1 / 14

Pertemuan 4 PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RESIKO

Pertemuan 4 PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RESIKO. Matakuliah : J0142 / Manajemen Resiko dan Asuransi Tahun : 2005 Versi : <<versi/revisi>>. Learning Outcomes. Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menunjukan terapan pengukuran resiko resiko → C3/TIK-5.

kyria
Télécharger la présentation

Pertemuan 4 PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RESIKO

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 4PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RESIKO Matakuliah : J0142 / Manajemen Resiko dan Asuransi Tahun : 2005 Versi : <<versi/revisi>>

  2. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat menunjukan terapan pengukuran resiko resiko → C3/TIK-5

  3. Outline Materi • Pengukuran Resiko • Konsep-konsep Pengukuran Resiko • Asas-asas Menghitung Probabilitas • Terapan Dalam Pengukuran Resiko

  4. PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RESIKO I. Pengukuran resiko Pengukuran resiko mempunyai manfaat antara lain: 1. Untuk dapat menentukan kepentingan relatif dari resiko yang di hadapi. 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan guna menentukan cara dan kombinasi yang paling baik dalam penanggulangan resiko II. Konsep Probabilitas Probabilitas adalah kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian

  5. III. Konsep sample space dan event Ruang sample (sample space) merupakan sebuah himpunan yang memiliki ketentuan: 1. Tiap unsur dari ruang sampel menyatakan satu kali percobaan. 2. Tiap unsur dari percobaan harus sesuai dengan satu dan hanya satu unsur dari ruang sampel. Bila sebuah ruang sampel telah di tentukan, suatu peristiwa atau kejadian (event) ialah sub-himpunan dari ruang sampel 1. Peristiwa A = sub himpunan A dari ruang sample S 2. Peristiwa B = sub himpunan B dari ruang sampel S 3. Peristiwa A atau B = A  B 4. Peristiwa A dan B = A  B 5. Peristiwa A mutlak terjadi A = S 6. Peristiwa A dan B merupakan peristiwa yang saling lepas = A  B = 

  6. IV. Probabilitas suatu peristiwa Bila suatu percobaan dapat menimbulkan sejumlah hasil yang berbeda serta memiliki kesempatan untuk terwujud yang sama dan bila m dari hasil di atas merupakan peristiwa A maka probabilitas peristiwa A =  (A) = m/n Peristiwa bukan A =  (AI) = = 1-  (A) Contoh : Dari 6 mata dadu, berapa kemungkinan munculnya mata satu dalam satu kali lemparan ? Kemungkinan munculnya mata satu dalam satu kali lemparan adalah: 1/6. Sedangkan probabilitas tidak munculnya mata satu atau munculnya mata yang lain adalah: 1 – 1/6 = 5/6

  7. V. Asas-asas menghitung probabilitas A. Peristiwa yang saling lepas (mutually exclusive) Dua peristiwa yang saling lepas bila dan hanya bila ke dua peristiwa tersebut tidak dapat terjadi saat yang bersamaan Teorema  (A  B) = p (A) +  (B) A  B = ,  (A  B) =  (0) = 0 B. Peristiwa yang tidak lepas (disjoint) adalah peristiwa tidak saling lepas Teorema :  (A  B) =  (A) +  (B) – (A  B)

  8. C. Peristiwa independen (statistically independent). Dua peristiwa di katakan independen bila dan hanya bila terjadi atau tidak terjadinya/tidak terjadinya peristiwa ke dua. Teorema :  (A  B) =  (A) .  (B) D. Probabilitas bersyarat  (A  B) =  (A) .  (B/A)  (B/A) =  (A/B) =

  9. Terapan dalam pengukuran resiko 1. Dari 100 rumah di Bandung, terbakarnya satu rumah adalah 37% dan kerugian rata-rata untuk setiap kebakaran adalah Rp. 1.000.000,- maka berapa expected value dari kerugian? Expected value dari kerugian adalah : 37% x Rp. 1.000.000 = Rp. 370.000 2. Suatu perusahaan memiliki dua gudang. Gudang A di Semarang dan gudang B di Surabaya. Kemungkinan terjadinya kebakaran gudang A = 1/20, dan gudang B 1/40 maka : a. Probabilitas terbakarnya gudang A dan B = (1/20) (1/40) = 1/800

  10. Probabilitas terbakarnya gudang A dan bukan B = (1/20) (1-1/40) = 39/800 • Probabilitas tidak terbakarnya gudang A dan juga B = (1- 1/20) (1- 1/40) = 741/800 3. Suatu perusahaan memiliki armada angkatan 5 buah mobil, masing-masing berharga Rp. 10.000.000,-. Setiap tahun mobil-mobil tersebut mengalami kecelakaan lebih dari satu kali dan mengakibatkan kerusakan sebagian atau seluruhnya. Suatu distribusi probabilitas hipotesis yang mungkin berlaku dalam situasi ini adalah sebagai berikut :

  11. Tabel 1 : Distribusi Probabilitas hipotesis total kerugian pertahun terhadap armada angkutan yang terdiri dari 5 mobil.

  12. Tabel 2 : Sedangkan probabilitas bahwa kerugian akan sama atau akan melebihi batas maksimum tertentu adalah:

  13. a. Probabilitas bahwa perusahaan tidak menderita kerugian sama sekali = 0,606 atau probabilitas akan menderita kerugian = 1-0,606 = 0,394 b. Jika batas maksimum menerima kerugian Rp. 500.000 maka probabilitas kerugian akan sama atau melebihi Rp. 500.000 = 0,273 + 0,100 + 0,015 + 0,003 + 0,002 + 0,001 = 0,121 dan seterusnya (Lihat tabel 2) c. Kerugian rata-rata pertahun / total kerugian harapan = 0 (0,606) + 500.000 (0,273) + 1.000.000 (0,100) + 2.000.000 (0,015) + 5.000.000 (0,003) + 10.000.000 (0,002) + 20.000.000 (0,001) = Rp. 321.000,-.

  14. << CLOSING>> • Prinsip pengukuran resiko menjelaskan bagaimana mengukur besarnya suatu resiko. Disini kita kembali diingatkan kepada perhitungan-perhitungan statistika

More Related