1 / 26

Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi Sastra Indonesia. Menurut HB. Jassin. Oleh : Wong Yenni Ong Cong Shien Josephin Martina Christian Nathaniel Yulia Natania. Periodisasi Sastra. Pengertian : penggolongan sastra berdasarkan pembabakan waktu dari awal kemunculan sampai dengan perkembangannya .

hedya
Télécharger la présentation

Periodisasi Sastra Indonesia

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Periodisasi Sastra Indonesia Menurut HB. Jassin Oleh: Wong Yenni Ong Cong Shien Josephin Martina Christian Nathaniel Yulia Natania

  2. Periodisasi Sastra • Pengertian: penggolongansastraberdasarkanpembabakanwaktudariawalkemunculansampaidenganperkembangannya. • Periodisasisastra, selainberdasarkantahunkemunculan, jugaberdasarkanciri-cirisastra yang dikaitkandengansituasisosial, sertapandangandanpemikiranpengarangterhadapmasalah yang dijadikanobjekkaryakreatifnya.Padamasatersebutsastradipengaruhiolehkebudayaan Hindu-Budhadankebudayaan Islam di Indonesia.

  3. Periodisasi Sastra • Adabanyakperiodisasisastra yang disusunolehparakritikus, antara lain oleh: • HB. Jassin • AjipRosidi • A. Teeuw • RahmatDjokoPradopo • Yang akandibahasdalampresentasiiniadalahPeriodisasiSastramenurut HB. Jassin. HB. Jassin, kritikus Indonesia

  4. Periodisasi Sastra IndonesiaMenurut HB. Jassin • Berikut ini adalah periodisasi sastra menurut HB. Jassin: • Sastra Melayu Lama • Sastra Indonesia Modern • Angkatan Balai Pustaka • Angkatan Pujangga Baru • Angkatan ’45 • Angkatan ‘66

  5. Sastra Melayu Lama • SastraMelayu Lama merupakansastra Indonesia sebelumabad 20. • Ciri-ciriSastraMelayu Lama: • MasihmenggunakanbahasaMelayu • Umumnyabersifatanonim • Berciriistanasentris • masihsangatterikatdenganaturan-aturandanadat-istiadatdaerahsetempat. • Menceritakanhal-halberbaumistissepertidewa-dewi, kejadianalam, peri, dsb.

  6. Sastra Melayu Lama • Sastra pada masa Sastra Melayu Lama contohnya: • Dongeng tentang arwah, hantu/setan, keajaiban alam, binatang jadi-jadian, dsb. • Berbagai macam hikayat seperti; Hikayat Mahabharata, Hikayat Ramayana, Hikayat Sang Boma. • Syair Perahu dan Syair Si Burung Pingai oleh Hamzah Fansuri. • Gurindam Dua Belas dan Syair Abdul Muluk oleh Raja Ali Haji

  7. Sastra Indonesia Modern • Karyasastra Indonesia modern inimunculpadaawalabad ke-20.Dipeloporiolehgerakannasionalisdaripejuangbangsa Indonesia. Sastra Indonesia modern inidibagilagimenjadi 4, yaitu:AngkatanBalaiPustaka, AngkatanPujanggaBaru, Angkatan ’45, Angkatan ‘66

  8. Angkatan Balai Pustaka • Balai Pustaka merupakan titik tolak kesustraan Indonesia.Dilatarbelakangi oleh munculnya penerbit Balai Pustaka pada tahun 1917 yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ciri-cirinya adalah: • Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka adalah: • Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa Melayu • Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa • Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokal • Cerita yang diangkat seputar romantisme. • Angkatan Balai Pustaka disebut juga Angkatan Siti Nurbaya, karena salah satu roman yang sangat terkenal pada angkatan ini adalah Roman Siti Nurbaya.

  9. Angkatan Balai Pustaka • Angkatan Balai Pustaka terkenal dengan sensornya yang ketat. Balai Pustaka berhak mengubah naskah apabila dipandang perlu. • Contoh hasil sastra yang mengalami pen-sensoran adalah Salah Asuhan oleh Abdul Muis yang diubah bagian akhirnya dan Belenggu karya Armyn Pane yang ditolak oleh Balai Pustaka karena tidak boleh diubah.

  10. Angkatan Balai Pustaka • Contoh sastra pada masa Angkatan Balai Pustaka: • Roman • Azab dan Sengsara (Merari Siregar) • Sitti Nurbaya (Marah Rusli) • Muda Teruna (M. Kasim) • Salah Pilih (Nur St. Iskandar) • Dua Sejoli (M. Jassin, dkk.) • Kumpulan Puisi • Percikan Permenungan (Rustam Effendi) • Puspa Aneka (Yogi)

  11. Angkatan Pujangga Baru • Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. • Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.

