1 / 33

BESARAN DAN SATUAN VEKTOR GAYA KINEMATIKA DINAMIKA USAHA DAN ENERGI PANAS

FISIKA DASAR. BESARAN DAN SATUAN VEKTOR GAYA KINEMATIKA DINAMIKA USAHA DAN ENERGI PANAS LISTRIK DAN MAGNET. BESARAN DAN SATUAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur yang memiliki nilai dan satuan.

kioshi
Télécharger la présentation

BESARAN DAN SATUAN VEKTOR GAYA KINEMATIKA DINAMIKA USAHA DAN ENERGI PANAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FISIKA DASAR BESARAN DAN SATUAN VEKTOR GAYA KINEMATIKA DINAMIKA USAHA DAN ENERGI PANAS LISTRIK DAN MAGNET

  2. BESARAN DAN SATUAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur yang memiliki nilai dan satuan. Satuan adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan suatu besaran. Contoh 1.1 Besaran panjang satuannya meter. Besaran waktu satuannya detik. Di dalam Ilmu Fisika dikenal dua jenis besaran, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

  3. 1. 1. BESARAN POKOK DAN DIMENSI Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Pada tahun 1960, CGPM (Conference General des Poldes et mesures) meresmikan sistem satuan yang dikenal dengan System Internationale d’Unites, disingkat SI. Sistem satuan SI terdiri dari 7 besaran pokok.

  4. Dimensi Besaran Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2 atau dimensi Percepatan : L T-2

  5. Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain: dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor atau skalar, (2) dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar, (3) dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.

  6. Satuan dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya, besaran panjang dapat memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau mikrometer), namun dimensi besaran panjang hanya satu, yaitu L. Dua satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama lain (contohnya: 1 m = 39,37 in; angka 39,37 ini disebut sebagai faktor konversi, sementara tidak ada faktor konversi antarlambang dimensi.

  7. 2. BESARAN TURUNAN Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh 1.2 Besaran luas adalah besaran yang diturunkan dari besaran panjang; besaran luas didefinisikan hasil kali dua besaran panjang, yaitu panjang kali lebar. Jika satuan panjang dan lebar masing-masing adalah meter, maka besaran luas mempunyai satuan meter2 (m2).

  8. Beberapa besaran fisika yang termasuk besaran turunan adalah: • Massa Jenis = massa / volume = kg / m3 = kg.m–3. • Gaya = massa x percepatan = kg m / s2 = N • Kecepatan = jarak / waktu = m / s = m s–1. • Tekanan = gaya / luas penampang = N / m2 = N m–2. • Usaha = gaya x jarak = N x m = N.m

  9. Massa dan Berat Massa dan berat adalah dua hal yang berbeda, meskipun dalam kehidupan sehari-hari kedua istilah ini sering dipertukarkan. Misal seseorang mengatakan berat tubuhnya 70 kg, padahal yang dimaksud sebenarnya adalah tubuhnya mempunyai massa 70 kg.

  10. Perbedaan massa dan berat Massa Massa menyatakan banyaknya materi yang dikandung suatu benda 2. Massa tetap 3. Satuan massa dalam SI adalah kilogram 4. Diukur menggunakan neraca Ohauss 5. Termasuk besaran skalar Berat Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda 2. Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya 3. Termasuk besaran vektor 4. Satuan berat adalah Newton

  11. Mengkonversi Satuan Besaran yang diukur, seperti panjang, kecepatan, atau arus listrik terdiri dari angka dan satuan. Proses untuk mengubah satuan tertentu ke satuan lainnya disebut proses konversi satuan. Contoh 1.3 Konversikan besaran cm ke km Penyelesaian cm/10 –2 = km/103 1 cm = (10 –2/103) km = 10 –5 km

  12. Contoh 1.4 Konversikan besaran 21,5 inci ke satuan meter, yard, dan mil. Penyelesaian

  13. Contoh 1.5 Konversikan besaran-besaran berikut: mil/sekon  km/jam lb/in2 N/m2 Penyelesaian

  14. Latihan Konversikan a) inci3 m3 b) lb/ft2 N/cm2

  15. 3 Angka Penting (Significant Figure) Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak/pasti dan satu angka terakhir yang ditaksir. Aturan penulisan angka penting (AP) : Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting.

  16. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2 dan 4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal merupakan angka penting. Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32.

  17. Semua angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yaitu 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0 Peraturan untuk penjumlahan dan pengurangan: "Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mempunyai angka di belakang koma sebanyak bilangan yang mempunyai angka di belakang koma paling sedikit".

  18. Contoh: 40,55 + 3,1 + 10,222 = 53,872 Bilangan yang mempunyai angka di belakang koma paling sedikit adalah 3,1 (1 angka di belakang koma), jadi hasil penjumlahan di atas harus dibulatkan menjadi 53,9 (1 angka di belakang koma, 3 angka penting).

  19. Peraturan untuk perkalian dan pembagian: "Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh mempunyai angka penting sebanyak bilangan dengan angka penting paling sedikit". Contoh: ( 32,1 × 1,234 ) ÷ 1,2 = 33,0095 Bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit adalah 1,2 (2 angka penting). Jadi hasil perkalian dan pembagian di atas harus dibulatkan menjadi 33 (2 angka penting).

  20. Aturan pembulatan bilangan desimal Angka > 5 dibulatkan ke atas. Contoh 5,679 dibulatkan menjadi 5,68 Angka < 5 dibulatkan ke bawah. Contoh 5,674 dibulatkan menjadi 5,67 Angka = 5 dibulatkan Ke atas jika angka sebelumnya ganjil Contoh 5,675 dibulatkan menjadi 5,68 Ke bawah jika angka sebelumnya genap Contoh 5,665 dibulatkan menjadi 5,66

  21. Pengukuran

  22. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran :1. Nilai Skala Terkecil Alat Ukur Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat lagi dibagi-bagi, inilah yang disebut nilai skala terkecil (NST) 2. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal Pada pengukuran tunggal ketidakpastian umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk suatu hasil pengamatan X maka ketidakpastian mutlaknya adalah : ∆X = 1/2 NST dan hasil pengamatan dituliskan sebagai : X = X0 ± ∆X

  23. Sedangkan yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah: KTP relatif = ∆X /X0 Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengamatan adalah X = X0± KTP relatif x 100 % Keterangan: X0 = Nilai pendekatan pengukuran X = Hasil pengamatan X = Nilai ketidakpastian

  24. Contoh 1.6 Dari ilustrasi berikut, tentukan Ketidakpastian mutlak Ketidakpastian relatif Hasil pengamatan Penyelesaian

  25. Nilai pendekatan pengukuran = X0 = 57 mm NST = 1 mm a) KTP mutlak = X = 1/2 NST = 0,5 mm b) KTP relatif = X/X0 = (0,5/57) x 100% = 8,8% • c) Hasil pengamatan X = X0 ± ∆X = (57 ± 0,5) mm

  26. Selesai

More Related