1 / 77

EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH. MUHAMMAD Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta. LEMBAGA. Sistem Ekonomi Islam & Kelembagaan Ekonomi Islam. DPLK SYARI’AH. PEMBIAYAAN SYARI’AH. PASAR MODAL. SEKURITAS SYARI’AH. REASURANSI SYARI’AH. SEI. Manajemen. BISNIS

lucia
Télécharger la présentation

EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH MUHAMMAD Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta

  2. LEMBAGA Sistem Ekonomi Islam & Kelembagaan Ekonomi Islam DPLK SYARI’AH PEMBIAYAAN SYARI’AH PASAR MODAL SEKURITAS SYARI’AH REASURANSI SYARI’AH SEI Manajemen BISNIS SYARI’AH REKSADANA SYARI’AH ASURANSI SYARI’AH BANK SYARI’AH Ekonomi Akuntansi LKM SYARI’AH GADAI SYARI’AH SE OBLIGASI SYARI’AH SEI SEK

  3. PENDAHULUAN • Ada tiga faktor utama yang melatar-belakangi hadirnya keuangan/bank syariah • Relijius ideologis • Empiris pragmatis • Akademik idealis

  4. Landasan Hukum UU No 7/92 tentang Perbankan PP No 72/92 tentang Bank Berdasarkan Bagi Hasil UU No 10/98 tentang perubahan UU 7/92 UU No 21/08 tentang perubahan UU 10/98 Dicabut dg PP 30/99 BANK SYARIAH

  5. Jumlah Bank Syariah: BUS, UUS dan BPRS • Bank Umum Syariah • PT. Bank Syariah Muamalah Indonesia • PT. Bank Syariah Mandiri • PT. Bank Syariah Syariah Mega Indonesia • PT. Bank Syariah BRI • PT. Bank Syariah Bukopin • PT. Bank Syariah Panin Syariah • PT. Bank Victoria Syariah • PT. BCA Syariah • PT. Bank Jabar dan Banten • PT. Bank Syariah BNI • PT. Maybank Indonesia Syariah • BPRS sebanyak 155 Unit (Januari 2012) • Bank dalam Jenis Unit Usaha Syariah • PT. Bank Danamon • PT. Bank Permata • PT. Bank Internasional Indonesia (BII) • PT. CIMB Niaga • HSBC Ltd. • PT. Bank DKI • BPD DIY • BPD Jawa Tengah • BPD Jawa Timur • BPD Banda Aceh • BPD Sumatera Utara • BPD Sumatera Barat • BPD Riau • BPD Sumatera Selatan • BPD Kalimantan Selatan • BPD Kalimantan Barat • BPD Kalimatan Timur • BPD Sulawesi Selatan • BPD Nusa Tenggara Barat • PT. BTN • PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) • PT. OCBC NISP • PT. Bank Sinarmas • BPD Jambi

  6. MENATA BANK SYARIAH KE DEPAN • Aspek-aspek yang ditata • (1) Pemilik bank syariah, • (2) Pengelola (Sumber Daya Insani) bank syariah, • (3) Pembuat kebijakan tentang bank syariah, • (4) Pembuat fatwa produk bank syariah, • (5) Masyarakat pengguna bank syariah, • (6) Pihak terkait lainnya, seperti: Notaris, Basyarnas, Pengadilan, • (7) Lembaga pendidikan, • (8) Media dan • (9) Sistem operasional bank syariah

  7. SDM Bank Syariah • Keilmuan syariah muamalah terkait keuangan dan perbankan syariah • Ahli keuangan dan perbankan • Manajer investasi

  8. Karakteristik Bank Syariah • Berdasarkan prinsip syariah • Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri: • pelarangan riba dalam berbagai bentuknya • Tidak mengenal konsep “time-value of money” • Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan. • Beroperasi atas dasar bagi hasil • Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa • Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal • Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil

  9. Konsep & SistemPerbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan (intermediary) Proses Penghimpunan Dana Masyarakat Pemilik Dana Bank Masyarakat Pengguna Dana Proses Penyaluran Dana

