1 / 33

FONOLOGI

FONOLOGI. Dosen : Harsono, S.S M.Hum Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Daerah Universitas Veteran Bangun Nusantara. Pengertian Fonologi.

walden
Télécharger la présentation

FONOLOGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FONOLOGI Dosen : Harsono, S.S M.Hum Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Daerah Universitas Veteran Bangun Nusantara

  2. Pengertian Fonologi • Fonologi secara bahasa memiliki makna ilmu tentang bunyi. Hal ini sesuai dengan makna dari kata Fonologi itu sendiri yang terdiri atas fon=bunyi dan logos=ilmu. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang digunakan oleh manusia. Bunyi yang dipelajari dalam Fonologi kita sebut dengan istilah fonem.

  3. Bidang Pembahasannya Fonologi mempunyai dua cabang kajian, Pertama, : • fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. • fonemik yaitu  kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna.

  4. FONETIK • a) fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. • b) fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya. • c) fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

  5. Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.

  6. FONEMIK • kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.

  7. Fonologi dalam cabang Morfologi • Bidang morfologi yang kosentrasinya pada tataran struktur internal kata sering memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya ketika menjelaskan morfem dasar {butuh} diucapkan secara bervariasi antara [butUh] dan [bUtUh] serta diucapkan [butuhkan] setelah mendapat proses morfologis dengan penambahan morfem sufiks   {-kan}.

  8. Fonologi dalam cabang Sintaksis • Bidang sintaksis yang berkosentrasi pada tataran kalimat, ketika berhadapan dengan kalimat kamu berdiri. (kalimat berita), kamu berdiri? (kalimat tanya), dan kamu berdiri! (kalimat perintah) ketiga kalimat tersebut masing-masing terdiri dari dua kata yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan hasil analisis fonologis, yaitu tentang intonasi, jedah dan tekanan pada kalimat yang ternyata dapat membedakan maksud kalimat, terutama dalam bahasa Indonesia.

  9. Fonologi dalam cabang Semantik • Bidang semantik, yang berkosentrasi pada persoalan makna kata pun memanfaatkan hasil telaah fonologi. Misalnya dalam mengucapkan sebuah kata dapat divariasikan, dan tidak. Contoh kata [tahu], [tau], [teras] dan [t∂ras] akan bermakna lain. Sedangkan kata duduk dan didik ketika diucapkan secara bervariasi [dudU?], [dUdU?], [didī?], [dīdī?] tidak membedakan makna. Hasil analisis fonologislah yang membantunya.

  10. Manfaat Fonologi dalam Penyusunan Bahasa • Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan, nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya.

  11. Perlambangan unsure suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan tekanan, nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure suprasegmental ini dikenal dengan istilah tanda baca atau pungtuasi. • Tata cara penulisan bunyi ujar ini biasanya memanfaatkan hasil kajian fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan fonemis

  12. Istilah-istilah dlm fonologi • fona, : Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti. • Fonem : satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti • alofon : Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki

  13. Vokal : adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan • Konsonan : fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .

  14. artikulasi : adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran-saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa; pengucapan bunyi bahasa • Huruf : adalah lambang bunyi-bunyi bahasa dalam tata tulis; aksara. • lafal : adalah ucapan (tata bahasa).

  15. Hal-hal yang dibahas dalam fonologi antara lain sebagai berikut : • Bunyi Ujaran : Bila kita ditempatkan di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat yang menggunakan suatu bahasa yang tak kita pahami sama sekali, serta mendengar percakapan antar penutur-penutur bahasa itu, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu merupakan suatu arus-bunyi yang di sana-sini diselingi perhentian sebentar atau lama menurut kebutuhan penuturnya.

  16. Fonetik dan Fonemik : Bagian dari Tatabahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya dalam Ilmu Bahasa disebut fonologi. Fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yaitu Fonetik dan Fonemik.

  17. Alat Ucap : Kita tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam bunyi-ujaran bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya tetntang alat ucap yang menghasilkan bunyi-bunyi tersebut. Sebab itu dalam Fonologi dipelajari juga bagian-bagian tubuh yang ada sangkut-pautnya dengan menghasilkan bunyi-ujaran tersebut.

  18. Pita Suara : Di ujung atas laring terdapatlah dua buah pita yang elastis yang disebut pita suara. Letak pita suara itu horizontal. Antara kedua pita suara itu terdapat suatu celah yang disebut glotis. Dalam menghasilkan suatu bunyi, pita suara itu dapat mengambil empat macam sikap yang penting.

