1 / 49

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Makula: penglihatan fokus / detail  membaca, menyetir. CSCR / ICSC / CSR Idiopatik Laki – laki (10 / 100.000) Ras Asia dan Hispanik Usia produktif (20 – 55) Stres dan steroid.

nat
Télécharger la présentation

PENDAHULUAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENDAHULUAN • Makula: penglihatan fokus / detail  membaca, menyetir. • CSCR / ICSC / CSR • Idiopatik • Laki – laki (10 / 100.000) • Ras Asia dan Hispanik • Usia produktif (20 – 55) • Stres dan steroid • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB.

  2. ILUSTRASI KASUS

  3. IDENTITAS • Pasien baru • Poli Vitreoretina (A7): Senin, 25/3/13, 15:20 WIB • Nama : Tn. UJ • No. RM : 375-65-60 • Usia : 31 tahun • Agama : Islam • Alamat : Lampung • Pekerjaan : Buruh • Pembayaran : ASKES

  4. Keluhan Utama • Mata tidak merah dengan penglihatan kedua mata buram perlahan sejak 1 tahun lalu. • Riwayat Penyakit Sekarang • Penglihatan kabur / tidak jelas saat membaca • Garis lurus terlihat bengkok (metamorfopsia +) • Bayangan hitam / skotoma (–) • Dalam 2 s/d 3 tahun terakhir mengonsumsi Dexamethasone dan Omeprazole, terakhir 2 bulan lalu. • Banyak hal yang dipikirkan / dicemaskan. • Suka menyendiri / curiga (-)

  5. Riwayat trauma (-) • Riwayat mata nyeri, jalan menabrak, sering terjatuh, penglihatan lubang kunci (-) • Penglihatan berkabut, konsumsi alkohol, penglihatan membaik pada siang atau malam hari, paparan sinar matahari berlebihan pada mata (-) • Pemakaian kacamata atau penglihatan membaik dengan kacamata (-) • Sensasi benda melayang di mata, rasa terfoto dengan lampu blits kamera (-)

  6. Riwayat Penyakit Dahulu • Hipertensi, DM, asma, alergi, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit mata (-). • Riwayat Penyakit Keluarga • Hipertensi, DM, asma, alergi, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit mata (-). • Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, Kebiasaan • Buruh pabrik di Lampung • Kebiasaan merokok 1 batang sehari • Pembiayaan kesehatan dengan ASKES.

  7. PEMERIKSAAN FISIK • KeadaanUmum : Tampaksakitringan. • Kesadaran : Compos mentis. • Tanda Vital • Tekanandarah : 105/81 mmHg. • Frekuensinadi : 76 x/menitreguler. • Frekuensinapas : 18 x/ menitreguler. • Suhu: Afebris. • Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

  8. Foto Fundus

  9. OCT – OD & OS

  10. Daftar Masalah • Central Serous Retinopathy ODS. • Penatalaksanaan • Rencana diagnosis • Tes Amsler grid • Fluorescens Angiography • Rencana tatalaksana • Edukasi untuk menghindari stres. • Terminasi terapi Dexamethasone. • Fotokoagulasi laser

  11. Prognosis • OD • Ad vitam : bonam. • Ad functionam : dubia ad bonam. • Ad sanactionam : dubia ad malam. • OS • Ad vitam : bonam. • Ad functionam : dubia ad bonam. • Ad sanactionam : dubia ad malam.

  12. TINJAUAN PUSTAKA

  13. Anatomi dan Histologi • 2,5 mm lateral dari bintik buta  makula • Pigmen RPE lebih banyak • Pigmen kuning (lutein & Zeaxanhtin) • Pusat: Fovea sentralis • Sirkulasi: • Arteri retina sentralis • Khoriokapiler • Jusuf AA. Diktat Kuliah; TinjauanHistologi Bola Mata, AlatKeseimbangandanPendengaran. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta: 2012. • Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. PemeriksaanDasar Mata. Edisipertama. Jakarta: BadanPenerbit FKUI; 2011.

  14. Makula dan Fovea www.aashiwadeyecare.com.

  15. Fisiologi • Fungsi makula • Penglihatan detail dan terfokus • Diskriminasi warna • Sawar darah retina • Sawar darah luar • Fenestrasi pada khoriokapiler • Taut ketat pada RPE • Sawar darah dalam • Taut ketat retina dan endotel kapiler • Jusuf AA. Diktat Kuliah; TinjauanHistologi Bola Mata, AlatKeseimbangandanPendengaran. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta: 2012. • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011.

  16. Central Serous Retinopathy • Definisi: • Elevasi s/d ablasi retina sensoris pada makula akibat cairan serosa • Patofisiologi: idiopatik • Gangguan pompa ionik dari RPE • Vaskulopati  kebocoran khoriokapiler • Faktor risiko: • Usia, ras, jenis kelamin • Stres, kepribadian tipe A • Hipertensi, OSA, steroid, lupus, kehamilan • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB. • Shah SP, Desai CK, Desai MK, Dikshit Rk. Steroid-induced Central Serous Retionpathy. Indian J Pharmacol. 2011 Sep-Oct; 43(5): 607-8.

