1 / 25

Oleh: ASMUDI Disampaikan pada simantap 2012

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATEDREADING AND COMPOSITION (CIRC ) DI KELAS X MAN BIREUEN. Oleh: ASMUDI

Télécharger la présentation

Oleh: ASMUDI Disampaikan pada simantap 2012

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE INTEGRATEDREADING AND COMPOSITION (CIRC)DI KELAS X MAN BIREUEN Oleh: ASMUDI Disampaikan pada simantap 2012

  2. Data PribadiNama                           : ASMUDI, S. PdJenis kelamin     : laki-lakiTempat, tanggal lahir     : Kp. RAYA (Aceh Utara),15 Juni 1977Kewarganegaraan        : IndonesiaStatus perkawinan        : Menikah Tinggi, berat badan       : 65 cm, 65 kgAgama                         : Islam Alamat lengkap             : BTN Kupula Indah, Desa Geulanggang Baroh, Cot Gapu, Kec. Kota Juang, Kab. BireuenTelepon, HP                 : HP = 08116707739E-mail                          : asmudi.garda@gmail.com

  3. Apa masalahnya:1. Banyak Siswa yang mengalami kesulitan dalammemahami arti kalimat-kalimat yaitu dalam soalcerita khususnya pada materi trigonometri2. Kurang mampu memisalkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan3. Kurang bisa menghubungkan secara fungsionalunsur-unsur yang diketahuiuntukmenyelesaikan masalah, dan unsur mana yang harus dimisalkan dengan variabel.

  4. PERMASALAHAN PENELITIAN INI ADALAH: “Bagaimanakah Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dapat Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada Materi Soal Cerita Trigonometri di Kelas X MAN Bireuen?”

  5. A. Pengertian Model Pembelajaran CIRCModel pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) inidikembangkanoleh Stevens, Madden, SlavindanFarnish. Model pembelajarankooperatiftipe CIRC darisegibahasadapatdiartikansebagaisuatu model pembelajarankooperatif yang mengintegrasikansuatubacaansecaramenyeluruhkemudianmengkomposisikannyamenjadibagian-bagianpenting. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)adalahtermasuksalahsatu model pembelajaran cooperative learning yang padamulanyamerupakanpengajarankooperatifterpadumembacadanmenulisyaitusebuah program komprehensifatauluasdanlengkapuntukpengajaranmembacadanmenulisuntukkelas-kelastinggisekolahdasar. Namun, CIRC telahberkembangbukanhanyadipakaipadapelajaranbahasatetapijugapelajaraneksak dan matematika.

  6. TUJUAN PENELITIAN INI Untuk mendeskripsikan model pembelajaranCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Soal Cerita Trigonometri berbantuan media diKelas X MAN Bireuen.

  7. B. Langkah - Langkah Pembelajaran CIRC1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.6. Penutup.

  8. Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkritc. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

  9. C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak; 2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak; 3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama; 4) pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak; 5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai di lingkungan anak;6) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna; 7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain; 8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).

  10. D. KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC:Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.

  11. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and\Composition (CIRC) pada Materi Trigonometri Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling membaca dan mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman yang benar dan pengalaman belajar yang lama. Sebelum memulai pembelajaran tentang Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri, peneliti mengulang kembali materi sebelumnya yang dijadikan prasyarat yang akan dipelajari siswa dan memberikan motivasi kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan kemudian menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).Kemudian peneliti membagikan siswa dalam kelompok heterogen dan membimbing siswa mendiskusikan materi tentang masalah trigonometri. Setelah itu, peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan meminta siswa untuk mengerjakan bersama secara berkelompok. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, peneliti meminta kelompok untuk mempresentasikan temuannya di depan kelas. Kemudian kegiatan akhir dari pembelajaran ini adalah peneliti membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran.

