350 likes | 532 Vues
PENDAHULUAN. Harry S. Dachlan. Pengertian Filsafat (1). Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat ; berasal dari kata Yunani “ philosophia ” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan . Akar katanya ialah philos ( philia , cinta ) dan sophia ( kearifan ).
E N D
PENDAHULUAN Harry S. Dachlan
PengertianFilsafat (1) • PerkataanInggrisphilosophy yang berartifilsafat ;berasaldarikataYunani “philosophia” yang lazimditerjemahkansebagaicintakearifan. • Akarkatanyaialahphilos (philia,cinta) dansophia (kearifan). • Menurutpengertiannya yang semuladarizamanYunaniKunoitufilsafatberarticintakearifan. • Dahulusophiatidakhanyaberartikearifansaja, melainkanmeliputi pula kebenaranpertama, pengetahuanluas, kebajikanintelektual, pertimbangansehatsampaikepandaianpengrajindanbahkankecerdikandalammemutuskansoal-soalpraktis (The Liang Gie, 1999). harrysd@ub.ac.id
PengertianFilsafat(2) • Menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan jumlah kuadrat sisi miring dalam segitiga siku-siku = jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya. • Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. • Orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. • Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999). harrysd@ub.ac.id
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang ditauladankan oleh Socrates. • Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo, 1984). • Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. • Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. • Jawaban yang diperolehmenurutKoentoWibisonodkk. (1997), denganmelakukanrefleksiyaituberpikirtentangpikirannyasendiri. Dengandemikian, tidaksemuapersoalanituharuspersoalanfilsafat. harrysd@ub.ac.id
BeberapaDefinisi Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafatilmudalamsuatusegiadalahsuatutinjauankritistentangpendapat-pendapatilmiahdewasainidenganperbandinganterhadapkriteria-kriteria yang dikembangkandaripendapat-pendapatdemikianitu, tetapifilsafatilmujelasbukansuatukemandiriancabangilmudaripraktekilmiahsecaraaktual). Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafatilmumembahasdanmengevaluasimetode-metodepemikiranilmiahsertamencobamenemukandanpentingnyaupayailmiahsebagaisuatukeseluruhan) harrysd@ub.ac.id
BeberapaDefinisi A. Cornelius Benjamin “That philosopicdisipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabangpengetahuanfilsafati yang merupakantelaahsistematismengenaiilmu, khususnyametode-metodenya, konsep-konsepnyadanpraanggapan-praanggapan, sertaletaknyadalamkerangkaumumcabang-cabangpengetahuanintelektual.) Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahantentanglogikainterendariteori-teoriilmiahdanhubungan-hubunganantarapercobaandanteori, yaknitentangmetodeilmiah.) harrysd@ub.ac.id
BeberapaDefinisi May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netralsecaraetisdanfilsafati, pelukisandanpenjelasanmengenailandasan – landasanilmu. Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagaisuatucabangilmu, filsafatilmumencobapertama-tama menjelaskanunsur-unsur yang terlibatdalamprosespenyelidikanilmiahprosedur-prosedurpengamatan, pola-polaperbinacangan, metode-metodepenggantiandanperhitungan, pra-anggapan-pra-anggapanmetafisis, danseterusnyadanselanjutnyamenilailandasan-landasanbagikesalahannyadarisudut-suduttinjauanlogika formal, metodologipraktis, danmetafisika). harrysd@ub.ac.id