  12. Angkatan Pujangga Baru • AngkatanPujanggaBaru (1930-1942) dilatarbelakangikejadianbersejarah “SumpahPemuda” pada 28 Oktober 1928. • IkrarSumpahPemuda 1928: • PertamaKamipoeteradanpoeteriindonesia, mengakoebertoempahdarahjangsatoe, tanah Indonesia. • KedoeaKamipoeteradanpoeteriindonesia, mengakoeberbangsajangsatoe, bangsa Indonesia. • KetigaKamipoeteradanpoeteriindonesia, mendjoendjoengbahasapersatoean, bahasa Indonesia. • MelihatlatarbelakangsejarahpadamasaAngkatanPujanggaBaru, tampakAngkatanPujanggaBaruinginmenyampaikansemangatpersatuandankesatuan Indonesia, dalamsatubahasayaitubahasa Indonesia.

  13. Angkatan Pujangga Baru • Pada masa ini, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. • Pada masa Angkatan Pujangga Baru, ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu: • Kelompok “Seni untuk Seni” • Kelompok “Seni untuk Pembangunan Masyarakat”

  14. Angkatan Pujangga Baru • Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan Pujangga Baru antara lain sbb: • Sudah menggunakan bahasa Indonesia • Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi (struktur cerita/konflik sudah berkembang) • Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya nasional • Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme, intelektualisme, dan materialisme.

  15. Angkatan Pujangga Baru • Salah satu karya sastra terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembang karangan Sutan Takdir Alisjahbana. • Layar Terkembang merupakan kisah roman antara 3 muda-mudi; Yusuf, Maria, dan Tuti. • Yusuf adalah seseorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang menghargai wanita. • Maria adalah seorang mahasiswi periang, senang akan pakaian bagus, dan memandang kehidupan dengan penuh kebahagian. • Tuti adalah guru dan juga seorang gadis pemikir yang berbicara seperlunya saja, aktif dalam perkumpulan dan memperjuangkan kemajuan wanita.

  16. Angkatan Pujangga Baru • Dalam kisah Layar Terkembang, Sutan Takdir Alisjahbana ingin menyampaikan beberapa hal yaitu: • Perempuan harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan demikian perempuan dapat lebih dihargai kedudukannya di masyarakat. • Masalah yang datang harus dihadapi bukan dihindarkan dengan mencari pelarian. Seperti perkawinan yang digunakan untuk pelarian mencari perlindungan, belas kasihan dan pelarian dari rasa kesepian atau demi status budaya sosial.

  17. Angkatan Pujangga Baru • Selain Layar Terkembang, Sutan Takdir Alisjahbana juga membuat sebuah puisi yang berjudul “Menuju ke Laut”. • Puisi “Menuju ke Laut” karya Sutan Takdir Alisjahbana ini menggunakan laut untuk mengungkapkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. • Ada pula seorang sastrawan Pujangga Baru lainnya, Sanusi Pane yang menggunakan laut sebagai sarana untuk mengungkapkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. • Karya Sanusi Pane ini tertuang dalam bentuk puisi yang berjudul “Dalam Gelombang”. Sanusi Pane, pengarang puisi “Dalam Gelombang”

  18. Angkatan Pujangga Baru • Ditinjau dari segi struktural, ada persamaan struktur antara puisi Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane yaitu pengulangan bait pertama pada bait terakhir. • Sementara itu, ditinjau dari segi isi, tampak ada perbedaan penggambaran laut dalam puisi Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane. • Jika Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan laut sebagai sebuah medan perjuangan, Sanusi Pane menggambarkan laut sebagai suatu tempat yang penuh ketenangan.

  19. Angkatan Pujangga Baru Menuju ke Laut Oleh Sutan Takdir Alisjahbana Dibawa Gelombang Oleh Sanusi Pane Kami telah meninggalkan engkau, Tasik yang tenang tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun, dari angin dan topan. Sebab sekali kami terbangun, dari mimpi yang nikmat. Ombak riak berkejar-kejaran di gelanggang biru di tepi langit. Pasir rata berulang di kecup, tebing curam ditentang diserang, dalam bergurau bersama angin, dalam berlomba bersama mega. … … Aku bernyanyi dengan suaraSeperti bisikan angin di daunSuaraku hilang dalam udaraDalam laut yang beralun-alunAlun membawa bidukku perlahanDalam kesunyian malam waktuTidak berpawang tidak berkawanEntah kemana aku tak tahu

