1 / 13

PR & CSR 30 Mei 2009

MATERI PERKULIAHAN MARCOMM - UNIVERSITAS MERCU BUANA PERENCANAAN KEGIATAN PR Drs. Bambang D Cahyono. PR & CSR 30 Mei 2009. PR & CSR.

gwen
Télécharger la présentation

PR & CSR 30 Mei 2009

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MATERI PERKULIAHANMARCOMM - UNIVERSITAS MERCU BUANAPERENCANAAN KEGIATAN PRDrs. Bambang D Cahyono PR & CSR 30 Mei 2009

  2. PR & CSR • Diantara sekian banyak aktivitas soft selling yang sedang banyak dilakukan oleh perusahaan (tidak terkecuali oleh perusahaan yang juga punya andil terhadap kerusakan lingkungan) adalah sebuah aktivitas penuh dengan balutan human interest yang direfleksikan sebagai “rasa terima kasih kepada masyarakat” atau kegiatan “peduli masyarakat”, aktivitas ini adalah CSR (Corporate Social Responsibility). • Program CSR menjadi primadona kegiatan bisnis perusahaan besar, domesticmaupun Internasional, terlebih dengan banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia. Walaupun belum terlaksana secara maksimal namun hal baik dari perkembangan itu adalah tumbuhnya rasa kepedulian terhadap masyarakat, lingkungan maupun kehidupan itu sendiri.

  3. PR & CSR • CSR kini dikemas dengan lebih variatif, kreatif dan manfaatnya lebih banyak dirasakan oleh masyarakat secara langsung, dilakukan oleh brand owner/perusahaan secara langsung, maupun bekerjasama dengan lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Amil Zakat maupun organisasi nirlaba lainnya. • Secara khusus dunia usaha kini harus lebih serius melaksanakan program CSR/tanggung jawab sosial, karena mulai tahun 2008 ISO (The International Organization for Standardization – Badan Standarisasi Internasional) akan mengeluarkan ketentuan baru yang mengatur tentang eksistensi sebuah perusahaan dalam kegiatan CSR, yaitu ISO 26000. • ISO 26000 yang masih dalam tahap penggodokan ini disebut sebagai ISO Social Reponsibility (kata corporate dihilangkansehingga bukan ISO CSR melainkan ISO SR).Ketentuan ini melengkapi ISO yang telah keluar sebelumnya yaitu ISO 14000 mengenai environtmental management dan ISO 9001 tentang quality management system. Ada 7 parameter yang akan digunakan dalam ISO 26000 yaitu : environment, HAM, labour practices (tenaga kerja), organizational governance (tata kelola perusahaan), consumer issues, community involvement dan fair operating practices (pelaksanaan bisnis scr adil).

  4. PR & CSR • ISO memang tidak memiliki ketentuan hukum tapi merupakan standar internasional, sehingga akan dapat meningkatkan citra brand/produk/perusahaan ybs, dan secara tidak langsung akan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sebuah brand/perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai jualnya karena telah dianggap “kelas dunia” atau diakui oleh dunia internasional. Dengan demikian brand/perusahaan tersebut tidak akan kalah berkompetisi dengan perusahaan kelas dunia lainnya • Saat ini banyak perusahaan yang salah dalam mengartikan tentang kegiatan CSR. Dalam konteks ini CSR sering dikerdilkan artinya menjadi sekedar kegiatan pemberian bantuan atau sumbangan, padahal maknanya sangat luas yaitu mencakup seluruh kegiatan produksi dan berhubungan dengan semua stakeholder yaitu karyawan, pemegang saham, masyarakat/user, pemerintah dsb. • CSR bukan hanya menjadi kewajiban perusahaan besar saja, perusahaan skala kecil dan menengahpun harus melaksanakannya, misalnya perusahaan pembuat bakso jangan menggunakan boraks dan mengkomunikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab social dan mengantisipasi dari consumer issues sehingga brand/produknya akan dikenal sebagai produk yang sehat dan akan diminati oleh masyarakat, sehingga andaipun terjadi isu-isu penggunaan boraks, produk tsb dapat segera membuktikan kualitas produknya dan masyarakat sebagai user tidak akan berpindah keproduk lainnya.

  5. PR & CSR STRATEGI IMPLEMENTASI CSR Model Pendekatan : Pola hubungan perusahaan dan masyarakat haruslah bersifat seimbang dan setara tanpa ada salah satu pihak yang hanya menjadi obyek semata Kriteria Program CSR • Strategis Mampu membangun paradigma kemasyarakatan yang baru, efektif mendorong perubahan stakeholder, mampu menjadi inspirasi bagi semua pihak • Multipliers Effect Haruslah memiliki multipliers effect yang tinggi, bermanfaat kesemua arah, dapat membuka lapangan kerja baru, menjadi sarana pendidikan dan pengkaderan bagi masyarakat • Kontunuitas tinggi Berdimensi jangka panjang dan mendukung kearah perubahan yang menyeluruh • Berdampak massal Program harus bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat • Unik Program seharusnya merupakan sesuatu yang baru sehingga bersifat terobosan yang menguntungkan semua pihak

  6. ACT FOUNDATION & PANASONIC JAPAN Dengan dukungan mitra kerja dalam dan luar negeri (Panasonic, Pertamina, Elnusa, Life Boat Project Japan, dll) dan pejabat teras Indonesia, ACT dan MRI berjuang bersama dalam program Jogja Recovery Program

  7. PR & CSR • Salah satu contoh Implementasi program CSR yang fokus dan strategis adalah program Environment Program Management yang dilakukan Yayasan Unilever Peduli. • Konsep dari program tersebut adalah Unilever merubah fokus dari hanya sekedar fokus memberi kontribusi kepada pihak lain, namun juga harus menyatu dengan bisnis Unilever agar terjadi keseimbangan yang berkesinambungan antara Unilever dengan masyarakat. • Bagi Unilever sendiri, CSR sudah dimulai saat ketika membeli bahan material (memilih bahan baku yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia), saat memproduksi (tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan sekitar pabrik), saat mengirim dan saat menjual, konsep CSR telah ada dalam setiap kegiatannya. Saat memasarkannyapun, konsep CSR telah berperan dengan memasukkan unsur-unsur sosial seperti bersama Ikatan Dokter Indonesia bahwa sabun Lifebuoy tidak hanya berfungsi membersihkan badan saja, tetap juga memasukkan unsur edukasi bahwa kegiatan mencuci tangan akan menurunkan penyakit diare. • Contoh lain adalah CSR pemberdayaan UKM melalui petani kedelai hitam di Jateng dan Jatim yang diedukasi untuk meningkatkan daya saingnya dalam memproduksi bahan kedelai hitam berkualitas untuk memasok kecap Bango. Unilever disini membantu dalam pelatihan dan tentunya membeli dengan harga yang kompetitif. Inilah contoh simbiosis mutualisme yang menguntungkan dalam kerangka kegiatan CSR perusahaan

  8. ACT & MITRA UNTUK HIDUP SEHAT Bersama Unilever Indonesia, Republika, Jaringan radio JDFI, dan Pemda DKI, ACT berhasil menghijaukan ratusan RT diseluruh Jakarta dalam program Jakarta Green and Clean, yang akan menjadi contoh “kota hijau” di kota besar lainnya

More Related