1 / 40

MORFOLOGI BAHASA SUNDA

MORFOLOGI BAHASA SUNDA. Oleh Kelompok III : DIAN SWASTIKA (13020212410003) YOZAR F. AMRULLAH (13020212410004) CHRISTINA (13020212410005) SOGIMIN (13020212410008) PRAMAWATI YUSTIANA (13020211400036). Morfologi Bahasa Sunda.

chiku
Télécharger la présentation

MORFOLOGI BAHASA SUNDA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MORFOLOGI BAHASA SUNDA Oleh Kelompok III : DIAN SWASTIKA (13020212410003) YOZAR F. AMRULLAH (13020212410004) CHRISTINA (13020212410005) SOGIMIN (13020212410008) PRAMAWATI YUSTIANA (13020211400036)

  2. Morfologi Bahasa Sunda Morfologi dalam bahasa Sunda disebut tata kecap. Kata tata kecap berasal dari kata “tata” = aturan dan kecap = ucap, omong, atau kata atau yang disebut aturan atau kaidah yang membangun suatu kata. Dalam bahasa Sunda bentuk kata dibagi menjadi : • Kata dasar Kata dasar berasal dari satu morfem bebas tanpa dilakukan perubahan apapun. Proses pembentukan kata dasar tersebut adalah derivasi zero.

  3. Morfologi Bahasa Sunda • Kata Jadian kata jadian dapat diperoleh dari proses-proses berikut : a. Afiksasi b. Reduplikasi c. Pemajemukan d. Abreviasi

  4. Proses Morfologis Bahasa Sunda • Afiksasi Afiksasi adalah proses mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori kelas kata tertentu, (3) berubah maknanya. Afiks (imbuhan) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Afiks yang digunakan pada proses morfologis bahasa Sunda berfungsi sebagai morfem terikat. Jenis afiks yang dipakai adalah awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan gabungan (konfiks).

  5. Proses Morfologis Bahasa Sunda

  6. Proses Morfologis Bahasa Sunda

  7. Proses Morfologis Bahasa Sunda

  8. Proses Morfologis Bahasa Sunda

  9. Proses Morfologis Bahasa Sunda

  10. Proses Morfologis Bahasa Sunda • PENGULANGAN (REDUPLIKASI) Pengulangan adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Proses pengulangan dalam bahasa Sunda dapat diklarifikasikan menjadi : a. Pengulangan seluruhnya Definisi : pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan penambahan afiks Contoh : umah-umah ‘rumah-rumah’ jalan-jalan ‘jalan-jalan’

  11. Proses Morfologis Bahasa Sunda b. Pengulangan sebagian Definisi : pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Contoh : gugulingan ‘bergulingan’ = U-awal-an + guling papariksa ‘memeriksa-meriksa’= U-awal + pariksa iimahan‘rumah-rumahan’ = U-awal-an +imah kukudaan‘kuda-kudaan’ = U-awal-an+kuda lalabuh ‘berjatuhan’ = U-awal + labuh cacarita ‘bercerita-cerita’ = U-awal + carita

  12. Proses Morfologis Bahasa Sunda c. Pengulangan yang dikombinasikan dengan penambahan afiks Definisi : pengulangan yang terjadi bersamaan dengan proses pembubuhan afiks. Contoh : pakirim-kirim ‘saling mengirim’ = pa-U-dasar + kirim ngagerak-gerakkeun‘menggerak-gerakkan’ = nga-keun-U-dasar + gerak sajero-jerona‘sedalam-dalamnya’ = sa-U-dasar-na+jero kahejo-hejoan‘kehijau-hijauan’ = ka-U-dasar-an+hejo

  13. Proses Morfologis Bahasa Sunda d. Pengulangan dengan merubah vokal Pengulangan kata dengan merubah vokal lebih memberikan makna penguatan mengenai keanekaan dan pengulangan. Contoh : culang-cilong ‘melihat ke segala arah’ tuwur-tawar ‘menawar-nawar’ punta-penta ‘meminta-minta’

  14. Proses Morfologis Bahasa Sunda • Pemajemukan (Compunding) Pemajemukan merupakan pemaduan dua kata atau lebih yang membentuk satu kata. Contoh : nganggo acu ‘berbaju’ = nganggo + acu ngajadikeun bojo ‘memperistri’ = ngajadikeun (nga-keun + jadi) + bojo silih kirim ‘saling mengirim’= silih + kirim gaduhbumi‘mempunyairumah’= gaduh+bumi rajinpisan ‘sangatrajin’ = rajin+pisan

  15. Proses Morfologis Bahasa Sunda • Abreviasi Abreviasi (pemendekan) merupakan proses morfologis yang berupa penanggalan satu atau beberapa satuan kata atau kombinasi kata, sehingga membentuk kata baru. Contoh : dekah dewek mah kirata dikira-kira sugan nyata