  17. Patogenesis • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB. • Shah SP, Desai CK, Desai MK, Dikshit Rk. Steroid-induced Central Serous Retionpathy. Indian J Pharmacol. 2011 Sep-Oct; 43(5): 607-8 • Agarwal A. Fundus Fluorescein and Indocyanine Green Angiography. Thorofare: SLACK Inc; 2008.

  18. Klasifikasi • Agarwal A. Fundus Fluorescein and Indocyanine Green Angiography. Thorofare: SLACK Inc; 2008.

  19. Temuan Klinis • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB. • Agarwal A. Fundus Fluorescein and Indocyanine Green Angiography. Thorofare: SLACK Inc; 2008.

  20. Temuan Funduskopi • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011.

  21. Pemeriksaan Penunjang • Tes Amsler grid • Evaluasi fungsi makula. • Metamorfopsia, kelabu, kabur, skotoma. • OCT • Elevasi pars neurosensoris retina • Ablasi / defisit RPE. • Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. PemeriksaanDasar Mata. Edisipertama. Jakarta: BadanPenerbit FKUI; 2011. • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011.

  22. Pemeriksaan Penunjang • Fluorescein Angiography (FA) • Ink blot • Smokestack • Indo Cyanine Green Angiography (ICGA) • Fase arterial normal • Fase awal hipoflouresensi • Fase tengah dan akhir hiperfloresensi • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Agarwal A. Fundus Fluorescein and Indocyanine Green Angiography. Thorofare: SLACK Inc; 2008.

  23. Tatalaksana • Observasi selama 3 – 6 bulan  resolusi • Modifikasi faktor risiko: • Penggunaan steroid • Menghindari stres • Tatalaksana medikamentosa  hanya bila terdapat neovaskularisasi: bevicizumab. • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB. • Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.

  24. Tatalaksana • Fotokoagulasi laser: • Persistensi CSR lebih dari 4 bulan. • Munculnya rekurensi. • Defek lapang pandang pada mata yang awalnya sehat. • Permintaan pasien karena tuntutan pekerjaan. • Photo Dynamic Therapy (PDT) • Kasus CSR kronik. • Percepatan resporpsi cairan. • Risiko iskemia makula. • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011. • Theng K, Roy H. Central Serous Chorioretionopathy. Available from: emedicine.medscape.com/article/1227025-overview#showall. Accessed March 26, 19.00 WIB. • Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.

  25. Prognosis • Resolusi spontan • 3 s/d 6 bulan • Perbaikan visus pada 80% pasien • Rekurensi • 50% kasus • Kasus kronik • Minoritas pasien • Pasien dengan usia tua • Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: A Systematic Approach. 7th ed; Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011.

  26. PEMBAHASAN

  27. Anamnesis dan PF • Keluhan utama: Mata tenang visus turun perlahan sejak 1 tahun SMRS. • Diagnosis banding: • Katarak. • Glaukoma kronik. • Kelainan refraksi. • Degenerasi makula. • CSR.

  28. Keluhan penglihatan kabur saat membaca  kegiatan yang butuh fokus / detail • Metamorfopsia  kelainan makula • Dicari tanda kelainan makula lain: • Skotoma (-)  belum sampai tahap lanjut meskipun berlangsung kronik. • Diskromatopsia (-)  masih tersedia sel kerucut dalam jumlah cukup.

  29. Katarak, disingkirkan karena: • Penglihatan berkabut, riwayat konsumsi alkohol, penglihatan membaik pada malam hari, paparan sinar matahari berlebih (-) • Hipertensi, diabetes melitus, dan riwayat penyakit mata pada keluarga (-) • Lensa jernih • Glaukoma, disingkirkan karena: • Mata terasa nyeri, defek lapang pandang perifer yang menyebabkannya menabrak saat berjalan, terjatuh, maupun kesulitan saat naik tangga (-) • TIO normal

  30. Retinopati, disingkirkan karena: • Riwayat hipertensi / DM (-) • Retina pada funduskopi normal • Kelainan refraksi, disingkirkan karena: • Riwayat kacamata / penglihatan membaik dengan kacamata (-) • Visus tidak maju dengan pinhole • Degenerasi makula, disingkirkan karena: • Usia 31 tahun • Paparan sinar matahari berlebih (-) • Drusen pada funduskopi (-)

  31. Data Tambahan Anamnesis dan PF • CSR: • Riwayat konsumsi steroid jangka panjang  kadar cAMP naik  gangguan pompa ionik RPE. • Stres psikis  ketidakseimbangan kortisol dan epinefrin  mengganggu autoregulasi sirkulasi koroid. • Faktor risiko lain (OSA, kepribadian tipe A, penyakit lain) tidak ditemukan. • Funduskopi: elevasi dan edema makula. • Kecurigaan ablasi  fotopsia / floater (-), gambaran funduskopi tidak ditemukan. • > 4 bulan  Tahap 3 (kronik).