BeberapaDefinisi Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafatilmumerupakansuatubagianfilsafat, yang mencobaberbuatbagiilmuapa yang filsafatseumumnyamelakukanpadaseluruhpengalamanmanusia. Filsafatmelakukanduamacamhal : disatupihak, inimembangunteori-teoritentangmanusiadanalamsemesta, danmenyajikannyasebagailandasan-landasanbagikeyakinandantindakan; di lain pihak, filsafatmemeriksasecarakritissegalahal yang dapatdisajikansebagaisuatulandasanbagikeyakinanatautindakan, termasukteori-teorinyasendiri, denganharapanpadapenghapusanketakajegandankesalahan harrysd@ub.ac.id
Berdasarkanpendapatdiatas ….. Diperolehgambaranbahwafilsafatilmumerupakantelaahkefilsafatan yang inginmenjawabpertanyaanmengenaihakikatilmu, yang ditinjaudarisegiontologis, epistemologismaupunaksiologisnya. Dengankata lain filsafatilmumerupakanbagiandariepistemologi (filsafatpengetahuan) yang secaraspesifikmengakajihakikatilmu. harrysd@ub.ac.id
KajianHakikatIlmu Obyekapa yang ditelaahilmu ? Bagaimanaujud yang hakikidariobyektersebut? Bagaimanahubunganantaraobyektadidengandayatangkapmanusia yang membuahkanpengetahuan ? (Landasanontologis) Bagaimanaproses yang memungkinkanditimbanyapengetahuan yang berupailmu? Bagaimanaprosedurnya? Hal-halapa yang harusdiperhatikan agar mendapatkanpengetahuan yang benar? Apakahkriterianya? Apa yang disebutkebenaranitu? Adakahkriterianya? Cara/teknik/saranaapa yang membantukitadalammendapatkanpengetahuan yang berupailmu? (Landasanepistemologis) Untukapapengetahuan yang berupailmuitudipergunakan? Bagaimanakaitanantaracarapenggunaantersebutdengankaidah-kaidah moral? Bagaimanapenentuanobyek yang ditelaahberdasarkanpilihan-pilihan moral ? Bagaimanakaitanantarateknikprosedural yang merupakanoperasionalisasimetodeilmiahdengannorma-norma moral/profesional ? (Landasanaksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982) harrysd@ub.ac.id
SECARASINGKATARTIFILSAFAT • Definisi nominal: Filein (= mencintai)dansophia (= kebijaksanaan). • Filsafatadalahilmu yang mencintaidanmencarikebijaksanaan. • Definisi real: Filsafatadalahpengetahuanmengenaisemuahalmelaluisebab-sebabterakhir yang didapatmelaluipenalaranatauakalbudi; iamencaridanmenjelaskanhakikatdarisegalasesuatu. • Obyek material: mencarihakikatdarisegalasesuatu • Berfilsafatberartimempertanyakandasardanasal-usuldarisegala-galanya; untukmencariorientasidasarbagikehidupanmanusia. harrysd@ub.ac.id
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas). • Filsafat merupakan refleksi rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat (= kebenaran) dan memperoleh hikmat (= kebijaksanaan). harrysd@ub.ac.id
ILMUPENGETAHUAN • Manusiamenggunakanakalbudidanfikirannyauntukmencaritahuapasebenarnya yang adadibaliksegalakenyataan (realitas) itu. Prosesmencaritahuitumenghasilkankesadaran, yang disebutpengetahuan. • Jikaprosesitumemilikiciri-cirimetodis, sistematisdankoheren, dancaramendapatkannyadapatdipertanggung-jawabkan, makalahirlahilmupengetahuan. harrysd@ub.ac.id
ILMUPENGETAHUAN • llmupengetahuanadalahpengetahuan yang (1) disusunsecarametodis, sistematisdankoheren (“bertalian”) tentangsuatubidangtertentudarikenyataan (realitas), dan yang (2) dapatdigunakanuntukmenerangkangejala-gejalatertentudibidang (pengetahuan) tersebut. • Ilmupengetahuanmenggalidanmenekunihal-hal yang khususdarikenyataan (realitas), makinnyatalahtuntutanuntukmencaritahutentangseluruhkenyataan. harrysd@ub.ac.id
