1 / 18

Perkembangan psikososial anak-anak awal

Perkembangan psikososial anak-anak awal. K onsep diri ( Self-Concept ) adalah: Gambaran diri secara keseluruhan. Gambaran yg diyakini mengenai dirinya, mengenai trait-trait dan kemampuan-kemampuan. “Konstruk kognitif” sistem deskriptif dan evaluatif mengenai diri

tanner
Télécharger la présentation

Perkembangan psikososial anak-anak awal

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perkembanganpsikososialanak-anakawal Konsep diri (Self-Concept) adalah: Gambaran diri secara keseluruhan. Gambaran yg diyakini mengenai dirinya, mengenai trait-trait dan kemampuan-kemampuan. “Konstruk kognitif” sistem deskriptif dan evaluatif mengenai diri Aspek sosial: pemahaman mereka bagaimana orang menilai citra mereka

  2. Konsepdirimengalamilompatanpadausia 5-7 tahun. Sepertiterjadiperubahandalammendefinisikandiriyaitukumpulankarakteristik yang digunakananakdalammendeskripsikandirimereka.Padausia 4 thn Jason hanyadapatberkatatentangkepemilikannyaseperti: namasaya Jason, tinggalbersama ayah ibu, memilikikucing orange, sayatidaktakut, sayasenang. Beradapadatahappertama.

  3. Representasigamabarandiripadausia 4 tahunsepertipada Jason hanyaterbataspada: Perwakilantunggal (Single Representations), terkoneksihanyapadasatudimensi. Pemikirannyameloncatdarisatubagiankebagian yang lain tanpaadahubunganlogis Tidakdapatmembayangkanduaemosidalamsatuwaktu Tidakbisamenyatakandirinyata (real self), dirinya yang sebenarnyadandiri ideal (ideal self) ataudiri yang iainginkan. Sehinggaiamengabungkanmenjadisatukemampuan.

  4. Padausia 5 -6 tahunberadapadatahapkeduaperwakilanpemetaan (representational mappings) Mulaimengaitkansatuaspekdalamdirinyadanaspek lain. Sepertisayadapatberlaricepatdanmelompattinggi. Belumdapatmelihatpadaduasisi yang berlawanan Tahapketigaberadapadaanak-anaktengahmampuberpikirdalammultidimesi, mampumengintegrasikangambarandirikedalamkonsepumum. Sepertisayabisabermainhokitetapitidakbisadalamaritmatika.

  5. Perbedaan Budaya mengenai Gambaran Diri - Apakah budaya mempengaruhi konsep diri anak? - Secara tidak lgsg orang tua menanamkan ide-ide budaya, keyakinan diri bagaimana cara mendefinisikan diri: Orang tua Cina mendorong: Kepatuhan terhadap otoritas, Orangtua Eropa-Amerika mendorong:kemandirian, ekspresi diri, penghargaan diri

  6. Self Esteem (harga diri) Self esteem adalah bagian evaluatif dari konsep diri, penilaian yg dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Pada anak usia dini evaluasiterhadapdirinyacenderung bersifat sama. “Saya baik” atau “saya buruk”

  7. The ‘Helpless’ Pattern (Pola Ketidak berdayaan - Harga diri adalah tergantung pada keberhasilan atau kesuksesan Kegagalan dapat membuat anak merasa tak berdaya untuk berbuat lebih baik - Peningkatan harga diri tergantung pada apakah anak percaya ataumenyakinibahwasifat-sifat mereka tetap atau berubah-ubah

  8. Pemahamanemosidiri Kemampuan, memahami dan mengenali emosi sendiri : Perasaan bersalah, malu kebanggaan berkembangpadausiatigatahundansemakin komplekdenganbertambahusia Membantu kompetensi sosial anak, kemampuan akur dengan orang lain Anak-anak kecil mengalami kesulitan dalam mengenali bahwa mereka dapat mengalami lebih dari satu emosi pada waktu yang sama.