  16. Fungsi Morfem • Morfem Tindakan a. Morfem Tindakan Melakukan Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan N- dan nga-, contoh : ngirim ‘mengirim’ = N- + kirim ngadua ‘berdoa’ = nga- + dua b. Morfem Tindakan Memakai/Mempergunakan Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan nganggo (Kasar) atau ngangge (Halus), contoh : nganggo kaca mata ‘berkacamata’ = nganggo + kacamata nganggo atep ‘beratap’ = nganggo + atep

  17. Fungsi Morfem c. Morfem Tindakan Mengeluarkan Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan di-, N-, -an, dan ciN, contoh : ngendhog ‘bertelur’ = N- + endhog cinyusu ‘bermata air’ = ciN- + susu d. Morfem Tindakan Membawa/ Memindahkan dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan N-keun, contoh : ngandangkeun ’mengandangkan’ = N-keun + kandang mojokkeun ‘memojokkan’ = N-keun + pojok

  18. Fungsi Morfem e. Morfem Tindakan Menuju Ke Suatu Tempat Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan kata depan ka, contoh : ka sisi ‘menepi’ = ka + sisi ka liang ‘ke lubang’ = ka + liang f. Morfem Tindakan Melebihkan Dalam bahasa Sunda morfem direalisasikan dengan kata depan nga-keun, contoh : ngagedekkeun ‘membesarkan’= nga-keun + gede ngalebarkeun ‘melebarkan’ = nga-keun + lebar

  19. Fungsi Morfem g. Morfem Tindakan Membuat Jadi Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan nga-keun, N-keun, dan kata yang searti ngajadikeun ‘menjadikan’,contoh : nilukeun ‘membagi tiga’ = N-keun + tilu ngajadikeun bojo‘memperistri’= ngajadikeun (nga- keun + jadi) + bojo h. Morfem Tindakan Yang Tidak Disengaja Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan ka-, contoh : katincak ‘terinjak’ = ka- + tincak kacoret ‘tercoret’= ka- + coret

  20. Fungsi Morfem i. Morfem Tindakan Sebab (Kausatif) Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan nga-keun atau N-keun (Kasar/Halus) dan nga-an (Kasar/Halus), contoh : ngalebarkeun ‘melebarkan’ = nga-keun + lebar manaskeun ‘memanasi’ = N-keun + panas j. Morfem Penerima (Benefaktif) Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan N-keun atau maN-keun (Kasar/Halus), contoh : macakeun ‘membacakan’= N-keun + baca meulikeun ‘membelikan’ = N-keun + beuli

  21. Fungsi Morfem k. Morfem Tindakan Memberi Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan N-an atau nga-an (Kasar/Halus), contoh : mageran ‘memagari’ = N-an+ pager ngagulaan ‘menggulai’ = nga-an + gula l. Morfem Tindakan Berulang-ulang Dalam bahasa unda morfem irealisasikan dengan N-an, nga-keun-U-dasar, U-awal-an, dan U-awal, contoh : mawaan ‘mengambili’ = N-an + bawa nyowehan ‘menyobek-nyobek’= N-an + soweh gugulingan ‘bergulingan’ = U-awal-an + guling papariksa ‘memeriksa-meriksa’ = U-awal + pariksa

  22. Fungsi Morfem m. Morfem Tindakan Saling (Resiprokal) Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan pa-U-dasar dan kata silih ‘saling’, contoh : pakirim-kirim ‘saling mengirim’= pa-U-dasar + kirim silih kirim ‘saling mengirim’= silih + kirim patempo-tempo ‘saling memandang’= pa-U-dasar + tempo silih tempo ‘saling memandang’= silih + tempo n. Morfem Tindakan Santai Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan U-N-, U-dasar, dan U-awal, contoh : maca-maca ‘membaca-baca’ = U-N- + baca jalan-jalan ‘berjalan-jalan’ = U-dasar + jalan cacarita ‘bercerita-cerita’= U-awal + carita

  23. Fungsi Morfem o. Morfem Dikenai Tindakan (Menderita) Dalam bahasa Sunda direalisasikan dengan ka-an, contoh: kahujanan ‘kehujanan’ = ka-an + hujan katirisan ‘kedinginan’ = ka-an + tiris kaleungitan ‘kehilangan’= ka-an + leungit

  24. Fungsi Morfem • Morfem Keadaan a. Morfemdalamkeadaanpadasepertidasarnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganakhiran– an Contoh: juta+-an =jutaan“berjuta-juta” ribu+-an =ribuan“beribu-ribu” ratus+-an =ratusan“beratus-ratus” b. Morfemmengandungsepertipadadasarnya/pusatnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganke – an dan akhiran-an Contoh: ke - an +usik =keusikan“berdebu” cai+-an =caian“berair”

