230 likes | 648 Vues
SOP PENGUKURAN FREKUENSI RADIO RADIO & TV SIARAN ANALOG. Bandung, November 2010. Parameter Pengukuran. Pengukuran Jangkauan P. Field Strength Pengukuran Karakteristik Pemancar P. Frekuensi Pembawa (Carrier Freq) P. Daya Output Pemancar P. Bandwidth P. Harmonisa
E N D
SOP PENGUKURAN FREKUENSI RADIO RADIO & TV SIARAN ANALOG Bandung, November 2010
Parameter Pengukuran • Pengukuran Jangkauan • P. Field Strength • Pengukuran Karakteristik Pemancar • P. Frekuensi Pembawa (Carrier Freq) • P. Daya Output Pemancar • P. Bandwidth • P. Harmonisa • P. Frekuensi Deviasi (Khusus untuk FM)
Tujuan Pengukuran • Memonitor penggunaan Frekuensi Radio melalui pengukuran parameter agar tidak melampaui standar parameter yang telah ditentukan
Pengukuran Field Strength • Satuan dBµV/m • Alat Ukur Field Strength Meter • Antenna standard Field Strength Meter • Ketinggian antena 10 meter (bila tidak 10 m gunakan faktor ketinggian) • Lokasi Pengukuran di Test Poin yang telah ditetapkan.
FAKTOR KETINGGIAN Dalam kasus tinggi antena penerima kurang dari 10m, supaya jadi 10 m ada penambahan hasil pengukuran . Penambahan tsb bersifat positif , disebut “Height Gain” , dan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :
Catatan : h = tinggi antenna (m) c = factor koreksi sesuai tabel dibawah : Zone VHF [dB] UHF [dB] Rural 4 4 Suburband 5 6 Urban 6 8
LOKASI PENGUKURAN FS Dilakukan di Tes Point yg tlh di tetapkan, dan di beberapa titik sbb : • 5 langkah ke depan, • 5 langkah ke belakang, • 5 langkah ke samping kiri dan • 5 langkah ke samping kanan.
Peng. FS dng SPA • SPA yg telah memiliki fasilitas pengukuran FS dng satuan dBµV/m ikuti ketentuan FSM • SPA yang hanya bisa mengukur “terminal level” dengan satuan dBµV ataupun dBm perlu dilakukan kompensasi “faktor antenna” dan konversi satuan pada hasil pengukuran
Faktor Antena (1) e [dBµV/m] = vo[dBµV] + ke [dB/m] Catatan : e = Field Strength [dBµV/m] vo= Voltage Output Antenna Receiver[dBµV] ke= Antenna factor [dB/m]
Faktor Antenna (2) ke (dB/m) = - 29.77 dB/m– g(dB) + 20 log (f MHz) + ac [dB] Catatan : ke = factor Antenna(dB/m) g = Antenna gain (dB) f = Frekuensi (MHz) ac = Attenuasi kabel feeder dari Antenna kealat ukur[dB]
Konversi dBm ke dBµV Pada Z = 50 Ohm 0dBm = 107 dBµV
Pengukuran Frekuensi • Frekuensi yang di ukur adalah Frekuensi carrier kanal • Center frekuensi SPA di set dengan frekuensi carrier kanal yang akan diukur. • Amati apakah puncak frekuensi carrier berada di center frekuensi • Tempatkan marker pada puncak frekuensi carrier dan baca frekuensi yang di tampilkan di display
Peng. Daya Output Pemancar Po Tx (dBm) = LT (dBm) + Att ttl (dB) • Catatan : • PoTx : Power Output Pemancar (dBm) • LT : Level Terminal (dBm) • Att ttl : Att. DC + Var. Att. (dB)
Peng. Bandwidth(ITU-R SM 443-4) Set SPA sbb. : • Frekuensi: CF di set pd frekuensi carrier • Span: di set pd 1.5 - 2 x est bandwidth • Res. Bandwidth (RBW); < 3% dari span. • Video BW (VBW): 3 kali RBM atau lebih. • Level/ att: diatur sehingga S/N > 30 dB • Detektor: posisi peak atau sample.
Peng. Harmonisa • Setting SPA sbb : • Input level maksimum -30 dBm (attenuator pada posisi 0 dB) • Span, RBW, dan VBW ikuti pengukuran bandwidth • Spurious radiation/Harmonic Radiation <60 dB dari karir. • Dengan FS meter (mengukur harmonik). • Ukur level Karir, harmonik1 dan harmonik 2. • Harmonic Radiation <60 dB dari karir.
Peng. Frekuensi Deviasi • Menggunakan Rec. ITU-R SM 1268. • Spectrum Mask
Peng. Frekuensi Deviasi • Sedangkan SPA di set sbb: • senter frekuensi = frekuensi karir pemancar. • RBW = 10 kHz • VBW= 10 kHz • Span = 340 kHz • Sweeptime = 340 ms • Mode = Max Hold • Input attenuator = tergantung besarnya level.
Peng. Frekuensi Deviasi • Persyaratan pengukuran: • Lakukan 3 X,per 5 menit dengan program yang berlainan. • Tidak ada pulsa Noise • S/N > 50 dB. atau signalnya harus > 50 dB level adjacent ch. • LOS(line of sight)