1 / 25

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI. PENGERTIAN. Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari luar(Maramis, 1998). Penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993).

suzy
Télécharger la présentation

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

  2. PENGERTIAN • Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari luar(Maramis, 1998). • Penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993). • Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2001)

  3. Jenis Halusinasi • Halusinasi pendengaran (70%) • Halusinasi penglihatan (20%) • Halusinasi penghidu • Halusinasi pengecapan • Halusinasi perabaan 10% • Halusinasi kinestetik • Halusinasi cenestetik

  4. FASE HALUSINASI • Tersenyum/tertawa sendiri • Menggerak-gerakkan bibir • Respon verbal lambat • Diam/asyik sendiri • Ansietas sedang • Halusinasi menyenangkan Comforting Comdemning Controlling Conquering • Tanda syaraf otonom • Perhatian menyempit • Asyik dg pengalaman sensori • Tdk mampu membedakan hal & realita • Ansietas berat • Halusinasi menjijikkan • Ansietas berat • Pengalaman sensori berkuasa • Lebih mengikuti halusinasi • Sukar berinteraksi • Perhatian menyempit • Tanda fisik ansietas • Panik • Melebur dalam pengaruh halusinasi • Perilaku teror • Risiko suicide dan homicide • Aktivitas fisik mengikuti halusinasi • Tdk berespon thd perintah • Tdk mampu berespon lebih dr 1 org

  5. Perilaku Klien Fase Halusinasi Fase I: Comforting Ansietas Sedang Halusinasi menyenangkan Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai Menggerakkan bibir tanpa suara Pergerakan mata yang cepat Respon verbal yang lambat jika sedang asyik Diam dan asyik sendiri Karakteristik Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah, dan takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kendali kesadaran jika ansietas dapat ditangani. Meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah. Rentang perhatian menyempit Asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita Nonpsikotik Fase II: Condemning Ansietas Berat Halusinasi menjadi menjijikkan Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Psikotik ringan

  6. Fase III: Controlling Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti. Psikotik Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti Kesukaran berhubungan dengan orang lain Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit. Adanya tanda-tanda fisik ansietas berat: berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah. Ansietas berat Pengalaman sensori menjadi berkuasa Pengalaman sensori menjadi mengancam Jika klien mengikuti perintah halusinasi. Halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. Psikotik Berat Perilaku teror akibat panik. Potensi kuat suicide atau homicide Aktivitas fisik merefleksikan isi halusinasi seperti perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, atau katatonia. Tidak mampu berespon terhadap perintah yang komplek. Tidak mampu berespon lebih dari satu orang Fase IV: Conquering Panik Umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya

  7. Jenis Halusinasi Karakteristik Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentu kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar di mana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang sapat membahayakan. Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster. Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensia. Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain. Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan, atau pembentukan urin. Kinesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak

  8. Respon Maladaptif Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman Perilaku sesuai Berhubungan sosial Distorsi pikiran Ilusi Reaksi emosi berlebihan atau kurang Perilaku aneh/tidak biasa Menarik diri Gangguan pikir / delusi Halusinasi Sulit berespon emosi Perilaku disorganisasi Isolasi sosial RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI Respon Adaptif

  9. Proses Keperawatan Halusinasi Pengkajian Implementasi/ evaluasi Dx Keperawatan Perencanaan

  10. Faktor predisposisi: • Faktor genetis • F. neurobiologi • Neurotransmiter • Teori virus • Psikologis Pengkajian • Faktor presipitasi: • Proses informasi berlebihan • Mekanisme gating abnormal • Pemicu : kesehatan, lingk, sikap • Mekanisme Koping: • Regresi • Proyeksi • Menarik diri • Keluarga mengingkari • Waktu ? • Isi ? • Frekuensi ? • Respon ? • Perilaku: • Tertawa/bicara sendiri • Marah-marah tanpa sebab • Asyik sendiri

  11. POHON MASALAH Risiko mencedrai diri, org lain & Lingk PSP: halusinasi ….. Isolasi sosial: MD Gg Konsep diri: HDR • DX KEPERAWATAN • Risiko mencederai … b.d. hal… • PSP: hal …. b.d. MD • IS: menarik diri b.d. HDR

