1 / 27

Perliku Konsumen

Wasis A. latief. Perliku Konsumen. PENDEKATAN UTILITAS.

Télécharger la présentation

Perliku Konsumen

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Wasis A. latief Perliku Konsumen

  2. PENDEKATAN UTILITAS William Stanley Jevons (1862) dia memperkenalkan konsep utilitas marginal (marginal utility) yang berhubungan dengan harga. Utilitas Marginal Ini bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa harga berhubungan terbalikdengan kuantitas barang yang diminta Asumsi-asumsi pendekatan utilitas Tingkat TU yang dicapai oleh seorang konsumen terdiri berbagai barang yang dikonsumsi (TU = Ubarang X, barang Y… barang Z) Konsumen akan memeksimumkan utilitas yang tunduk pada anggrannya Utilitas dapat diukur dengan angka kardinal MU dari setiap barang yang dikosumsi selalu menurun

  3. Gambaran pengukuran TU dan MU dapat dicontohkan sebagai berikut : X = 2  TU = 10 X = 5  TU = 25 ΔX = 3 unit ΔTU = 15 util ΔX = 3 unit ΔTU = 15 ΔX = 1 unit ΔTU = 15 / 3 = 5 

  4. 14 10 6 2 - 2 MU = f(X) MU = dU/dX= 16 – 2X TU = f(X) TU = 16X – X2

  5. Perbandingan antara MU dengan P - Realitanya seorang konsumen dalam membeli barang (X) akan berhadapan dengan harganya (Px)  Analisis hubungan antara harga dan permintaan barang. • Untuk memperoleh sejumlah barang diperlukan pengeluaran atau biaya (Z), yang dapat dihitung : • Z = Px . X  ( Z = f(X) ) • Dengan demikian, sekarang tujuan konsumen tidak semata-mata memaksisimumkan TU saja, tetapi harus memperhitungkan biayanya, yang berarti konsumen • harus memaksimumkan selisih (S) antara TU dan Z (S = TU – Z), yaitu :

  6. Maximize : S = TU - Z = f (X) - Px . X Agar S maksimum , maka : Dari contohdiatas, makahukumpermintaanterbukti : MUx = Px 16 – 2X = Px X = 8 – 0,5 Px Px ↓ X↑ Px ↑ X↓

  7. Seorang konsumen akan memilih barang-barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada anggarannya . Kepuasan (utilitas) tersebut akan maksimum jika perbandingan antara MU dan harganyaadalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi misalnya barang X, Y, dan Z Formulai ini dapat dijelaskan : - Untuk kondisi yang lebih nyata lagi, perilaku konsumen menghadapi berbagai pilihan barang dan terbatasnya dana yang dimiliki, disamping menghadapi harganya TU = f (X1, X2, . . . . Xn) C = Px1X1 +Px2X2 . . . .+PxnXn L = f (X1, X2, . . . . Xn) +ג (C –Px1X1–Px2X2 . . . . –PxnXn )

  8. (Kondisi keseimbangan Konsumen) : Contoh : Jika kaidah di atas tidak terpenuhi maka konsumen bisa”mengatur lagi alokasi pengeluarannya untuk menaikkan tingkat utilitas”

  9. Jika konsumen mengurangi konsumsi barang X sebesar 1 unit, maka konsumsi barang Y akan naik sebesar 4 unit dengan jumlah pengeluaran yang sama. • Utilitas akan turun sebesar 10 utils (unit utilitas) untuk penurunan 1 unit barang X tersebut. • Utilitas akan naik sampai 20 utils jika tambahan konsumsi barang X sebesar 4 unit. • Total Utility konsumen akan naik. Jika rasio antara MU clan P sama, maka konsumen ticlak perlu mengatur kembali pengalokasian pembelian untuk menaikkan Total Utility-nya. Slope Marginal Utility (MU) Asumsi bahwa MU semakin menurun (diminishing marginal utility) mencerminkan bahwa kurva permintaan akan berslope negatif. Konsumen akan mengurangi jumlah barang yang dibelinya jikaharga barang tersebut naik, sesuai dengan kaidah rasio diatas, ceteris paribus.

