html5-img
1 / 50

FONOLOGI

FONOLOGI. Oleh Litta Mirnawati / 0903192 Silyawati / 0903224. Pengertian Bunyi Bahasa.

kalani
Télécharger la présentation

FONOLOGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FONOLOGI Oleh LittaMirnawati / 0903192 Silyawati / 0903224

  2. PengertianBunyiBahasa Bunyibahasamerupakanunsurbahasa yang paling kecil. Istilahbunyibahasaataufonmerupakanterjemahandaribahasainggris phone ‘bunyi’. Bunyibahasamenyangkutgetaranudara.Bunyiituterjadikarenaduabendaataulebihbergeseranatauberbenturan.Sebagaigetaranudara, bunyibahasamerupakansuara yang dikeluarkanolehmulut, kemudiangelombang-gelombangbunyisehinggadapatditerimaolehtelinga.

  3. KajianBunyiBahasa • Bunyibahasaataubunyiujaran (fon) menyangkutbunyi yang dikeluarkanolehalatbicaratanpamelihatfungsinyasebagaipembedaarti. Bunyibahasadarisudutujaranatauturunan (parole). • Fonetikdapatdidefinisikansebagaikajiabtentangbunyibahasa, pembentukannya, frekuensinyasebagaigetaranudara, dancarapenerimaannyaolehtelinga.

  4. Fonetikdibagimenjaditigajenis • Fonetikartikulatorisialah, fonetikyang mempelajaribagaimanamekanismealat-alatbicara yang adadalamtubuhmanusiamenghasilkanbunyibahasa. • Fonetikakustis, mempelajaribunyibahasasebagaigejalafisis yang berupagetaranudara. • Fonetikauditoris, mempelajaribagaimanamekanismetelingamenerimabunyibahasasebagaigetaranudara.

  5. ProduksiBunyiBahasa Dalampembentukanbunyibahasaadatigafaktorutama yang terlibat, yaknisumbertenaga, alatucap yang menimbulkangetaran, danronggapengubahgetaran. Proses pembentukanbunyibahasadimulaidenganmemanfaatkanpernapasansebagaisumbertenaganya.

  6. PembentukandanKlasifikasiBunyiBahasa 1. Vokal, Konsonan, danSemivokal • Vokaladalahbunyibahasa yang arusudaranyatidakmengalamirintangan. • Kosonanadalahbunyibahasa yang dibentukdenganmenghambatarusudarapadasebagianalatucap. • Bunyisemivokaladalahbunyi yang secarapraktistermasukkonsonan, tetapikarenapadawaktudiartikulasiknbelummembentukkonsonanmurni. 2. Bunyi Nasal dan Oral • Bunyi nasal atausengaudibedakandaribunyi oral berdasarkanjalankeluarnyaarusudara. Bunyi nasal dihasilkandenganmenutuparusudarakeluarmelaluironggamulut, membukajalan agar daptkeluarmelaluihidung. • Selainbunyi nasal, semuabunyivokaldankonsonanbahasa Indonesia termasukbunyi oral. 3. BunyiKerasdanLunak • Bunyikerasdibedakandaribunyilunakberdasarkanadatidakadanyaketeganganarusudarapadawaktubunyiitu di artikulasikan.Bunyibahasadisebutkerasapabilapadawaktudiartikulasikandisertaiketegangankekuatanarusudara. Sebaliknya, apabilapadawaktu di artikulasikantidak di sertaiketegangankekuatanarusudara, bunyiitudisebutlunak. 4. BunyiPanjangdanPendek • Bunyipanjangdibedakandaribunyipendekberdasarkanlamanyabunyitersebutdiucapknataudiartikulasikan.Vocaldankonsonandapatdibedakanatasbunyipanjangdanbunyipendek.

  7. 5. BunyiNyaringdanTakNyaring • Pembedaanbunyiberdasarkanderajatpenyaringanitumerupakantinjauanfonetikauditoris.Derajatpenyaringanitusendiriditentukanolehluassempitnyaataubesarkecilnyaruangresonansipadawaktubunyiitudiucapkan. 6. Bunyi Tunggal danRangkap • Bunyitunggaladalahsebuahbunyi yang berdirisendiridalamsatusuku kata, sedangkanbunyirangkapadalahduabunyiataulebih yang bergabungalamsatusuku kata 7. BunyiEgresifdanIngresif • Bunyiegresifdaningresifdibedakanberdasrkanarusudara. Bunyiegresifdibentukdengancaramengeluarkanarusudaradaridalamparu-paru, sedangkanbunyiingresifdibentukdengancaramengisapudarakedalamparu-paru. Kebanyakanbunyibahasa Indonesia merupakanbunyiegresif.

