1 / 88

IMUNOASAI PEMERIKSAAN SEROLOGI

IMUNOASAI PEMERIKSAAN SEROLOGI. Serologi. Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu infeksi di dalam serum pasien , misalnya adanya antibodi ( Ab ) spesifik terhadap mikroba tertentu

oneida
Télécharger la présentation

IMUNOASAI PEMERIKSAAN SEROLOGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IMUNOASAI PEMERIKSAAN SEROLOGI

  2. Serologi • Suatuilmu yang mempelajaricaramendeteksisuatuinfeksididalam serum pasien, misalnyaadanyaantibodi (Ab) spesifikterhadapmikrobatertentu • Dahuluserologihanyauntukmendeteksiadanyapenyakitinfeksi, tetapisekarangpenyakit non-infeksijugadapatdideteksisecaraserologi, misalnyapenyakitotoimun (ANA, Anti-DNA)

  3. Ujiserologididasarkanatasikatanspesifikantara antigen (Ag) danantibodi (Ab) • Ag yang telahdiketahuiakanbereaksi/berikatandenganAb yang belumdiketahuididalam serum • SebaliknyaAb yang telahdiketahuidapatdigunakanuntukmendeteksi Ag dalam serum pasien

  4. Reaksi Ag-Abdapatdiamatiatasterbentuknyapresipitasi, aglutinasiataudenganbantuan label tertentu, misalnya label radioaktif, label enzims, bahankimiaberfluorescendll

  5. Antibodi yang terdeteksidapatbersifat: - Kualitatif: pos. /neg.  adanyaperubahanfisikdaribahanpemeriksaan. (+/-) - Semi kuantitatif ; ditentukan dengan pengenceran serum secara progresif  Titer (1/10, 1/100, 1/640) -Kuantitatif ; ditentukandenganmenggunakan beberapa sera baku kurvabaku. Akurasidicek dengan serum kontrol. (100 pg/mL, 2 μL/mL)

  6. IMUNOASAI KADAR BAHAN RENDAH ( ng/ml, pg/ml ) TINGGI (mg/ml,ug/ml) Hasilreaksitaktampak Hasilreaksi DAPAT DILIHAT Presipitasi/RID FAKTOR PENGUAT (LABEL) UJI AGLUTINASI IF EIA RIA ICA Homogen Heterogen = ELISA

  7. JENIS IMUNOASAI Ada 2 jenisimunoasai. I. IMUNOASAI TAK BERLABEL II. IMUNOASAI BERLABEL I. IMUNOASAI TAK BERLABEL  UJI PRESIPTASI  UJI AGLUTINASI UJI FIKSASI KOMPLEMEN  UJI NETRALISASI TOKSIN

  8. Imunoasai tak berlabel UjiPresipitasi • Presipitasiadalahsalahsatumetode yang paling sederhanauntukmendeteksiadanyareaksi antigen-antibodi, karenasebagianbesar antigen adalahmultivalensehinggamemilikikemampuanuntukmembentukagregatjikaditambahkansuatuantibodi yang sesuai • Padaprinsipnyareaksipresipitasiadalahreaksiantara antigen (larut) denganantibodi (pastilarut), menghasilkansuatuagregat yang terlihatdenganmatatelanjang

  9. UJI PRESIPITASI Ag yang larut Antibodi Presipitasiadalahbila Ag + Abdalambentuklarutanmenghasilkansuatuagregasi yang terlihatdenganmata PRESIPITASI

  10. Ag. Inkubasi Serum dengan Ab Presipitasi Uji presipitasi tabung

  11. ReaksiPresipitasi • Interaksiantara antigen larutdenganantibodiIgGatauIgMdanmengakibatkanterjadinyareaksipresipitasi • Reaksipresipitasiadalahsuatureaksi yang menghasilkanpembentukan “lattice” (presipitat / agregat) • “Lattice” terbentukapabilaantara antigen danantibodi yang bereaksidalamproporsi yang optimal, kelebihanjumlahsalahsatukomponenmaka “lattice” tidakterbentuk

  12. The precipitin ring test is performed in a small tube.

  13. Kuantitas presipitat dapat diukur dengan berbagai metode • Metode tebaran cahaya (light scattering) • Teknik imunodifusi pasif • Teknik elektroforetik

