1 / 38

M E N G E N A L I W A R N A W A R N I P E M I L I H

M E N G E N A L I W A R N A W A R N I P E M I L I H. KELOMPOK 2. Rio Wirawan Djohar Danu Ega Yuanita Berlin Jestika Orlanda W. Siska Ayu Fitria Pranita M. Lazuardini Dina Ayu Shofiyanah Ninda Hanur Putri Wuni Retnosari Arief Hidayat. Pembagian Jenis Pemilih.

Télécharger la présentation

M E N G E N A L I W A R N A W A R N I P E M I L I H

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MENGENALIWARNAWARNIPEMILIH KELOMPOK 2 Rio WirawanDjohar Danu Ega Yuanita Berlin JestikaOrlanda W. SiskaAyuFitria Pranita M. Lazuardini Dina AyuShofiyanah NindaHanurPutri WuniRetnosari AriefHidayat

  2. PembagianJenisPemilih Internal Eksternal Non-Partisan Pemilih Konstituen Konstituen Partai Lain

  3. Lanjutan… • Pemilihmerupakansemuapihak yang menjaditujuanutamaparakontestanuntukmerekapengaruhidanyakinkan agar mendukungdanmemberikansuaranyakepadakontestan yang bersangkutan. • Pemilihdalamlingkungan internal disebutsebagaikontituen. • Konstituenadalahkelompokmasyarakat yang merasadiwakiliolehsuatuideologitertentu yang kemudiantermanifestasikandalaminstitusipolitiksepertipartaipolitik.

  4. Pemilihdalamlingkunganeksternalterdapat non-partisan dankontituenpartai lain. • Non-partisan merupakankelompokmasyarakat di manaideologidantujuanpolitikmerekatidakdiikatkanpadasuatuparpoltertentu. • Konstituenpartai lain, yaitukontituenpartai lain yang merasaternyataparpoltersebutlebihmewakiliideologinyadaripadapartainyasendiri.

  5. PerilakuPemilih Perilakupemilihsangatdipengaruhiolehloyalitasdanideologi. • Loyalitas Keputusanuntukmemberikandukungandansuaratidakakanterjadiapabilatidakterdapatloyalitaspemilih yang cukuptinggikepadapartaipolitikjagoannya. Begitujugasebaliknya, pemilihtidakakanmemberikansuaranyakalaumerekamenganggapbahwasuatuparpol tidal loyal sertatidakkonsistenterhadapjanjidanharapan yang telahmerekaberikan.

  6. Ideologi Masing-masingkontestanmembawaideologi yang berbedasatudengan yang lainnya. Masyarakatakanmengelompokandirikepadakontestan yang memilikiideologisamadengan yang merekaanutsekaligusjugamenjauhkandiridariideologi yang bersebrangandenganmereka.

  7. Kendala-kendala yang munculpadasaatpemilihharusmenentukanpilihannyaseperti; kompleksitas, kebimbangandanketidakpastian. Hal-haltersebutdisebabkanoleh: • Penggunaan jargon danistilahpolitik yang susahdimengertiolehbanyakkalangan. • Sempitnyawaktuuntukberpikirkarenaharussegeramenentukanpilihannya. • Keterbatasankemampuananalisismasing-masingindividuuntukmelihatkonsekuensilogisdari program yang yangdiajukanolehmasing-masingkontestan.

  8. Sejumlahkontestan, baikparpolataukandidatperseorangan, seringmemposisikandiridanmengangkatisupolitik yang terlaluluas. Hal inimenyebabkanberbagaikendalayaitu: • Topikdanisu yang terlaluumummenciptakantidakjelasnyakeberpihakanpartaipolitikbersangkutan. • Masing-masingmasyarakatakanmenginterpretasikantopikdanisunyasecaraberlainan, berdasarkankondisidankontekstual yang merekahadapi.

  9. kebimbanganmasyarakat, dipengaruhiolehkurangnyakemampuankontestandalammemposisikandirinyaatassebuahpermasalahanpolitik. Sehinggapesanpolitiknyamenjadimengambangdansukardipahami. • Informasi yang tersediaseringkalibertolakbelakangdengankenyataan yang sebenarnyadiakibatkanolehteknikmanipulasiuntukmenyudutkanlawanpolitik, janji-janjipolitik, penggunaankonsepdanbahasa yang rumit.