  8. PembentukanVokal 1. Cara PembentukanVokal • Pembentukan vocal BerdasarkanPosisiBibir • PembentukanVokalBerdasarkanTinggirendahnyaLidah • PembentukanVokalBerdasarkanMajumundurnyaLidah • Strikturadalahkeadaanbubunganprofesionalartikulator (aktif) denganartikulatorpasifatautitikartikulasi. Dilihatdaristrikturnya, vokaldibedakanatasempatjenis, yaknivokaltertutup, vokal semi-vokal, vokalterbuka, danvokal semi-terbuka.

  9. PembentukanKonsonan 1. PembentukanKonsonanBerdasarkan Daerah Artikulasi • Konsonan bilabial, • Konsonanlobiodental, • Konsonanapiko-dentall, • Konsonanapiko-alveolar, • Konsonan palatal ataulamino-palatal, • Konsonan velar ataudorso-velar, • Konsonanglotalatauhamzah, • Konsonanlaringal, 2. PembentukanKonsonanBerdasarkan Cara Artikulasi • Konsonanhambat (stop), • Konsonangeserataufrikatif, • Konsonanlikuida tau lateral, • Konsonangetaratau trill, • Semi-vokal,

  10. 3. PembentukanKonsonanBerdasarkanPosisi Pita Suara • Konsonanbersuara, yaitukonsonan yang terjadijikaudara yang keluardarironggaujaranturutmenggetarkan pita suara. Konsonan yang dihasilkanialah m, b, v, n, d, r, ñ, j, η, g, dan R. • Konsonantakbersuara, yaitukonsonan yang terjadijikaudara yang keluardarironggaujarantidakmenggetarkansuara. Konsonan yang dihasilkanialah p, t, c, k, ?, f, Š, x, dan h. 4. PembentukanKonsonanBerdasarkanJalanKeluarnyaUdara • Berdasarkanjalankeluarnyaudaradarironggaujaran, konsonandapatdibedakanataskonsonan oral dankonsonan nasal. • Konsonan oral, yaitukonsonan yang terjadijikaudarakeluarmelaluironggamulut. Konsonan yang dihasilkanialah p, t, c, k, ?, b, d, j, g, f, Š, x, h, r, l, w, dan y. • Konsonan nasal, yaitukonsonan yang terjadijikaudarakeluarmelaluironggahidung. Konsonan yang dihasilkanialah m, n, ñ, dan η.

  11. Fonetik : RealisasidanProblematikaBunyiBahasa 1. Pengaruh-pemengaruhBunyiBahasa • Pengaruhbunyibahasamunculsebagaiakibat proses asimilasi. • Pemengaruhbunyibahasamerupakantempatartikulasi yang mempengaruhibunyi yang disebutartikulasipenyerta (artikulasisekunderataukoartikulasi) . a.  Proses Asimilasi • Proses asimilasidalamuraianiniterbataspadaasimilasifonetissaja, yaitupengaruhmempengaruhibunyitanpamengubahidentitasfonem. • Asimilasiprogresifterjadiapabilaarahpengaruhbunyiitukedepan. • Asimilasiregresifterjadiapabilaarahpengaruhbunyiitukebelakang. b. ArtikulasiPenyerta • Labialisasiadalahpembulatanbibirpadaartikulasiprimer • Retrosfleksiadalahpenarikanujunglidahkebelakangpadaartikulasi primer, sehinggaterdengar [r] padabunyiutamanya. • Palatalisasiadalahpengangkatandaunlidahkearahlangit-langitkeraspadaartikulasi primer. • Velarisasiadalahpengangkatanpangkallidahkearahlangit-langitlunakpadaartikulasi primer. • Glotalisasiadalah proses penyertahambatanpada glottis atau glottis tertutuprapatsewaktuartulasi primer diucapkan.