Obyek Material danObyek Formal • Ilmufilsafatmemilikiobyek material danobyek formal. • Obyek materialadalahapa yang dipelajaridandikupassebagaibahan (materi) pembicaraan, yaitugejala "manusiadidunia yang mengembaramenujuakhirat". • Dalamgejalainijelasadatigahalmenonjol, yaitumanusia, dunia, danakhirat. • Makaadafilsafattentangmanusia (antropologi), filsafattentangalam (kosmologi), danfilsafattentangakhirat (teologi - filsafatketuhanan; kata "akhirat" dalamkontekshidupberimandapatdenganmudahdigantidengankataTuhan). • Antropologi, kosmologidanteologi, sekalipunkelihatanterpisah, salingberkaitanjuga. harrysd@ub.ac.id
Obyek formaladalahcarapendekatan yang dipakaiatasobyek material, yang sedemikiankhassehinggamencirikanataumengkhususkanbidangkegiatan yang bersangkutan. Jikacarapendekatanitulogis, konsistendanefisien, makadihasilkanlahsistemfilsafat. • Filsafatberangkatdaripengalamankonkretmanusiadalamdunianya. Pengalamanmanusia yang kayadengansegalasesuatu yang tersiratingindinyatakansecaratersurat. • Dalamprosesituintuisi (merupakanhal yang adadalamsetiappengalaman) menjadi basis bagiprosesabstraksi, sehingga yang tersiratdapatdiungkapkanmenjaditersurat. harrysd@ub.ac.id
HubunganFilsafatdenganIlmuPengetahuan (1) • DalamsejarahfilsafatYunani, filsafatmencakupseluruhbidangilmupengetahuan. • Lambatlaunbanyakilmu-ilmukhusus yang melepaskandiridarifilsafat. Meskipundemikian, filsafatdanilmupengetahuanmasihmemilikihubungandekat. Sebabbaikfilsafatmaupunilmupengetahuansama-samapengetahuan yang metodis, sistematis, koherendanmempunyaiobyek material dan formal. • Yang membedakandiantarakeduanyaadalah: filsafatmempelajariseluruhrealitas, sedangkanilmupengetahuanhanyamempelajarisaturealitasataubidangtertentu. harrysd@ub.ac.id
HubunganFilsafatdenganIlmuPengetahuan (2) • Filsafatadalahinduksemuailmupengetahuan. Diamemberisumbangandanperansebagaiinduk yang melahirkandanmembantumengembangkanilmupengetahuanhinggailmupengetahuanitudapathidupdanberkembang. • Filsafatmembantuilmupengetahuanuntukbersikaprasionaldalammempertanggung-jawabkanilmunya. Pertanggungjawabansecararasionaldisiniberartibahwasetiaplangkahharusterbukaterhadapsegalapertanyaandansangkalandanharusdipertahankansecaraargumentatif, yaitudenganargumen-argumen yang obyektif (dapatdimengertisecaraintersubyektif). harrysd@ub.ac.id
FungsiFilsafatIlmu (1) Sebagaialatmencarikebenarandarisegalafenomena yang ada. Mempertahankan, menunjangdanmelawanatauberdirinetralterhadappandanganfilsafatlainnya. Memberikanpengertiantentangcarahidup, pandanganhidupdanpandangandunia. Memberikanajarantentang moral danetika yang bergunadalamkehidupan Menjadisumberinspirasidanpedomanuntukkehidupandalamberbagaiaspekkehidupanitusendiri, sepertiekonomi, politik, hukumdansebagainya. (DisarikandariAgrahaSuhandi ,1989) harrysd@ub.ac.id
FungsiFilsafatIlmu (2) Ismaun (2001) mengemukakanfungsifilsafatilmuadalah: • untukmemberikanlandasanfilosofikdalammemahamiberbagaikonsepdanteorisuatudisiplinilmudanmembekalikemampuanuntukmembangunteoriilmiah. • dikatakan pula, bahwafilsafatilmutumbuhdalamduafungsi, yaitu: sebagaiconfirmatory theories yaituberupayamendekripsikanrelasinormatifantarahipotesisdenganevidensidantheory of explanation yakniberupayamenjelaskanberbagaifenomenakecilataupunbesarsecarasederhana. harrysd@ub.ac.id
SubstansiFilsafatIlmu • TelaahtentangsubstansiFilsafatIlmu, memaparkannyadalamempatbagian, yaitusubstansi yang berkenaandengan: (1) faktaataukenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasidan (4) logikainferensi. (Ismaun, 2001) harrysd@ub.ac.id
