1 / 42

RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA

RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA. RADANG Infeksi dari luar dapat menyebar melalui vulva, vagina, uterus & tuba fallopii  masing-masing memiliki mekanisme pertahanan. Vulva : lebih resisten terhadap infeksi

benoit
Télécharger la présentation

RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA

  2. RADANG • Infeksi dari luar dapat menyebarmelaluivulva, vagina, • uterus & tuba fallopii  masing-masing memiliki • mekanisme pertahanan. • Vulva : lebih resisten terhadap infeksi • Vagina : epitel yang tebal, glikogen & basil Döderlein  • membuat asam laktat terjadi reaksi asam •  daya tahan ↑ • Serviks uteri : lendir alkalis yang kental  kuman • sukar masuk • Endometrium : lepasnya dinding endometrium setiap • haid  radang tidak bertahan lama

  3. Tuba fallopii: gerakan silia ke arah uterus & peristaltik • mencegah kuman masuk ke rongga peritoneum • Infeksi dapat terjadi melalui : • 1. Koitus : gonorea, sifilis, ulkus molle, granuloma • inguinale, limfogranuloma venerum, • herpes genitalis, trikomoniasis • 2. Trauma • 3. Benda asing • 4. Penyebaran dari organ lain

  4. LEKOREA • = white discharge, flour albus, keputihan • keluarnya cairan yang bukan darah dari alat genital. • Bersifat fisiologik ataupun patologik • Lekorea fisiologik : • 1. Bayi baru lahir sampai 10 hari • 2. Sekitar menars • 3. Wanita dewasa bila dirangsang • 4. Sekitar ovulasi • 5. Wanita dengan penyakit menahun seperti neurosis • Lekorea patologik disebabkan oleh infeksi, warna agak • kekuningan sampai kehijauan, lebih kental, berbau & • mengandung banyak lekosit

  5. VULVA • Terdiri dari : mons veneris, labia mayora, labia minora, • klitoris, vestibulum dengan orisfisium uretra eksternum, • glandula Bartholini & glandula paraurethralis • Vulvitis • Vulva bengkak, merah, agak nyeri, kadang-kadang gatal • Dibedakan atas : • Bersifat lokal • Timbul bersama atau akibat vaginitis • Awal atau manifestasi penyakit umum

  6. Vulvitis lokal : • Infeksi pada kulit, rambut, kel. sebasea, kel. keringat. • Timbul akibat trauma karena luka atau sebab lain & • menyebabkan folikulitis, furunkulosis, hidradenitis • 2. Infeksi pada orifisium uretra eksternum, kel. Para- • uretralis, biasanya akibat gonorea • 3. Infeksi pada kel. Bartholini • Vulvitis sebagai awal/manifestasi penyakit lain : • Penyakit kelamin • Tuberkulosis • Virus : limfogranuloma venerum, herpes genitalia, • kondiloma akuminata • 4. DM

  7. Bartholinitis Akibat gonorea, atau sebab lain, seperti streptokokkus, basil koli. Akut : membesar, merah, nyeri, panas, berisi nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat menjadi abses Terapi : Antibiotik Insisi Infeksi berulang  kista bartholini Kista bartholini Tidak selalu menimbulkan keluhan  R/ tidak perlu Pembedahan : ekstirpasi marsupialisasi

  8. Herpes genitalis • Disebabkan oleh tipe 2 herpes virus hominis • Akibat hubungan seksual & timbul setelah 3 – 7 hari • Lokasi : labia minor, bagian dalam labia mayor, prepusium • klitoridis • Diagnosis : biakan, tes serologis • Gejala : vesikel-vesikel pada daerah yang meradang dan • edema, disertai gatal, terasa panas. Kadang-kadang • terdapat ulkus kecil yang dangkal • Bila di vagina : lekorea, perdarahan & disuri • Terapi : simptomatik • dapat terjadi reaktivasi

  9. Kondiloma akuminata • Seperti bunga kol (cauliflower) • Di tengah terdiri dari jaringan ikat dan bagian • permukaan ditutup epitel dengan hiperkeratosis. • Lokasi : vulva, perineum, perianal, vagina & serviks uteri • Disebabkan oleh virus • Sering ditemukan pada kehamilan karena vaskularisasi • Terapi : bila kecil dengan larutan podofilin 10% • luas : pembedahan atau kauterisasi

  10. Vulvitis diabetika • Vulva merah, sedikit bengkak • Keluhan terutama rasa gatal, nyeri • Kadang-kadang disertai moniliasis • Terapi : tangani DM & terapi lokal