  10. Konsep & Sistem Bank Konvensional Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana Bank Konvensional Masyarakat Pemilik Dana Masyarakat Pengguna Dana Penetapan Imbalan Penetapan Beban

  11. Konsep & Sistem Perbankan Syariah BAGI HASIL Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana Masyarakat Pemilik Dana Bank Syariah Masyarakat Pengguna Dana BAGI HASIL Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik) Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah

  12. Penghimpunan dana : • Prinsip wadiah • Prinsip mudharabah MANAGER INVESTASI • Penyaluran dana • Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb) • Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah) TAMWIL INVESTOR • Produk jasa • Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh • Hawalah, Rahn dsb JASA LAYANAN • Dana kebajikan • Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan • Penghimpunan dan penyaluran ZIS MAAL SOSIAL FUNGSI BANK SYARIAH Aplikasi produk Fungsi

  13. APLIKASI AKAD DALAM PRODUK – PRODUK LKS LKS JASA PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA PRINSIP JUALBELI - Murabahah - Istishna - Salam - Ijarah PRINSIP WADIAH - Giro - Tabungan - Wakalah - Kafalah - Sharf - Rahn - Hiwalah • PRINSIP MUDHARABAH • Giro • Tabungan • - Deposito PRINSIP BAGIHASIL - Mudharabah - Musyarakah

  14. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

  15. GIRO WADIAH GIRO MUDHARABAH PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. GIRO SYARIAH • Bersifat titipan • On call • Keuntungan dan kerugian dari penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank. • Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan • Bank selaku Mudharib, Nasabahselaku Shahibul Mal • Mudharib boleh melakukan berbagaimacam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah • Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang • Pembagian keuntungan dinyatakandalam Nisbah • Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah 15

  16. 4 5 Penyaluran pembiayaan Pooling Fund 1 Akad Wadi’ah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi giro Nasabah Pembyn B Nasabah Giro Wadi’ah Bank Syariah Pendapatan bank Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan 7 6 Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA GIRO WADIAH 16

  17. 4 5 Penyaluran pembiayaan Pooling Fund 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi giro Nasabah Pembyn B Nasabah Giro Mudharabah Bank Syariah Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati Pendapatan yang akan dibagikan 7 6 Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA GIRO MUDHARABAH 17

  18. TABUNGAN WADIAH TABUNGAN MUDHARABAH PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. TABUNGAN SYARIAH • Bersifat titipan • On call • Keuntungan dan kerugian dari penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank. • Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan • Bank selaku Mudharib, Nasabahselaku Shahibul Maal • Mudharib boleh melakukan berbagaimacam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah • Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang • Pembagian keuntungan dinyatakandalam Nisbah • Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah 18

  19. 4 5 Penyaluran pembiayaan Pooling Fund 1 Akad Wadi'ah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Setoran tabungan 8 Penarikan tabungan Nasabah Pembyn B Nasabah Pemilik Dana Tabungan Wadiah Bank Syariah 7 Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan Pendapatan Bank 6 Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA TABUNGAN WADIAH 19

  20. 4 5 Pooling Fund Penyaluran pembiayaan 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi tabungan Nasabah Pembyn B Nasabah Pemilik Dana Tabungan Mudharabah Bank Syariah 6 Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati 7 Pendapatan yang akan dibagikan Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH 20

  21. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. DEPOSITO SYARIAH DEPOSITO MUDHARABAH MUTLAQAH DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH • Bank selaku Mudharib, Nasabahselaku Shahibul Maal • Mudharib boleh melakukan berbagaimacam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah • Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang • Pembagian keuntungan dinyatakandalam Nisbah • Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah • Bank selaku Mudharib, Nasabahselaku Shahibul Maal • Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang dipersyaratkan oleh nasabah • Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang • Pembagian keuntungan dinyatakandalam Nisbah • Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah 21

  22. 4 3 Penyaluran pembiayaan Pooling Fund 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran Deposito 7 Pencairan Deposito Nasabah Pembyn B Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah Muthlaqah Bank Syariah Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati 6 Pendapatan yang akan dibagikan 5 Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH 22