  14. Light Scattering • Berdasarkanperalatan yang digunakan, metodetebarancahayadibagimenjadi: Turbidimetri Nefelometri

  15. Turbidimetri (turbidimetry) • Turbidimetriadalahcarapengukuransuatukekeruhan (turbidity / cloudiness) didalamlarutan. Kompleks antigen-antibodidalambentukpresipitat/endapandapatmenimbulkankekeruhan • Larutan yang dimaksuddapatberupapartikelpadatdalam air (suspensi) ataupartikelkoloiddalam air (koloidal)

  16. Kedua partikel tersebut bila terkena cahaya, dapat mengabsorbsi atau menebar (scattered) cahaya tersebut • Apabila cahaya dilewatkan melalui suatu larutan yang memiliki kekeruhan, maka intensitas cahaya tersebut akan berkurang karena refleksi, absorbsi atau tebaran (scatter)

  17. Absorbsi cahaya oleh kekeruhan dapat dideteksi menggunakan alat turbidimeter atau spektrofotometer • Oleh spektrofotometer dinyatakan dalam unit absorben (absorbance units) • Besarnya absorben sebanding dengan banyaknya presipitat (kompleks antigen-antibodi yang terbentuk)

  18. Nefelometri • Jika yang diukur adalah cahaya yang ditebar atau dipantulkan pada suatu sudut tertentu, metode tersebut dinamakan nefelometri • Alat yang dipakai dinamakan nefelometer

  19. TURBIDIMETRI Kalau yang diukur adalah cahaya yang diteruskan (ditransmisikan), berarti sama dengan mengukur cahaya yang diabsorbsi NEFELOMETRI Kalau yang diukuradalahcahaya yang disebarkan/ dipantulkanpadasudutpantultertentu (700)

  20. Nefelometribanyakdiaplikasikanuntukpengukuransecarakuantitatifimunoglobulin, seperti: IgG, IgM, IgAdanIgE, termasukjugapengukuranrantairinganantibodi kappa dan lambda. • Aplikasi yang lain untukmengukur CRP (C-reactive protein), komponendarikomplemendanbeberapafaktorpembekuandarah • Sekarangsudahbanyakdilakukanotomatisasiuntukmetodenefelometri

  21. Teknik Imunodifusi pasif • Presipitatkompleks antigen-antibodidapatjugaditentukandenganbantuansuatu medium berupa agar, danmetode yang dipakaiadalahimunodifusi • Prinsipkerja: antigen danantibodiakanberdifusididalamlapisan agar, dansetelahterbentukpresipitatkanterlihatsecara visual berupa pita presipitin • Reaksiimunodifusidiklasifikasikanberdasarkanarahdaridifusiantara antigen danantibodi

  22. Imunodifusi radial (Radial Immunodiffusion = RID) Metode “end-point” (Mancini) • Antibodididistribusikankedalam gel agar • Pada gel agar dibuatlubangsumuranuntukmenempatkan antigen • Antigen akanberdifusidanbereaksidenganantibodidalam agar membentukpresipitat yang terlihatdenganmatadisekitarsumuran, setelahinkubasi 24 – 48 jam

  23. Sebelumnya dibuat kurva baku dengan konsentrasi antigen yang diketahui • Antigen yang dicari di-plot ke dalam kurva baku • Banyak digunakan untuk mengukur konsentrasi IgG (sebagai antigen digunakan anti-IgG

  24. Ouchterlony Double Diffusion • Agar gel immunodiffusion atau pasive double immunodiffusion • Antigen dan antibodi dimasukkan ke dalam sumuran berbeda dan akan berdifusi secara independent, bertemu dan membentuk presipitat setelah inkubasi selama 12 sampai 24 jam

  25. Di sumuran tengah dapat juga diisi dengan antibodi dan deret sumuran luar dengan antigen

  26. Contoh pemakaian metode Ouchterlony untuk penentuan antigen fungal seperti: Aspergillus, Blastomyces, Coccidioides dan Candida

