1 / 15

KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN. Klasifikasi Klasik. Klasifikasi berdasarkan Subjek. Francis Bacon (1561-1626): Ilmu Pengetahuan Ingatan  membicarakan kejadian yang telah lalu, meskipun dimanfaatkan untuk masa depan (contoh: Sejarah).

Télécharger la présentation

KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

  2. Klasifikasi Klasik

  3. Klasifikasi berdasarkan Subjek • Francis Bacon (1561-1626): • Ilmu Pengetahuan Ingatan  membicarakan kejadian yang telah lalu, meskipun dimanfaatkan untuk masa depan (contoh: Sejarah). • Ilmu Pengetahuan Hayal  membicarakan kejadian dalam dunia hayal, meskipun berdasarkan dan untuk keperluan dunia nyata (contoh: Kesusasteraan). • Ilmu Pengetahuan Akal  pembahasannya mengandalkan logika dan kemampuan berfikir (contoh: Filsafat).

  4. Klasifikasi berdasarkan Objek • Christian Wolff (1679-1754) mendasarkan klasifikasi pada kodrat pemikiran rasional: • Ilmu Empiris: kosmologi empiris dan psikologi empiris. • Matematika Murni (aritmetika, geometri , aljabar) dan Matematika Campuran (mekanika, dll.). • Filsafat Spekulatif (ontologi, kosmologi, psikologi, teologi) dan Filsafat Praktis (ekonomia, etika, politika, teknologia).

  5. Klasifikasi berdasarkan Objek • A.M. Ampere (1775-1836) mendasarkan klasifikasi pada objek material: • Ilmu Pengetahuan Kosmologis  membicarakan benda jasmaniah/materi. • Ilmu Pengetahuan Noologis  membicarakan benda rohaniah.

  6. Klasifikasi berdasarkan Objek • Auguste Comte (1798-1836) mendasarkan klasifikasi pada objek material: • Ilmu Pasti / Matematika. • Ilmu Falak / Astronomi. • Ilmu Fisika. • Ilmu Kimia. • Ilmu Hayat / Biologi • Ilmu Sosial / Sosiologi

  7. Klasifikasi berdasarkan Objek • Aristoteles (384-322 SM) mendasarkan klasifikasi pada objek formal: • Ilmu Teoritis  bertujuan untuk pengembangan ilmu itu sendiri (Fisika, Matematika, Metafisika). • Ilmu Praktis  bertujuan mencari norma atau ukuran bagi perbuatan kita (Etika, Ekonomia, Politika). • Ilmu Poietis  bertujuan menghasilkan suatu karya, alat dan teknologi.

  8. Klasifikasi berdasarkan Metoda • Wilhelm Dilthey (1833-1911): • Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf). • Ilmu Rohaniah (Geisteswissenschaf). • Wilhelm Windelband (1848-1915): • Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf). • Ilmu Sejarah (Geschitchtswissenschaf). • Heinrich Rickert (1863-1936): • Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf). • Ilmu Budaya (Kulturwissenschaf).

  9. Klasifikasi Modern

  10. Metoda Ilmiah

  11. Metoda Aksiomatis memiliki 3 unsur:

  12. Metoda Reduktif – Induktif terdiri atas:

  13. Metoda Reduktif – Non Induktif Berbeda dengan Metoda Reduktif – Induktif, Metoda Reduktif – Non Induktif tidak berujung pada Generalisasi, namun pada Individualisasi. Dalam metoda Reduktif – Non Induktif tidak dikumpulkan data yang serupa yang memungkinkan ditariknya kesimpulan dalam bentuk generalisasi; namun dikumpulkan bermacam data mengenai suatu hal yang individual.

  14. Metoda Fenomenologis, terdiri atas: • Reduksi Fenomenologis • Bertujuan mencapai hakikat fenomena murni dengan jalan mengurung (einklameren) data aksidental yang terletak pada tiga bidang: • Subjektivitas  mengurung segala sesuatu yang bersifat subjektif. • Teori  mengurung hipotesis, asumsi dan postulat. • Tradisi mengurung segala sesuatu berdasarkan tradisi, adat, kebiasaan dan pendapat orang lain. • Reduksi Eiditis • Bertujuan hakikat fenomena murni dengan jalan: • Mempersoalkan apa dan bagaimana fenomena itu • Redukti terhadap ciri-ciri yang tidak hakiki pada fenomena murni untuk mencapai hakikat fenomena murni.

  15. Sekian Sampai Ketemu Minggu Depan

More Related