  23. 3 Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan nasabah deposan Akad Mudharabah Muqayyadah 1 Nasabah Pembyn A 2 Setoran Deposito 6 Pencairan Deposito Nasabah Pembyn B Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah Muqayyadah Bank Syariah Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati 5 Pendapatan yang akan dibagikan 4 Nasabah Pembyn C PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH 23

  24. PRODUK PEMBIAYAAN 24

  25. PEMBIAYAAN MURABAHAH • DEFINISI • Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. • (Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000) • LANDASAN HUKUM • No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentangMurabahah; • No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentangUangMukaDalamMurabahah; • No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah; • No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentangSanksi atas NasabahMampu yang Menunda-nundaPembayaran; • No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh). 25

  26. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 26

  27. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...) 27

  28. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...) 28

  29. APLIKASI LKSJENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) KPR SYARIAH PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR PEMBIAYAAN MULTIGUNA MURABAHAH PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN INVESTASI 29

  30. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR 30

  31. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN RUMAH 31

  32. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA 32

  33. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 33

  34. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA 34

  35. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 35

  36. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI 36

  37. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 37

  38. PEMBIAYAAN ISTISHNA’ Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000) 38

  39. POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA 39

  40. MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA 40

  41. APLIKASI LKS:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) KPR SYARIAH SIAP BANGUN PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH PROJECT FINANCING ISTISHNA PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN INVESTASI 41

  42. PEMBIAYAAN IJARAH Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. (Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000) 42

  43. POKOK-POKOK ATURAN IJARAH FATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 43

  44. PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAH FATWA DSN NO.44/DSN/MUI • PembiayaanMultijasahukumnyaboleh (jaiz) denganmenggunakanakadIjarahatauKafalah. • Dalamhal LKS menggunakanakadijarah, makaharusmengikutisemuaketentuan yang adadalam Fatwa Ijarah. • Dalamhal LKS menggunakanakadKafalah, makaharusmengikutisemuaketentuan yang adadalam Fatwa Kafalah. • Dalamkeduapembiayaanmultijasatersebut, LKS dapatmemperolehimbalanjasa (ujrah) atau fee. • Besarujrahatau fee harusdisepakatidiawaldandinyatakandalambentuknominalbukandalambentukprosentase. 44

  45. MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH 45

  46. APLIKASI LKS:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) • PEMBIAYAAN • MULTIJASA • Biayapendidikan • Kesehatan • Wisata, dll PEMBIAYAAN MULTIGUNA MANFAAT BARANG IJARAH • KOMBINASI AKAD • SHARIA CARD PEMBIAYAAN MODAL KERJA 46

  47. PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT) Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa setelah selesai masa sewa. (Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000). 47

  48. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBTFATWA DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000 48

  49. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBTFATWA DSN – MUI No. 56/DSN-MUI • Review Ujrahbolehdilakukanantaraparapihak yang melakukanakadIjarahapabilamemenuhisyarat-syaratsbb: • TerjadiperubahanperiodeakadIjarah; • Adaindikasisangatkuatbahwabilatidakdilakukan review, makaakantimbulkerugianbagisalahsatupihak; • Disepakatiolehkeduabelahpihak. • Review atasbesaranujrahsetelahperiodetertentu : • Ujrah yang telahdisepakatiuntuksuatuperiodeakadIjarahtidakbolehdinaikkan; • Besaranujrahbolehditinjauulanguntukperiodeberikutnyadengancara yang diketahuidenganjelas (formula tertentu) olehkeduabelahpihak; • Peninjauankembalibesaranujrahsetelahjangkawaktutertentuharusdisepakatikeduapihaksebelumnyadandisebutkandalamakad. • Dalamkeadaansewa yang berubah-ubah, sewauntukperiodeakadpertamaharusdijelaskanjumlahnya. Untukperiodeakadberikutnyabolehberdasarkanrumusan yang jelasdenganketentuantidakmenimbulkanperselisihan. 49

  50. MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT 50

More Related