390 likes | 1.33k Vues
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) DI INDONESIA. Dra . Nasirah Bahaudin , Apt, MM Direktur Bina Penggunaan Obat Rasional Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI. PENGERTIAN : PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR).
E N D
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) DI INDONESIA Dra. NasirahBahaudin, Apt, MM DirekturBinaPenggunaanObatRasional DitjenBinaKefarmasiandanAlatKesehatanDepartemenKesehatan RI
PENGERTIAN : PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) Apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang adequate dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat banyak.
LATAR BELAKANG • Lebih dari 50% obat-obatan di dunia diresepkan dan diberikan secara tidak tepat, tidak efektif, dan tidak efisien • Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, 1/3 penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses memperoleh obat esensial harus dilakukan upaya untuk tercapainya “cost effective medical intervention”
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL, WHY? • Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat sebagai salah satu upaya cost effective medical interventions • Mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat dengan harga terjangkau • Mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien • Meningkatkan kepercayaan masyarakat (pasien) terhadap mutu pelayanan kesehatan
POR MEMENUHI PRINSIP • TEPAT DIAGNOSIS DAN TEPAT INDIKASI • SESUAI DENGAN INDIKASI PENYAKIT • TEPAT PEMILIHAN OBAT • TEPAT DOSIS • TEPAT CARA PEMBERIAN • TEPAT INTERVAL WAKTU PEMBERIAN • TEPAT LAMA PEMBERIAN • WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING OBAT • TEPAT INFORMASI • TEPAT PENILAIAN KONDISI PASIEN • OBAT YANG DIBERIKAN HARUS EFEKTIF DAN AMAN DENGAN MUTU TERJAMIN SERTA TERSEDIA SETIAP SAAT DENGAN HARGA TERJANGKAU • TEPAT TINDAK LANJUT (FOLLOW UP) • TEPAT PENYERAHAN OBAT (DISPENSING) • PASIEN PATUH TERHADAP PERINTAH PENGOBATAN YANG DIBUTUHKAN MEMBUTUHKAN INFORMASI OBAT YANG BENAR DAN LENGKAP
PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN TIDAK RASIONAL, APABILA : • Polypharmacy • Penggunaan antibiotik secara tidak tepat dosis dan indikasinya • Penggunaan injeksi yang berlebihan • Pemberian resep yang tidak sesuai dengan indikasi klinis dan diagnosis • Swamedikasi yang tidak tepat
STRATEGI PENINGKATAN POR EDUKASI REGULASI/KEBIJAKAN MANAJERIAL FINANSIAL
UPAYA UNTUK MENDORONG POR • STRATEGI REGULASI • Menyusunpedoman/standarklinis • MenyusunDaftarObatEsensialNasional (DOEN) • Menyusunperaturan/legislasi yang tepatdandilaksanakansecarakonsisten
UPAYA UNTUK MENDORONG POR • STRATEGI EDUKASI • Informasi tentang obat yang diberikan secara independen dan transparan. • Pelatihan farmakoterapi berbasis penyelesaian masalah (problem-based) bagi mahasiswa FK dan Farmasi • Pelatihan berkelanjutan sebagai persyaratan kredit profesi.
Lanjutan strategi edukasi • Pemberdayaan kepada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat tentang peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan obat dengan metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif). Program ini telah dilakukan di 9 propinsi sejak tahun 2008 – 2009 yaitu di propinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Banten, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
UPAYA UNTUK MENDORONG POR 3. STRATEGI MANAJERIAL • Membangunsistem : lintas program danlintassektoraluntukmengkoordinasikankebijakan POR • Membentukkomitefarmasidanterapidirumahsakitdantingkatkabupaten • Supervisi, audit danumpanbalik • Mengurangipraktikpemberianinsentifberlebihankepadapetugaskesehatan
UPAYA UNTUK MENDORONG POR 4. STRATEGI FINANSIAL • Analisis Biaya POR di Puskesmas • Cost Effectivienes obat di Rumah Sakit
PENGGUNAAN AB YANG TIDAK RASIONAL NASIONAL SARANA YANKES MASYARAKAT INDIVIDU Kemudahanmendapat AB << pengetahuanmasyarakat Pengaruhind farm (promosi) Jenis AB tidakdibatasi << info pd masyarakat Pengawasan dist obatlemah << pengetahuanilmiahttg AB (-) law enforcement thdpedomanpengobatanyg EBM << komitmendrmanajemen << info AB darinakes CORE PROBLEM PENGGUNAAN AB YG TIDAK RASIONAL Standarpengobatanygada (-) dikenal Perilakunakesutkdiakuipasien Pengalamanempirik Belumadastandarpengbtnkhusus AB Nakesmengikuti senior Lemahnya monitoring thdindikator Lemahpengawasan & sangsihkm Pelatihan POR # mengubahperilaku (-) kerjasamalintassektor Biayakesrelatiftinggi Faktorekonomimasy
PENGGUNAAN OBAT ESENSIAL NASIONAL SARANA YANKES MASYARAKAT INDIVIDU Konsepsi KONAS terbatas pd birokrat OE jarangdiresepkannakes OE tidaklengkapdi IFRS & Aptk • Kepercayaan (beliefs) : • Obatmurah = tdkbermutu • Manfaat ONE lbhbaik CORE PROBLEM : OBAT ESENSIAL (OE) KURANG DIMANFAATKAN (UNDER USED) Sosialisasi & implementasi SPM belum optimal Sosialisasi & implementasi SPM belum optimal KomiitmenPemdatdkberpihak pd pelayanan (health care) tetapi pd sumber PAD (revenue) Obat NE dipromosi dg gencar (detailing)
BentukdankontribusiInformasiObatterhadap POR • Komunikasi/informasike media cakupanluas, meningkatkanpddkan, kesadaranthdpresikoPenggunaanobatygirrasional , resistensiobat, efeksampingobatmasyarakatdsb. • Informasimelaluipedoman/standar mis: standarpengobatan, formularium, dsb. SebagaiacuanuntukmemberikanresepbaginakeskepadapasiensesuaidgnkondisiklinisnyaMencegahterjadinyamalpraktek • Pusatinformasiobatdanbuletinsebagai counter informasibagidokterthdpinformasidrpabrikobat. DapatdilakukanpemerintahatauUniversitasataulembagaindependenlainnya.
MANFAAT INFORMASI OBAT TENAGA KESEHATAN INFORMASI OBAT PASIEN/ MASYARAKAT PENGAMBIL KEPUTUSAN
REKAPITULASI PROFIL PENGGUNAAN OBAT GENERIK DI 10 PROPINSI (2006)
JUMLAH ITEM OBAT DALAM FORMULARIUM EvaluasiImplementasi DOEN di 15 RS Propinsi (2009)
PERSENTASE OE DALAM FORMULARIUM RS TERHADAP DOEN EvaluasiImplementasi DOEN di15 RS Propinsi 2009) lanjutan
KESIMPULAN Informasi obat yang tepat sangat diperlukan karena merupakan salah satu bentuk kontribusi terwujudnya POR Adalah menjadi kewajiban bagi tenaga kesehatan untuk menyediakan informasi obat Informasi obat perlu ditingkatkan terus secara lebih luas dan berkesinambungan