  25. Fungsi Morfem c. Morfemmemilikisifatsehubungandengandasarnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganakhiran–wan Contoh: sukarela+-wan = sukarelawan cendekia+-wan = cendekiawan sosial +-wan = sosiawan d. Morfemmemilikisesuatu DalambahasaSunda, direalisasikandengankatagaduh ‘mempunyai’ Contoh: gaduh+bumi=gaduhbumi“mempunyairumah” gaduh+wibawa=gaduhwibawa“mempunyaiwibawa”

  26. Fungsi Morfem e. Morfemkeadaanmenjadi DalambahasaSunda, direalisasikandenganawalannga-untuk bentuk katapolimorfemis, dankata yang searti “menjadi” untuk bentukfrasa. Contoh: nga-+lebar =ngalebar“melebar” nga-+ batu =ngabatu“membatu” f. Morfemkeadaansama/sepertipadadasarnya DalambahasaSunda, direalisasikandengansa- Contoh: sa-+gunung=sagunung“segunung” sa-+bumi=sabumi“serumah” sa-+alit=sakalit“sekecil”

  27. Fungsi Morfem g. Morfemkeadaanmenyerupaidasarnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganU-awal-an Contoh: U-awal-an +imah = iimahan“rumah-rumahan” U-awal-an +kuda =kukudaan“kuda-kudaan” h. Morfemkeadaanagaksehubungandengandasarnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganka-U-dasar- an (katapolimorfemis),danrada ‘agak’ (frasa) Contoh: ka-U-dasar-an+hejo=kahejo-hejoan“kehijau-hijauan” rada+beureum =radabeureum“kemerah-merahan”

  28. Fungsi Morfem i. Morfemkeadaan paling sehubungandengandasar/pusatnya DalambahasaSunda, direalisasikandenganpaN-na Contoh: paN-na+pinter =pangpinterna“terpandai” paN-na+tebih =pangtebihna“terjauh” k. Morfemkeadaansampaiketingkat yang paling DalambahasaSunda, direalisasikandengansa-U-dasar-na Contoh: sa-U-dasar-na+jero =sajero-jerona“sedalam-dalamnya” sa-U-dasar-na+jauh=sajauh-jauhna“sejauh-jauhnya”

  29. Fungsi Morfem l. Morfemkeadaansangatsehubungandengandasar/pusatnya DalambahasaSunda, direalisasikandengankatapisan ‘sangat’ danmaha‘sangat’ Contoh: rajin +pisan =rajinpisan“sangatrajin” maha-+agung=mahaagung “maha agung”

  30. Fungsi Morfem • Morfem Tempat a.Morfemtempatsehubungandenganbendapadadasarnya DalambahasaSunda, morfemtempat (lokatif) sehubungandenganbendapadadasarnyaberupakonfikska-andanper-an, contoh: Karajaan ‘karajaan’ = ka-an + raja Kalurahan‘kelurahan’ = ka-an + lurah b.MorfemTempat (Lokatif) SehubunganDenganTindakanKerjanya DalambahasaSunda, morfemtempat (Lokatif) sehubungandengantindakankatakerjanyaberupaakhiran –an (padakonfiksN-an, nga-an, dandi-an), contoh: Ngabaledogan ‘melempari’ = nga-an+ baledog Dibaledogan ‘dilempari’ = di-an + baledog Nyareyan ‘meniduri’ = N-an + sare

  31. Fungsi Morfem • Morfem Kala-Aspek (Temporal-Aspek) DalambahasaSunda, morfemkala-aspek (temporal-aspek) “waktutelah” sehubungandengantindakanpadadasarnyaberupakonfikssa-na,contoh : Satugina ‘sesampai’= sa-na + tugi Samulihna ‘sepulang’ = sa-na + mulih Saangkatna ‘seberangkat’ = sa-na + angkat • Morfem Bilangan a.MorfemBilangan Tunggal 1) MorfemBilanganSatuSehubunganDenganDasarnya DalambahasaSunda, morfembilangansatusehubungandengankatabendapadadasarnyadirealisasikandalam se-, contoh : Sadinten ‘sehari’ = se- + dina Sewengi ‘semalam’ = se- + wengi

  32. Fungsi Morfem 2) MorfemBilanganTiap-tiapSehubunganDenganDasarnya Artibilangantiap-tiapsehubungandengandasarnyadalambahasaSunda,direalisasikandenganmorfemterikatan-, sepertidalamcontohberikut: Powéan ‘harian’ = powé + -an Karungan ‘karungan’ = karung + -an 3)MorfemSeluruhSehubunganDenganDasarnya DalambahasaSunda, morfembilanganseluruhsebagaikesatuansehubungandengankatabendapadadasarnyadirealisasikandenganmorfemsa-, contoh : Sadunya ‘sedunia’ = sa- + dunya Sakampung ‘sekampung’ = sa- + kampung