Faktaataukenyataan (1) Faktaataukenyataanmemilikipengertian yang beragam, bergantungdarisudutpandangfilosofis yang melandasinya. Positivistikberpandanganbahwasesuatu yang nyatabilaadakorespondensiantara yang sensual satudengan sensual lainnya. Fenomenologikmemilikiduaarahperkembanganmengenaipengertiankenyataanini. Pertama, menjuruskearahteorikorespondensiyaituadanyakorespondensiantaraidedenganfenomena. Kedua, menjuruskearahkoherensimoralitas, kesesuaianantarafenomenadengansistemnilai. Rasionalistikmenganggapsuatusebagainyata, bilaadakoherensiantaraempirikdenganskemarasional, dan Realisme-metafisikberpendapatbahwasesuatu yang nyatabilaadakoherensiantaraempiridenganobyektif. Pragmatismememilikipandanganbahwa yang adaitu yang berfungsi. harrysd@ub.ac.id
Faktaataukenyataan (2) Di sisi lain, LorensBagus (1996) memberikanpenjelasantentangfaktaobyektifdanfaktailmiah. Faktaobyektifyaituperistiwa, fenomenataubagianrealitas yang merupakanobyekkegiatanataupengetahuanpraktismanusia. Sedangkanfaktailmiahmerupakanrefleksiterhadapfaktaobyektifdalamkesadaranmanusia. Yang dimaksudrefleksiadalahdeskripsifaktaobyektifdalambahasatertentu. Faktailmiahmerupakandasarbagibangunanteoritis. Tanpafakta-faktainibangunanteoritisitumustahil. Faktailmiahtidakterpisahkandaribahasa yang diungkapkandalamistilah-istilahdankumpulanfaktailmiahmembentuksuatudeskripsiilmiah. harrysd@ub.ac.id
Kebenaran (truth) • Sesungguhnya, terdapatberbagaiteoritentangrumusankebenaran. Namunsecaratradisional, kitamengenal 3 teorikebenaranyaitukoherensi, korespondensidanpragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982). Sementara, Michel William mengenalkan 5 teorikebenarandalamilmu, yaitu : kebenarankoherensi, kebenarankorespondensi, kebenaranperformatif, kebenaranpragmatikdankebenaranproposisi. Bahkan, NoengMuhadjirmenambahkannyasatuteorilagiyaitukebenaranparadigmatik. (Ismaun; 2001) harrysd@ub.ac.id
a. Kebenarankoherensi Kebenarankoherensiyaituadanyakesesuaianataukeharmonisanantarasesuatu yang lain dengansesuatu yang memilikihirarki yang lebihtinggidarisesuatuunsurtersebut, baikberupaskema, sistem, atau pun nilai. Koherensiinibisapadatatanan sensual rasionalmau pun padadatarantransendental. b.Kebenarankorespondensi Berfikirbenarkorespondensialadalahberfikirtentangterbuktinyasesuatuiturelevandengansesuatu lain. Koresponsdensirelevandibuktikanadanyakejadiansejalanatauberlawananarahantarafaktadenganfakta yang diharapkan, antarafaktadengan belief yang diyakini, yang sifatnyaspesifik c.Kebenaranperformatif Ketikapemikiranmanusiamenyatukansegalanyadalamtampilanaktualdanmenyatukanapapun yang adadibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang filosofik, orangmengetengahkankebenarantampilanaktual. Sesuatubenarbilamemangdapatdiaktualkandalamtindakan. harrysd@ub.ac.id
d.Kebenaranpragmatik Yang benaradalah yang konkret, yang individual dan yang spesifikdanmemilikikegunaanpraktis. • e.Kebenaranproposisi • Proposisiadalahsuatupernyataan yang berisibanyakkonsepkompleks, yang merentangdari yang subyektif individual sampai yang obyektif. Suatukebenarandapatdiperolehbilaproposisi-proposisinyabenar. DalamlogikaAristoteles, proposisibenaradalahbilasesuaidenganpersyaratan formal suatuproposisi. Pendapat lain yaitudariEuclides, bahwaproposisibenartidakdilihatdaribenarformalnya, melainkandilihatdaribenarmaterialnya. • f.Kebenaranstrukturalparadigmatik • Sesungguhnyakebenaranstrukturalparadigmatikinimerupakanperkembangandarikebenarankorespondensi. Sampaisekaranganalisisregresi, analisisfaktor, dananalisisstatistiklanjutlainnyamasihdimaknaipadakorespondensiunsursatudenganlainnya. Padahalsemestinyakeseluruhanstrukturaltatahubunganitu yang dimaknai, karenaakanmampumemberieksplanasiatauinferensi yang lebihmenyeluruh. harrysd@ub.ac.id