  12. c. PengaruhBunyiKarenaDistribusi • Pengaruhbunyikarenadistribusinyapadaawal kata, tengah kata, atau di akhir kata seringmenentukanperwujudanbunyitertentu. • Aspirasiadalahpengucapansuatubunyi yang disertaidenganhembusankeluarnyaudaradengankuatsehinggaterdengarbunyi [h]. • Pelepasanadalahpengucapanbunyihambat letup yang seharusnyadihambatataudiletupkan, kemudiandenganserentakbunyiberikutnyadiucapkan. • Pengafrikatanataupaduanisasiterjadijikabunyi letup hambat yang seharusnyadihambatatudiletupkantidakdilakukan, melainkansetelahhambatandilepaskansecarabergeserdanpelan-pelan. d. Kehomorgananialahmempergunakanalat-alatucap yang samadandengantempatartikulasi yang sama.

  13. 2. RealisasiFonem • Realisasifonemadalahpelafalanfonemolehpenutursuatubahasa. Realisasiataulafalfonemmencakup: • Vocal • Diftong • Konsonan. 3. TranskripsiBunyiBahasaadalahpenuliantuturanataupengubahanteksdengantujuanuntukmenyarankanlafalbunyi, fonem, morfem, atautulisansesuaidenganejaan yang berlakudalamsuatubahasayang menjadisasarannya. Transkripsidibedakanatasbeberapajenisberikut: • Transkripsifonetis • Transkriprifonemis • Transkripsimorfemis • Transkripsiotografis • Transliterasiadalahpenggantianhuruf demi hurufdariabjad yang satukeabjad yang lain, tanpamenghiraukanlafalbunyi kata yang bersangkutan.

  14. BunyiSuprasegmental Disampingbunyi segmental, terdapat pula bunyi lain yang mendukungbunyi segmental, yakni “bunyisuprasegmental”. Ciri-ciriBunyiSuprasegmental • Jangka, Jangka, panjang, atauintensitasmenyangkutlamanyabunyidiucapkan. • Tekanan, dalamsuatu kata ataukelompok kata selaluadasatusuku kata yang menonjol. • Jeda, kesenyapanatausendimerupakanciriberhentinyatuturanataupengucapan. • Intonasimerupakanperubahantitinadadalamberbicara.

  15. Problem bunyibahasa Setiapbahasatermasukbahasa Indonesia, walaupundikatakanmempunyaisistemdalampemakaiannyaselalutimbulmasalah-masalah, baikmasalah yang berhubungandenganpengucapanbunyibahasa, bentukankata, penulisan, danpemakaiankalimat. Hal itudisebabkansifatbahasa yang selaluberkembangseiringperkembanganpikirandanbudayapemakaibahasa yang bersangkutan. Adahal yang menjadidasarpokokpermasalahandalampengucapanbunyi-bunyibahasa, diantaranya: • Faktorbahasadaerahberdasarkandialekmasing-masingataumenyerapbahasa-bahasadaerahsehinggaterjadipenyebutanbunyi-bunyifonem yang tidakbaku. • Adanyakata-kata yang diserapdaribahasaasingsehinggapengucapanbunyi-bunyiterhadapkata-katatertentuada yang salah.

  16. Serangkaianproblematikadalampengucapanbunyi-bunyibahasa yang menyebabkansulitberbahasa yang baku, tetapiadabeberapaupaya yang dapatkitalakukandengan problem semacamtersebutdiantaranya: • Bahasa yang kebanyakantelahdiserapolehbahasaasingdapatkitaatasidenganmelakukanpemasyarakatanberbahasa Indonesia yang ditujukanpadaupayapeningkatansikappositifterhadapbahasa Indonesia yang bakudenganmengacupadanilai-nilaidengansistembunyibahasa yang telahdiserapolehbahasaasing. • Meningkatkanperanahlilinguistikdenganmemberikaninformasitentangpemakaianbahasa Indonesia yang bakudenganpengucapanbunyifonem yang benar.

  17. Upayaselanjutnya yang dapatkitalakukantentangproblemabunyibahasakarenafaktorbahasadaerahyaitukitadituntutbisamangklasifikasikanpemakaianbahasadenganragambunyibahasaitusendirisehinggatidakadapengucapanbunyifonembahasa yang salahdalamberbahasakhususnyadalamsituasi-situasiresmi. Jikaserangkaianproblematikadapatdiatasidenganupayapemecahansepertidiatasmakaakanterciptanyaberbahasa Indonesia yang baku.

