1 / 62

POLA KERUANGAN DESA KOTA

POLA KERUANGAN DESA KOTA. DESA : Deshi (sansekerta ) “ Tanah Kelahiran “ DEFINISI : UU No. 5 Th. 1979 Ps 1

sumana
Télécharger la présentation

POLA KERUANGAN DESA KOTA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. POLA KERUANGAN DESA KOTA DESA : Deshi (sansekerta ) “ Tanah Kelahiran “ DEFINISI : UU No. 5 Th. 1979 Ps 1 Suatu Wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai 1 kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan NKRI.

  2. Desa: Suatu wilayah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiologis, sosial, ekonomi, politik dan kultural.( Bintarto ) Desa : Suatu kesatuan wilayah yang penduduk kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri: • Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal • Adanya ikatan perasaan yang sama tentang • Cara Berusaha Bersifat Agraris ( Paul H. Landis )

  3. POTENSI DESA Sumber Daya yang ada disuatu desa, berupa alam dan manusia serta hasil-hasil karya manusianya yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi Fisik ( Tanah, Air, Udara, iklim, Biotis ) Potensi nonFisik ( Penduduk, Aparatur dan lembaga sosial )

  4. Desa Berdasarkan Potensinya • Desa berpotensi tinggi Landai, subur dan sumber air mencukupi • Desa berpotensi sedang Topografi bervariasi, tanah kurang subur, irigasi setengah teknis c. Desa berpotensi rendah Topografi berbukit, tanah kurang subur, air mengandalkan air hujan

  5. Macam desa : Agraris , Nelayan, Industri Hinterland secara geografis merupakan daerah pendukung kota khususnya kebutuhan pangan • Wilayah sumber pangan bagi kota yang dimanfaatkan sebagai wilayah pertanian • Penduduk usia produktif di desa merupakan penyuplai tenaga kerja bagi kota. • Tempat wisata budaya maupun alam • Pusat Industri kecil

  6. Desa Berdasarkan Tingkat Pembangunan dan kemampuan pengembangan • Desa Swadaya Suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. b. Desa Swakarya Desa yang sudah lebih maju mampu memproduksi kebutuhan sendiri dan kelebihan produksi dapat dijual ke daerah-daerah lain.

  7. c.Desa Swasembada atau Desa Maju Desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang ada dengan optimal serta mampu berinteraksi dengan masyarakat di daerah lain . Agar pembangunan desa berjalan lancar dibutuhkan lembaga-lembaga yang diharapkan dapat mengobtimalkberbagai potensi desa

  8. Struktur Ruang Desa dan Kota Struktur Ruang Desa a. Pola Linear atau Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya atau Alur Suangai Arah pengembangan Jalan Lahan Pertanian Permukiman

  9. Laut Kawasan Industri Kecil Permukiman Laut b. Pola Memanjang Pantai

  10. Permukiman Kawasan Industri Arah pengembangan c. Pola Terpusat Biasanya di pegunungan dan penduduk berasal dari satu keturunan

  11. Permukiman Penduduk Fasilitas yang ada Kawasan Industri Kecil d. Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu ( Danau, waduk, Pasar )

  12. Tersebar Radial Linier Pola Permukiman Desa di Indonesia • Memanjang jalan, sungai, pantai dan jalan kereta api di dataran rendah • Radial di wilayah pegunungan • Tersebar di wilayah perbukitan

  13. Kota,Pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan . ( PerMenDaNeg no 2 87 ps 1) Kota, sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami nonalami, dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibanding Hinterland. ( Bintarto )

  14. Kota adalah lokasi dengan ciri-ciri: • Kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kepadatan penduduk sekitarnya. • Penduduk pada lokasi atau tempat tersebut sebagian besar tidak bergantung pada sektor pertanian dan tidak juga pada aktifitas ekonomi primer • Lokasi tersebut menjadi pusat kebudayaan, administrasi dan ekonomi bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. ( Northam )

  15. Kota Sebagai Pusat Pelayanan ( Walter Christaler ) Suatu wilayah bisa disebut kota bila sebagian besar kebutuhan penghuninya mampu dicukupi oleh pasar setempat. ( Max Webber )

  16. Karakteristik Masyarakat dan Kehidupan Kota 1.Secara demografis ( heterogen padat ) 2. Secara Ekonomi ( bergerak di bid. Industri, Perdagangan dan Jasa, pendapatan tidak seragam) 3. Secara Sosiologis ( individualis, Komunikasi tidak langsung ) 4. Budaya ( Multikultur , inovatif, dinamis )

  17. Klasifikasi Kota • Numerik ( Kuantitatif ) yaitu. Berdasarkan jumlah penduduk, kepadatan, perbandingan jenis kelamin dan luas kota. 2. NonNumerik ( Kualitatif ), yaitu berdasarkan tahapan perkembangannya, fungsi kota dan kondisi sosial penduduknya