  10. RASIONALDAN NON-RASIONAL

  11. Manusiapadadasarnyaadalahmemilikikecenderunganuntukberpikirrasionaldan non-rasional Ketikaberpikirdanbertingkah- lakurasionalmanusiaakan efektif, bahagia, dankompeten. Ketikaberpikirdanbertingkah- laku non-rasionalindividuitumenjadi tidakefektif.

  12. Sebab-sebabindividuberpikirrasional Perasaandanpikirannegatif, sertapenolakandiriharusdilawandengancaraberpikir yang rasionaldanlogis, yang dapatditerimamenurutakalsehat, sertamenggunakancaraverbalisasi yang rasional.

  13. non-rasional Sebab-sebabindividuberpikir • Individutidakberpikirjelastentangsaatinidan yang akandatang, antarakenyataandanimajinasi • Individutergantungpadaperencanaandanpemikiran orang lain • Orang tuaataumasyarakatmemilikikecenderunganberpikir non-rasional yang diajarkankepadaindividumelaluiberbagai media.

  14. ORIENTASI PEMILIH

  15. Terdapat sinkronisasi antara model kesamaan dan daya tarik • Adanya ketertarikan pemilih terhadap kontestan yang memiliki kesamaan baik secara pola pikir dan tujuan yang ingin dicapai • Adanya pemetaan yang dilakukan oleh kontestan pemilu dapat membantu untuk mencari karateristik masing-masing daerah

  16. Terdapat pula model kedekatan yang memandang bahwa kontestan Pemilu harus memiliki strategi pemecahan masalah dan kesamaan ideologi guna mempengaruhi pemilih agar mau menggunakan suaranya untuk kepentingan individu kontestan maupun kepentingan partai politik. • Adanya aspek rasional dan non-rasional yang masih melekat dalam masyarakat, khususnya masyarakat yang masih memegang kuat nilai-nilai tradisional

  17. Orientasi‘policy-problem-solving’

  18. Fiorina (1981), EnelowdanHinich (1984) dalamisudanmasalah proses pengambilankeputusanpolitik. Pemilihmenaruhperhatian yang sangattinggiatascarakontestandalammenawarkansolusisebuahpermasalahan. • Solusi yang ditawarkanharus memilikikekuatanargumentatifdandidukungoleh data-data yang akurat. • Permasalahansangatditentukanoleh media massa. • Program kerjadansolusiatassuatupermasalahanharusjelas, detail danlogis. • Ketidakpastianmengkibatkanefeknegatifterhadappersepsipemilih. • Kinerjaekonomidantanggungjawabpolitikkontestanmempengaruhihasilpemilu. • Pemilihlebihcenderungmemilihpartai yang dapatmemberikansoslusiterhadapperekonomian.

  19. PartaipolitiklahiruntukmemperjuangkankepentinganrakyatdanbukankepentinganpartaiPartaipolitiklahiruntukmemperjuangkankepentinganrakyatdanbukankepentinganpartai • Pemilihakanmemberianpenilaian yang nantinyaakantermanifestasidalambentukpenghargaan • Hasilpenilaianmerekamemilikikritikan-kritikanakanmembentukopinimassa • Penilaiantentangpolicy-problem-solving bisadilakukandenganduacarayaitu“ex-post dan ex-ante” • Pemilih yang mengevaluasidanmenganalisispartaipolitik yang berkaitaneratdengankonsep “position” yang dicanangkanoleh Stokes (1963;1992). • Kampanyepemilumerupakanhal yang penting.

  20. ORIENTASI“ IDEOLOGI ”

  21. Ideologidapatdianggapsebagai “identitas” yang menyatukansatukelompokataugolongandansekaligussebagaipembedadengankelompokataugolongan lain (Gerring, 1997). Ideologimelingkupisemuasistemnilai, keyakinan, simbol, mitos, ritual, dan jargon yang terdapatdalamsuatustruktursosialmasyarakat..dalamduniapolitik, hubunganantaraideologidanpolitikadalahhubungan yang takterpisahkan (inseparable) (Seliger, 1976).