  9. Erikson: tahapinisiatif versus bersalah Kebutuhan untuk mengatasi konflik ygmuncul bertentangan dlm diri sendiri Anak-anak belajar menyesuaikanbahwasebagiankeinginan merekamendapatpersetujuansosialdansebagiantidakmendpt persetujuan. Anak belajar mengatur kedua dorongan yg bertentangan, mengembangkan “kebajikan” yaitu “tujuan” Keberanian untuk membayangkan danmengejar tujuan tanpa takut dihukum

  10. Identitas Gender Kesadaran akan identitas laki-laki atau perempuan- Perbedaan perilaku dari pilihan: mainan, kegiatan bermain, teman bermain Perbedaan Gender: ketika usia bayi sulit diukur, dan menjadi lebih jelas ketika usia 3 thn Laki-laki berperilaku lebih aktif pd aktivitas fisik Perempuan lebih penurut, empati, suka menolong. Secara kognitif tidak ada perbedaan

  11. Berbagai Sudut Pandang Mengenai Gender Peran gender (gender roles) adalah sekumpulan perilaku, minat, sikap, keahlian dan kepribadian yg sesuai dengan budaya thd laki-laki atau perempuan Penipean gender (gender typing) sebuah proses dimana anak anak mendapatkan peran gender Stereotip gender (gender stereotype) adalah sebuah generalisasi yg sudah ada sebelumnya mengenai PL laki-laki dan perempuan

  12. Sudut Pandang Pendekatan Gender Pendekatan biologis Dalamberbagaibudayaberpendapatperan gender cenderungsama, memungkinkanbahwaperbedaanbiologisdisebabkanolehgenetik, hormondansistemsaraf Pendekatanpsikoanalisa (Freud) Menurut Freud, perolehanidentitas gender adalahdengan identifikasi (identification), adopsi sekumpulan karakteristik, keyakinan, sikap, dan nilai, dan perilaku orang tua dengan jenis kelamin yang sama. Menekan atau melepaskan keinginan memiliki orang tua dengan jenis kelamin yang berlawanan (ibunya) dan melakukan identifikasi dengan orang tua dengan jenis kelamin yang sama (ayahnya).

  13. 3. Pendekatan kognitif (Lawrence Kohberg) Ketika anak menyadari dirinya termasuk ke dalam gender yang mana, mereka mengadopsi perilaku yang mereka anggap sesuai dengan gender tersebut. 4. Gender-Schema Theory: Bem Anakmulaimengategoriberbagaikejadiandanorang, Merekamelihatbagaimanamasyarakatmengklasifikasilaki-lakidanperempuanbaikdalampakaiandanpermainan. Mengaturpengamatanmerekadiskemaataukategoridari gender.

  14. 5. Pendekatan sosial (Bandura) Pada teori belajar tradisional anak mempoleh peran gender dari pengamatan terhadap model. Anak biasanya memilih model yang dianggap kuat dan telaten. Biasanya model seseorang adalah orang tuanya, sering kali yang berjenis kelamin yang sama, tetapi anak juga membuat pola dari perilaku orang dewasa lain, dan juga teman sepermainan mereka.

  15. Bermain Bermain adalah dunia anak: - Functional play adalah aktif melibatkan pergerakan otot yg berulang-ulang (mengelindingkan bola) - Constructive play adalah menggunakan material untuk membuat sesuatu (rumah dari balok atau menggambar dengan krayon) - Pretend play adalah permainan fantasi, dramatis, dan imajinatif

  16. Dimensi Bermainsosial Mildred. B. Parten: 6 pola bermain sosial anak (dari yg tidak sosial sampai yg paling sosial): Perilaku tidak terlibat Perilaku penonton Bermain sendiri dan mandiri Bermain pararel Permainan asosiatif Permainan kooperatif atau saling melengkapi yg teratur

  17. Bentuk-bentuk Disiplin Reinforcement Punishment Corporal punishment Penonjolan kekuasaan Induksi Penarikan kasih sayang

  18. PolaAsuh: Baumrind’s Authoritarian Permissive Authoritative Neglectful

More Related