  18. J. KAJIAN FONEM • PengertiandanPengenalanFonem • PengertianFonem Fonemadalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna.Fonemdapatjugadibatasisebagai unit bunyi yang bersifatdistingtifatau unit bunyi yang signifikan. Variasifonemkarenapengaruhlingkungan yang dimasukidisebutalofon. Gambarataulambangfonemdinamakanhuruf. Jadifonemberbedadenganhuruf.

  19. PengenalanFonem Untukmengenaldanmenentukanbunyi-bunyibahasa yang bersifatfungsionalataufonem, biasanyadilakukanmelalui “kontraspasangan minimal”. Memangtidakmudahmencaripasangan minimal dalamsebuahbahasa. Dalamhalinipasangan minimal ialahpasanganbentuk-bentukbahasa yang terkecildanbermaknadalamsebuahbahasa (biasanyaberupakatatunggal) yang secara ideal sama, kecualisatubunyiberbeda. Bunyi yang berbedaitusalingbertentangandalamposisiataudistribusi yang sama.

  20. PengenalanFonem Untukmengenaldanmenentukanbunyi-bunyibahasa yang bersifatfungsionalataufonem, biasanyadilakukanmelalui “kontraspasangan minimal”. Memangtidakmudahmencaripasangan minimal dalamsebuahbahasa. Dalamhalinipasangan minimal ialahpasanganbentuk-bentukbahasa yang terkecildanbermaknadalamsebuahbahasa (biasanyaberupakatatunggal) yang secara ideal sama, kecualisatubunyiberbeda. Bunyi yang berbedaitusalingbertentangandalamposisiataudistribusi yang sama.

  21. 2. Realisasidanvariasifonem • Realisasi Realisasi fonem adalah pengungkapan yang sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis, yaitu fonem menjadi bunyi bahasa. Realisasifonemeratkaitannyadenganvariasifonem. Variasifonemmerupakansalahsatuwujudpengungkapandarirealisasifonem. Dan adabeberapajenisrealisasifonemyaitu: • Realisasi vokal • Vokaldiproduksidenganbentukbibirtertentu. Hal inimenunjukkanbahwabentukbibirdapatmempengaruhikualitasvokal. Berdasarkan pembentukannya, realisasi fonem vokal dibedakan sebagai berikut : • Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.Vokalinidibentukdengankeduabibiragakterentangkesamping. Misalnya : • /ikan/ /pinta/ /padi/ • Fonem /u/ adalah vokal atas-belakang-bulat.Vokalinidibentukdengankeduabibiragakmajukedepandanagakmembundarsertakebelakanglidahagakmeninggi. Misalnya : • /upah/ /bulan/ /lalu/

  22. Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan-bulat.Vokalinidibentukdengandaunlidahdinaikkan, tetapiagaklebihrendahdaripadauntukvokal /i/. vokalinidisertaidenganbentukbibirnetral, artinyatidakterlentangdanjugatidakmembundar. Misalnya : /ejaan/ /rela/ /tape/ • Fonem /∂/adalah vokal sedang-tengah-takbulat.Vokalinidibentukdengandaunlidahdinaikkan, tetapiagaklebihrendahdari /i/ maupun /u/. vokalinidisertaidenganbentukbibir yang netral, sertaagakketengah. Misalnya : /∂mas/ /metod∂/ • Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang-bulat. Vokalinidibentukdengankeduabibiragakmajukedepandanagakmembundarsertabelakanglidahagakmeninggi, tetapiagaklebihrendahdankurangbundardaripada /u/. Misalnya : /obat/ /kontan/ /toko/ • Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah-bulat.Vokalinidibentukdenganbagiantengahlidahagakmeratadanmulut pun terbukalebar. Misalnya : /aku/ /mau/ /pita/

  23. 2. Realisasi konsonan Berdasarkan cara pembentukannya, realisasi fonem konsonan dibedakan sebagai berikut : • a. Konsonan hambat, dibedakan sebagai berikut : 1) Konsonan hambat-bilabial, yaitu fonem /p/ dan /b/. • 2) Konsonan hambat-dental, yaitu fonem /t/ dan /d/. • 3) Konsonan hambat-palatal, yaitu /c/ dan /j/. • 4) Konsonan hambat-velar, yaitu /k/ dan /g/. • b. Konsonan Frikatif, dibedakan sebagai berikut : • 1) Konsonan frikatif-labio-dental, yaitu /f/ dan /v/. • 2) Konsonan frikatif-alveolar, yaitu /s/ dan /z/. • 3) Konsonan frikatif-palatal tak bersuara, yaitu /š/ • 4) Konsonan frikatif-velar tak bersuara, yaitu /x/ dan /kh/ • 5) Konsonan frikatif-glotal tak bersuara, yaitu /h/