  12. Penelitianinidilaksanakanpada semester genap, tahunajaran 2011/2012, sedangkan yang menjadilokasipenelitianinidilaksanakandiMANBireuen, yang terletakdi Jl. Medan-Banda Aceh Desa Cot Gapu, Kec. Kota Juang, KabupatenBireuen.Alasannya: Sekolahinisangatterbukauntukpelaksanaanpenelitian.Hasilobservasiawaldi MAN Bireuenbelumdiadakanpenelitianmelalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

  13. Data danSumberDataData yang dikumpulkandalampenelitianiniadalahbersumberdari: 1. Hasiltes, yang meliputihasiltesawaldanhasiltesakhir, 2. Hasilwawancaraterhadap subjekpenelitian, 3. Hasilobservasiselamakegiatanpembelajaran, 4. Hasilcatatanlapangan.

  14. ProsedurPengumpulan DataTes, terdiridari:Tesawal, tesinidiberikanuntukmengetahuikemampuanawalsiswadanpenentuansubjekwawancara.Tesakhirtindakan, yaitutespadaakhirtindakandengantujuanuntukmengetahuipemahamansiswasebagaidasaranalisisdanrefleksi.Observasi, Observasidilakukanuntukmengamatikegiatandikelasselamapembelajaranberlangsung, meliputiaktivitaspenelitisebagaipengajardanaktivitassiswadalampembelajaran. Dalampelaksanaanobservasipenelitidibantuoleh 2 orangpengamatyaitu guru bidangstudimatematikaWawancaradilakukanuntukmengetahui respon siswa yang mungkin sulit diperoleh dari hasil pekerjaaan siswa maupun dari lembar observasi. Wawancara ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran dan didasarkan pada format wawancara yang telah disediakan oleh peneliti. Catatanlapangan, meliputikegiatanpenelitisebagaipengajardankegiatansiswasebagaisubjek yang diteliti, catatanlapanganinimemuatbaikcatatanobjektifmaupunhasiltafsiranpenelitidalammengamatiprosespelaksanaanpembelajaranselamapemberiantindakanberlangsung. Catatanlapanganuntukmelengkapi data danakanmemuatdeskripsitentangpembelajaran.

  15. Daritabel::dapatdipersentasekan9siswa yang mendapatnilai < 65 yaitu 29,03% dan 22siswa yang mendapatnilai ≥ 65 adalah 70,97%, berartitesawalbelumberhasil. Berdasarkankriteriaketuntasan minimal bahwatindakandikatakanberhasilapabila 80% siswamendapatskor ≥ 65, makasebelummelaksanakantindakan, penelitimengulangmateriprasyaratterlebihdahulu.

  16. Berdasarkanhasiltesakhirtindakandiperoleh data bahwasiswa yang mendapatskor ≥ 65 sebanyak 15siswadansiswa yang mendapatskor < 65 adalah 14siswa. Untukmenentukanskorpersentasetestindakan, makadigunakanrumussebagaiberikut:SkorPersentase (SP) = = x 100% = 51, 72%Setelah dihitung dengan persentase, keberhasilan siswa pada tes tindakan siklus I berdasarkan nilai siswa mencapai 51,72%, sedangkan kriteria yang ditetapkan untuk kriteria hasil adalah 80% siswa yang mendapat skor ≥ 65, maka tindakan siklus I berdasarkan hasil tes akhir belum berhasil, makapenelitiharusmasukdalamtindakan I siklus II.

  17. HasilObservasiSedangkanuntukmenentukanskorpersentase rata-rata setiaptindakanterhadapkegiatanpeneliti, makarumus yang digunakanadalah:SPP = SP1+SP2 /2Keterangan:SPP : Skorpersentase rata-rata kegiatanpenelitiSPP1 : Skorpersentasepengamat ISPP2 : Skorpersentasepengamat IIBerdasarkantabel 4.4 diatashasilobservasipengamat I memperolehskor 50danpengamat II memperolehskor 49, sedangkanjumlahskormaksimal 60, kemudianjumlahskordarimasing-masingpengamatdiubahdalambentukpersen (%) denganmenggunakanrumus (1). Dengandemikianpersentasedaripengamatadalah:SP1 = x 100% = 83,33%SP2 = x 100% = 81,67%Sedangkanskorpersentase rata-rata dapatdihitungdenganmenggunakanrumus (2), makadiperoleh:SPP = = 82,50%Denganmemperhatikankriteriatarafkeberhasilanpembelajaranterhadapkegiatan guru darihasilobservasiduaorangpengamat, makapembelajaranterhadapkegiatan guru sudahtermasukkatagoribaik.

