1 / 18

BAB IV SEJARAH PGRI

BAB IV SEJARAH PGRI. A. PGRI Masa Sebelum Kemerdekaan. Pada zaman Belanda dimulai pada tahun 1912, berdiri Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang diketuai oleh Karto Soebroto .

mark-joyce
Télécharger la présentation

BAB IV SEJARAH PGRI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB IVSEJARAH PGRI

  2. A. PGRI MasaSebelumKemerdekaan PadazamanBelandadimulaipadatahun1912, berdiriPersatuan Guru HindiaBelanda (PGHB) yang diketuaiolehKartoSoebroto. Anggota: Guru Bantu, Guru Desa, KepalaSekolah, danPenilikSekolah. Pendidikanmerekajugaberbeda‑beda; ada yang tamatan KS, NS danlain‑lain. PGHB yang berbentukunion itupecah, bahwamasing‑masinganggotaberjuangsesuaidengan program kerjanya, terutamadalammemperjuangkanperbaikangaji. Padatahun 1919, disamping PGHB, terbentuk pula gerakan‑gerakanbarudiantaranyaPersatuan Guru Bantu (PGB), PersatuanNormalschool(PNS), oudKweekschoolieren Bond (KSB), danSchool Opzieners Bond (SOB). Perpecahaninisangatburukakibatnyabagi guru, antara lain martabat guru menjaditurundanmerekatidakkompaklagidalammemperjuang­kanstatusnya. Padatahun 1932 nama PGHB digantidengan PGI (Persatuan Guru Indonesia). Penggantiannama “HindiaBelanda” dengan “Indonesia.” DengannamaorganisasiinimengejutkanBelanda, karenanama Indonesia termasuk yang paling tidakdisenangiolehpenjajahBelandakarenamen­cerminkantumbuhnyasemangatnasionalisme. Sebaliknya, bagipara guru danbangsa Indonesia umumnya, namaitusangatdisukaidandiidam‑idamkan. PGI initerdiridariberbagaibond yang bercorakkeagamaan, kebangsaanatau yang lainnya, sepertiNederlandsIndischeOnderwysGenootschap(NIOG) yang ber­anggotakansemua guru tanpamembedakangolongan agama, ChistelijkeOderwijsVereniging(COV), KatoliekeOnderwosbond(KOB), Vere­niging Van Muloleerkrachten(VVM), danlain‑lain

  3. B. PGRI MasaAwalsetelahKemerdekaan • Kongres PGRI I, 24-25 November 1945 • KongresPendidikBangsapadatanggal 24‑25 November 1945 bertempatdiSekolah Guru Puteri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah. Dari kongresitulahirlahPersatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakanwahanapersatuandankesatuansegenap guru diseluruh Indonesia. • Di antarapendiri PGRI adalahRh. Koesnan, AminSinggih, Ali Marsaban, DjajengSoegianto, SoemidiAdisasmito, Abdullah Noerbambang, danSoetono. • Merekaserentakbersatuuntukmengisikemerdekaandengantigatujuan: (a) mempertahankandanmenyempurnakanRepublik Indonesia; (b) mempertinggitingkatpendidikandanpengajaransesuaidengandasar‑dasarkerakyatan; dan (c) membelahakdannasibburuhumumnya, guru padakhususnya (SuaraGuru, November 1955).

  4. 2. Kongres II PGRI di Surakarta, 21‑23 November 1946 Melaluikongresini, PGRI mengajukantuntutankepadapemerintah, yaitu: (a) sistempendidikansecepatnyadidasarkanpadakepentingannasional; (b) gaji guru supayatidakdihentikan; (c) diadakanUndang-UndangPokokPendidikandanUndang‑UndangPokokPerburuhan. Tuntutantersebutmendapatperhatianpemerintah, terbuktidenganditunjuknyaRh. KoesnanmenjadianggotaPanitiaGajiPemerintah yang dibentukolehDepartemenKeuangan RI. 3. Kongres III PGRI diMadiun, 27‑29 Februari 1948 Kongres yang diadakandalamkeadaandaruratiniantara lain memutuskanbahwauntukmeningkatkanefektivitasorganisasi, ditempuhjalandenganmemekarkancabang‑cabang yang tadinyasetiapkeresiden­anmemilikisatucabangmenjadicabang‑cabang yang lebihkecil, tetapidenganjumlahanggotasedikitnya 100 orang. Diharapkan. bahwacabang PGRI yang lebihkecilitudapatlebihefektif. Dalamcakupandaerah yang sangatterbatasitu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing­-masingternyatadapatmenunjukkanaktivitasdanvitalitas yang tinggi.