  11. VAGINA • Flora vagina : basil Döderlein, streptokokkus, stafilokokkus, • difteroid  dalam keadaan normal bersimbiosis • Jika terganggu  vaginitis nonspesifik • Penyebab vaginitis lain : trikomonas vaginalis • kandida albikans • hemofilus vaginalis • Gejala vaginitis : • leukorea berupa cairan yang kadang-kadang • bercampur lendir, dapat menjadi purulen, mengandung • leukosit, disertai rasa gatal & membakar. • Biasanya disertai vulvitis • Permukaan vagina & vulva merah & bengkak • Dapat ditemukan bintik-bintik merah (vaginitis granularis)

  12. Trikomoniasis • Etiologi : trikomonas vaginalis • Normal berada di vagina dalam jumlah kecil • Merupakan parasit dengan flagella yang • bergerak aktif • Cara penularan : koitus  terbanyak • Gejala : leukorea yang encer sampai lebih kental, • kekuning-kuningan & agak berbau, gatal. • Kadang diseertai uretritis ringan sampai • disuria & sering kencing • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina • Terapi : Metronidazol

  13. Kandidiasis • Etiologi : kandida albikans • Jamur gram positif, tumbuh baik dalam suasana • asam (pH 5,0 – 6,5) yang mengandung glikogen • Dapat ditemukan di mulut, daerah perianal tanpa • bergejala • Tumbuh dengan cepat pada : • wanita hamil • memakaikontrasepsi hormonal (pil) • mendapat antibiotik spektrum luas • DM • kesehatan kurang baik

  14. Gejala : • Leukorea berwarna keputihan & sangat gatal • Radang pada vulva & vagina & ditemukan membran- • Membran kecil berwarna putih, jika diangkat • berdarah • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina • Terapi : • Gentian violet  kurang digunakan lagi • Nystatin • Chlorodantoin • Niconazol

  15. Hemofilus vaginalis vaginitis • Etiologi : hemofilus vaginalis, basil gram (-) • Gejala : • Leukorea berwarna putih bersemu kelabu, • kadang-kadang kekuningan, berbau, disertai • gatal. • Ditularkan melalui hubungan seksual • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina, ditemukan • kelompok basil, leukosit tidak banyak & banyak • sel-sel epitel yg permukaannya berbintik yang • disebut clue-cell. • Terapi : Ampisilin • Sultrin triple sulfa krem, Nitrofuracone • intravaginal

  16. (Vulvo)-vaginitis atrofikans • = vaginitis senilis • Setelah menopause epitel vagina atrofi, hanya lapisan • sel basal  mudah terinfeksi & radang dapat • menjalar ke jaringan di bawah epitel. • Gejala : leukorea, gatal & perih • Disuria & polakisuria bila uretra & vesica • urinarius ikut terinfeksi • Terapi : Estrogen tiap malam • Dienestrol krem, premarin vaginal cream, • untuk 30 hari

  17. Vaginitis emfisematosa • Jarang ditemukan • Umumnya pada wanita hamil • Gejala : • Radang disertai gelembung kecil berisi gas pada • dinding vagina & porsio uteri • Etiologi : ? • Terapi : simptomatis

  18. SERVIKS UTERI • Servisitis akut • Infeksi yang diawali di endoserviks • Ditemukan pada gonorea, infeksi postpartum • atau postabortum yang disebabkan oleh • streptokokkus, stafilokokkus, dll. • Gejala : serviks merah, bengkak& mengeluarkan • Cairan mukopurulen

  19. Servisitis kronik • Terutama pada ♀ yang pernah melahirkan • Luka kecil atau besar pada serviks akibat partus atau • abortus  kuman mudah masuk ke endoserviks • Gambaran patologik : • Serviks kelihatan normal. • Infiltrasi lekosit ke stroma endoserviks. • Tidak bergejala kecuali sekret agak kekuningan • 2. Porsio uteri sekitar OUI tampak kemerahan yang • sulit dibedakan dengan daerah sekitar. • Sekret mukus bercampur darah • 3. Robekan pada serviks uteri luas & mukosa endoserviks • kelihatan dari luar (ektropion)  mudah terinfeksi, • serviks hipertrofi & mengeras, sekret mukopurulen • banyak

