1 / 22

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR. MEMBUAT LARUTAN BAKU. LARUTAN BAKU PRIMER DAN LARUTAN BAKU SEKUNDER. DEFINISI : Larutan baku primer : larutan baku yang konsentrasi tepatnya diketahui dengan berdasarkan penimbangan berat zat baku primer yang dilarutkan dalam volume tertentu Contoh : C2H2O4. 2H2O

mabyn
Télécharger la présentation

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PRAKTIKUM KIMIA DASAR MEMBUAT LARUTAN BAKU

  2. LARUTAN BAKU PRIMER DAN LARUTAN BAKU SEKUNDER • DEFINISI : • Larutan baku primer : larutan baku yang konsentrasi tepatnya diketahui dengan berdasarkan penimbangan berat zat baku primer yang dilarutkan dalam volume tertentu Contoh : C2H2O4. 2H2O Na2CO3 anhidrat • Larutan baku sekunder : larutan baku yang konsentrasi tepatnya baru dapat diketahui apabila telah dilakukan pembakuan terlebih dulu dengan larutan baku primer Contoh : NaOH HCl , H2SO4

  3. ALAT YANG DIGUNAKAN • 1. TIMBANGAN :  ANALYTICAL BALANCE : mempunyai kepekaan/ kemampuan penimbangan dengan ketelitian : 0.1 mg digunakan : untuk menimbang zat baku primer dengan berat minimal : 50 mg, bila diinginkan ketelitian/kesalahan penimbangan minimal 1% Contoh : berat zat (Asam Oksalat) : 634.5 mg  MILLIGRAM BALANCE : penimbangan dengan ketelitian : 1 mg digunakan untuk penimbangan orientasi zat baku primer atau penimbangan pereaksi  tidak diperlukan ketelitian tinggi

  4. CARA MENIMBANG • 1. CARA LANGSUNG : - berat botol timbang kosong = 10.2368 g - berta botol timbang + zat = 10.8796 g  berat zat = 0.6428 g • 2. CARA TIDAK LANGSUNG : - berat botol timbang + zat = 12.3456 g - berat botol timbang + sisa zat setelah dituang ke beaker glass = 11.6952 g  berat zat = 0.6504 g

  5. PERALATAN GELAS PADA PEMBUATAN LARUTAN BAKU • 2. PERALATAN UNTUK MEMBUAT LARUTAN BAKU - Botol timbang • Beaker glass • Batang pengaduk • Corong gelas • Botol penyemprot (aquadestilata) • Labu ukur (labu takar) • Pipet tetes • Kertas saring Catatan : - semua alat harus bersih, dibilas dengan aquades - alat yang harus kering : botol timbang

  6. CARA MEMBUAT LARUTAN BAKU ASAM OKSALAT : 100 ML 0.1 N • Menghitung berat Asam oksalat : • 100 ml 0.1N Asam oksalat = 100 x 0.1 mgrek = 10 mgrek = 5 mgrl (1 mgrl Asam oksalat = 2 mgrek) atau = 5 x 126.07 mg = 630.35 mg

  7. MENIMBANG ASAM OKSALAT - ditimbang Asam oksalat = 630.35 mg + 10%  milligram balance - dimasukkan kedalam botol timbang dan ditimbang pada  analytical balance Catatan : menimbang pada analytical balance tidak bolehmengurangi atau menambah zat yang sedang ditimbang. Berat zat yang tertimbang tidak boleh menyimpang 10% dari yang seharusnya tertimbang

  8. CONTOH PENIMBANGAN • Asam oksalat : 650 mg (neraca milligram) • Analytical balance : misalnya : 642.8 mg  boleh 690.5 mg  boleh 721.9 mg  tidak boleh 543.2 mg  tidak boleh . Contoh perhitungan konsentrasi : - berat Asam oksalat = 642.8 mg (BM 126.07) dalam 100 ml • Kons.H2Ox = (0.6428/126.07)x(1000/100)x2 = 0.101975 = 0.1020 N

  9. AIR YANG DIGUNAKAN • 1. Air kran / PDAM • 2. Air minum / air minum kemasan • 3. Aquadestilata • 4. Aqua demineralisata • 5. Aqua pro injection • 6. Aqua bidestilata • 7. Aquadestilata bebas CO2

  10. CARA MELARUTKAN ZAT  asam oksalat dituang dari botol timbang ke beaker glass 100 atau 150 ml (dengan atau tanpa bantuan batang pengaduk)  tambahkan aquadest + 40 ml  diaduk sampai larut (tidak tampak lagi adanya kristal asam oksalat)  pindahkan/tuangkan larutan tadi kedalam labu ukur/takar 100 ml dengan bantuan corong gelas  bilas beaker glass dengan aquadest dari botol semprot 2 – 3 x, masing-masing dengan + 10 ml dan dituangkan kedalam labu ukur diatas  tambahkan aquadest sampai mendekati garis tanda 100 ml pada leher labu ukur  dengan pipet tetes tambahkan aquadest sampai tepat tanda  bersihkan/keringkan leher labu ukur dengan kertas saring, kemudian tutup dan dikocok hingga homogen

  11. PEMBAKUAN larutan NaOH dengan larutan C2H2O4 • BAHAN YANG DIGUNAKAN : • larutan baku primer Asam Oksalat • Larutan baku sekunder NaOH • Larutan indikator fenolftalein • PERHITUNGAN KONSENTRASI BAKU SEKUNDER • V H2Ox. x N H2Ox = V NaOH x N NaOH pipet timbang buret yang dicari

