1 / 53

PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEH Sri adiningsih FKM UNAIR oleh : Sri Adiningsih

PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEH Sri adiningsih FKM UNAIR oleh : Sri Adiningsih. program. Pengantar. Masa Orde Lama ::-slogan 4 sehat 5 sempurna Masalah : ilmu gizi belum berkembang di Indonesia Masa Orde Baru : Gizi masuk dalam GBHN

gyula
Télécharger la présentation

PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEH Sri adiningsih FKM UNAIR oleh : Sri Adiningsih

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEHSri adiningsihFKM UNAIRoleh :Sri Adiningsih

  2. program Pengantar MasaOrde Lama::-slogan 4 sehat 5 sempurna Masalah : ilmugizibelumberkembangdi Indonesia MasaOrdeBaru :Gizimasukdalam GBHN programsesuaitahapPelitamulai UPGK s/d Posyandu, PMT-AS, ASI -eklusif, Giziseimbang -- DiversifikasiPangan Masalah: - trenmasalahgiziganda :gizilebihdangizikurangsebabperbaikanekonomitanpadasarpengetahuangizi - Ketersediaanpangan: masalahiklim/cuaca - krisisekonomi : dayabeliperkotaan

  3. Masa Reformasi • prevalensi Gizi kurang meningkat Program • Subsidi Susu, PMT Donor • Fortifikasi Fe pada tepung terigu, susu • Revitalisasi posyandu • Keamanan Pangan • Penguatan organisasi surveilance (SKPG) Ketahanan Pangan • what next ……….

  4. PENDEKATAN MULTI SEKTORAL PERBAIKAN MENU MAKANAN RAKYAT Pangan & Gizi baik Situasi pangan Suplai pangan Permintaan pangan Produksi Exp-Imp Pasar F.Penduduk Budaya-agam ekonomi Tersedia Konsumsi Penggunaan Biologis Perawatan Pencegahan Pendidik kes&gizi Pberantas kes&gz Py.menular Air bersih KesLing Imunisasi Keamanan Pgn

  5. UPGK – Struktur organisasi • Pusat : Menko Kesra membawahi Menteri Kesehatan, Menteri Dalam negri, Pertanian, Dikbud, Agama • Propinsi : BPGDTk I, Gubernuri koordinator • Kab/kota : BPGD Tk II, Bupati koordinator • Kecamatan : KP2GD, Camat Koordinator Masalah : • Koordinasi tidak mudah • Pelaksana : DepKes, tetapi area UPGK ditentukan oleh Depdagri tergantung kepentingan Politik Orba • Monev : DepKes

  6. UPGK UPAYA PERBAIKAN GIZI KELUARGA Tujuan : Perbaikangizikeluargadengansasaranbalitadidaerahprevalensigizikurangdenganmelibatkan multi sektoral Program: Taman Gizi : perbaikangizimasyarakatasasaran 30 balitagizikurangselama 3 bulan 1. Penimbanganbalita 2. Penyuluhangizi 3. Pemberianmakanantambahan 4. PemberianPaketgizi (vit A, tab Fe) b. KarangKitri : TanampohonProduktifdihalaman c. Pelayanankeseh.Sederhana ( oralit), rujukangizi

  7. Sistem Rujukan dan sistem pelaporan Depkes Dinkestk I laporanTribulan RumahsakitDinkesTk II laporanTribulan Puskesmas + komplikasilaporanbulanan PMT Pemulihan KEP III Pos Penimbangan PMT KEP I PaketGizi KEP II `

  8. Taman Gizi : PMT Penyuluhan dan Pemulihan Penyuluhan : PMT Sekali sebulan untuk balita dg Gizi Kurang Diberikan di masyarakat oleh kader gizi Pemulihan : PMT LENGKAP Setiap hari untuk balita dg Gizi buruk, diberikan di puskesmas oleh bidan INDIKATOR : S K D N, S = semua balita, K + Balita yg punya KMS D= Balita datang timbang, N =balita naik BB Keberhasilan Program bila S= K=D=N Perubahan perilaku makan HASIL : K = ½ S, D = ½ K, N =1/2 D Monev Status Gizi : belum berjalan Indikator Perilaku makan belum di monev