3.Konfirmasi Fungsiilmuadalahmenjelaskan, memprediksiprosesdanproduk yang akandatang, ataumemberikanpemaknaan. Pemaknaantersebutdapatditampilkansebagaikonfirmasiabsolutatauprobalistik. Menampilkankonfirmasiabsolutbiasanyamenggunakanasumsi, postulat, atauaxioma yang sudahdipastikanbenar. Tetapitidaksalahbilamengeksplisitkanasumsidanpostulatnya. Sedangkanuntukmembuatpenjelasan, prediksiataupemaknaanuntukmengejarkepastianprobabilistikdapatditempuhsecarainduktif, deduktif, ataupunreflektif. harrysd@ub.ac.id
4.Logikainferensi Logikainferensi yang berpengaruh lama sampaiperempatakhirabad XX adalahlogikamatematika, yang menguasaipositivisme. Positivistikmenampilkankebenarankorespondensiantarafakta. FenomenologiRusselmenampilkankorespondensiantara yang dipercayadenganfakta. Belief padaRusselmemangmemuat moral, tapimasihbersifatspesifik, belumadaskema moral yang jelas, tidak general sehinggainferensipenelitianberupakesimpulankasusataukesimpulanideografik. Post-positivistikdanrasionalistikmenampilkankebenarankoherenantararasional, koherenantarafaktadenganskemarasio, FenomenaBogdandanGubamenampilkankebenarankoherensiantarafaktadenganskema moral. harrysd@ub.ac.id
Realismemetafisik Popper menampilkankebenaranstrukturalparadigmatikrasional universal danNoengMuhadjirmengenalkanrealismemetafisikdenganmenampilkankebenarananstrukturalparadigmatik moral transensden. (Ismaun,2001:9) Di lain pihak, JujunSuriasumantri (1982:46-49) menjelaskanbahwapenarikankesimpulanbarudianggapsahihkalaupenarikankesimpulantersebutdilakukanmenurutcaratertentu, yakniberdasarkanlogika. Secaragarisbesarnya, logikaterbagikedalam 2 bagian, yaitulogikainduksidanlogikadeduksi. harrysd@ub.ac.id
D. CorakdanRagamFilsafatIlmu (1) Ismaun (2001:1) mengungkapkanbeberapacorakragamfilsafatilmu, diantaranya: Filsafatilmu-ilmusosial yang berkembangdalamtigaragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisikdan (3) metodologidisiplinilmu. Filsafatteknologi yang bergeserdari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologibukanlagidilihatsebagai ends, melainkansebagaikepanjanganidemanusia. harrysd@ub.ac.id
D. CorakdanRagamFilsafatIlmu (2) Filsafatseni/estetikamutakhirmenempatkanprodukseniataukeindahansebagaisalahsatu tri-partit, yaknikebudayaan, produk domain kognitifdanprodukalasanpraktis. Produk domain kognitifmurnitampilmemenuhikriteria: nyata, benar, danlogis. Bilaetikdimasukkan, makaperluditambahkoherendengan moral. Produkalasanpraktistampilmemenuhikriteriaoprasional, efisiendanproduktif. Bilaetikdimasukkanperluditambahhuman.manusiawi, tidakmengeksploitasiorang lain, ataulebihdiekstensikanlagimenjaditidakmerusaklingkungan. harrysd@ub.ac.id
DaftarPustaka AchmadSanusi,.(1998), FilsafahIlmu, TeoriKeilmuan, danMetodePenelitian : MemungutdanMeramuMutiara-Mutiara yang Tercecer, Makalah, Bandung: PPS-IKIP Bandung. AchmadSanusi, (1999), TitikBalikParadigmaWacanaIlmu : ImplikasinyaBagiPendidikan, Makalah, Jakarta : MajelisPendidikanTinggiMuhammadiyah. AgrahaSuhandi, Drs., SHm.,(1992), FilsafatSebagaiSeniuntukBertanya, (Diktat Kuliah), Bandung : FakultasSastraUnpad Bandung. Filsafat_Ilmu, <http://members.tripod.com/aljawad/artikel/filsafat_ilmu.htm”> Ismaun, (2001), FilsafatIlmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung. Jujun S. Suriasumantri, (1982), FilsafahIlmu : SebuahPengantarPopuler, Jakarta: SinarHarapan. Mantiq, <http://media.isnet.org./islam/etc/mantiq.htm”>. Moh. Nazir, (1983), MetodePenelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia Muhammad ImaduddinAbdulrahim, (1988), KuliahTawhid, Bandung : Yayasan Pembina Sari Insani (Yaasin) harrysd@ub.ac.id