  18. Kota di Indonesia menurut jumlah penduduknya • Kota kecil atau kota kecamatan (town ship): 20.000 – 100.000 jiwa • Kota sedang atau kota kabupaten (town): 50.000 – 100.000 jiwa • Kota besar: 100.000 – 1.000. 000 jiwa • Kota metropolitan: > 1.000.000 jiwa • Kota raksasa atau megapolitan: > 14.000.000 jiwa

  19. Kota menurut fungsinya: • Kota pusat produksi (sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan wilayah lain). Contoh: • Bukit Asam dan Ombilin (pemasok batubara) • Bontang (pemasok gas alam cair) • Bandung (pemasok tekstil) • Cilegon (pemasok besi baja) e. Kota industri manufaktur: mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Contoh: kota Mojokerto (penghasil yodium)

  20. 2. Kota pusat perdagangan (sebagai pusat perdagangan yang memiliki sarana penyalur bahan kebutuhan pokok penduduk kota dan hinterlandnya. Contoh: • Bremen (Jerman): pusat perdagangan tembakau • Tokyo (Jepang): sebagai kota pelabuhan dan pusat industri serta perdagangan • Philadelphia (AS): sebagai kota pelabuhan, jalur ekspor batu bara dan baja

  21. 3. Kota pusat pemerintahan (pusat pemerintahan suatu negara atau wilayah yang lebih kecil) Contoh: Jakarta

  22. 4. Kota pusat kebudayaan (berhubungan erat dengan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat) Contoh: • Tabanan (Bali) • Surakarta • Yogyakarta • Bukit Tinggi

  23. 5. Kota pusat kesehatan (menonjolkan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat) Contoh: a. Singapura

  24. Kota di Indonesia menurut sejarah terjadinya 1. Kota pertambangan Contoh: • Sawahlunto, Bukit Asam, Ombilin: penghasil batu bara • Bontang (Kaltim), Arun (Aceh): penghasil gas alam • Soroako (Papua): penghasil nikel • Dumai, Sigli, Lhokseumawe (Aceh), Sungai Gerong, Plaju, Wonokromo, Cepu, Tarakan, Balikpapan, dan Sorong: penghasil minyak bumi

  25. 2. Kota perkebunan Membutuhkan lahan luas yang subur dan iklim yang sesuai Contoh: Palembang, Jambi, Pematang Siantar, Bengkulu, Bogor, Malang, Lembang, Subang, Wonosobo

  26. 3. Kota perdagangan Memiliki lokasi yang strategis Contoh: • Surabaya • Palembang • Cirebon • Semarang • Ambon • Banda Aceh

  27. 4. Kota kebudayaan atau kerajaan Kerajaan biasanya tumbuh di daerah yang subur, relief baik, air mudah didapat, strategis, dekat dengan sungai besar. Contoh: • Yogyakarta • Kartasura • Surakarta • Kediri • Cirebon

  28. Kota menurut tahap perkembangannya • Tahap eopolis: tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan organisasi masyarakatnya sudah memperlihatkan ciri perkotaan • Tahap polis: cirinya kota masih bersifat agraris • Tahap metropolis: ditandai dengan sebagian orientasi kehidupan ekonomi penduduk mulai mengarah ke sektor industri. Contoh: Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makasar

  29. 4. Tahap megapolis: suatu tahap dimana ukuran wilayah perkotaan sudah sangat besar. Dalam beberapa segi, kota ini telah mencapai titik tertinggi dan memperlihatkan tanda-tanda akan mengalami penurunan kualitas 5. Tahap tyranopolis: cirinya kehidupan masyarakat telah dikuasai oleh para tiran, diwarnai kekacauan dan tingkat kriminalitas sangat tinggi 6.Tahap nekropolis: tahap perkembangan kota menuju ke arah kematian

  30. POLA KERUANGAN KOTA • Inti Kota ( core or city ) Pusat kegiatan ekonomi, politik, dan budaya. ( Pusat Kegiatan Daerah ( PDK), Central Bussiness District (CBD) ) • Selaput inti kota Berkembangnya inti kota dapat mengakibatkan beberapa pola unit kegiatan a. Sentralisasi b. Nukleasi c. Desentralisasi d. Segregasi

  31. Dalam pengelompokkan berbagai unit kegiatan di kota muncul berbagai gejala. • sentralisasi: timbulnya gejala pengelompokkan pusat kegiatan di suatu titik. Ciri: ramai di siang dan sore hari, dan sepi di malam hari (berupa perkantoran dan bank) • Nucleasi : Fungsi mirip PKD tetapi lebih kecil. • desentralisasi: yaitu gejala untuk menjauhi pusat kota sehingga muncul inti-inti baru di luar kota. • segregasi: munculnya kelompok-kelompok permukiman secara terpisah karena perbedaan status esosbud

  32. 3. Kota satelit: wilayah pemekaran kota yang masih memiliki sifat-sifat kota, merupakan sub koordinasi dari pusat-pusat kegiatan yang lebih besar. Ciri-ciri: • memiliki pusat-pusat kecil di bidang industri (sebagai kota produksi) • Terbentuk lebih dulu daripada sub urban • Jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan sub urban

  33. 4.Sub urban: jauh dari inti kota namun masih mencakup wilayah komuter area. Berfungsi sebagi tempat tinggal para pekerja di kota dan pekerja manufaktur di kota satelit. 5.Slums area (daerah kumuh di suatu wilayah kota).