  9. Masalah gizi kurang Gizi Buruk Pangan kurang Penyakit infeksi KEMATIAN PENDAPATAN RENDAH BAYI ANAK PENDIDIKAN RENDAH LINGKUNGAN BURUK KELAHIRAN

  10. Posyandu • Lintas program • Gizitermasukdalamupayapenurunanangkakesakitandankematianbalita, bayi • Perbaikansistempelaporan SKDN • CAKUPAN K/S • PARTISIPASI MASYARAKAT D/S • KEBERHASILAN PENIMBANGAN N/D • PENCAPAIAN PROGRAM N/S • HASIL = UPGK S = ½ K, D = ½ K, N =1/2 D

  11. BAGAIMANA STATUS GIZI tetap TETAP APA MASALAH : TAMAN GIZI 1 2 3 4 daftar timbang penyuluhan PMT POSYANDU 1 2 3 4 5 daftar timbang pel.kes penyuluhan PMT

  12. STATUS GIZI TETAP EVALUASI POSYANDU • Masyarakat : KUNJUNGAN tetaprendah taktahupesan & manfaat • Pelaksana : takadareward , SDM kurangterampil • Lingkunganbentukposyanduuntukperkotaan/desa • Sosio-budaya

  13. Revitalisasi posyandu HARI BUKA > 1 x PER BULAN TABUNGAN IBU HAMIL REWARD KADER DLL

  14. Perbaikan penyuluhanposyandu • 1. Anak sehat • bertambah umur • bertambah berat • 2. Pertumbuhan ikuti pita warna bagaimana pita merah- BGM ??

  15. Topics of Discussion • Macammasalahgiziganda ? • Gizilebihdanobesitas • Gizikurang (KVA . KEP. GAKI, ANGi) • Mengapaterjadi ??? • Prioritas program ??

  16. Obesitas • Strata sosialmenengah • Prevalensidibawah 10 % • Penyebabkomplekssehinggaperlu program lebihdarisatumulaiperubahangayahidup, obat, bedah • evaluasi program sukar

  17. Topic Two : KVA • Pemberantasan kebutaan akibat kekurangan vitamin A • PALING SUKSES , kecuali 3 propinsi. • INTERVENSI KAPSUL VIT A DOSIS TINGGI 200.000 iu TIAP 6 BULAN • Penyerapan di hati, pelepasan pelan sesuai kebutuhan Chemical composition of retinol

  18. Topic Three : KEP • PREVALENSI Propinsi KALBAR, ACEH, NTT, RIAU, NTB, TIMTIM • MP ASIDAN PERAWATAN BALITA MULAI USIA > 6 BULAN, MASALAH : POLA ASUH • MASALAH KEP BUMIL • PENGARUH INFEKSI

  19. New Real Life problem 1. GAKY • Prevalensi bukan hanya daerah endemik juga daerah pantai DAERAH PANTAI • Karena polusi pada bahan makanan 2. KETERSEDIAAN PANGAN 3. MASALAH GANGGUAN PERTUMBUHAN

  20. What This Means DAMPAK MASALAH GIZI KURANG • 1.PADA KUALITAS SDM UNTUK PEMBANGUNAN • 2. DAMPAK EKONOMI

  21. DAMPAK KUALITASSDM GAKY • GANGGUAN MENTAL, SYARAF, FISIK, KEGAGALAN REPRODUKSI, KEMATIAN ANAK ( Manner & Dunn, 1995) kecerdasan & perkembangan sosial (de Long dkk, 1993, Querido 1993) 1. Gondok - defisit IQ point 10 2. Kretin - defisit IQ point 50 3. Gaky lain - defisit IQ point10

  22. Anemia gizi besi DAMPAK KUALITAS SDM Angka kematian ibu angka kematian bayi PRESTASI BELAJAR ANAK PRODUKTIVITAS KERJA 10-20%

  23. DAMPAK KUALITAS SDM KVA Fungsi vitamin A PENGLIHATAN, PERTUMBUHAN TULANG DAN EPITEL, IMUNITAS REPRODUKSI Tujuan : Menurunkan Frekuensi sakit