  20. Dapat membentuk kista Nabothi pada proses • penyembuhan • Sukar dibedakan dengan Ce serviks stadium awal  perlu • pemeriksaan Papanicolau, jika perlu biopsi • Terapi : • Lokal : tinktura jodii • larutan nitras argenti • kauterisasi radikal dengan termokauter atau • krioterapi • Radang menahun : konisasi • Robekan atau infeksi luas : amputasi serviks

  21. KORPUS UTERI • Endometritis akut • Endometrium menjadi edema & hiperemi • Pem. Mikroskopik : hiperemi, edema, infiltrasi leukosit • berinti polimorf yang banyak serta perdarahan • interstisial • Etiologi : gonorea, infeksi pada abortus atau postpartum, • pemasangan IUD • Gejala : panas tinggi, kelihatan sakit keras, leukorea yang • bernanah, uterus serta daerah sekitar nyeri bila • diraba

  22. Endometritis kronik • Jarang ditemukan • Gejala : • Leukorea & menoragia • Terapi : tergantung penyebab • Ditemukan pada : • Tuberkulosis • Sisa abortus atau partus • Korpus alienum di kavum uteri • Polip uterus dengan infeksi • Tumor ganas uterus • Salpingo-ooforitis & sellulitis pelvik

  23. Piometra • Pengumpulan nanah di kavum uteri akibat stenosis • kanalis servikalis • Banyak ditemukan pada ♀ peri/postmenopause. • Estrogen ↓  endometritis menipis  endometritis • senilis menahun. • Diagnosis : Sonde  keluar nanah • DD : karsinoma korporis uteri • Tindakan : Histerektomi dapat dipertimbangkan bila • penderita setuju

  24. Metritis • = Miometritis : radang pada miometrium • Akut : pada abortus septik atau infeksi postpartum • Tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari • infeksi yang lebih luas • Kuret pada endometrium yang meradang dapat • menyebabkan metritis • Perimetritis • Radang pada serosa yang meliputi uterus • Bagian dari radang peritoneum pelvik

  25. ADNEKSA & JARINGAN SEKITAR • Salpingo-ooforitis atau adneksitis • Radang pada tuba fallopii & ovarium sering bersamaan • Etiologi : • Penyebaran infeksi dari uterus • gonorea  terbanyak • infeksi puerperal atau postpartum • 10% akibat tuberkulosis • akibat tindakan : kuret, laparotomi, Pemasangan • IUD • perluasan dari radang ditempat lain, mis : • apendisitis

  26. Salpingo-ooforitis akut • Pada gonorea : eksudat yang purulen dapat masuk ke • kavum abdomen  peritonitis pelvika • Kerusakan mencapai lapisan mukosa, cenderung terjadi • perlengketan fimbria pada ostium tuba abdominal, • nanah terkumpul di tuba  piosalping • Salpingitis akut piogenik : infeksi puerperal atau akibat • abortus septik, atau akibat tindakan seperti • kuret • Infeksi oleh kuman streptokokkus, stafilokokkus, • E. coli, Klostridum welchii. • jarang menginfeksi mukosa tuba, sehingga bila • sembuh, lumen tetap normal

  27. Infeksi septik dengan kuman patogen : gejala umum • lebih menonjol. • Gejala : demam, leukositosis, rasa nyeri di kiri & kanan • uterus. Setelah beberapa hari dijumpai tumor • dengan batas tidak jelas & nyeri tekan • DD : apendisitis akut, pielitis akut, torsi adneksa & KET • Terapi : • Istirahat baring • Antibiotika • Analgetik • Pembedahan bila : ruptur piosalping atau abses • ovarium, jika teredapat gejala ileus, • sulit untuk bedakan dengan apendisitis

  28. Salpingo-ooforitis kronik • Dibedakan atas : • Hidrosalping • Piosalping • Salpingitis interstisialis kronik • Kista tubo-ovarial, abses tubo-ovarial • Abses ovarial • Salpingitis tuberkulosa • Gejala : • tidak selalu jelas, biasanya didahului oleh keadaan akut • nyeri di bagian bawah perut sebelah kiri/kanan yang • bertambah bila bekerja berat

  29. sakit pinggang • Lekorea • haid lebih banyak, siklus tidak teratur • Teraba tumor dengan konsistensi kistik (hidrosalping) • & padat (piosalping), nyeri tekan, & sulit digerakkan • Terapi : • Subakut : antibiotika spektrum luas • diatermi

  30. Indikasi pembedahan : 1. Berulang 2. Sering timbul reaktivasi 3. tumor di sebelah uterus, tidak mengecil setelah diatermi 4. infertilitas akibat kelainan pada tuba