  19. Perubahan Fonem : Dalam pelaksanaan bunyi-bunyi ujaran, terjadilah pengaruh timbal-balik antara bunyi-bunyi ujaran yang berdekatan. Karena adanya pengaruh timbal-balik itu terjadilah perubahan-perubahan bunyi-ujaran.

  20. Intonasi : Bila kita memperhatikan dengan cermat tutur bicara seseorang, maka arus ujaran (bentuk bahasa) yang sampai ke telinga kita terdengar seperti berombak-ombak. Hal ini terjadi karena bagian-bagian dari arus ujaran itu tidak sama nyaring diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras dan ada bagian yang diucapkan lebih lembut; ada bagian yang diucapkan lebih tinggi dan ada bagian yang lebih rendah; ada bagian yang diucapkan lambat-lambat dan ada bagian yang diucapkan dengan cepat. Di samping itu disana-sini, arus ujaran itu masih dapat diputuskan untuk suatu waktu yang singkat atau secara relatif lebih lama, dengan suara yang meninggi (naik), merata, atau merendah (turun). Keseluruhan dari gejala-gejala ini yang terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi.

  21. Alat bicara

  22. Alat Ucap • Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya alat ucap itu juga memiliki fungsi utama lain yang bersifat biologis. Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan alat ucap itu namun disesuaikan dengan nama latinnya, misalnya:

  23. Pangkal tenggorokan (larynx) – laringalRongga kerongkongan (pharynx) – faringalPangkal lidah (dorsum) – dorsalTengah lidah (medium) – medialDaun lidah (laminum) – laminalUjung lidah (apex) – apikalAnak tekak (uvula) – uvularLangit-langit lunak (velum)Langit-langit keras (palatum)Gusi (alveolum) – alveolarGigi (dentum) – dentalBibir (labium) – labial • Selanjutnya sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan, maka harus kita gabungkan istilah dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yang gabungan antara ujung lidah dengan gigi atas.

  24. Proses Fonasi • Terjadinya bunyi bahsa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar, maka pita suara harus dalam keadaan terbuka.

  25. Bentukan pita suara • Adanya empat macam pita suara yang berposisi yaitu : • (a) pita suara terbuka lebar, • (b) pita suara terbuka agak lebar • (c) pita suara terbuka sedikit, • (d) pita suara tertutup rapat-rapat.

  26. Proses artikulasi • Labialisasi : dilakukan dengan membulatkan bentuk mulut. • Palatilisasi : dilakukan dengan menaikkan bagian depan lidah. • Velarisasi : dilakukan dengan cara menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak. • Faringalisasi : dilakukan dengan cara menarik lidah ke arah belakang ke dinding faring.

  27. Klasifikasi Bunyi • Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. • Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Bunyi konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita suara tidak mendapat hambatan apa-apa. • sedangkan dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan.

  28. Klasifikasi Vokal • Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi (I dan u), vokal tengah (e dan o) dan vokal rendah (a). Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan (i dan e), vokal pusat (ә), dan vokal belakang (u dan o).

  29. Klasifikasi Konsonan • Bunyi konsonan dibedakan berdasarkan tiga patokan atau kriteria yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi. Sedangkan berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara.

  30. Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan dibedakan menjadi: • a. Bilabial yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir (b, p, m) • b. Labiodental yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan gigi atas (f, v) • c. Laminoalveolar yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi (t, d) • d. Dorsovelar yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum/langit (k, g)

  31. Berdasarkan cara artikulasinya, konsonan dibedakan menjadi:a. Lambat (letupan, plosif, stop) disini artikulator menurup sepenuhnya (p, b, t, d, k, g) • b. Geseran atau frikatif, disini artikulator aktif mendekati artikulatif pasif (f, s, z) • c. Paduan atau frikatif, disini artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara (c, j) • d. Sengaran atau nasal, disini artikulator )  menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut (m, n, • e. Getaran atau trill, disini artikulator aktif melakukan kontak beruntun dengan pasif (r) • f. Sampingan atau lateral, disini artikulator aktif menghmbar aliran udara pada bagian tengah mulut (l) • g. Hampiran atau aproksiman, disini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal (w, y).

  32. BERSAMBUNG YEEE…

More Related