan Rancangan Penelitian

  12. Analisis Data Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk parameter perkembangan embriogenesis dan secara statistik dengan menggunakan ANAVA (Analysis of Variance) RAL (Rancangan Acak Lengkap) untuk parameter daya tetas telur. Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

  13. TERIMA KASIH

More Related