  10. PENDEKATAN KURVA INDIFERENS Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkat-tingkat utilitasyang ditetapkan pada beberapa kelompok barang menunjukkan peringkat dari barang-barang tersebut. Sekelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas tertentu. Misalnya sebuah rumah, dua mobil, atau tiga sepeda motor. Asumsi-asumsi Pendekatan Kurva indiferens Dua asumsi pertama yang digunakan dalam pendekatan kardinal sama dengan pendekatan indiferens. Duaasumsi yang terakhir berbeda karena di sini kita menganggap utilitas bersifat ordinal

  11. Asumsi-asumsi tersebut adalah: • Konsumen mendapatkan kepuasan utilitas lewat barang- • barang yang dikonsumsinya.U = U (X, Y, Z) • Konsumenakan memaksimumkan kepuasannyadengan • tundukkepada kendala anggaran yang ada.(lihat slide 2) • Konsumen mempunyai suatu Skala preferensi. • Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah • melampaui suatu tingkat utilitas tertentu. • MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit • barang X, padatingkat kepuasan yang sama.

  12. Skalaatau Fungsi Preferensi Fungsi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri-ciri sebagai berikut: • 1 .Untuk setiap 3 kelompok barang, A B C , H I J ,PQ R • misalnya, konsumenbisa membuat peringkat sebagai berikut: • H I J lebihdisukai daripadaABC; H lebih disukai daripada A; • maka A indiferens thdB • 2. Peringkat tersebut bersifat transitif, yaitu jika P lebih disukai • daripada H, dan H lebih disukai daripada A, maka P lebih • disukai daripada A. • 3. Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang • lebih banyak, karena konsumen tidak pernah "terpuaskan."

  13. Kurva Indiferens mencerminkan Preferensi Konsumen • Kurva Indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama . Artinya konsumen tidak akan lebih suka (prefer) kepada suatu titik dibanding titik-titik lain yang terletak pada kurva tersebut. Kumpulan kurva indiferens disebut indifference maps dari setiap konsumen. • Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut : yaitu skedul indiferens dan kurva indiferens yang ditunjukkan oleh Tabel dan • Gambar berikut. Tampak bahwa jika kuantitas suatu barang turun, maka kuantitas untuk barang lain naik agar konsurnen dapat"mempertahankan"tingkat kepuasan yang sama.

  14. SATE U = 10 U = 9 U = 8 GULE

  15. Ciri-ciri Kurva Indiferens • Kurva indiferens mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: • 1. Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin • tinggi tingkat kepuasannya. • 2. Kurva indiferens tidak berpotongan satu sama lain. • 3. Kurva indiferens berslope negatif. • 4. Kurva indiferens cembung ke arah origin. • Marginal Rate of Substitution (MRS) pada Kurva Indiferens • MRS akan menurun sepanjang suatu kurva indiferens. Jumlah barang Y yang bisa diganti oleh 1 unit barang X, pada kurva indiferens yang sama, akan menurun jika rasio antara barang X dan Y naik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurva tersebut akan cembung ke arah origin, seperti yang ditunjuk-kan oleh Gambar berikut. Nilai absolut slope kurva indiferens tersebut akan menurun jika jumlah barang X yang dikonsumsi meningkat.

  16. Hubungan antara MRS dengan slope Kurva Indiferens Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiferens. Karena slope kurva indiferens selalu negatif, maka MRS akan selalu negatif sate A B C D A gule 1 2 3 4 5

  17. Contoh: Semua kelompok barang yang disajikan pada contoh di muka, menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Oleh karena itu kita dapat menghitung MRS dari Gule untuk Sate dengan cara menghitung berapa banyak sate yang akan dikorbankan untuk setiap 1 piring tambahan gule (lihat Gambar di atas). MRS sama dengan 5 tusuk sate antara titik A dan B, karena konsumen bersedia untuk mengorbankan 5 tusuk sate (20 - 15) untuk setiap tambahan 1 piring gule. MRS turun menjadi 4 tusuk sate antara titik B dan C. Konsumen tersebut hanya bersedia untuk mengorbankan 4 tusuk sate (15 - 11) untuk setiap tambahan 1 piring gule. MRS terus menurun menjadi 3 (antara titik C dan D) dan menjadi 1 (antara titik D clan E) jika perubahan jumlah tusuk sate semakin kecil.