  32. Pemeriksaan Penunjang: • Foto fundus = funduskopi • OCT: • Edema dan elevasi akibat cairan serosa subretinal (tipe 1) • Belum terdapat komplikasi. • Rencana diagnosis: • Amsler Grid • Menentukan lokasi metamorfopsia • Deteksi kelainan lain. • FA • Melihat lokasi dan tipe kebocoran.

  33. Rencana Tatalaksana: • Kronik (1 tahun)  indikasi fotokoagulasi • Stres dan steroid  faktor risiko  modifikasi • Prognosis ODS: • Ad vitam: tidak mengancam nyawa  bonam. • Ad fungsionam: visus belum begitu rendah  dubia ad bonam  risiko komplikasi  fotokoagulasi. • Ad sanactionam: rekurensi tinggi  dubia ad malam.

  34. Pertanyaan • Wahyu • Perjalanan penyakit CSR ada beberapa tahap. Berapa lama tiap tahap berjalan dari penglihatan yang baik hingga menjadi tahap lanjut? • 4-6 bulan  tahap 1 • Tahap 3 sudah > 4-6 bulan hingga tahunan • Komplikasi  tahap 5-6, dapat mencapai 5-10 tahun

  35. Pertanyaan • Kegagalan pompa RPE untuk mengembalikan cairan ke dalam lapisan koroid, tapi mengapa banyak terjadi di makula padahal RPE-nya tebal di makula? • Mekanisme belum sepenuhnya dipahami • ICSC  idiopatik • Kenaikan kadar cAMP terfokus pada makula, tapi belum dipahami • Kebocoran kapiler terjadi pada semua tempat, tapi diperberat oleh pompa ionik, terutama di makula

  36. Pertanyaan • Reiva • Visus pada CSCR dapat dikoreksi dengan lensa. Apakah ada penyakit lain yang memiliki tanda-tanda seperti ini untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding lain? • Perbaikan dengan pinhole dan lensa sferis dapat bervariasi • Kecurigaan kelainan organik diperoleh terutama melalui anamnesis dan funduskopi makula

  37. Pertanyaan • Reiva • Penggunaan metroteksat dan rifampisin untuk memperbaiki komplikasi, hanya clinical trial dan belum ada hubungan bermakna

  38. Feedback • Perdefinisi: • CSR  penumpukan cairan di subretinal space • Pada pasien ini, penumpukan cairan terjadi pada intraretinal (bandingkan hasil OCT pasien dengan tinjauan pustaka) • Gambaran funduskopi ada ‘halo’, sesuai gambaran CSR

  39. Feedback • CSR  mata tenang visus turun perlahan atau mendadak ? • Contoh perlahan  katarak • Contoh mendadak  perdarahan vitreus • Apa perbedaan perlahan dan mendadak? • Mendadak  ditanya: penglihatan kabur, sejak ___ hari yang lalu. Pasien tahu persis kapan mulainya ! • Perlahan  tidak jelas kapan mulainya

  40. Feedback • Terutama bagi orang yang memperhatikan, onset kejadian penurunan visus akan diketahui. CSR termasuk mendadak karena pasien tahu persis kapan mulainya, termasuk optic neuropathy. • Bukan karena lama berarti “perlahan”, tapi bagaimana pasien tahu/tidak dengan pasti onsetnya

  41. Feedback • Tugas: • tanyakan pada konsulen subspesialis retina, apakah kasus ini CSR atau bukan. Karena lebih ke arah CME (Cystoid macular edema), karena ada cairan intraretinal yang nyata • Apakah bisa terjadi progresi dari CSR ke CME, dengan faktor risiko: steroid • Rod and cones  color vision, maka pada pasien ini tidak akan bagus

  42. Feedback • Amsler grid  untuk meyakinkan pemeriksa apakah metamorphosia yang dikeluhkan pasien benar-benar tergambar ada. Yang lebih sederhana: batang Maddock (?), suatu lensa merah dengan garis-garis vertikal/horizontal (tergantung posisi), kemudian disinari dengan senter  bisa white atau red Maddock. • Ada metamoropsia, ketebalan garis tidak akan sama, ada distorsi

  43. Feedback • Kegunaan: • meyakinkan pemeriksa • Yang terlihat hitam bukan bintik buka tapi titik fiksasi (cahaya jatuh ke fovea), kemudian diperintahkan untuk menggambarkan apakah ada kelainan penglihatan di sekitar titik fiksasi • Sensasi subjektif pasien dengan amsler grid atau Maddock lebih spesifik daripada hasil fundus di makula, jika ada  rencanakan OCT

  44. Feedback • FFA • Untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran • Panduan untuk fotokoagulasi • Jika tidak perlu fotokoagulasi, tidak perlu FFA • Indikasi fotokoagulasi dari FFA

  45. Yang panah hijau  boleh laser Papilomakular bundle  tidak boleh dilaser

More Related