  24. PILIHAN PROGRAM • EFEKTIFITAS • EFISIENSI • DAMPAK • POLITIK • WAKTU ; LEBIH DINI • HARGA : MURAH, HASIL JELAS • DAMPAK LUAS PENCEGAHAN, PROMOTIF, PROTEKTIF

  25. Preventif Surveilance giziKetahanan & keamanan panganPendidikan giziFortifikasi • Gizi anak Promosi ASI MP ASI • Kontrol Bumil dan laktasi • Makanan Seimbang • Kontrol BB pada obesitas • PMT Promosi Rehabilitatif

  26. PERUBAHAN POLITIK PER UNDANG AN YANG BERLAKU TERKAIT DENGAN KEBIJAKAN KESEHATAN PENGARUH DUNIA TERKAIT KESEHATAN : MDG’S PENGARUH HAM TERHADAP KEBIJAKAN TERMASUK LAYANAN KESEHATAN

  27. Otonomi Daerah Apa beda ? Bottom up planning Perencanaan Pelaksanaan Masyarakat Evaluasi

  28. UPAYA PROMKES Pelaksanaan - SDM masyarakat : pendidikan tinggi 20%- Keterlibatan masyarakat bagaimana caranya BAGAIMANAKAH CARA USULAN PROMKES ?

  29. Perencanaan Program Gizi Perlu data dasar : • Masalah : Prevalensi Akar masalah • Potensi : SDM Sarana • Prioritas masalah Kedarutan, kemudahan, keuntungan bila dilaksanakan, besar Dana • Program Sesuai prioritas Indikator

  30. PELAKSANAAN PROGRAM PERLU RINCIAN ANGGARAN DENGAN DIDUKUNG SUPORTING DATA KEGIATAN SESUAI ANGGARAN ISTILAH PROGRAM SEMUA DANA ASAL APBN, APBD, BOK, PERLU RESUME NASKAH AKADEMIK YG LENGKAP SEBAGAI DASAR PENGUSULAN PROGRAM DARI DINKES KE DPR

  31. Evaluasi Program JENIS • Input : disuka untuk perencanaan anggaran • Proses : tersering menjadi pilihan pelaksana program • Output : dilakukan dalam survei • Outcome : jarang dipilih, karena bisa merupakan hasil kinerja multi sektor

  32. BAGAIMANA PENGESAHAN ANGGARAN DPR FOKUS PADA PEMANFAAT PROGRAM DEPKES FOKUS DAMPAK MASALAH PADA PEMBANGUNAN KESEHATAN DPR FOKUS DAMPAK EKONOMI LEBIH DIPERHATIKAN DARIPADA DAMPAK MASALAH KESEHATAN PADA PEMBANGUNAN

  33. Next Steps ; DAMPAK PEMBANGUNAN SDM • KONDISI PROSES DAMPAK • JOD << HAMBATAN PERKEMB HILANG IQ HAMIL OTAK 5-10 POINT • KEP GANGGUAN TUMBUH ….sda… KEMBANG • ANEMIA Fe GANGGUAN FS.KOGNISI ….sda….. & PERKEMBANGAN • VIT A << PE DAYA TAHAN TBH RESIKO MATI • ZINC << HAMBATAN TUMBUH FREK. SAKIT • ANEMIA PE KEMAMPUANKERJA PRODUKTIVITAS

  34. DAMPAK EKONOMI DARI GIZI KURANG JENIS PROGRAM MANFAAT INVESTASI ($) 1. PMT 1,4 2. Pendidikan gizi 32,3 3. Prog. Gizi sebagai bag. Pel.Kes 2,6 4. Subsidi Pangan 0,9 5. PMT-AS 2,8 6. Pemberian Fe pada BUMIL 24,7 7. Fortifikasi Fe pada Tepung 84,1 8. Suplementasi Jod pada WUS 13,8 9. Iodisasi garam 28,0 10. Suplementasi Vit A (kapl) Balita 50,0 11. Fortifikasi vit A pada gula 16,0