  5. C. PGRI MasaDemokrasi Liberal (1950‑1959) Kongres IV PGRI di Yogyakarta, 26‑28 Februari 1950 PejabatPresiden RI Assa’atmemuji PGRI yang menurutpendapatnyatidakbisa lain danpadapencerminansemangatjuangpara guru sebagaipendidikrakyatdanbangsa. Kongres IV PGRI itujugadihadiriolehbeberapautusandariluar “daerahRenville”, yaitu. Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya; malahanada yang datangdari Sumatera, yaitudari Sigh, Bukittinggidan Lampung. Merekadatangdengantekadbulatuntukmempersatukandiridanbernaungdibawahpanji‑panji PGRI. • PengurusPusat SGI di Bandung datangpadaKongres IV di Yogyakarta untuksecararesmimenggabungkandirikedalam PGRI denganmenyerahkan 38 cabang. DelegasiSerikat Guru Indonesia (SGI) dan Bandung terdiriatas: JamanSoejanaprawira, DjoesarKartasubrata, M. Husein, Wirasoe­pena, OmoAdimiharja, SukarnaPrawira, dan Anwar Sanusi. Menurutcatatan, Kongres IV mewakili 15.000 anggotadari 76 cabang.

  6. PGRI gebagaisuatuserikatsekerja, bergabungkedalam SOBSI (SerikatOrganisasiBuruhSeluruh Indonesia) sebuahorganisasiVaksentral yang dalamsejarahkemerdekaan RI merupakan yang pertamaberdiri.SesudahKongres III Madiunterlihattanda‑tandaadanyausahabeberapaorangdalam Presidium SOBSI yang hendakmembawaVaksentralkedalambentukperjuanganpolitik yang tidakmenguntungkan, bahkanmerugikanperjuangan PGRI yang saatitutelahbergabungdengan SOBSI. Setelahternyataorientasipolitik SOBSI ketikaitucondongke PKI, bahkankemudianbenar‑benarmenjadiorganisasi PKI, makapadatanggal 21‑22 Agustus 1948 PB PGRI mengadakansidangdenganSentral Biro SOBSI di Yogyakarta. Akhirnyamelaluipernyataantanggal 20 September 1948, PGRI mengundurkandiridari SOBSI sesuaidenganAnggaranDasar PGRI sendiri yang non‑partaipolitiksertaasasdandasarperjuangannya yang berlandaskanfalsafahPancasila.

  7. D. PGRI MasaDemokrasiTerpimpin (1959‑1965) Sepertipadakongressebelumnya, padaKongres IX PGRI di Surabaya bulanOktober/November 1959, Soebandridkk. melancarkanpolitikadu‑dombadiantaraparapesertakongres, terutamapadawaktupemilihanKetuaUmum. Kali ini pun, usahatersebuttidakberhasil, dan M.E. SubiadinataterpilihkembalisebagaiKetuaUmum PB PGRI. Politikadu‑dombadilanjutkankembalipadaKongres X diGelora Bung Kar­no, Jakarta tahun 1962. Soebandridkk. melancarkanusahakejidenganmengedarkanselebaranuntukmemfitnah M.E. Subiadinatadenganmenyatakanbahwaiaanti‑Manipoldan lain sebagainya. Akibatsuratselebaranini, makadilakukanpenyelidikandanpenahananolehaparatkeamananterhadap 14 orangpenandatangan “suratfitnah” tersebut. Namun M.E. Subandinatadenganjiwabesarberusahamembebaskanmerekauntukpulangketempatnyamasing‑masing. TerpengaruholehsuasanaselamaKongres X berlangsung, akhirnyadisepakatiuntukme­masukkanPancasila/ManipolUsdeksebagaidasar PGRI.

  8. 1. Lahirnya PGRI Non‑Vaksentral/PKI Periodetahun 1962‑1965 merupakan episode yang sangatpahitbagi PGRI. Dalammasainliterjadiperpecahandalamtubuh PGRI yang lebihhebatdibandingkandenganpadaperiode‑periodesebelumnya. Penyebabperpecahanitu pun bukandemikepentingan guru atauprofesi guru secarakeseluruhan, melainkankarenaambisipolitikdanluardengandalih“machtsvorming en macthsaanwending” (pembentukankekuatandanpenggunaankekuatan) yang diterapkanmelaluiberbagaimacamorganisasimasyarakat. KubukomunisberhasilmenunjukSoe­pardidanGoldfried “macan” menjadiKetuadanWakilKetuapemilihan PB PGRI. Ternyata, Goldfriedtermasuksalahseorangpenandatangan “suratselebaranfitnah”, sehinggatimbulprotesdarisidangpleno, sehinggaGoldfriedakhirnyadikeluarkandaripanitia. Dengandemikian, pemilihanKetuaUmumdansusunanpengurus PB PGRI berjalanlancardenganmemilihkembali M.E. SubiadinatasebagaiKetuaUmum.