  33. Fungsi Morfem b. MorfemBilanganJamak 1) Morfembilanganjamaktentu a) Morfembilanganjamaktentusehubungandenganbilanganpadadasarnya/pusatnya DalambahasaSundamorfembilanganjamaktentusehubungandengandasarnyaberupaawalan ka-, contoh : Katilu (jalmi) ‘ketiga (orang)’ = ka + tilu kaopat (jalmi) ‘keempat (pasang)’ = ka + opat b) Morfembilanganbersama-sama ... dalamjumlahjamaktentusehubungandenganbilangandasarnya DalambahasaSundamorfembilanganbersama-sama … dalamjumlahjamaktentusehubungandengandasarnyaberupaakhiran -an, contoh : Duaan ‘berdua’ = dua + -an Opatan ‘berempat’ = opat + -an Limaan ‘berlima’ = lima + -an

  34. Fungsi Morfem 2) Morfembilanganjamaktaktentu a) Morfembilanganjamaktaktentusehubungandengantindakanpadadasarnya/pusatnya DalambahasaSundamorfembilanganjamaktaktentusehubungandengantindakanpadadasarnyaberupasisipan –ar–, akhiran –an, dan U-awal, contoh: (seneur anu) maruncul ‘bermunculuan’ = muncul + –ar– (seneur anu) ragragan ‘berguguran’ = ragrag + –an (seneur anu) lalabuh ‘berjatuhan’ = labuh + U–awal b)Morfembilanganjamaktaktentusehubungandenganbendapadadasarnya/pusatnya DalambahasaSundamorfembilanganjamaktaktentu sehubungandenganbendapadadasarnyaberupa U-dasardanpara ‘para’, contoh: Raja-raja ‘raja-raja’ =raja + U-dasar Para tamu ‘para tamu’ =Para + tamu

  35. Fungsi Morfem c.MorfemBilanganUrutan Dalam bahasa Sunda morfem bilangan urutan sesuai dengan dasarnya/pusatnya direalisasikan dengan awalan ka-, seperti pada contoh berikut : Kadua ‘kedua’ = ka- + dua katilu ‘ketiga = ka- + tilu kaompat ‘keempat’ = ka- + ompat kalima ‘kelima’ = ka- + lima

  36. Fungsi Morfem 6. Morfem Hal Dan Hasil a. Morfemhalsehubungandengandasarnya/pusatnya Contoh: Hal maca‘pembaca’ = hal + maca ( n- + baca) Hal ngalebarkeun‘perluasan’= hal + ngalebarkeun (nga-keun +lebar) b. Morfemhalabstraksisehubungandenganalasan dasarnya/pusatnya: Contoh : Hal wegahan ‘kemalasan’ = hal-an + wegah Kadunyaan ‘keduniaan’ = ka-an + dunya

  37. Fungsi Morfem c. Morfemhasilsehubungandengandasarnya: Contoh: Tulisan ‘tulisan’ = tulis + an Seuseuhan ‘cucian’ = seuseh + an Kaputan‘jahitan’ = kaput + an 7. MorfemPelaku, Alat, Dan Penyebabnya a. Morfempelakutindakansehubungandengandasarnya/pusatnya:Contoh:anumaos‘pembaca’= anu + maos ( N- + maos)pemborong ‘pemborong, = pe-N + borong b.Morfempelakuprofesisehubungandengandasarnya/pusatnya: Contoh:wartawan ‘wartawan’ = warta + wanilmuwan ‘ilmuwan’ = ilmu + wan

  38. Fungsi Morfem c. Morfempelakusesuaisifatpadadasarnya: Contoh:sieunan ‘penakut’ = sieun + -anisinan ‘pelaku” = isin + -anwanian ‘pemberani’ = wani + -and. Morfemalatuntukmelakukantindakansehubungandengandasarnya:Contoh:garisan ‘penggaris’= garis + ananudianggongagaris‘penggaris’= anudianggo + ngagaris (nga- + garis)kiloan‘timbangan’= kilo + ane. Morfempenyebabsehubungandengansifatpadadasarnya:Contoh:penyakit ‘penyakit’= peN- + sakittukang + ngarusak ‘perusak’ = tukang + ngarusak (nga + rusak)

  39. Daftar Pustaka Kats, J. dan Soeriadiraja M.,1982. Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda. Penerjemah Ayat Rohaedi. Jakarta : Djambatan. Marsono. 2011. Morfologi Bahasa Indonesia Dan Nusantara. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Suryani Elis NS, 2011. Calakan , Aksara Basa, Sastra, Katutu Budaya Sunda. Bogor : Ghalia Indonesia. Sudaryat, Yayat, 2007. Tata bahasa Sunda Kiwon. Bandung : Yrang Widya.

  40. Terima Kasih

More Related