  18. RefleksiPelaksanaantindakandikatakanberhasilapabilasudahmemenuhikriteria yang ditetapkan. Kriteriasuatusiklusberhasiljikapelaksanaanpembelajarantercapaidanprosespembelajarantermasukkatagoribaik. Hasilpelaksanaanpembelajarandikatakantercapaibila 80% darijumlahsemuasiswa (subjekpenelitian) memperolehskorakhirtindakan ≥ 65% dariskor total. Sedangkanprosespembelajarandikatakanbaikjikatelahmencapainilaitarafkeberhasilan minimal 80% (Maidiyah, 2008:50).Berdasarkanhasilobservasiterhadapkegiatan guru mencapaiskorpersentase rata-rata 82,50% danhasilobservasiterhadapkegiatansiswamencapaiskorpersentase rata-rata 82,50%. Dengandemikain, prosespembelajaranberhasilkarenatelahmemenuhikriteriasuatutindakanyaitumencapaiskor ≥ 80%. Adapunhasilakhirtindakansiklus I diperoleh data bahwa51,72% siswamendapatskor ≥ 65, sesuaidengankriteriahasil yang telahditetapkanyaitu80% siswamendapatskor ≥ 65, makatindakan I berdasarkankriteriahasilbelumberhasil. Dengandemikiandiputuskanbahwapenelitiperluuntukmelanjutkantindakansiklus II.

  19. PERENCANAAN TINDAKAN SIKLUS II*Menyiapkan RPP*Menyiapkanmateripembelajaran*Menyiapkan LKS*Menyiapkanlembarobservasi guru dansiswa*Menyiapkan format wawancara*MenyiapkansoaltesakhirtindakaN

  20. KegiatanIntiPadakegiataninipenelitimengorganisasikansiswakedalam8kelompokheterogen yang masing-masingkelompokberanggotakan 4 siswa. Selanjutnyapenelitimembagikan LKS kepadamasing-masingkelompokdanmemberikanarahandanbimbingankepadakelompok yang mengalamikesulitandenganmelakukanpendekatandengansiswa, selainitupenelitijugamengarahkansiswa agar bekerjasamadenganbaik.Namunsuasanasedikitberbedadarisebelumnya, menurutpengamatanpenelitimerekalebihaktifdarisebelumnyadalammengerjakansoal yang tersedia, peneliti membimbing setiap siswa untuk saling membaca dan menuliskan hal-hal yang penting agar mempermudah siswa dalam memahami soal serta memberi kesempatan menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti. Setelahselesai, penelitimenyediakanwaktu 10 menitkepadasiswauntukmendiskusikanhasiltemuandarikelompok lain dengankelompoknya.Selanjutnyapenelitimenyampaikankegiatanselanjutnyaadalahmempresentasikanhasilkerja yang telahmerekakerjakan. Kali ini yang berkesempatanmajuuntukmempresentasikandidepankelasadalahkelompok yang belummajudarikegiatansebelumnya. Siswamemperhatikanpresentasidenganbaikdanmenanggapinyaapabilaadajawaban yang kurangjelas. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan inti adalah 70 menit. Tahapintiselesai.

  21. HASIL TES AKHIR TINDAKANBerdasarkanhasiltesakhirtindakandiperoleh data bahwasiswa yang mendapatskor ≥ 65 sebanyak 24 siswadansiswa yang mendapatskor < 65 adalah5siswa. Untukmenentukanskorpersentasetestindakan, makadigunakanrumussebagaiberikut:Skorpersentase (SP) =jlh siswa skor lebih 65/jlh siswa x 100% = 21/24 x 100% = 82, 75%Setelah dihitung dengan persentase, keberhasilan siswa pada tes akhir tindakan siklus II mencapai 82,75%, dan kriteria yang ditetapkan untuk kriteria hasil adalah 80% siswa yang mendapat skor ≥ 65, Berdasarkan persentase hasil tes akhir tindakan siklus II dari segi kriteria hasil maka disimpulkan bahwa tindakan siklus II sudah berhasil.