  9. 2. PGRI Pasca‑Peristiwa G30 S/PKI Periodetahun 1966‑1972 merupakanmasaperjuanganuntukturutmenegakkanOrdeBaru, masakonsolidasidanpenataankembaliorganisasiserta, masameneruskandanmenyesuaikanmisiorganisasisecarategasdantepatdalampolapembangunannasional yang baru. Hal inidipenuhidenganjalankaderisasisecaraberencanadanterusmenerus. Dalamkehidupan PGRI, sudahlazimpimpinan­-pimpinanorganisasidisetiapeselondibentukmelalui “praktek” dilapangandenganditunjangolehdasar‑dasarpengetahuankepemimpinandalamruanglingkupilmupendidikansebagai modal pertama. Pelaksa­naankaderisasi yang dimulaipadatahun 1957 di Jakarta dilanjutkankembalimulaiJuli 1973 di Bandung, Yogyakarta, danPandaan, JawaTimur.

  10. 3.Usaha PGRI Melawan PGRI Non-Vaksentral/PKl DekritPresidentanggal 5 Juli 1959 yang kemudiandisusuldenganPidatoKenegaraanPresidenSoekarnopadatanggal 17 Agustus 1959 merupakankebijaksanaan yang diterimadenganpenuhpenghargaandanharapanolehsegenapbangsa Indonesia yang telah lama mengalamipenderitaansebagaiakibatdankebijaksanaanpolitik. AkantetapisungguhdalampraktiknyaDekrittersebutsalaharah, sehinggaterciptapemerintahandiktator. Situasimasyarakatbenar-benarberbeda. Segenapkegiatanmasyarakat, termasukkebijaksanaanpemerintah, didasarikeyakinanbahwa “PolitikadalahPanglima”.

  11. Sepertihalnyaorganisasi-organisasi lain yang sejenis, PGRI tidakluputdanancamantersebut. PadaKongres IX PGRI di Surabaya (Oktober 1959), infiltrasi PKI kedalarntubuh PGRI benar-benarterasa, danlebihjelaslagidalamKongres X di Jakarta (November 1962). Setelah PKI yang diwakilioleh guru-guru berorientasiideologikomunistakmampulagimelakukantaktik-taktikpenyusupanterhadap PGRI, merekamengubahsiasatdenganmelakukanusahaterangteranganuntukmemisahkandiridari PGRI. Sepertidikemukakansebelumnya, merekamembentukorganisasi yang menyebutdirinya PGRI NonVaksentral (disinght PGRI NV) padabulanJuni 1964. PGRI NV dibentukdimana-mana, kadang-kadangditempat-tempattertentuhanyaadadiataskertassementaraanggota-anggotanya pun kadang-kadangbukan guru, melainkanpegawaiJawatanKeretaApi, buruhperkebunan, atau yang lainnya.

  12. E.PGRI MasaOrdeBaru1. KesatuanAksi Guru Indonesia (KAGI) Peristiwa G30 S/PKI merupakanpuncakdanapa yang sebelumnyaberlangsungdalamtubuh PGRI, yaituperebutanpengaruhantarakekuatan anti-PKI dan pro-PKI, infiltrasidanfitnaholehkelompok pro-PKI, berdirinya PGRI Non-Vaksentral, dan lain-lain. Setelahterjadinyaperistiwatersebut, PGRI-Kongres (yang dibedakandan PGRI Non-Vaksentral) dibawahpimpinan M.E. Subiadinatadankawan-kawanberperanaktifdalamkubu yang mengganyang PKI danormas-ormasnya.

  13. Bersamaparapelajar, mahasiswa, sarjana, dan lain-lain, para guru anggota PGRI turunkejalandenganmeneriakkanTritura (Tri Tuntutan Rakyat), yakni: “Bubarkan PKI, RitulKabinet 100 Menteri, danTurunkanHarga-harga!”. Merekamembentukkesatuan-kesatuanaksi, misalnya KAMI (KesatuanAksiMahasiswa Indonesia), KAPPI (KesatuanAksiPemudadanPelajar Indonesia), KASI (KesatuanAksiSarjana Indonesia), sedangkanpara guru membentuk KAGI (KesatuanAksi Guru Indonesia) padatanggal 2 Februani 1966.