  18. GARIS ANGGARAN Garis anggaran(budget line) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada garisatau sebelah kiri / bawah garis anggaran. Titik­titik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah. • Contoh: • Jika anggaran sebesar Rp 100 ribu dan harga barang X dan Y masing-masing Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu, maka garis anggaran-nya ditunjukkan oleh garis (lihat Gambar). Daerah anggarannya (budget set) melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang.

  19. I / Py Daerah Anggaran I / Px

  20. Persamaan Garis Anggaran I = Px.X + Py.Y → 100 = 5 X + 10 Y → • Ciri-ciri Garis Anggaran • 1. Berslope negatif • 2. Berbentuk linier selama harga tidak berubah • 3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar • 5. Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan • anggaran atau harga.

  21. Slope Garis Anggaran Slope garis anggaran = rasio antara harga (Px) dengan harga Y (Py). Kita dapat menghitung slope garis tersebut dengan mencari titik-titik potongnya dengan sumbu X dan Y dan dengan menggunakan pengertian slope, titik­titik potong tersebut akan diperoleh dengan menganggap bahwa seluruh anggaran dibelanjakan untuk suatu barang tertentu. Oleh karena itu, pada anggaran dan harga tertentu, perpotongan pada sumbu Y akan terjadi pada I/Py = 100/10 = 10. Sedangkan perpotongan pada sumbu X terjadi pada I/PX = 100/5 = 20. Selain itu, ada juga cara lain untuk mendapatkan slope, yaitu : Persamaan garis anggaran di atas disebut rumus point-slope. Bagian pertama (I/Py) pada persamaan tersebut menunjukkan titik potong dengan sumbu Y. Koefisien hubungan (-PX / Py) merupakan slopenya. Oleh karena itu, kita tahu bahwa slope tersebut adalah negatif (-1/2)

  22. Pergeseran Garis Anggaran Garis anggaran akan bergeser jika anggaran dan atau harga berubah. Kenaikan jumlah anggaran akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik origin). Sementara itu, penurunanharga barang X akan menyebabkan garis anggaran berputar menjauhititik asal (origin), sepanjang sumbu X, danbegitusebaliknya 90 = 5 X + 2Y 50 = 2 X + 2Y 70 = 5 X = 2y 70 = 5 X + 2Y 50 = 3 X + 2Y 50 = 5 X + 2Y 50 = 5 X = 2y 50 = 5 X + 2Y Garis anggaran bergeser dengan berporos pada titik M/Py, artinya harga barang X berubah tanpa adanya perubahan harga Y dan dana Garis anggaran bergeser sejajar, artinya terjadi perubahan dana tanpa adanya perubahan harga barang X dan Y

  23. KeseimbanganKonsumen Seorang konsumen akan memilih seke-lompok / kombinasi barang yang memak-simumkan kepusannya dngan tunduk kepada kendala anggaranyang ada . Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tetinggi tsb harus memenuhi 2 syarat ; Kedaan tsb. tejadi pada saat kurva indeferen tertinggi bersing-gungan dengan garis anggaran  A  D  E  B K I3 K I2 K I1  C • 2. Keadaan tersebutakan terjadi pada titik singgung antara kurva • indeferen tertinggi dengan garis anggran Slope KuvaIndeferens = (- ∆Y / ∆X) = - MRS Slope garisanggaran = - Px / Py

  24. Titik E merupakan titik keseimbangan di dalam contoh tsb. Konsumen tidak mempunyai rangsanganuntuk mengubah kombinasi barang2yang dipilihnya. Dengan katalain, tidak ada kombinasi lain yang bisa dicapai yang memberikan tingkat kepuasan yang sama dengan kedala anggaran yang ada • Pengaruh Perubahan Pendapatan • Pergeseran garis anggaran akan mengubah keseimbangan jumlah barang X dan Y yang dikonsumsi. Jika harga barang Y naik, garis anggaran akan berputar dari BB ke B'B. Tingkat konsumsi barang-barang yang memaksimumkan kepuasan akan bergeser dari E menjadi E' (lihatGambar ). E’ Y Y’ E x x’

  25. PENURUNAN KURVA / FUNGSI PERMINTAAN TU Permintaan yang Elastis E1 E2 X1 X2 P E2 P1 P2 E2 X1 X2

  26. Permintaan yang inelastis

  27. Y Permintaan yang unitary X

More Related