1 / 65

PENDIDIKAN ETIKA DI SEKOLAH UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

PENDIDIKAN ETIKA DI SEKOLAH UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA. Oleh : Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes Prodi Biologi FKIP UMM. Latar Belakang.

cassia
Télécharger la présentation

PENDIDIKAN ETIKA DI SEKOLAH UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENDIDIKAN ETIKA DI SEKOLAH UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Oleh : Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes Prodi Biologi FKIP UMM

  2. Latar Belakang • Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang. • Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;(6) menurunnya etos kerja;(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.

  3. I. LATAR BELAKANG PENELITIAN Etika : pelajaran tingkah laku ideal & pengetahuan yang baik dan buruk. Etika : menggambarkan tindakan yang benar atau salah dan apa yang harus orang lakukan atau tidak. Etika penting karena merupakan kesepakatan pada kebiasan manusia, bagaimana modelnya, bagaimana ia menunjukkan dirinya sendiri, dengan segala sisi baik dan buruk. Fakta Empiris: Banyak pelanggaran etika anak2, remaja dan juga orang tua; Karakter bangsa belum dijiwai oleh masyarakat indonesia secara keseluruhan. Tindakan: Pendidikan agama mulai sd s/d PT; Sudah ada tindakan Hukum kuratif Pendidikan Etika sebagai salah satu alternatif tindakan preventif PERLU UPAYA PREVENTIF Radikal bebas penyebab penuaan kulit Namun demikian, sejauh ini belum ada penjelasan tentang perlunya Pendidikan Etika untuk membangun karakter bangsa kedalam Kurikulum di Sekolah.

  4. Tujuan Penelitian • Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pandangan dari Mahasiswa di Kota Malang terhadap pendidikan etika dalam membangun karakter bangsa dan tentang kemungkinannya untuk dimasukkan ke dalam Kurikulum sekolah.

  5. METODE PENELITIAN Desain dan Metode Penelitian Alat Observasi: Angket Populasi Mahasiswa FKIP UMM Pengambilan sampel: Multistage random sampling JUMLAH SAMPEL: 306 mhs Analisis deskriptif Kuantitatif ------- Uji X2 10

  6. Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Responden • Dari 306 mahasiswa FKIP yang dijadikan sampel penelitian, yang terdiri dari 58 laki-laki dan 248 perempuan, diperoleh data bahwa rata-rata berusia 20,5 tahun, dengan usia yang paling muda adalah 19 tahun dan usia yang paling tua 22 tahun

  7. Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Responden pada masing-masing jurusan

  8. Belahan Otak Organ Kiri Organ kanan Kedudukan : sebagai Khalifah Kedudukan : sebagai hamba Sikap : Bebas, Jalan sendiri, Bertanya Sikap : Patuh, disiplin, penurut Motivasi : Internal Motivasi : Eksternal (Rachman, 2009)

  9. Ragam Potensi Kecerdasan Anak • Potensi Jasmani • Sehat secara medis • Tahan cuaca • Tahan bekerja keras • Potensi Spiritual • Mampu menghadirkan Tuhan/Keimanan dalam setiap aktifitas. • Kegemaran berbuat untuk Allah. • Disiplin Beribadah • Sabar berupaya • Berterima kasih/bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita. • Potensi Perasaan • Mengendalikan emosi • Mengerti perasaan orang lain • Senang bekerjasama • Menunda kepuasan sesaat • Berkepribadian stabil • Potensi sosial • Senang berkomunikasi • Senang menolong • Senang berteman • Senang membuat orang lain senang • Senang bekerjsama • Potensi Akal • Kemampuan berhitung • Kemampuan Verbal • Kemamuan spasial • Kemampuan Membedakan • Kemampuan membuat daftar • prioritas.

