1 / 23

Introduction dan indikator makro

Introduction dan indikator makro. Ekonomi Indonesia Universitas Katolik Soegijapranata A. Ika Rahutami. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL. Cara Perhitungan. Cara Pengeluaran : jumlahkan pengeluaran ke atas barang & jasa yg diproduksi dlm negara

ada
Télécharger la présentation

Introduction dan indikator makro

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Introduction dan indikator makro Ekonomi Indonesia Universitas Katolik Soegijapranata A. Ika Rahutami

  2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL a.i.r

  3. Cara Perhitungan Cara Pengeluaran: jumlahkan pengeluaran ke atas barang & jasa yg diproduksi dlm negara Cara Produksi/produk netto: jumlahkan nilai produksi barang atau jasa yg diwujudkan o berbagai sektor dlm perekonomian Cara Pendapatan: jumlahkan pendapatan yg diterima o/ faktor-faktor produksi yg digunakan a.i.r

  4. Istilah Pendapatan Nasional Produk Domestik Bruto PDB = GDP  nilai brng & jasa dr faktor produksi milik warga negara dan warga asing Produk Nasional Bruto PNB = GNP  nilai brng & jasa dr faktor produksi milik negara PDB = PNB –PFN dari LN PFN dari LN = pendapatan faktor produksi yg diterima dr luar negeri dikurangi pendapatan faktor produksi yg dibayar ke luar negeri a.i.r

  5. Perhitungan PN tahun (Triliun Rupiah) a.i.r

  6. Perhitungan Cara Pendapatan Golongkan Pendapatan sebagai berikut: Pendapatan para pekerja (gaji dan upah) Pendapatan dr usaha perseorangan Pendapatan dari sewa Bunga neto: pembayaran bunga – bunga pinjaman konsumsi & pinjaman pemerintah Keuntungan perusahaan a.i.r

  7. Contoh: a.i.r

  8. a.i.r

  9. Pertumbuhan ekonomi • Benarkah pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi dunia? • Pertumbuhan ekonomi Indonesia paling optimis dibanding ASEAN 5 • Inflasi Indonesia paling tinggi dibanding ASEAN 5 a.i.r

  10. Indonesian growth to slow moderately a.i.r

  11. V ariabel Utama Ekonomi Makro INFLASI ADALAH KECENDERUNGAN DALAM PEREKONOMIAN DIMANA HARGA SECARA UMUM MENGALAMI KENAIKAN SECARA TERUS-MENERUS Berlakunya perubahan harga tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga yang berlaku di negara. Inflasi diukur melalui indeks harga konsumen: indeks harga dari barang-barang yang selalu digunakan konsumen a.i.r

  12. V ariabel Utama Ekonomi Makro Cost Push Inflation : yaitu inflasi yang terjadi akibat kenaikan biaya di sektor produksi yang pada akhirnya akan emnaikkan harga secara umum Demand Pull Inflation : yaitu inflasi yang disebabkan karena kenaikan permintaan masyarakat yang berlebihan, sedangkan persediaan/penawaran tidak mengalami perubahan. Akibatnya terjadi kenaikan harga secara umum • Inflasi dalam negeri : yaitu inflasi yang memang bersumber dari dalam negeri • Imported inflation : yaitu inflasi yang terjadi karena adany kenaikan harga di luar negeri yang kebetulan menjadi mitra dagang negara ybs. Sehingga barang-barang yang diimpor akan mengandung inflasi sehingga menaikkan harga di dalam negeri a.i.r

  13. Jenis inflasi • Administered price: harga BBM, tarifangkutan, TDL, elpiji, cukai rokok, dan tarif tol • Volatile food: bumbu-bumbu, cabe rawit, cabe merah, beras, padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, ayam ras, wortel, kentang, kangkung a.i.r

  14. Inflasi • Inflasi mengalami kenaikan akibat tekanan ekonomi global • BI merespon dengan menaikkan suku bunga • Spread yang semakin tinggi dengan LIBOR • Depresiasi Rupiah di hampir semua mata uang • Cadangan valuta asing yang semakin menipis a.i.r

  15. Inflation a.i.r

  16. V ariabel Utama Ekonomi Makro Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomi pada suatu kesempatan tertentu. • Angkatan kerja = penduduk usia kerja – bukan angkatan kerja. • Tingkat partisipasi angkatan kerja = angkatan kerja/penduduk usia kerja • Tingkat pengangguran = angkatan kerja – penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya • % pengangguran = (jumlah pengangguran/angkatan kerja)X100 a.i.r

  17. V ariabel Utama Ekonomi Makro • Pengangguran konjungtur (cyclical unemployment)  pengangguran yang disebabkan perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi. • pengangguran struktural  Akibat kemerosotan permintaan atau akibat teknik produksi yang semakin canggih. • pengangguran normal/friksional  pengangguran yang dibawah 4% bukan akibat ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan, tetapi adanya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. • pengangguran tidak kentara/tersmbunyi  NEGARA SEDANG BERKEMBANG  jumlah tenaga kerja berlebihan di salah satu sektor, akibat sangat banyaknya penduduk • Pengangguran musiman  pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu pada satu tahun tertentu • Pengangguran sukarela  penduduk dalam usia kerja yang tidak mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu. a.i.r

  18. employment growth and unemployment) a.i.r

  19. kemiskinan dan pengangguran nasional • Prosentase penduduk miskin di pedesaan jauh lebih tinggi di bandingkan kota • Pada 2005-2007, penduduk miskin di kota : 11,37%, 13,36%, 12,52%. • Di Desa: 19,51%, 21,9%, 20,37% Sumber: BPS a.i.r

  20. Human development index 2007 • Countries fall into three broad categories based on their HDI: high, medium, and low human development • HDI  Life expectancy, Education index, GDP index a.i.r

  21. Human Development Index Source: Human Development Report 2007/2008 a.i.r

  22. Doing Business and Competitiveness index Sources: Doing Business Report 2009 and IMD World Competitiveness Yearbook 2007 a.i.r

  23. Kemudahan berbisnis Reformsmaking itmore difficult to do business Sumber: Doing Business 2006-2007 a.i.r

More Related