  34. Pusat Kegiatan Zona Transisi Wil. Masyarakat Berpendapatan Rendah Wil. Masyarakat Berpenghasilan Menengah Wil. Tempat Tinggal Masyarakat Berpenghasilan Tinggi Wil. Batas Kota Desa MODEL STRUKTUR RUANG KOTA • Teori Konsentrik ( Sosiolog AS Meneliti Struktur kota Chicago EW. Burgess)

  35. TEORI SEKTORALHomer Hoyt 1930 Pola perkembangan kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor dari pada lingkaran konsentrik. Menurut teori ini pusat kegiatan daerah terletak dipusat kota, perkembangan penggunaan lahan berkembang menurut sektor-sektor yang membentuknya. ( Dipengaruhi oleh Bentuk lahan dan pengembangan jalan )

  36. Pusat Daerah Kegiatan Perumahan kaum buruh Perdagangan Besar dan Industri Kecil Perumahan Kaum Elit Perumahan menengah STRUKTUR MODEL SEKTORAL

  37. TEORI INTI BERGANDAHarris & Ullman 1945 Didalam suatu kota kadang-kadang terdapat tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti-inti kota dan pusat pertumbuhan baru.Hal tersebut menyebabkan ada beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan. Cth. Tempat yang dapat menjadi inti kota ( Wilayah industri, Pelabuhan, Jaringan Jalan, Perguruan tinggi, stasiun dll )

  38. Industri berat Pusat Daerah kegiatan Perumahan kaum buruh/Kelas rendah Zone Bisnis di luar pusat daerah kegiatan Zone Industri skala besar Zone pemukiman daerah urban Perumahan kaum menengah Perumahan kaum elit Industri ringan di sub urban

  39. Potensi dan permasalahan kota Potensi sebuah kota secara fisik dan sosial: • Fisik kota Lahan dimanfaatkan untuk pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas sosial (kesehatan, pendidikan) 2. Sosial kota Keanekaragaman budaya

  40. Permasalahan kota: • Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan slums area, peningkatan kriminalitas, kemiskinan, dsb. • Tercemarnya air tanah, udara, dan suara • Terjadinya kemacetan lalu lintas • Konflik sosial akibat multikultural

  41. INTERAKSI DESA KOTA Hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi atar dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Kata kunci: 1. Hubungan timbal balik 2 wilayah 2. Pergerakan ( manusia, gagasan, info, tekno, keindahan, bencana alam dan materi atau benda seperti hasil produksi) 3. Timbul gejala baru atau permasalahan baru (+ / - ) (urbanisasi, ruralisasi, kawin campur )

  42. Faktor yang mempengaruhiInteraksi keruangan(E. Ullman ) • Regional complementarity ( wilayah yang saling melengkapi ) • Intervening opportunity ( adanya kesempatan ) • Spatial transfer ability ( Kemudahan pemindahan ( manusia, gagasan, barang dan jasa dll dalam suatu ruang/wilayah )

  43. MANUSIA Lokasi MATERI Relokasi ENERGI Distribusi Difusi INFORMASI ALUR POKOK INTERAKSI KERUANGAN Komplementaritas Transferabilitas Intervening opportunities

  44. WILAYAH B - SDA X + SDA Y - SDA Z WILAYAH A + SDA X - SDA Y - SDA Z WILAYAH C - SDA X - SDA Y + SDA Z Jaringan Kuat a. Skema Komplemeritas Regional

  45. WILAYAH B - SDA X + SDA Y WILAYAH A + SDA X - SDA Y WILAYAH C + SDA X + SDA Y b. SKEMA MELEMAHNYA INTERAKSI AKIBAT INTERVENING OPPORTUNITY Jaringan Interaksi melemah

  46. WILAYAH B - SDA X SDA X Dapat diganti SDA Z + SDA Z WILAYAH A + SDA X SKEMA MELEMAHNYA INTERAKSI AKIBAT INTERVENING OPPORTUNITYAkibat adanya alternatif pengganti SDA

  47. c. Spatial transfer ability Berkaitan dengan • Jarak mutlak dan relatif • Biaya angkut yang memindahkan manusia, barang, gagasan dan info ke satu tempat ke tempat lain • Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi

  48. Pusat Kota Suburban Suburban fringe Urban fringe Rural urban fringe Rural Zone Interaksi Desa Kota( Bintarto, 1983 )

  49. Pusat kota (city) • Suburban atau sub daerah perkotaan: suatu wilayah yang lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Ciri: tempat tinggal para panglaju • Suburban fringe atau jalur tepi sub daerah perkotaan: • jalur tepi sub daerah perkotaan: suatu wilayah yang dikelilingi sub daerah perkotaan (suburban) dan merupakan peralihan daerah menuju desa

More Related