  31. Parametritis akut • Terutama infeksi oleh streptokokkus & stafilokokkus • Akibat infeksi puerperal atau postabortum • Lokasi terbanyak : di parametrium bagian lateral • Dapat terbentuk abses • Kronik : fibrosis • Gejala : demam sakit perut bagian bawah teraba tumor di sebelah uterus jika abses meluas mencapai permukaan : edema & hiperemi • Terapi : sama dengan salpingo-ooforitis

  32. Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis) • Gejala : • demam • leukositosis • nyeri hebat • mual • defans muskuler • gerakan uterus menimbulkan nyeri hebat • Terapi : • sama dengan salpingo-ooforitis akut

  33. KELAINAN-KELAINAN LAIN • Vulva • Pruritus vulvae • = gatal di daerah vulva • Dibedakan atas 2 golongan : • Pruritus primer atau idiopatik : tidak ditemukan • kelainan organik, dianggap manifestasi dari • gangguan psikopatologik • 2. Pruritus sekunder • a. Sebab lokal : • - proses peradangan di vulva • - distrofi • - leukorea

  34. - parasit - iritsi kulit - karsinoma b. Sebab umum : - kekurangan gizi, avitaminosis, anemia, tuberkulosis, karsinoma - keadaan toksik : uremia, ikterus - alergi - DM Terapi : Temukan penyebab Simptomatis : jaga kebersihan, antihistamin, salep hidrokortison, atasi stress

  35. Distrofi epitel menahun • Kraurosis vulvae • Atrofi dengan penipisan & fibrosis kulit vulva  kulit mengkerut & introitus vaginae stenosis • Daerah yang terkena kering & mengkilat, berwarna putih sampai kemerahan • Terutama pada wanita menopause • Gejala : Dispareunia kadang-kadnag disertai disuria jika pruritus (+)  pikirkan leukoplakia • Diagnosis : biopsi • Terapi : salep estrogen

  36. Leukoplakia vulvae • Kulit yang terkena menebal, keras, putih & rapuh mudah luka • Ditemukan pada labia, jarang melewati perineum, Vestibulum & introitus vagina (-) • Terutama pada wanita pasca menopause • Gejala : nyeri & pruritus • Terapi : vulvektomi  karena dianggap sebagai • kelainan yang dapat menjadi karsinoma

  37. Liken sklerosis et atrofikans • Dapat ditemukan di tempat lain selain vulva berupa kulit putih & mengkilat dengan batas jelas. • Terdapat di labia, perineum, perianal, lipatan genitokrural, • Gejala : nyeri, disuri & pruritus • Dignosis : biopsi • Terapi : salep estrogen

  38. KELAINAN PADA URETRA • Divertikulum • Kantong kecil, biasanya di posterior uretra • Penyebab : • Kelainan kongenital • Abses kel. Parauretralis yang pecah ke uretra • Perlukaan obstetrik atau pembedahan • Gejala : • Disuria • kadang-kadang dispareunia • Pada pemeriksaan : penonjolan dinding vagina • ke belakang di tempat divertikel, & menjadi • kempes pada penekanan & diikuti • keluarnya cairan dari orifisum uretra • eksterna • Terapi : eksisi

  39. VAGINA • Adenosis vaginae • Merupakan daerah yang kasar pada dinding vagina • Pemeriksaan histologis : epitel skuamosa diganti & ditutupi oleh epitel torak, yang mengeluarkan mukus • Daerah tersebut dapa berkembang menjadi tumor ganas, yaitu clear-cell adenocarcinoma • Dialami oleh wanita yang ibunya mendapat terapi • dietilstilbestrol pada trimester I kehamilan

  40. SERVIKS UTERI Ektropion Disebabkan oleh laserasi pada serviks uteri saat partus sehingga saat luka sembuh, dapat terlihat adanya bibir depan & belakang dari porsio uteri. Bila robekan cukup luas, mukosa kanalis servikalis tampak dari luar

  41. Displasia • Berada di daerah transisi antara epitel skuamosa ektoserviks & epitel torak endoserviks • Pem. Mikroskopik : adanya gangguan maturasi, pertambahan proliferasi, & adanya pleimorfi. • Dibedakan atas : ringan, sedang, berat • Diagnosis : pemeriksaan Papanicolau Kolposkopi Biopsi Kerokan fraksional (pada endoserviks) • Terapi : • Histerektomi  bila displasi berat & tidak • menginginkan anak lagi.

  42. Terima kasih

More Related