1 / 21

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS?. Kesulitan belajar khusus Gangguan bicara atau bahasa

oki
Télécharger la présentation

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

  2. SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS? • Kesulitan belajar khusus • Gangguan bicara atau bahasa • Tunagrahita • Gangguan emosional • Gangguan pendengaran (tunarungu) • Gangguan penglihatan (tunanetra) • Tunalaras • Gangguan ortopedik dan kesehatan • Autistik • Lantib & berbakat (gifted & talented)

  3. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGANPENDIDIKAN INKLUSIF? Pendidikan inklusif adalah penggabungan layanan pendidikan reguler dengan pendidikan khusus dalam satu sistem yang dipersatukan Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dengan pendidikan reguler untuk mempertemukan kebutuhan individual anak berkebutuhan khusus

  4. MUNGKINKAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DIINTEGRASIKAN DI SEKOLAH REGULER? Anak berkebutuhan khusus dapat diintegrasikan di sekolah reguler jika: • Kurikulum sekolah reguler akomodatif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus • Guru menciptakan suasana inklusif dan koperatif • Lingkungan sosial menghormati perbedaan antar manusia • Sekolah memperluas aksesabilitas anak berkebutuhan khusus masuk sekolah reguler

  5. PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BUDAYA Untuk meningkatkan kualitas budaya pendidikan hendaknya: • Mengubah sistem pendidikan yang segregatif dan eksklusif menjadi integratif dan inklusif • Mengubah sikap pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat yang diskriminatif menjadi masyarakat yang demokratis Sistem pendidikan yang integratif dan inklusif harus dibangun atas dasar filosofi yang demokratis, nilai-nilai religi, pengetahuan ilmiah, dan perundang-undangan nasional dan internasional.

  6. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN INKLUSIF • Pancasila • Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengakuan kebhinnekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi untuk membangun kehidupan bersama (live together) yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian (improving the quality of worship) kepada Tuhan Yang Maha Esa

  7. EMPAT PILAR PENDIDIKANUNESCO SAJA TIDAK CUKUP • Learning to know • Learning to do • Learning to be • Learning to live together • Learning for improving the quality of worship to Allah S.W.T.

  8. LANDASAN RELIGIPENDIDIKAN INKLUSIF Al Quran • S. 1 Al Faatihah: 2 “Tuhan sebagai Penguasa/Pendidik alam semesta”. • S. 2 Al Baqarah: 29-33 “Bumi diciptakan oleh Allah S.W.T. untuk manusia.” “Manusia diciptakan sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.” “Manusia dikaruniai potensi yang dapat dikembangkan hingga hampir tak terbatas, yang membuat semua makhluk lain, kecuali iblis, tunduk kepada manusia.” • S. 43 Az Zukhruf: 32 “Manusia diciptakan sebagai makhluk bhinneka agar dapat saling berhubungan dalam rangka saling membutuhkan.” • S. 5 Al Maidah: 2 dan 48 “Bertolong-tolonganlah dalam berbuat kebajikan (interaksi koperatif)” dan “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan (interaksi kompetitif).”

  9. LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (1) • Mengapa orangtua memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah khusus (sekolah luar biasa)? Karena sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar. • Mengapa sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus ? Karena sistem pendidikannya belum inklusif

  10. LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (2) Mengapa sekolah reguler bukan sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus? Karena sekolah reguler diskriminatif, individualistik, dan didominasi oleh suasana belajar kompetitif yang tidak sehat Ada 4 suasana belajar kompetitif yang sehat yaitu: (1) kompetisi antar individu berkemampuan setara (2) kompetisi antar kelompok berkekuatan seimbang (3) kompetisi dengan standar nilai minimum (4) kompetisi dengan diri sendiri. Kompetisi yang tidak sehat dan paling buruk dampaknya bagi perkembangan anak adalah kompetisi antar individu berkemampuan heterogen

  11. LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAHPENDIDIKAN INKLUSIF (3) Dapatkah anak berkebutuhan khusus diintegrasikan dengan anak normal di sekolah reguler? Fakta menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama anak normal dengan kurikulum yang sama di sekolah reguler Jika guru menggunakan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus dan menciptakan suasana belajar yang inklusif, niscaya anak berkebutuhan khusus akan lebih mampu berintegrasi di sekolah reguler

  12. LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (4) Apakah ada data ilmiah yang menunjukkan bahwa sekolah segregatif-eksklusif lebih efektif daripada sekolah integratif-inklusif? Data ilmiah menunjukkan bahwa sekolah integratif-inklusif lebih efektif atau sama efektifnya dengan sekolah segregatif-eksklusif Mengapa tidak memilih sekolah inklusif?

