1 / 21

PEMANTAUAN TERAPI

PEMANTAUAN TERAPI. Drug therapy monitoring. Merupakan starting point pelayanan farmasi klinik. Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan.

rosalba
Télécharger la présentation

PEMANTAUAN TERAPI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMANTAUAN TERAPI Drug therapy monitoring

  2. Merupakan starting point pelayanan farmasi klinik • Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan

  3. Mengapa perlu ? • Sbg bhn pertimbangan untuk penyusunan DRP • Sbg bahan pertimbangan untuk drug product selection • Sbg bhn pertimbangan untuk rekomendasi terapi • Bagian dari pharmaceutical care, responsibilitas farmasis

  4. Perolehan dan analisis data Monitoring pasien Identifikasi problem dan prioritisasi Rencana terapetik Patient-focused care cycle Pemantauan adalah proses yang dinamis dan terorganisasi dan merupakan never-ending cycle

  5. Tahap proses pemantauan terapi • Tahap 1 Tetapkan tujuan terapi (untuk semua terapi yang dilakukan) • Tahap 2 Tentukan parameter monitoring yang spesifik terhadap pasien atau spesifik terhadap obat • Tahap 3 Integrasikan semua rencana monitoring • Tahap 4 Ambil data • Tahap 5 Lakukan penilaian ttg respon pasien thd obat

  6. Apa saja yang harus dipantau ? • KETEPATAN PEMBERIAN OBAT • mengecek apakah penulisan “medication order” sesuai dengan kebijaksanaan yang ada • mendeteksi apakah ada obat-obat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada penderita • memastikan apakah obat-obat yang diberikan sudah sesuai berdasarkan pertimbangan: keadaan penderita (status penyakit, kehamilan, neonatus, pediatrik, geriatrik), dosis, signa, durasi, waktu pemberian, rute pemberian, bentuk sediaan • mengecek apakah ada duplikasi pemberian obat, • memastikan apakah semua obat telah diberikan sesuai dengan waktu pemberian dan tidak ada yang terlewat

  7. lanjutan • EFEKTIFITAS TERAPI • dapat dilihat dari parameter klinik yang sesuai dengan tujuan terapi • ADR (adverse drug reaction) • INTERAKSI OBAT • TOKSISITAS • KEPATUHAN

  8. Bagaimana caranya ? • Pengamatan kondisi klinik pasien (fatigue, jaundice, pucat) • Pengamatan vital sign (BP, nadi, RR, T) • Pengamatan parameter laboratorium • Pengamatan waktu & cara pemberian obat • Komunikasi dengan pasien

  9. Apa parameter untuk monitoring ? • Berbeda setiap penyakit • Berbeda setiap obat • Dipengaruhi ada-tidaknya penyakit penyerta (gagal ginjal, gangguan fungsi hati) • Dipengaruhi tujuan penggunaan obat, cth: monitoring Captopril untuk DM nephropathy berbeda dg Captopril sbg antihipertensi

  10. Contoh : Parameter monitoring pada penggunaan ANTIBIOTIKA 1. Efektivitas Terapi: • Vital sign: temp, nadi, RR + BP (sepsis) • Kondisi klinik: lemah, tanda peradangan • Parameter lab: leukosit 2. ADR: • A. Penicillin, cefalosporin: rash, anaphylaxis, urticaria, LFT (Dicloxacillin) • B. Chloramphenicol: Hb, leukosit, thrombosit. • C. Quinolon: rash, gangguan GIT • D. Erythromycin: gangguan GIT, fungsi dengar • E. Aminoglikosida: fungsi ginjal, fungsi dengar • F. Anti TBC: LFT, mual

  11. lanjutan 3. Interaksi: Quinolon+ antasida, antibiotika+makanan 4. Pemberian obat: cek interval waktu pemberian, cara pemberian, 5. Gagal ginjal: cek apakah perlu penyesuaian dosis? 6. Gangguan fungsi hati: cek apakah perlu penyesuaian dosis?

  12. Cara lain ? Gunakan The Four-Square Method Subyektif – terapetik : data subyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Obyektif – terapetik : data obyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Subyektif – toksik : data subyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik Obyektif – Toksik : data obyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik

  13. Kasus: Penderita gagal jantung mendapat pengobatan dengan : digoksin 0.25 mg/hari, furosemid 40 mg sehari, captopril 25 mg 3 x sehari, KCl 8mEq 3 x sehari Bagaimana monitoring penggunaan KCl dengan metode tersebut ?

  14. Contoh: rencana monitoring KCl

  15. Lakukan juga terhadap obat lain: captopril, digoksin, dan furosemid • Lalu integrasikan rencana monitoring subyektif maupun obyektif

  16. Parameter monitoring subyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi • Subyektif terapetik • Umum: baju longgar, bisa idur dengan bantal lebih sedikit • Pulmonar: ↓SOB dan DOE, ↑ toleransi OR, ↓batuk • Anggota badan : ↓bengkak kaki • Subyektif toksik • Umum: baju sempit, masalah tidur, lemah, lesu, disorientasi, bingung, pusing • Penglihatan: ada halo disekitar lampu, kunang2 • Pulmonar: ↑SOB dan DOE, ↓ toleransi OR, batuk ↑ • Kardiak: palpitasi • GI : mulut kering, haus, nafsu makan ↓, mual, muntah, diare • Anggota badan: kaki bengkak, kram otot • Kulit : gatal, merah-merah

  17. Parameter monitoring obyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi • Obyektif terapetik • BB turun • CXR: ukuran jantung ↓, udem ↓ • Fraksi yang dapat diejeksikan ↑ • ECG: R-wave membaik, S-R normal, inversi T-wave ↓ • Labs: serum K 3.5 – 5 mEq/L • Obyektif toksik • BB naik • CXR: ukuran jantung ↑, udem ↑ • Fraksi yang dapat diejeksikan↓ • ECG: tidak normal • Serum digoksin > 2 ng/ml • Vital: denyut jantung ↓,TD↓, suhu ↑ • Lab: K serum ↑, glukosa serum ↑, asam urat ↑, BUN ↑, kreatinin ↑, eosinofilia, proteinuria

  18. Guidelines for Altering Drug Therapy Jika regimen obat tidak efektif, lakukan perubahan terapi jika: • Pasien sudah menerima trial obat secara adekuat • pasien sudah mendapat dosis yang cukup • pasien patuh terhadap regimen yang direkomendasikan Jika regimen menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa  hentikan penggunaan obat tersebut Jika pasien bakal tidak patuh terhadap pengobatan karena efek samping yang tidak bisa diterima  hentikan obat Jika pasien mengalami efek samping yang tidak mengancam jiwa dan ingin melanjutkan pengobatan, minimalkan efek samping dengan melakukan perubahan pada dosis atau waktu pemberian obat

More Related