1 / 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DG ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DG ANSIETAS. Oleh:Ahmad Jais, MKes. Pengertian Ansietas. Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya (helplessness). Perasaan isolasi, terasing, dan terancam mungkin dialami.

parvani
Télécharger la présentation

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DG ANSIETAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DG ANSIETAS Oleh:Ahmad Jais, MKes

  2. Pengertian Ansietas • Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya (helplessness). • Perasaan isolasi, terasing, dan terancam mungkin dialami. • Individu mempersepsikan kepribadiannya terancam. • Manusia muali merasakan sejak bayi • Berhenti kalau mati.

  3. Karakteristik Ansietas • Mpk emosi dan bersifat subyektif. • Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas). • Bisa ditularkan • Terjadi akibat adanya ancaman pada harga diri, identitas diri. • Perlu adanya keseimbangan antara keberanian dan kecemasan

  4. Tingkat Ansietas • Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari. Individu sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar, pertumbuhan, dan kreativitas. • Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit (melihat, mendengar, meraba menurun dpd sblmnya). Fokus pd perhatian segera.

  5. Tingkat Ansietas • Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit, hanya bisa memusatkan perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua perilaku ditujukan untuk menurunkan ansietas. • Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah

  6. Panik • Hilang kontrol • Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan. • Disorganisasi kepribadian. • Meningkatnya aktivitas motorik • Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan. • Distrosi persepsi • Hilangnya pikiran rasional • Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif. • Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan exhaustion ~ kematian

  7. Rentang Respon Ansietas

  8. Pengkajian • Faktor Predisposisi • Faktor Presipitasi • Mekanisme Koping • Perilaku

  9. Faktor Predisposisi • Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik elemen kepribadian id dan super ego (dorongan insting dan hati nurani). Ansietas mengingatkan ego akan adanya bahaya yg perlu diatasi. • Teori interpersonal: ansietas terjadi krn ketakutan penolakan dlm hub interpersonal. Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan (kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah mudah mengalami ansietas.

  10. Faktor Predisposisi • Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness) • Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas dan depresi.

  11. Faktor Predisposisi • Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi akibat GABA >>. Ansietas dpt memperburuk penyakit (hipertensi, jantung, peptic ulcers). Kelelahan mengakibatkan idv mudah terangsang dan merasa ansietas.

  12. Faktor Presipitasi • Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya kemampuan melaksanakan ADL. • Ancaman thd sistem “diri”; mengancam identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk, kesulitan peran baru. • Gabungan: penyebab timbulnya ansietas gabungan dr genetik, perkembangan, stresor fisik, stresor psikososial.

  13. Perilaku • Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk mempertahankan diri dari ansietas. • Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler, GI, perkemihan, dan kulit • Perilaku: motorik, afektif, kognitif

  14. Efek fisiologis ansietas • Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD, pinsan, TD, N . • Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah. • Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah.

  15. Efek fisiologis ansietas • Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen, mual, perih, diare. • Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering b.a.k. • Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

  16. Respon Perilaku • Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung celaka, menarik diri, menghindar, menahan diri, hiperventilasi. • Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya lahan persepsi, bingung, kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol, takut luka/mati.

  17. Respon Perilaku • Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.

  18. Mekanisme Koping • Task Oriented (orientasi pd tugas) • Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi kebutuhan. • Realistis memenuhi tuntutan situasi stres • Disadari dan berorientasi pd tindakan • Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)

  19. Mekanisme Koping • Ego oriented: • Task oriented tdk selalu berhasil • Melindungi “self” • Berguna pd ansietas ringan ~ sedang • Melindungi dr perasaan inadequacy dan buruk • Berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri (defens mechanism)

  20. Kompensasi Denial Displacement Disosiasi Identifikasi Intelektualisasi Introyeksi Isolasi Proyeksi Rasionalisasi Reaksi formasi Regresi Defens Mechanism

  21. Diagnosis Keperawatan Menurut NANDA: • Ansietas • Koping individu tidak efektif • Takut Contoh dx lengkap: • Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci tangan berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg sering timbul. • Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan. • Koping individu tak efektif b.d. kematian anak, dimanifestasikan dg ketdkmampuan mengingat kembali peristiwa kecelakaan.

  22. Tujuan • Menurunkan tingkat kecemasan klien. • Mendukung dan melindungi klien

  23. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat ansietas pada tkt sedang atau ringan. • Bina hubungan saling percaya dan terbuka: dengarkan keluhan, dukung utk menceritakan perasaan, jawab pertanyaan scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien.

  24. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik • Sadari dan kontrol perasaan diri perawat: bersikap terbuka sesuai perasaan, terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan ansietas, menggali penyebab ansietas, pahami perasaan diri secara terapeutik.

  25. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik • Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa tersebut; beri umpan balik thd perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber koping; dukung ide keh fisik berhub dg kesehatan mental; batasi perilaku maladaptif dg cara suportif.

  26. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik • Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air hangat, pijat • Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik; share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat rencana harian; libatkan keluarga dan support system.

  27. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik • Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-obatan yg meningkatkan rasa nyaman; observasi efek samping obat dan beri pendidikan kesehatan yang sesuai.

  28. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang • Bina hubungan saling percaya: • Dengar dengan hangat dan responsif • Beri waktu kepada klien untuk berespon • Beri dukungan utk ekspresi diri. • Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya sendiri: • Kenali perasaan diri • Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd klien • Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar dan berkembang

  29. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang • Bantu klien mengenalansietasnya: • Bantu klien mengekspresikan perasaan. • Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien. • Memvalidasi kesimpulan dan asumsi. • Pertanyaan terbuka. • Memperluas kesadaran berkembangnya ansietas: • Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg menimbulkan ansietas. • Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik. • Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu

  30. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang • Bantu klien mempelajari koping yg baru • Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya. • Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini. • Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu • Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien • Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat keadaan ansietasnya. • Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku • Anjurkan penggunaan koping yg baru

  31. Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk pertumbuhan diri. • Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi • Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif diterapkan oleh klien.

More Related