  20. Angkatan Pujangga Baru • Amir Hamzahdiberigelarsebagai “Raja Penyair” karenamampumenjembatanitradisipuisiMelayu yang ketatdenganbahasa Indonesia yang sedangberkembang. Dengansusahpayahdantakselaluberhasil, diacukupberhasilmenarikkeluarpuisiMelayudaripuri-puri Istana Melayumenujuruangbaru yang lebihterbukayaitubahasa Indonesia, yang menjadialasdasardari Indonesia yang sedangdibayangkanbersama. Selain Sutan Takdir Alisjahbana, ada pula tokoh lain yang terkenal dari Angkatan Pujangga Baru sebagai “Raja Penyair” yaitu Tengku Amir Hamzah.

  21. Angkatan ‘45 • Angkatan ’45 lahirdalamsuasanalingkungan yang sangatprihatindanserbakeras, yaitulingkunganfasismeJepangdandilanjutkanpeperanganmempertahankankemerdekaan Indonesia.SelainitujugadilatarbelakangiolehmunculnyaresponsterhadapAngkatanPujanggaBaru yang cenderungromantik. • Ciri-ciriAngkatan ’45 adalah: • Terbuka • Pengaruhunsursastraasinglebihluas • Corakisilebihrealis, naturalis • Individualismesastrawanlebihmenonjol, dinamis, dankritis • Penghematankatadalamkarya • Ekspresif • Sinismedansarkasme • Karanganprosaberkurang, puisiberkembang Chairil Anwar, sastrawan Angkatan ‘45

  22. Angkatan ‘45 • Contoh sastra pada masa Angkatan ’45: • Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin) • Deru Campur Debu (Chairil Anwar) • Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil Anwar) • Pembebasan Pertama (Amal Hamzah) • Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo) • Tandus (S. Rukiah) • Puntung Berasap (Usmar Ismail) • Suara (Toto Sudarto Bakhtiar) • Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang) • Dalam Sajak (Sitor Situmorang) • Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)

  23. Angkatan ‘45 • Aku • Kalau sampai waktuku • Kumau tak seorangpun kan merayu • Tidak juga kau • Tak perlu sedu sedan itu • Aku ini binatang jalang • Dari kumpulannya terbuang • Biar peluru menembus kulitku • Aku tetap meradang menerjang • Luka dan bisa kubawa berlari • Berlari • Hingga hilang pedih perih • Dan aku akan lebih tidak peduli • Aku mau hidup seribu tahun lagi • (Chairil Anwar) • Dalam puisi tersebut, Chairil menggambarkan pandangan dan semangat hidupnya yang menggebu-gebu, individualistis, dan revolusioner.

  24. Angkatan ‘66 • Angkatan ’66 ditandaidenganterbitnyamajalahsastraHorison. Semangat avant-garde sangatmenonjolpadaangkatanini. • Banyakkaryasastrapadaangkatan yang sangatberagamdalamaliransastra, sepertimunculnyakaryasastraberaliransurrealistik, aruskesadaran, arketip, absurd, danlainnya. • Angkatan ini lahir di antara anak-anak muda dalam barisan perjuangan. Angkatan ini mendobrak kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin yang salah urus. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut ditegakkannya keadilan dan kebenaran. • Ciri-cirisastrapadamasaAngkatan ’66 adalah: • Bercorakperjuangan anti tiraniprosespolitik, anti kezalimandankebatilan • Bercorakmembelakeadilan • Mencintainusa, bangsa, negaradanpersatuan • Berontak • PembelaanterhadapPancasila • Protessosialdanpolitik

  25. Angkatan ‘66 • Contoh sastra pada masa Angkatan ’66 adalah: • Putu Wijaya • Pabrik • Telegram • Stasiun • Iwan Simatupang • Ziarah • Kering • Merahnya Merah • Djamil Suherman • Sarip Tambak-Oso • Perjalanan ke Akhirat

  26. Angkatan ‘66 • Berikut ini disajikan puisi Taufik Ismail, yang mencerminkan keprihatinannya terhadap situasi negara di masa itu. • Depan Sekretaris Negara • Setelah korban diusung • Tergesa-gesa • Keluar jalanan • Kami semua menyanyi • Gugur Bunga • Perlahan-lahan • Prajurit ini • Membuka baretnya • Air mata tak tertahan • Di puncak gayatri • Menundukkan bendera • Di belakangnya segumpal awan • (Antologi Tirani)

More Related