  27. Teknik Elektroforesis • = Immunoelektroforesis = Gamma globulin electrophoresis = Immunoglobulin electrophoresis • Salah satu metode untuk menentukan level dari kelas Ig: IgG, IgM atau IgA • Adalah teknik double diffusion, tetapi difusi antigen-antibodi dipercepat dengan bantuan arus listrik

  28. Rocket Immunoelectrophoresis

  29. Aglutinasi • Berbedadenganpresipitasi, reaksiaglutinasiadalahreaksiantara antigen yang tidaklarutdenganantibodi yang larut • Dapatjuga antigen yang bereaksiadalah antigen larut, tetapidiikatolehsuatupembawa (carrier) yang tidaklarut, misalnya: seldarahmerah, butiran latex dll

  30. UJI AGLUTINASI Ag. padapermukaansel Aglutinasi Ab. Taklarut

  31. - + UjiAglutinasiSlide

  32. Susp. Ag Inkubasi Aglutinasi Serum ( Ab ) UjiAglutinasitabung

  33. Bacterial Agglutination refer to Figure 7-1 • 1. Uses direct whole pathogens to detect antibody in patient's serum directed against those pathogens. • 2. Suspension of killed organisms is prepared and incubated with patient serum or plasma. • 3. Presence of Abs in patient's plasma against the organisms may cause agglutination of the organisms in suspension. • 4. Must be carried out under controlled conditions.

  34. Tipe Tes Aglutinasi • Aglutinasi langsung (Direct agglutination) • Aglutinasi pasif (Passive agglutination) • Aglutinasi pasif terbalik (reverse passive agglutination) • Hambatan aglutinasi (agglutination inhibition) • Ko-aglutinasi (coagglutination)

  35. Aglutinasi langsung (Direct agglutination) • Antigen yang digunakanadalah antigen yang dalambentukaslinyaberupapartikel, misalnyasuspensibakteri • Contohaglutinasilangsung: tesWidaluntukdemamtifoid. Antigen yang dipakaiadalahsuspensidaribakteriSalmonella entericavartyphosa yang telahdimatikan • Titer aglutinasiadalahpengencerantertinggidari serum pasien yang masihmemberikanreaksiaglutinasi (+)

  36. Jikareaksiaglutinasimelibatkanseldarahmerah, dinamakanhemaglutinasi • Contohhemaglutinasi yang terkenaladalahpenentuangolongandarah ABO • Kit Hemaglutinasibanyakdigunakanuntukmendeteksiantibodi anti-virus, misalnya: hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, HIV I dan II

  37. Aglutinasi pasif (Passive agglutination) • Disebut juga sebagai aglutinasi tidak langsung (indirect agglutination) • Antigen dilekatkan pada suatu pembawa (carrier) berupa partikel (partikel inert), seperti: latex, gelatin, silikat dll., agar hasil reaksi dapat terlihat dengan mata

  38. Aglutinasipasifbanyakdigunakanuntukpemeriksaan: faktorrhematoid, antibodi anti-nuclear, antiboditerhadap antigen streptococcus grup A, antiboditerhadapTrichinellaspiralisdanterhadapTreponiumpallidum, antiboditerhadapberbagai virus seperti: CMV, Rubella, Varicella-zoster, HIV-1 dan HIV-2

  39. Koaglutinasi(Coagglutination) • Samasepertiaglutinasipasif, bedanyapadapartikel “inert” yang dipakai. • Partikel “inert” memakaibakteria, kebanyakanmenggunakanStaphylococcus aureus, karenamemiliki protein dipermukaanluarnya yang dinamakanprotein A yang secara natural mampumengadsorbsiFc (fragmencrystallizable) darimolekulantibodi

  40. Fc portion darimolekulantibodimelekatpada protein A dipermukaan Staphylococcus aureus. Jikaditambahkan antigen (larut) daripasienakanmembentukaglutinasi Metodeinibanyakdiaplikasikanuntukidentifikasi antigen dari Streptococci, Neisseriameningitidis, N. gonorrhoeae, Vibrio cholera 0139 danHaemophylusinfluenzae

  41. Aglutinasi pasif terbalik (reverse passive agglutination) • Yang dilekatkan pada partikel “carrier” adalah antibodi (bukan antigen) • Banyak digunakan untuk mendeteksi adanya antigen dalam serum, urine maupun spinal fluid

More Related