1 / 22

HUKUM ACARA PENGUJIAN UU

HUKUM ACARA PENGUJIAN UU. Muchamad Ali Safa’at. ISTILAH. Judicial Review  Toetsingrecht Legislative Review Executive Review. JUDIAL REVIEW. LEGAL REVIEW. CONSTITUTIONAL REVIEW. PENGUJIAN UU. UUD 1945. FORMIL MATERIIL. UNDANG-UNDANG.

jenny
Télécharger la présentation

HUKUM ACARA PENGUJIAN UU

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HUKUM ACARA PENGUJIAN UU Muchamad Ali Safa’at

  2. ISTILAH • Judicial Review  Toetsingrecht • Legislative Review • Executive Review JUDIAL REVIEW LEGAL REVIEW CONSTITUTIONAL REVIEW

  3. PENGUJIAN UU UUD 1945 • FORMIL • MATERIIL UNDANG-UNDANG • Produk hukum DPR dan Presiden (Pasal 20 UUD 1945) • Semua UU (tidak terbatas sesudah Perubahan Pertama UUD 1945) • Perppu • RUU yang belum disahkan? • Sudah pernah diajukan (NO, alasan berbeda)

  4. PEMOHON • PERORANGAN WNI • Perorangan; • Kelompok; • KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT • BADAN HUKUM PUBLIK ATAU PRIVAT • LEMBAGA NEGARA

  5. KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 • sepanjang masih hidup; dan • sesuai dengan perkembangan masyarakat; dan • sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

  6. KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT • Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 UUPA • sepanjang menurut kenyataan masih ada; • sesuai dengan kepentingan nasional, dan • tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. • Pasal 67 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan • masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban (rechtsgemeenschap); • ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya; • ada wilayah hukum adat yang jelas; dan • memiliki pranata.

  7. MASYARAKAT HUKUM ADAT(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • MASIH HIDUP • adanya masyarakat yang warganya memiliki perasaan kelompok (in-group feeling); • adanya pranata pemerintahan adat; • adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda adat; dan • adanya perangkat norma hukum adat; • khusus pada kesatuan masyarakat hukum adat yang bersifat teritorial, harus memiliki unsur adanya wilayah tertentu.

  8. MASYARAKAT HUKUM ADAT(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • Sesuai dengan perkembangan masyarakat • Diakui berdasarkan UU yang berlaku sebagai pencerminan perkembangan nilai-nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini. • Haktradisional diakui dan dihormati oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan maupun masyarakat yang lebih luas, serta tidak bertentangan dengan HAM.

  9. MASYARAKAT HUKUM ADAT(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • Tidak mengganggu eksistensi NKRI • Keberadaannya tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan RI. • Substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

  10. ISI PERMOHONAN • IDENTITAS PEMOHON Dan/atau KUASA: • Nama • Tempat Tanggal Lahir/Umur • Agama • Pekerjaan • Kewarganegaraan • Alamat Lengkap • Telpon/Faksimili/HP/Email

  11. ISI PERMOHONAN • URAIAN DASAR PERMOHONAN: • Kewenangan Mahkamah • Kedudukan Hukum Pemohon  Ada hak dan/atau kewenangan konstitusional yang dilanggar • Alasan permohonan (POSITA) argumentasi bahwa ketentuan yang dimohonkan bertentangan dengan ketentuan tertentu dalam UUD 1945 dan kerugian yang diderita

  12. URAIAN LEGAL STANDING(Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 ) • Adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945; • Hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan oleh berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; • kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutiosional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi; • Adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; • Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutsional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;

  13. ISI PERMOHONAN • HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): • Pengujian Formil: • mengabulkan permohonan Pemohon; • menyatakan bahwa pembentukan undang-undang dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan UUD 1945; • menyatakan undang-undang tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

  14. ISI PERMOHONAN • HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): • Pengujian Materiil: • mengabulkan permohonan Pemohon; • menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud bertentangan dengan UUD 1945; • menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. • Tanda tangan Pemohon atau Kuasanya

  15. PROSEDUR 7 Hari dilengkapi Pemohon Belum Lengkap Hard Copy dan Softcopy Panitera Pemeriksaan Kelengkapan Lengkap Permberitahuan Registrasi di BRPK Pengumuman 14 Hari Penetapan Jadwal Sidang Pertama SIDANG

  16. TAHAPAN PERSIDANGAN • PEMERIKSAAN PENDAHULUAN • PEMERIKSAAN PERSIDANGAN • PUTUSAN

  17. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN • PenyampaianPokok-PokokPermohonanSecaraLisan. • PenyampaianNasihatOleh Hakim • PenyampaianPerbaikanPermohonan

  18. PEMERIKSAAN PERSIDANGAN • pemeriksaanpokokpermohonan; • pemeriksaan alat-alat bukti tertulis; • mendengarkanketeranganPresiden/Pemerintah; • mendengarkanketerangan DPR dan/atau DPD; • mendengarkanketerangansaksi; • mendengarkanketeranganahli; • mendengarkanketeranganPihakTerkait; • pemeriksaan rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, dan/atauperistiwayang bersesuaiandenganalat-alatbukti lain yang dapatdijadikanpetunjuk; • pemeriksaanalat-alatbukti lain yang berupainformasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, ataudisimpansecaraelektronikdenganalatoptikatau yang serupadenganitu. • PenyampaianKesimpulan

  19. PIHAK-PIHAK YANG DIMINTAI KETERANGAN • WAJIB: • Pemohon; • DAPAT: • MPR • DPR • Presiden • Lembaga Negara terkait; • Badan hukum publik/privat, organisasi kemasyarakatan, pihak lain yang diperlukan(ad informandumjudicem)

  20. JENIS PUTUSAN • PUTUSAN SELA Putusan Nomor 133/PUU-VII/2009 • PUTUSAN AKHIR

  21. AMAR PUTUSAN • TidakDapatDiterima (NietOntvantkelijkVerklaard) • Ditolak • Dikabulkan • KonstitusionalBersyarat (Conditionally Constitutional) • TidakKonstitusionalBersyarat (Conditionally Unconstitusional) • PenundaanKeberlakuanPutusan • Perumusan Norma dalamPutusan

  22. STRUKTUR PUTUSAN Setiap putusan Mahkamah Konstitusi harus memuat: • kepala putusan berbunyi ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”; • identitas pihak; • ringkasan permohonan; • pertimbanganterhadapfakta yang terungkapdalampersidangan; • pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan; • amar putusan; dan • hari dan tanggal putusan, nama hakim konstitusi, dan panitera.

More Related