  24. c. Konsonan getar-alveolar, yaitu /r/ d. Konsonan lateral-alveolar, yaitu /l/ e. Konsonan nasal, dibedakan dalam daerah artikulasinya sebagai berikut : 1) Konsonan nasal-bilabial, yaitu /m/ 2) Konsonan nasal-dental, yaitu /n/ 3) Konsonan nasal-palatal, yaitu /ň/ 4) Konsonan nasal-velar, yaitu /h/ f. Semi-vokal , yaitu semivokal bilabial (/w/) dan semivokal palatal ( /y/).

  25. VariasiFonem Variasifonemterjadikarenaposisiatauletaksuatufonemdalamsuatukataatausukukata yang merupakanlingkungannya. Variasifonemdisebutjugavariasialofonis, yaitualofonataurealisasifonemdalamsuatulingkungan. Variasibebasadalahvariasifonem, yang tidakmengubahmaknapadasuatulingkungantertentu. Variasibebasdapatterjadikarenaketidaksengajaanataukarenadialek. Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi yang komplementer disebut variasi alofonis. Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata disebut alofon. • Alofon vokal Alofon fonem /i/, yaitu: [i] Jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/ [I] Jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/ [Iy] Palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/ [ϊ] Nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/

  26. Alofon fonem /ε/, yaitu [e] Jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang mengandung alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/ [ε] Jika terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya, [pεsta]à/pesta/ Alofon fonem /o/, yaitu [o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/ Alofon fonem /a/, yaitu [a] jika terdapat pada semua posisi suku kata. [aku]à/aku, [sabtu]à/sabtu/ • Alofon fonem /u/, yaitu • [u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. • [aku]à/aku/, [buka]à/buka/

  27. Alofon konsonan • Fonem /p/ [p] bunyi lepas jika diikuti vokal. [pipi]à/pipi/, [sapi]à/sapi/ [p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup. [atap>]à/atap/, [balap>]à/balap/ • Fonem /t/ [t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal. [tanam]à/tanam/, [tusuk]à/tusuk/ [t>] bunyitaklepasjikaterdapatpadasukukatatertutup. [lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/

  28. Fonem /k/ [k] bunyilepasjikaterdapatpadaawalsukukata. [kala]à/kala/, [kelam]à/kelam/ [k>] bunyitaklepasjikatedapatpadatengahkatadandiikutikonsonan lain. [pak>sa]à/paksa/, [sik>sa]à/siksa/ • Fonem /g/ [g] bunyilepasjikadiikuti glottal. Contohnya [gagah]à/gagah/, [gula]à/gula/ [k>] bunyihambat-velar-takbersuaradanlepasjikaterdapatdiakhirkata. [beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/

  29. Fonem /c/ [c] bunyilepasjikadiikutivokal. [cari]à/cari/, [cacing]à/cacing/ • Fonem /j/ [j] bunyilepasjikadiikutivokal. [juga]à/juga/, [jadi]à/jadi/  • Fonem /f/ [f] jikaterdapatpadaposisisebelumdansesudahvokal. [fakir]à/fakir/, [fitri]à/fitri/ • Fonem /p/ [p] bunyikonsonanhambat-bilabial-takbersuara [piket]à/piket/, [hapal]à/hapal/ • Fonem /z/ [z] [zat]à/zat/, [izin]-à/izin/ • Fonem /š/ [š] umumnyaterdapatdiawaldanakhirkata [šarat]à/syarat/, [araš]à/arasy/

  30. Fonem /x/ [x] beradadiawaldanakhirsukukata. [xas]à/khas/, [xusus]à/khusus/ • Fonem /h/ [h] bunyitakbersuarajikaterdapatdiawaldanakhirsukukata. [hasil]à/hasil, [hujan]à/hujan/ [H] jikaberadaditengahkata [taHu]à/tahu/, [laHan]à/lahan/ • Fonem /m/ [m] beradadiawaldanakhirsukukata [masuk]à/masuk/, [makan]à/makan/ • Fonem /n/ [n] beradadiawaldanakhirsukukata. [nakal]à/nakal/, [nasib]à/nasib/