  22. Dalamhaliniideologidapatideologidapatberupametodedantujuanakhir yang ingindiperjuangkanolehpartaipolitik. Ideologisosialismemilikitujuan yang berbedadenganideologikapitalis . Scotto et al (2004), menyimpulkanbahwaperananideologidalammempengaruhipemilihsangatlahpenting. Semasakampanyepemilu, partaipolitikatauseorangkontestan yang menggunakanstrategimobilisasimassabiasanyamengoptimalkankedekatanideologidenganpartisannya (Rohrschneider, 2002).

  23. STRATEGI POLITIK

  24. Pendekatandankomunikasipolitikperludilakukanolehparakontestanuntukdapatmemenangkanpemilu.Pendekatandankomunikasipolitikperludilakukanolehparakontestanuntukdapatmemenangkanpemilu. • Para kontestanperlumelakukankajian • Cara masyarakatmenentukanpilihannyatergantungpadakarakteristikmasyarakatbersangkutan. • Di satusisi, terdapatkelompokmasyarakat yang lebihmenggunakanlogikadanrasionalitasdalammenimbangkontestan. • Di pihak lain, kedekatanideologisjugamenjadikekuatanuntukmenarikpemilihkedalambiliksuaradanmencobloskontestan yang berideologisama.

  25. TABEL Jenispemilihdanalasanmemilih

  26. Srategipenguatansangatdibutuhkandalamhubunganantarapartaipolitikdengankonstituenmereka.Srategipenguatansangatdibutuhkandalamhubunganantarapartaipolitikdengankonstituenmereka. • Strategipenguatandilakukan agar ikatan di antaramerekatidakmelemahdanuntukmenghindarimasuknya pengaruhpesaing yang bisamenarikperhatiankonstituenmereka. • Strategimenanamkankeyakinanlebihsesuaiuntukditerapkanpadajenispemilih yang non-partisan. • Strategikomunikasidanpenyediaaninformasijugaperludilakukanntukmeyakinkanparapemilih non-partisipan.

  27. Jenispemilih non-partisipan lain, komunikasiideologilebihditekankan. • Strategipengenalan & merebutdapatdilakukansuatupartaiterhadapjenispemilih yang merupakanpendukungpartai lain. • Tujuanutamapesaingadalahtimbulnyaperilakumigrasidanperpindahan.

  28. TIPOLOGI PEMILIH

  29. Terdapatduaorientasidalamdirimasing-masingpemilihyaitu: 1. Orientasi ‘policy-problem-solving’ 2. Orientasi‘ideology’ • Terdapatduaperspektifmengapaseorangpemilihdapatmembuatanalisisdanjudgementataspilihannyayaitu: 1. Environment determinist 2. Free choice

  30. FaktorDeterminanmemilih • Kondisiawal • Sosialbudayapemilih • Nilaitradisionalpemilih • Level pendidikan & ekonomipemilih • Dll Media massa - data, informasi, danberita media masa - Ulasanahli - Permasalahanterkini - Perkembangandantrensituasi • Partaipolitik/ kontestan • - Catatankinerja & reputasi • - Marketing politik • Program kerja • Sistemnilai Pemilih Policy-problem-solving Ideologi Partaipolitik/ kontestan

  31. MACAM-MACAM PEMILIH

  32. PEMILIH SKEPTIS

  33. PemilihSkeptis. Didominasi. Pemilih yang tidakmemilikiorientasiideologi yang cukuptinggidengansebuahparpol/ seorangkontestan, n menggangapsebuahkebijakanadalahsesuatu yang penting Golongan Putih PemilihSkeptis

  34. PEMILIHAN UMUM : EFEK PEMILIHAN UMUM : UPAYA PEMERINTAH : PemilihSkeptis Golongan Putih Legitimasi HasilPemilu PihakKalah PadaPemilu HasilPemiluTidak Representaif StabilitasNasional Terganggu Mewujudkanpemerintah yang bersihdanberwibawamelalui proses penegakanhukum yang benar, sehinggamasyarakatmelihatadanyasistemkeadilanbagisemuanya

More Related