html5-img
1 / 1

13 g. Berorientasi pada masa depan dan bersikap optimis.

13 g. Berorientasi pada masa depan dan bersikap optimis. h. Tidak ditentukan oleh kekuatan di luar diri mereka sendiri. i. Memiliki dasar untuk terus menjalani hidup. Individu yang memilki kebermaknaan hidup dalam prespektif Haddad

rex
Télécharger la présentation

13 g. Berorientasi pada masa depan dan bersikap optimis.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 13 g. Berorientasi pada masa depan dan bersikap optimis. h. Tidak ditentukan oleh kekuatan di luar diri mereka sendiri. i. Memiliki dasar untuk terus menjalani hidup. Individu yang memilki kebermaknaan hidup dalam prespektif Haddad (1996) adalah adanya perasaan tentram karena melaksanakan janji Allah, kepercayaan hati akan jaminan Allah, pemusatan himmah (cita-cita) pada Tuhan, penghindaran diri dari segala yang memalingkan diri dari Tuhan, kesediaan diri untuk kembali kepada Tuhan, serta penyaluran seluruh daya dan tenaga dalam mencari keridhaannya. Secara umum, keyakinan adalah pokok utama yang menuntut hidup menjadi berarti, sedangkan segala macam kedudukan (maqam) yang mulia, akhlak yang terpuji dan amal-amal saleh adalah cabang-cabang serta buah-buahnya. Akhlak dan iman seseorang selalu mengikuti keyakinan diri yang baik dalam hal kuat atau lemahnya serta bermanfaat atau tidaknya hidup seseorang (Hamka, 2000). Al-Ghazali (dalam Qosim, 1999) melihat manusia-manusia berjalan mengarungi kehidupan tapi mereka tidak tahu untuk apa mereka harus berlaku demikian, bahkan mereka tidak bertanya mengapa mereka berjalan demikian. Mereka adalah orang-orang yang mulghah (sia-sia). Banyak kelompok manusia yang tidak mengenal istirahat, selalu dikejar waktu, kering dari kebahagian dan kedamaiaan, gagal menikmati stabilitas emosional karena tidak memilki orientasi hidup yang kuat. Mengacu pada Al-Ghazali (dalam Qosim,1999) yang menyerukan pentingnya pencarian makna-makna kehidupan yang suci maka manusia seharusnya menunjukkan minat kepada tujuan-tujuan lebih yang tinggi. Berikutnya manusia dianjurkan agar berjuang demi kepuasan batin, kenikmatan cinta dan meyambut fajar kedamaian.

More Related