  31. Fonem /ň/ [ň] beradadiawalsukukata [baňak]à/banyak/, [buňi]à/bunyi/ • Fonem /Ƞ/ [Ƞ] beradadiawaldanakhirsukukata. [Ƞarai]à/ngarai/, [paȠkal]à/pangkal/ • Fonem /r/ [r] beradadiawaldanakhirsukukata, kadang-kadangbervariasidenganbunyigetar uvular [R]. [raja] atau [Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/

  32. Fonem /l/ [l] beradadiawaldanakhirsukukata. [lama]à/lama/, [palsu]à/palsu/ • Fonem /w/ [w] merupakankonsonanjikaterdapatdiawalsukukatadan semi vokalpadaakhirsukukata. [waktu]à/waktu/, [wujud]à/wujud/ • Fonem /y/ [y] merupakankonsonanjikaterdapatdiawalsukukatadan semi vokalpadaakhirsukukata. [santay]à/santai/, [ramai]à/ramai/.

  33. Gejalafonologis Adabeberapajenis-jenisgejalafonologisadalah : • NetralisasidanArkifonem Netralisasiadalahalternasifonemakibatpengaruhlingkunganataupembatalanperbedaan minimal fonempadaposisitertentu. Alternasifonemadalahperubahanfonemmenjadifonem lain tanpamembedakanmakna. Adanyabunyi /t/ padaakhirlafalkata [babat] untuk /babad/ adalahhasilnetralisasi. Arkifonemadalahgolonganfonem yang kehilangankontraspadaposisitertentudanbiasadilambangkandenganhurufbesarseperti /D/ yang memilikialternasiatauvarianfonem /t/ danfonem /d/ padakata [babat] untuk /babad/ .

  34. PelepasanFonemdanKontraksi Pelepasanbunyiadalahhilangnayabunyiataufonempadaawal, tangahdanakhirsebuahkatatanpamengubahmakna. Pelepasandapat pula berupakontraksiataupemendekankata. Contoh : /tetapi/ menjadi /tapi/. Pelepasandibagimenjaditiga, yaitu • Aferesis, yaitupelepasanfonempadaawalkata. Contohnya /tetapi/ menjadi /tapi/, /baharu/ menjadi /baru. • Sinkope, yaitupelepasanfonempadatengahkata. Contohnya /silahkan/ menjadi /silakan/, /dahulu/ menjadi /dulu/ • Apokope, yaitupelepasanfonempadaakhirkata. Contohnya /president/ menjadi /president/, /standard/ menjadi /standar/ • Jenispelepasanbunyi yang lain adalahhaplologi,yaitupemendekanpadasebuahkatakarenapenghilangansuatubunyiatausukukatapadapengucapannya. Misalnya : tidakadamenjaditiada, bagaimanamenjadigimana.

  35. Disimilasi Disimilasiadalahperubahanbentukkatakarenasalahsatudariduabuahfonem yang samadigantidenganfonem yang lain. Contohdisimilasi : • Disimilasisinkronis Contohnya : ber + ajar belajar. Fonem /r/ padaawalanber- diubahmenjadi /l/. • Disimilasidiakronis Contohnya : kataciptaberasaldaribahasaSansekertayaitucitta. Jaditerdapatperubahandarifonem /tt/ menjadi /pt/.

  36. Metatesis Dalamprosesmetatesis yang diubahadalahurutanfonem-fonemtertentu yang biasanyaterdapatbersamadenganbentukasli, sehinggaadavariasibebas. Misalnya, jalurmenjadilajur, almarimenjadilemari. • PenambahanFonem Berdasarkan letaknya, penambahan fonem dibedakan menjadi : • Protesis, yaitu penambahan fonem di awal kata. Contohnya :/mas/ menjadi /emas, /tik/ menjadi/ketik/. • Epentesis, yaitu penambahan fonem di tengah kata.Contohnya : /upat/ menjadi /umpat/, /kapak/ menjadi /kampak/. • Paragoge, yaitu penambahan fonem di akhir kata.Contohnya :/ina/ menjadi /inang/, /lamp/ menjadi /lampu/.