  12. ALAT GELAS (glasswares) • Buret : 25 ml • Pipet volume : 10 ml • Labu titrasi (erlenmeyer) : 150 – 200 ml • Beaker glass : 50 – 100 ml • Corong gelas • Batang pengaduk • Pipet penetes

  13. ALAT BANTU LAINNYA • Statif • Klem buret • Botol semprot (aquadest) • Sikat pembersih buret • Sabun/detergent cair • Lap/tissue pembersih atau pengering • Baju praktikum (Lab jas) • Jurnal praktikum

  14. ALAT GELAS : - sebelum dipakai harus dicuci bersih dan dibilas dengan aquadest, TIDAK HARUS KERING , kemudian : - Buret: dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan kedalamnya - Pipet volume : dibilas dengan larutan yang akan dipipetnya - Beaker glass : dibilas dengan larutan yang akan diisikan kedalam buret atau bisa dikeringkan dengan bantuan tissue ; demikian halnya dengan corong gelas maupun batang pengaduk - Labu titrasi : TIDAK BOLEH DIBILAS dengan larutan yang akan dititrasi maupun peniternya HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

  15. MENGISI BURET : - buret - statif - klem buret - beaker glass - corong gelas + batang pengaduk - kertas baca buret Catatan : - pada setiap titrasi, buret HARUS menunjukkan angka 0.00 ml - setelah titrasi, angka terbaca HARUS DUA DIGIT dibelakang koma, misalnya : 12.46 ml - pipa diatas kran buret TIDAK BOLEH ADA rongga udara - buret yang berisi larutan NaOH, setelah selesai dipakai HARUS SEGERA DICUCI dengan AIR

  16. .MENGISI PIPET : - pipet volume - beaker glass - labu titrasi (erlenmeyer) - pipet filler Catatan : - larutan yang ada diujung pipet TIDAK BOLEH DITIUP untuk dimasukkan kedalam labu titrasi - posisi pipet pada saat larutan dimasukkan kedalam labu titrasi HARUS TEGAK LURUS dan labu titrasinya yang dimiringkan - pelepasan larutan dari pipet ke labu titrasi dilakukan secara perlahan dan diakhiri dengan menggoreskan ujung pipet pada leher dalam labu titrasi

  17. CARA MELAKUKAN TITRASI • Buret (25 ml) : - telah diisi dengan larutan NaOH - larutan NaOH sudah menunjuk pada : 0.00 ml dan tidak ada rongga udara diatas/dibawah kran buret - posisi buret : tegak lurus

  18. Labu titrasi (150 – 200) ml - telah terisi larutan H2C2O4 : 10.0 ml - larutan indikator fenolftalein : 2-3 tetes  Kemudian larutan NaOH ditambahkan tetes pertetes secara konstan (tak boleh dikucurkan) dari buret kelabu titrasi dan labu titrasi digoyang dengan cara memutarnya supaya larutan homogen dan reaksi merata antara H2C2O4 dengan NaOH  Penambahan larutan NaOH dilakukan sampai tampak warna rosa pertama yang stabil dalam waktu 30 detik (indikator fenolftalein dalam suasana basa). Bila sebelum waktu tersebut warna hilang, maka masih harus ditambahkan lagi sampai tampak warna rosa.

  19. Penetapan titik akhir titrasi : reaksi yang terjadi : H2C2O4 + 2 NaOH  Na2C2O4 + 2 H2O pH larutan adalah : + 7 indikator fenolftalein : 8.0 – 10.0 : artinya pada pH < 8 larutannya tak berwarna, pada pH 8 – 10 : rosa dan pH > 10 : merah • Penambahan larutan NaOH dihentikan pada saat larutan dalam labu titrasi telah tampak warna ROSA yang stabil dalam waktu 30 detik. • Sebelum dilakukan pembacaan buret, labu titrasi dibilas dengan aquadest secukupnya (dari botol semprot) untuk menurunkan larutan yang menempel pada dinding dalam labu titrasi

  20. CONTOH PERHITUNGAN TITRASI • H2Oxalat : dipipet 10.0 ml • N H2Oxalat = 0.1020 (dari hasil penimbangan) • Volume NaOH = 0.00 – 9.76 ml (dari pembacaan buret • V H2Ox. x N H2Ox. = V NaOH x N NaOH 10.0 x 0.1020 = 9.76 x N NaOH  N NaOH = 0.10450819672 = 0.1045

  21. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM TITRASI • 1. PROSEDUR :  SUMBER PUSTAKA  MEKANISME REAKSI YANG TERJADI 2. PERALATAN :  ALAT GELAS : buret, pipet, labu titrasi, botol timbang, beaker glass, botol semprot, batang pengaduk  LAB JAS  JOURNAL PRAKTIKUM  ALAT BANTU LAIN : tissue/lap, detergent cair, sikat pembersih buret-beaker-labu titrasi, stiker, alat tulis 3. BEKERJA DENGAN TELITI, MANDIRI DAN PERCAYA DIRI

  22. SEKIAN dan TERIMA KASIH • SAMPAI BERJUMPA DILABORATORIUM MULTIPURPOSE I

More Related