  14. Tugasutama KAGI adalah: (a) membersihkanduniapendidikan Indonesia danunsur-unsur PKI danOrde Lama, yaitu PGRI Non-VaksentraL/PKI, SerikatSekerjaPendidikan, dan PGTI (Persatuan Guru Teknik Indonesia); (b) menyatukansemua guru didalamsatuwadahorganisasi guru, yaitu PGRI; (c) memperjuangkan agar PGRI menjadiorganisasi guru yang tidakhanyabersifatunitaristik, tetapijugaindependendan non-partaipolitik.

  15. 2. KonsolidasiOrganisasipadaAwalOrdeBaru Konsolidasiorganisasi PGRI dilakukankedaerah-daerahdancabang-cabang, denganprioritaskedaerahJawa Tengah danJawaTimur. Pembenahanpadakeduadaerahtersebuttidaksajaakibatkuatnyapengaruh PGRI Non-Vaksentral/PKI sebelumnya, tetapijugamenyangkutmasalahdualismedalamkepemimpinannasional. InibermuladarizamanOrde Lama ketikapolitikmenjadipanglima, sehinggabanyak guru danpengurus PGRI harusmemilihdanberlindungdibawahpartai-partaipolitik yang berkuasapadawaktuitu.

  16. F. PGRI MasaReformasi PGRI jugamelakukanserangkaianperubahanmelaluikongres XVIII, November 1998 di Bandung sebagairesponpenyesuaianterhadaptuntutanreformasi. Padasaatitulah, AnggaranDasardanAnggaranRumahTangga PGRI mengalamiperubahangunamenjawabtantangan global, tantangannasional, organisasional. PGRI mengalamiperubahansebagaiorganisasi yang harusmampuberadaptasidanmewujudkandirinyasebagaithe learning organizationyaituorganisasi yang senantiasabelajarsebagaiorganisasi yang secaraberkelanjutanmelakukantransformasidirisecaralebihbaikdalammengelolapengetahuan, penggunaanteknologi, sumberdayamanusia, perluasanpembelajaran, sebagaiadaptasidalamperubahanlingkungan.

  17. Dalammengadaptasiperubahanlingkungan yang demikian, PGRI dituntutmemilikikecakapanuntuk: (1) lebihsiapmengantisipasidanberadaptasiterhadapdampakperkembanganlingkungan; (2) mengakselerasidanmengembangkanhasil, proses, danlayanan yang lebihbaik; (3) menjadilebihcakapbelajardaripesaingdanmitrakerja; (4) melancarkan transfer pengetahuandarisatubagianorganisasikebagianlainnya; (5) belajarsecaraefektifdankesalahan-kesalahansendiri; (6) memberdayakansemuasumberdayamanusiapadasetiapjenjangorganisasi; (7) mempersingkatwaktu yang diperlukanuntukmenerapkanperubahanstrategis; (8) merangsangperbaikansecaraterusmeneruspadasetiapbidangdanjenjangorganisasi

  18. SoaldanTugas Jawablahsoal-soaldankerjakantugas-tugasdibawahini • Persatuan guru telahadasebelum Indonesia merdekadengannamaPersatuan Guru HidiaBelanda (PGHB). Berikanpenjelasannilai-nilaipositifsekaligusnilainegatif PGHB dalammemajukan guru. • PGRI berdiribeberapabulansetelah Indonesia merdeka. Berikanpenjelasandasarmotivasiberdirinya PGRI sertajelaskan pula tujuan yang ingindicapaipadasaat PGRI barudidirikan. • PGRI dalamperjalanansejarahnyaseringkaliterpengaruhdengansituasipolitik. Berilahpenjelasanpolitik PGRI saatdemokrasiterpimpin, • PGRI padamasaordebarumengikatkandiripadapartaipolitikGolkar. Berilahpenjelasansegipositifdannegatifnyadengan PGRI melibatkandiripadapolitikpraktis. • Buatlahsuatukaryatulishurufarial, font 12, spasi 1,5, dan minimal 2 halamankuartodenganpilihantopik: • dinamika PGRI padamasareformasi; • perubahaninstitusional PGRI menyambut era globalisasi; • PGRI belajardarikesalahan–kesalahandalamperjalanansejarahnya.

More Related