  37. K. FONOTATIKFonotatikdandistribusifonem Fonotatik Setiapbahasamempunyaiketentuansendiri yang berkaitandengankaidahkebahasaannya, termasukdidalamnyakaidahderetanfonem. Kaidah yang mengaturderetanfonemmana yang terdapatdalambahasadanmana yang tidakdinamakanfonotaktik (Moeliono, 1993:52). Ada pula yang mengatakanbahwaFonotaktikadalahbidangfonologiataufonemik yang mengaturtentangpenjejeranfonemdalamkata. Contohnya, katapertandinganmemiliki 12 fonem. Jejeranfonemdarikatatersebutadalah /p,e,r,t,a,n,d,i,n,g,a,n/.

  38. Distribusifonem Distribusifonemadalahletakatauposisisuatufonemdalamsuatusatuan yang lebihbesaryaitututur, morfem, ataukata. Dalamsatuan yang lebihbesardarifonemitu, terdapattigaposisiuntuksetiapfonem, yaituposisiawal (inisial), posisitengah (medial), danposisiakhir (final). Sebuahfonemberdistribusiawalapabilaletaknyaterdapatpadaawalsatuanitudandisebutberdistribusi medial, apabilafonemituterletakditengahsatuanitu, sertaberdistribusi final, bilafonemituterletakpadaakhirsatuanitu.

  39. DeretanFonem, Diftong, danGugus DeretanFonem Deretanfonemmerupakanurutanberuntundariduafonemataulebih yang sejenisdalamsebuahkata. Deretanfonemdapatberupaderetanvokalmaupunderetankonsonan. Diftong Diftongmerupakanderetanvokal yang beradapadasatusukukata. Diftongmerupakanvokal yang padasaatpengujarannyaberubahkualitasnya. Dalamsistemtulisandiftongbiasadilambangkanolehduavokal yang berurutandankeduavokaltersebuttidakdapatdipisahkan. Berikutinidiftongdalambahasa Indonesia : diftongau,ai, oi, dll.

  40. Gugus Gugusatauklustermerupakanderetankonsonan yang adapadasatusukukata. Meskipunderetanduakonsonandapatmembentukgugus, tetapijumlahnyaterbatas. Dalamguguskonsonan yang pertamahanyalah /p/, /b/, /t/, /k/, /g/, /s/, dan /d/, sedangkankonsonan yang keduahanyalah /l/, /r/, /w/, ataudalambeberapakataberupa /s/, /m/, /n/, dan /k/.

  41. PenyukuandanPemenggalanKata Penyukuan Sukukataatausilabedapatdidefinisikandaritigasegi, yaitudarisegifisiologis, segiartikulatoris, dandarisegifonologis. Dari segifisiologis, sukukataadalahujaran yang terjadidalamsatudenyut dada, yaitusatupeneganganototpadawaktupengembusanudaradariparu-paru. Dari segiartikulatoris, sukukataadalahreganganujaran yang terjadidarisatupuncakkenyaringandiantaraduaunsur yang takberkenyaringan. Dari sudutfonologis, sukukataadalahstruktur yang terjadidarisatufonematauurutanfonembersamadengan cirri lain sepertitekanandanpanjang, yang kadang-kadangadakesepadananantarasukukata yang ditetapkansecarafonetisdansecarafonologis, kadang-kadangtidak.

  42. Sukukata pun merupakansatuanritmisterkecildalamarusujaran. Puncakritmeatauiramaitusamadengankenyaringanatausonoritas, yaitupantulansuara yang dihasilkanataudimungkinkanolehadanyaruangresonansi. Secarasederhanadapatdisebutkanbahwasukukatamerupakanbagiankata yang diucapkandalamsatuhembusannafasdanumunyaterdiridaribeberapafonem. Misalnyakatajalanitudihembuskandenganduahembusannafas: satuhembusanuntukja- dansatunyalagiuntuk -lan. Karenaitu, katajalanterdiriatasduasukukata. Tiap-tiapsukukataterdiriatasduadantigabunyi : [ja] dan [lan]. Sukukatadalambahasa Indonesia selalumemilikivokal yang menjadipuncaksukukata. Puncaksukukataitudapatdidahuluidandiikutiolehsatukonsonaataulebih, meskipundapatterjadibahwasukukatahanyaterdiriatassatuvokalatausatuvokaldengansatukonsonan.