  10. Kecenderungan Sikap Tidak Stabil Sangat Murung, Tegang Tidak Bersemangat, penuh perhitungan, Kaku, Dingin, Pendiam, Pasif Perasa Tidak Tenang; Agresif Negatif; Berubah-ubah Penyedih /Dingin Bergejolak /Panas Introvert Ekstrovet Berhati Tenang, Sejuk Bersemangat Gembira Penuh Semangat Hangat Optimis; Aktif Bermasyarakat; Orientasi Bergembira; Pemimpin Merdeka; Fleksibel/Memahami Perbedaan; Senang Berkomunikasi Hati-hati; Tenggang Rasa; Damai; Terkendali Dapat dipercaya; Emosi Seimbang Stabil

  11. Tabel 2. Distribusi pengetahuan Responden tentang Pendidikan Etika dalam membangunkarakter ?

  12. Setiap Anak, lahir ke dunia ini… • Dengan membawa nilai-nilai kehidupan… • Setiap anak, pada dasarnya sangat jujur… mempunyairasakeadilan… penuhkasihsayang, …yang ditanam oleh PENCIPTA di dalam kodrat setiap orang. • Setiap orang dilengkapi oleh POTENSI bawaan (untuk berpikir, merasa & mampu berprilaku) baik …

  13. Namun demikian, … • Bagaimanaseoranganakmengembangkanwataksukaberbohong… perilaku-perilakunegatif (sepertisukamarah, mengamuk, keraskepala, sukamengejekdanmemukultemannya…?) • Apakahinikarakterbawaan?

  14. MAKROSISTEM EKSOSISTEM KRONOSISTEM MIKROSISTEM MESOSISTEM LIMA SISTEM EKOLOGI MENURUT BRONFENBRENNER

  15. PERILAKU Perilaku yang terusdiulang-ulang, makin lama makintertanamdalam, menjadikebiasaan, kemudianmenjadisifat … danmenjadibagiandarikepribadian…

  16. Upayapenanamannilai, yang terus-menerustanpahenti-hentidalamkebersamaan … pelan-pelanakanberhasiltertanammakin lama makindalam, membentuksifat, kebiasaandankepribadian

  17. ETIKA DAN BUDIPEKERTI Etikahanyadapatditumbuhkandaridalamdirianak, melaluipengalamanlangsung (baikdirumah, pun disekolah)Hinggaanakmemilikikepekaan (etika)misalnyacaramintasesuatu, “selaludenganmengatakanmintatolong…” Membuangsampah, selalupadatempatsampah

  18. KEPRIBADIAN DICIPTAKAN, BUKAN DILAHIRKAN

  19. Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pendidikan Etika dalammembangunKarakterBangsa berdasarkan PS yang ditempuh

  20. Dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pendidikan etika sudah baik. Jenis Jurusan yang ditempuh ternyata membedakan pengetahuan responden tentang pendidikan etika. Responden dari jurusan Bahasa dan Sosial mempunyai pengetahuan yang agak lebih tinggi dibandingkan responden jurusan MIPA , kondisi ini dimungkinkan karena di jurusan Bahasa dan IPS ada mata kuliah-mata kuliah yang terkait dengan pendidikan etika, sehingga sangat wajar kalau pengetahuan tentang etika mereka agak lebih tinggi.

  21. PENGERTIAN Etika -- bahasaYunani: Ethos = kebiasaanatauwatak. bahasaPerancis: etiquette = etiketberartikebiasaanatau carabergaul, berprilaku yang baik. Etikalebihmerupakanpolaperilakuataukebiasaan yang baikdandapatditerimaolehlingkungan, pergaulanseseorangatausesuatuorganisasitertentu, pandangannya, seseorangdapatmenilaiapakahetika yang digunakanatauditerapkanitubersifatbaikatauburuk. (Sinurat, 2009)

  22. SkemaEtika : EtikaUmumEtika Individual SikapthdsesamaBiomedis EtikaKeluargaBisnis EtikaSosialEtika Gender Hukum EtikaEtikaProfesiIlmuPengetahuan EtikaPolitik EtikaLingkunganKritikIdeologiPendidikan EtikaKhususDsb

  23. Pengertian Etika Kamus besar bahasa indonesia terbitan departemen P&K (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sbb : • Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral • Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak • Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat

  24. MenurutSalomon (2001), etikadapatdikelompokanmenjadiduadefinisi : • Etikamerupakankarakterindividu, dalamhalinitermasukbahwaorang yang beretikaadalahorang yang baik. Pengertianinidisebutpemahamanmanusiasebagaiindividu yang beretika • Etikamerupakanhukumsosial. Etikamerupakanhukum yang mengatur, mengendalikansertamembatasiperilakumanusia

  25. FILSAFAT ETIKA IlmuPengetahuan Etika, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan

  26. Jaringan Norma-Norma Aturan bahasa Aturan Permainan Tata Tertib Khusus: Berlakudalam Situasitertentu Norma: Ukuran Tindakan Aturan Tindakan untuk Sopan Santun Etiket Umum: Berlaku dalam Segala situasi Aturan Tindakan untuk Ketertiban Umum Hukum Aturan Tindakan untuk Kebaikan Manusia Moral

  27. Norma Khusus Vs Norma Umum • Pak Imam adalah seorang dosen yang buruk, karena dalam mengajar selalu dengan cara membaca teks sehingga membuat mahasiswanya mengantuk. • Tetapi ia orang yang sopan karena memakai baju yang rapih dan selalu menyapa orang dengan ramah. Selain itu ia jujur dan dapat dipercaya. Ia selalu bersikap adil. • Secara khusus, sebagai dosen, pak Imam itu buruk. Tetapi secara umum ia orang yang sopan dan baik hati.

  28. EtikadanHukum • Etika dan hukum sama sekali tidak mempunyai hubungan. • Kalaupun ada, bisa disebut etika sebagai hukum non-formal yang sangat longgar.

  29. Berdasarkan kesepakatan yang longgar. Tidak memiliki sangsi Diundangkan secara formal dan tegas. Tuntutan sangsinya jelas. EtikaVs Hukum

  30. Etikadan Moral • Sama-sama menyangkut prilaku dari manusia. Hewan tidak memerlukan etiket, apalagi moral. • Sama-sama mengatur tindakan manusia secara normatif, dengan ukurannya sendiri-sendiri.

  31. Hanyamenilaicarabertindak Hanyaberlakudalampergaulan (ketikaadaorang lain) Sangatrelatif, tergantungbudaya Menilaisegilahiriahdarimanusia Menilaisubstansitindakan Berlakusepanjanghidup (adaatautidakadaorang lain) Lebihbersifatuniversal Menyangkutmanusiadaridalamnya. EtikaVs Moral

  32. Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pendidikan etika dalammembangunKarakter Bangsa berdasarkan Semester Kuliah yang ditempuh

  33. Dilihat dari semester dimana responden sedang menempuh kuliah ternyata juga tidak membedakan pengetahuan responden tentang pendidikan etika. Hal ini dimungkinkan karena responden baik yang berasal dari mahasiswa semester II maupun dengan mahasiswa semester diatasnya dapat memperoleh pendidikan etika melalui media massa, majalah, pendidikan-pendidikan diluar formal, tanpa mereka memperoleh di bangku perkuliahan.

  34. Hakekat Karakter • Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan Philips,2008). Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, • Winnie (2005), memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. • Karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan laig (Imam Ghozali).

  35. Hakekat Karakter Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk (Anwar,2009).

  36. FUNGSI KARAKTER FUNGSI KARAKTER • Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain. • Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional. • Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika. • Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama. • Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997).

  37. Taburlah pemikiran maka Anda akan menuai tindakan; Taburlah tindakan dan Anda akan menuai kebiasaan; Taburlah kebiasaan dan Anda akan menuai karakter; Taburlah karakter dan Anda akan menuai masa depan. Ralph Waldo Emerson

  38. Tabel 5.Sikap responden tentang pendidikan etikadalammembangunKarakter Bangsa di sekolah

  39. ARAHAN RPJPN 2005-2025 MISI 2005-2025 Tujuannegara (UUD 45) VISI 2005-2025

  40. MISI 1: Mewujudkanmasyarakatberakhlakmulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab SASARAN POKOK ARAH PEMBANGUNAN

More Related