  35. BAGAIMANA THAILAND SUKSES MENGHAPUS GIZI BURUK (Thailand’s National Nutrition Program : lessons in management and capacity development ) Membangun konsensus yang kuat ditingkat Nasional dan lokal tentang pentingnya gizi sebagai intervensi dalam masa depan negara, bukan sebagai pengeluaran untuk kesejahteraan Menggunakan relawan masyarakat dalam skala besar, untuk memotong biaya, melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal, menanamkan kemandirian dan berkomunikasai secara efektif dengan kelompok sasaran Sebagian pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan mereka dalam kebutuhan, perencanaan pemilihan penilaian, penerima dan pelaksanaan program, tetapi menjaga kontrol pemerintah pusat terhadap alokasi sumber daya, sehingga untuk memastikan koheren program nasional Mencari kontribusi keuangan lokal untuk hampir semua intervensi sehingga untuk memotong biaya, melibatkan masyarakat, menanamkan kemandirian dan meningkatkan peluang keberlanjutan Membuat penggunaan sebagian besar sumber daya keuangan dan manajerial terbatas dengan menargetkan kebutuhan propinsi, kecamatan, desa dan kelompok populasi resiko tinggi

  36. BAGAIMANA THAILAND SUKSES MENGHAPUS GIZI BURUK(Thailand’s National Nutrition Program : lessons in management and capacity development ) Menggunakan rencana investasi gizi nasonal, bukan pernyataan kebijakan unliked komitment sumber daya, sebagai cara menghasikan visi nasional, memberikan visibilitas untuk nutrisi dan memberikan tanggung jawab masing-masing instansi dengan jelas Mengelola sektor gizi melalui serangkaian komite, bukan oleh lembaga tunggal, yang mendorong berbagai kelompok kepentingan untuk merasakan nutrisi itu bisnis mereka Membangun organisasi dg dukungan tehnis yang kuat, yang juga membantu menjaga komitmen terhadap gizi Menggunakan sejumlah kecil bantuan untuk pelatihan dan membangun kapasitas program dukungan, daripada pendanaan besar khusus untuk

  37. BAGAIMANA THAILAND SUKSES MENGHAPUS GIZI BURUK (Thailand’s National Nutrition Program : lessons in management and capacity development ) Fokus pada pra sekolah dan ortu mereka, termasuk intervensi unt pertumbuhan, promosi dan suplemen vitamin, analisis kapasitas keseluruhan progarm dukungan, dan strategi manajemen pembangunan Kekuatan besar sistem surveilance gizi di thailand adalah data dihasilkan oleh dan untuk digunakan di tingkat lokal maupun lebih tinggi, ini elemen penitng dari proses pemberdayaan masyarakat. Kunci indikator berkaitan dengan nutrisi yg digunakan di tingkat masyarakat (32 dari indikator sistem basic minimum need) adalah 1. Pengawasan nutrisi yang tepat pada bayi baru lahir sampai 5 tahun dan pada anak dengan status gizi kurang tingkat sedang dan berat 2. Anak sekolah menerima makanan yang cukup untuk kebutuhan gizi 3. ibu hamil menerima makanan yg cukup dan tepat, dan bayi baru lahir dg berat badan tidak kurang dari 3000 gram

  38. BAGAIMANA INDONESIA BIISAAAA

  39. Pedoman Strategi Perencanaan Gizi • Identifikasi masalah, • Menetapkan masalah dan luasnya masalah • Jika diputuskan membuat program baru • Implikasi pd semua program pembangunan • Implementasi intervensi yg spesifik • Perlu pelatihan dan penyegaran bagi staf dan community leader

  40. Pedoman Strategi Perencanaan Gizi • Identifikasimasalah, • Siapaygrawangizi (lokasi, kelsos-ek ? ,kategoridemografi) • Macammasalahgizi • Luasdanfrekuensikejadian • Penyebabmasalahsalahgizi. • Data diambildaritersedia , biartidaklengkapcukupuntukawalprosesperencanaan. • Data tambahandipakaiuntukmodifikasiperencanaandanakanmenjadibagiandarisistemsurveilancegizi

  41. 2. Menetapkan masalah dan luasnya masalah • Evaluasi program yg ada • Mungkin perlu modifikasi program atau layanan gizi atau lain program pembangunan yg punya dampak pd gizi ( irigasi, pemukiman, subsidi pangan atau pertanian, perbaikan komunikasi, tranportasi, marketing, kuota impor & ekspor). • Program tambahan yg spesifik mungkin diperlukan. • Terpenting semua arah program pembangunan sekarang dan mendatang dikontrol dan diupayakan efektif memperbaiki status gizi.