  43. Contoh : Penting pen-ting Kepentinganke-pen-ting-an Andil an-dil Diadi-a Sukukatadapatberakhirdenganvokalmaupunkonsonan . Sukukata yang berakhirdenganvokal, (K) V, disebutsukubuka, sedangkansukukata yang berakhirdengankonsonan , (K) VK, disebutsukututup.

  44. Kaidahgrafemis • HubunganFonemdanGrafem Fonemitubersangkutandenganbunyi, dangrafembersangkutandenganhuruf. Fonemberadadalamwilayahbahasalisan, sedangkangrafemberadadalamwilayahbahasatulis. Representasitertuliskeduainiseringkalisama. Misalnyauntukmenyatakanbenda yang dipakaiuntukmenulispadapapantulis, kitamenuliskatakapurdanmengucapkannya pun /kapur/. Baikdarisegifonemismaupundarisegigrafemis, katakapuritumemiliki lima satuan, yaitu /k/, /a/, /p/, /u/, /r/. Akantetapi, hubungansatulawansatuantarafonemdangrafemtidakselaluditemukan. Grafem /e/, misalnyadapatmewakilifonem /e/ sepertipadakatasore. Sebaliknya. Fonem /f/ bisa pula dinyatakandenganduagrafem yang berbedayaitu <f> dan <v> sepertipadakatafajardan visa.

  45. Realisasigrafemis Ejaan yang baikadalah yang mempunyaidasar : satufonemsatutanda (grafem). Ejaan yang sempurnaitudisebutejaanfonemis. Akantetapi, ejaanfonemisitutidakpernahdiperoleh, karenapenyusunansuatuejaantidakhanyadidasarkanpadahal-halilmiah, tetapijugapadakepraktisandantradisiejaandalammasyarakatbahasaitu. Dasarilmiahdiberikanolehkajianfonemik, sedangkandasarpraktisdisesuaikandengankeadaanmasyarakatbahasaitu.

  46. Pungtuasi Bunyibahasadibedakanatasbunyi segmental dansuprasegmental. Unsur-unsur segmental dapatdenganmudahdigambarkan, sedangkan unsure suprasegmentalcukupsulit. Unsure segmental biasanyadinyatakansecaratertulisdenganabjad, persukuan, danpenulisankata. Sebaliknya, unsure suprasegmentalbiasanyadinyatakansecaratertulismelaluitanda-tandabacaataupungtuasi. Pungtuasidirealisasikanberdasarkanduahalutama yang komplementeryaitu : • Unsur-unsursuprasegmental • Hubungansintaksis

  47. Misalnyadalamkalimatberikutterdapattandabaca yang memenuhikeduasyarattersebut. Cobakatakan, Saudara, siapanamamu ? Dalamujaran yang wajarantarakatakandansaudaratidakterdapatperhentian. Karenaitu, seharusnyatandakomadalamkalimattersebutdihilangkan. Namun, karenakataSaudaramerupakanunsur yang tidakadahubungannyadengankatakatakan, makaharusditempatkankoma. Antarakatasaudaradansiapaditempatkankoma, karenadiberikanperhentiansebentardenganintonasimenaik. Sebaliknya, diakhirkalimatdiberikantandatanyakarenaintonasinyaadalahintonasitanya.

  48. Sistempungtuasiatautandabacadalambahasa Indonesia meliputitandatitik, tandakoma, tandatitikkoma, tandatitikdua, tandahubung, tandapisah, tandatanya, tandaseru, tandakurung, tandakurungsiku, tandapetik, tandapetiksatu, tandagaris miring, dantandapenyingkat.

  49. DAFTAR PUSTAKA 1. Resmini, Novi, dkk. 2006. Kebahasaan 1 (Fonologi, Morfologi, danSemantik). Bandung : UPI PRESS. 2.Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik. Jakarta : RINEKA CIPTA. 3. Alwasilah, A, Chaedar. 1993. LinguistikSuatuPengantar. Bandung : Angkasa. 4. Husen, Akhlan, dkk. 1996. FonologiBahasa Indonesia. Jakarta : DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJenderalPendidikanDasardanMenengahBagianProyekPenataran Guru SLTP SetaraD-III Tahun 1996/1997.

  50. TerimaKasih

More Related