  13. LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (5) Apa landasan filosofis, religi, pengetahuan ilmiah, dan hukum sekolah segregatif? Landasannya tiidak jelas, hanya atas dasar asumsi, hipotetis, dan hanya common sense belaka

  14. ALASAN PERLUNYA PENDIDIKAN INKLUSIF (1) • Lebih menjamin terbentuknya masyarakat yang demokratis • Sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan • Menghindarkan anak berkebutuhan khusus yang tergolong cacat menjadi rendah diri dan yang tergolong unggul menjadi tinggi hati • Memberikan kemudahan untuk melakukan penyesuaian sosial • Siswa dapat saling belajar tentang pengetahuan dan keterampilan • Guru reguler dan guru pendidikan khusus dapat saling belajar tentang anak • Anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh prestasi lebih baik di bidang akademik maupun sosial • Tidak ada pembelajaran dan perlakuan yang ada di sekolah khusus yang tidak dapat dilakukan di sekolah reguler yang inklusif

  15. ALASAN PERLUNYAPENDIDIKAN INKLUSIF (2) • Penggunaan sumber belajar dapat dilakukan secara lebih efisien • Dapat mengurangi rasa takut dan dapat membangun persahabatan menghargai orang lain, dan saling pengertian • Lebih efektif bagi anak untuk mengembangkan persahabatan dan menyiapkan diri menghadapi kehidupan orang dewasa dalam lingkungan kerja yang beraneka ragam setelah selesai sekolah • Memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk mengenal lingkungan sosial dan toleransi yang dapat mengurangi rasa sakit akibat penolakan. • Sesuai dengan filosofi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. • Sesuai dengan tuntutan perundang-undangan nasional dan internasional

  16. LANDASAN YURIDISPENDIDIKAN INKLUSIF • Declaration of Human Right (1948). • Convention on the Right of Child (1989). • The Salamanca Statement on Inclusive Education (1994). • Life Long Education and Education for All (1995). • Dakar Statement (2000). • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  17. MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF(1) • Mulai dari PAUD • Mulai dari kondisi nyata di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah reguler • Semua guru sekolah reguler harus belajar tentang dasar-dasar pendidikan khusus. • Menempatkan guru pendidikan khusus di sekolah reguler dan memberikan kesempatan kepada guru sekolah reguler untuk bekerjasama • Menjadikan profesi guru sebagai profesi yang menarik minat dan bermartabat

  18. MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF(2) • Berikan kepada semua calon tenaga kependidikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang pendidikan khusus. • Kembangkan gugus tugas (task force) pendidikan inklusif yang melibatkan berbagai departemen, lembaga, LSM terkait dan orangtua. • Tingkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan tenaga kependidikan dengan pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota untuk merancang sistem pendidikan inklusif. • Kembangkan laboratorium sekolah inklusif untuk melaksanakan penelitian untuk perbaikan sekolah inklusif secara terus menerus.

  19. APA YANG HARUS DILAKUKAN LEMBAGA PAUD MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF • Ciptakan suasana inklusif dan koperatif di antara guru, murid, dan orangtua • Berikan pemahaman kepada semua pengambil kebijkan pendidikan tentang hakikat pendidikan inklusif • Berikan pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai pendidikan khusus kepada semua guru • Tempatkan guru pendidikan khusus (special education teacher) di sekolah reguler • Kembangkan program-program pendidikan yang didasarkan atas kebutuhan individual siswa (individualized education programs)

  20. RANGKUMAN Pendidikan inklusif bukan sekedar penerapan pendekatan atau metode tetapi merupakan implementasi filosofi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaannya membutuhkan keyakinan akan kebenarannya, pengetahuan ilmiah yang relevan, saling bertukar pikiran antar para pakar, dan kesabaran bagi semua pihak untuk melaksanakannya.

  21. TERIMA KASIH

More Related