  42. 3. Jika diputuskan membuat program baru • Harus disusun tujuan spesifik, tambahan sarana yg diperlukan, target realistik yg ingin dicapai • Mungkin lebih dari 1 program baru yg diperlukan Prioritas berdasarkan : • Biaya untuk dana, sarana, reorganisasi, efektivitas unt perbaikan st gizi dan menguatkan infra struktur • Sikap dan perubahan perilaku • Siapa yg akan diuntungkan, berapa jumlah dan bagaimana kelanjutan • Efek penggandaan dan putaran di staf atau masyarakat • Penerimaan masyarakat dan politikus • Ketergantungan bantuan luar.

  43. 4. Implikasi pd semua program pembangunan • Perlu suatu badan perencanaan dan koordinasi dg perencana pusat atau penentu kebijakan di suatu negara, • Badan ini harus profesional, terpisah dari semua pelaksana program dari pemerintah dan bertanggung jawab pada analisis efek gizi dari semua program dan membuat rekomendasi perubahan bila diperlukan.

  44. 5.Implementasi intervensi yg spesifik • Diukur terhadap kecukupan fasilitas & sarana pd tingkat lokal. Termasuk semua institusi, SDM, dana dan sarana yg belum dipakai • Ukuran perbaikan st. giziterbaikadalah integrasi kedalam struktur dan layanan yg telah ada dari sektor terkait ( klinik BKIA, program puskesmas, kurikulum sekolah, perkumpulan aktivitas luar sekolah, extensi pertanian). • Tak perlu membangun program gizi terpisah sendiri, sebaiknya semua upaya diluaskan pada layanan gizi di kesehatan, pendidikan, pertanian ke masyarakat yg belum terjangkau

  45. 6. Perlupelatihandanpenyegaranbagistafdan community leader • Bila dilakukan modifikasi program atau membuat program baru. • Pelatihan harus berlangsung di lapangan dan tidak berhenti seperti pelatihan formal. • On the job training adalah Pelatihan yg efektif, supervisi dan kunjungan konsultan harus dipertimbangkan untuk perkembangan staf dan ketrampilan dan sikap kelompok masyarakat sebagai bagian program/layanan yg rutin berjalan.

  46. Beda Top Down Bottom Up Bottom up • P & E Semua dilakukan masyarakat • Sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat • Pelaksanaan dan evaluasi masyarakat • Semua perlu FASILITATOR : Keahlian dan ketrampilan SKM

  47. Perubahan demokratisasi Peraturan dan perundangan Indonesia ratifikasi konvensi hak anak (KHA) 20 tahun yl , mensahkan UU Perlindungan Anak (UUPA) no 23/ 2002 . Akan tetapi belum diketahui bagaimana pemerintah telah memenuhi Hak-hak dasar anak seperti Hak hidup, kelangsungan hidup, Hak Tumbuh Kembang, Hak penghargaan atas pendapat anak dan Hak Perlindungan berlaku pada anak Tanpa diskriminasi, dan Untuk Kepentingan Terbaik Anak menjadi kewajiban negara.

  48. Hak anak adalah bagian dari hak azasi manusia yang menjadi paradigma baru pemerintah dalam memberikan layanan publik. Batas usia anak sesuai konvensi hak anak batas usia anak adalah dibawah usia 18 tahun. Udang-undang perlindungan anak Bab 1 pasal 1 butir 1 UUPA, definisi anak ditambah penekanan bahwa anak adalah termasuk yang masih dalam kandungan. Sejak dalam kandungan seorang janin harus dipenuhi haknya. Prinsipnya memberikan hak memperoleh standart kehidupan yang layak agar mereka bisa berkembang fisik, mental, spiritual, moral maupun sosial dengan baik, termasuk hak anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.

  49. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 128 ayat 1 menyebutkan : Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis dan ayat 3 berbunyi penyediaan fasilitas khusus sebagaimana disebutkan pada ayat 2 disediakan di tempat kerja dan tempat umum. Hal ini berarti pemberian ASI begitu penting sehingga ibu yang memiliki keterbatasan akses pun harus mendapat fasilitas untuk pemberian ASI bagi bayinya.

More Related