  12. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN • Klien dpt membina hubungan saling percaya • Klien mengenal halusinasi • Klien dapat mengontrol halusinasi • Klien mendapat dukungan keluarga utk mengontrol halusinasi • Klien memanfaatkan obat sesuai program

  13. TINDAKAN KEPERAWATAN • Bina hubungan saling percaya • Diskusikan tentang isi halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, respon klien jika halusinasi muncul. • Latih klien mengendalikan halusinasi. • Fasilitasi klien menggunakan obat

  14. Membina Hubungan saling Percaya • Mengucap salam • Berkenalan dg klien • Buat kontrak asuhan yang jelas • Dengarkan ungkapan klien dg empati • Tidak menentang atau menyetujui ungkapan klien • Jujur dan tepati janji • Penuhi kebutuhan dasar klien

  15. Bantu klien mengenal halusinasi • Kontak singkat dan sering • Jika klien sedang halusinasi: • Klarifikasi apa yg dialami • Katakan perawat percaya klien, namun tdk mengalami sensasi serupa. • Katakan ada klien yang mengalami hal yang sama • Katakan, perawat akan membantu klien.

  16. Bantu mengenal halusinasi • Jika klien tdk sedang mengalami halusinasi: • Diskusikan isi, waktu, frekuensi • Diskusikan hal yg menimbulkan atau tdk menimbulkan halusinasi • Diskusikan apa yg dilakukan jika halusinasi timbul • Diskusikan dampak jika klien menikmati halusinasi • Diskusikan perasaan klien saat mengalami halusinasi

  17. Melatih klien mengontrol halusinasi • Identifikasi cara yg dilakukan klien untuk mengendalikan halusinasi • Diskusikan cara yg digunakan, bila adaptif berikan pujian • Diskusikan cara mengendalikan halusinasi • Menghardik halusinasi • Berbincang dg orang lain • Mengatur jadwal aktivitas • Menggunakan obat secara teratur

  18. Menghardik halusinasi • Dilakukan saat sedang mengalami halusinasi. • Katakan pada diri “Saya tak mau dengar/ lihat kamu” • Untuk meningkatkan kendali diri; tidak mengikuti isi halusinasi

  19. Berbincang dg orang lain • Dilakukan menjelang halusinasi muncul (tanda-tanda awal halusinasi) • Berbicara dg org lain memaparkan pada stimulus eksternal. • Menurunkan fokus perhatian pada stimulus internal (halusinasi)

  20. Mengatur jadwal aktivitas • Halusinasi terjadi karena banyak waktu luang. • Mengatur jadwal aktivitas; meminimalisasi waktu luang • Membuat jadwal harian, menepati jadwal.

  21. Penkes Keluarga untuk Merawat Klien Halusinasi • Buat kontrak • Jelaskan: • Apa halusinasi? • Tanda dan gejala halusinasi • Proses terjadinya • Cara memutus halusinasi • Obat utk klien • Cara merawat di rumah • Waktu kontrol

  22. Fasilitasi minum obat secara teratur • Diskusikan manfaat obat, akibat jika tdk minum obat. • Jelaskan jenis obat, warna, dosis, cara minum, efek terapi, efek samping. • Pantau saat menggunakan obat • Diskusikan dampak putus obat • Anjurkan klien untuk berkonsultasi dg tenaga kesehatan

  23. Terapi Aktivitas Kelompok • TAK Orientasi Realita • Mengenal orang • Mengenal tempat • Mengenal waktu • TAK Stimulasi Persepsi: mengontrol halusinasi • Mengenal halusinasi • Menghardik halusinasi • Bercakap-cakap • Jadwal aktivitas • Menggunakan obat

  24. Psikofarmakoterapi • Anti psikotik: • Chlorpromazine (Promactile, Largactile) • Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer) • Stelazine • Clozapine (Clozaril) • Risperidone (Risperdal) • Anti parkinson: • Trihexyphenidile • Arthan

  25. Terima kasih

More Related