  22. Berdasarkantabel: hasilobservasipengamat I memperolehskor 53danpengamat II memperolehskor 50, sedangkanjumlahskormaksimal 60, kemudianjumlahskordarimasing-masingpengamatdiubahdalambentukpersen (%) denganmenggunakanrumus (1). Dengandemikianpersentasedaripengamatadalah:SP1 =53/60 x 100% = 88,33%SP2 =54/60x 100% = 83,33%Sedangkanskorpersentase rata-rata dapatdihitungdenganmenggunakanrumus (2), makadiperoleh:SPP = 85,83%Denganmemperhatikankriteriatarafkeberhasilanpembelajaranterhadapkegiatan guru darihasilobservasi 2 orangpengamat, makapembelajaranterhadapkegiatan guru sudahtermasukkatagorisangatbaik

  23. Berdasarkanuraiandarihasilpenelitian yang dilakukan, mulaidaripelaksanaanpembelajaransiklus I danpengulangansiklus II yang diperoleh, dapatdiketahuibahwapembelajarandenganmenggunakan model pembelajaranCooperative Integrated Reading and Compositiondapatmeningkatkanprestasibelajarmatematika, iniditinjaudarisegiprosesdansegihasil. Dilihatdarisegiproses, hasilobservasiterhadapkegiatanpenelitipadatindakansiklus I memperolehskor 82,50% danhasilobservasiterhadapkegiatansiswapadatindakansiklus I memperolehskor 82,50%, Berdasarkankriteriaproses yang ditetapkanmakasiklus I sudahberhasil.Dari hasiltestindakansiklus I diperoleh51, 72% siswamendapatskor ≥ 65. Dengandemikiandarisegihasil, penelitianbelumtuntasdandilanjutkanpadatindakansiklus II. Hasilobservasiterhadapkegiatanpenelitipadatindakansiklus II mencapaiskor85,83% danhasilobservasiterhadapkegiatansiswapadatindakansiklus II memperolehskor85,83%. Sedangkanhasiltesakhirpadatindakansiklus II diperoleh 82, 75% siswamendapatskor ≥ 65. Berdasarkankriteriaprosesdanhasil, penelitianpadasiklus II sudahtercapai

  24. RefleksiBerdasarkanhasilobservasiduaorangpengamatterhadapkegiatan guru dansiswamenunjukkanbahwaprosespembelajaranpadatindakansiklus II sudahberlangsungdenganbaik. Hasiltesmenunjukkanbahwatingkatpemahamansiswaterhadapmaterimerancang model matematikadarimasalahyang berkaitan dengan perbandingan trigonometrijugatelahmengalamipeningkatan.Berdasarkanhasiltesakhirtindakandiperoleh data bahwa 82,75% siswamendapatskor ≥ 65. Adapunhasilobservasiterhadapkegiatan guru mencapaiskorpersentase rata-rata 85,83% danhasilobservasiterhadapsiswamencapaiskorpersentase rata-rata 85,83%. Olehkarenaitu, hasilpembelajarantelahdapatdisimpulkanbahwapembelajarantindakansiklus II telahmencapaikriteria yang telahditetapkan, baikdarisegiprosesmaupundarisegihasil. Dengandemikianpemberiantindakansiklus II sudahberhasildandiputuskanbahwapenelitiansudahselesai.

  25. KESIMPULANPenerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compositiondapatmeningkatkanhasilbelajarsiswakelas X MAN Bireuen padamateri model matematikaTrigonometri. Model pembelajaranCooperative Integrated Reading and Compositiondapatmembuatsiswalebihmemahamimateri yang telahdiajarkan, bertanggungjawabdalambelajarnyamaupundalamkelompoknya, sertameningkatkannya rasa percayadiridanmasing-masingsiswamempunyaikesempatan yang samamenjadikelompok yang terbaik.

More Related