1 / 20

Keterpaduan Islam dan Iptek

Keterpaduan Islam dan Iptek. Landasan Integrasi-Interkoneksi. Landasan Integrasi-Interkoneksi. Normatif-Teologis Filosofis Kultural Sosiologis Psikologis Historis. Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi.

tucker
Télécharger la présentation

Keterpaduan Islam dan Iptek

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Keterpaduan Islam dan Iptek Landasan Integrasi-Interkoneksi

  2. Landasan Integrasi-Interkoneksi • Normatif-Teologis • Filosofis • Kultural • Sosiologis • Psikologis • Historis

  3. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Landasan normatif-teologis secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara memahami sesuatu dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan (Allah SWT) sebagaimana terdapat di dalam wahyu yang diturunkan-Nya (Abuddin Nata dkk, 2005). • Kebenaran normatif teologis bersifat mutlak karena sumbernya berasal dari Tuhan (Allah SWT).

  4. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Al-qur’an tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora). • Ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora) tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

  5. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Qashash ayat ke-77, yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi”. • Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita tidak boleh memisahkan antara kepentingan kehidupan akherat (ilmu-ilmu agama) dan kepentingan kehidupan di dunia (ilmu-ilmu umum).

  6. Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi • Firman Allah dalam al-qur’an surat Al-Qashash ayat ke-77 di atas didukung oleh sabda rasulullah SAW yang artinya “bekerjalah kamu untuk duniamu seolah­olah kamu akan hidup selamanya dan dan bekerjalah untuk akheratmu seolah-olah kamu akan meninggal esok hari (HR Ibnu Asakir)

  7. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Al-qur’an selain berisi ayat-ayat tentang ilmu-ilmu agama juga berisi ayat-ayat tentang ilmu umum, contoh: Q.S. 25:61, 10:5, 57:13, 66:8, 9:32, 2:17, 33:19, 36:66, 8:44, 9:92, 28:13. • Al-qur’an juga memuat tentang metode pengembangan ilmu-ilmu umum, contoh: Q.S. 2:31 dan Q.S. 5: 31.

  8. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Selanjutnya mengenai perintah untuk melakukan penelitian (suatu kegiatan yang penting di dalam pengembangan sains), secara umum dapat dilihat antara lain dalam firman-Nya pada surat Yunus, ayat ke-101 yang artinya “Katakanlah Muhammad: lakukanlah nadzor (penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa-apa yang ada di langit dan bumi.

  9. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Perintah lebih khusus terdapat dalam surat al-Ghosiyah, ayat ke-17–20 yang artinya: “Apakah mereka tidak memperhatikan onta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung, bagaimana ia ditancapkan. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan”.

  10. Landasan Normatif-TeologisIntegrasi-Interkoneksi • Ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat metode ilmiah, yang memerintahkan kepada umat manusia untuk selalu meneliti. • Kegiatan penelitian yang mencakup pengamatan, pengukuran, dan analisa data telah membawa perubahan besar dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

  11. Landasan FilosofisIntegrasi-Interkoneksi • Kehidupan manusia bersifat kompleks. • Ilmu agama dan umum untuk memahami kompleksitas hidup manusia. • Mencukupkan diri dengan hanya satu ilmu adalah sikap yang tidak bijaksana. • Integrasi-interkoneksi merupakan jembatan untuk memahami kompleksitas hidup manusia.

  12. Landasan FilosofisIntegrasi-Interkoneksi • Secara ontologis, obyek studi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika, memang dapat dibedakan. • Ilmu-ilmu agama mempunyai obyek wahyu, sedangkan ilmu-ilmu umum mempunyai obyek alam semesta beserta isinya. • Tetapi kedua obyek tersebut sama-sama berasal dari Tuhan (Allah SWT), sehingga pada hakekatnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika, ada kaitan satu dengan yang lain.

  13. Landasan FilosofisIntegrasi-Interkoneksi • Secara epistemologis, ilmu-ilmu agama (islam) dibangun dengan pendekatan normatif, sedangkan ilmu-ilmu umum dibangun dengan pendekatan empiris. • Tetapi, wahyu yang bersifat normatif itu juga diturunkan dengan mempertimbangkan fakta empiris. • Dengan demikian baik pendekatan normatif maupun pendekatan empirik, kedua-duanya digunakan dalam membangun ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum.

  14. Landasan FilosofisIntegrasi-Interkoneksi • Secara aksiologis, ilmu-ilmu umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia, sedangkan ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. • Sehingga ilmu-ilmu umum termasuk perlu diberi sentuhan ilmu-ilmu agama sehingga tidak hanya kebahagiaan dunia yang diperoleh tetapi juga kebahagiaan di akhirat.

  15. Landasan Kultural (Budaya) Integrasi-Interkoneksi • Pendidikan (islam dan umum) yang baik tidak mengabaikan budaya (potensi) lokal. • Apabila basis kultural (budaya/potensi lokal) tidak dijadikan basis pengembangan keilmuan agama dan umum, maka akan terjadi proses elitisme ilmu agama dan elitisme ilmu umum, sehingga ilmu umum dan agama kurang berfungsi dalam kehidupan nyata. • Agar ilmu agama dan ilmu umum menjadi fungsional, perlu didialogkan dengan hadlarah al-falsafah.

  16. Landasan SosiologisIntegrasi-Interkoneksi • Menurut sebagian masyarakat, sebagian lulusan IAIN Sunan Kalijaga tidak mampu menyelesaikan masalah masyarakat. • Agar lulusan UIN Sunan Kalijaga mampu menyelesaikan masalah masyarakat, perlu dikembangkan paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi, sehingga dapat melihat masalah secara lebih utuh.

  17. Landasan PsikologisIntegrasi-Interkoneksi • Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara parsial dan tidak utuh dapat menimbulkan perpecahan kepribadian karena dapat terjadi konflik antara apa yang diyakini dengan apa yang dipikirkan dan juga dengan apa terjadi dalam realitas kehidupan. • Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara terpadu dan utuh akan memperkuat kepribadian.

  18. Landasan HistorisIntegrasi-Interkoneksi • Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan didominasi oleh ilmu-ilmu agama. • Ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika kurang berkembang karena tekanan dari ilmu-ilmu agama. • Pada masa ini hubungan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum tidak harmonis.

  19. Landasan HistorisIntegrasi-Interkoneksi • Pada abad modern, tekanan dari ilmu-ilmu agama mulai berkurang bahkan hampir tidak ada. • Berkurangnya/hilangnya tekanan ilmu-ilmu agama, menyebabkan berkembangnya ilmu-ilmu umum secara pesat. • Tidak adanya sentuhan agama pada ilmu-ilmu umum, mengakibatkan ilmu-ilmu umum berkembang dengan mengabaikan norma-norma agama dan etika kemanusiaan.

  20. Landasan HistorisIntegrasi-Interkoneksi • Belajar dari perkembangan keilmuan di atas, pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum harus berjalan beriringan, tidak boleh satu disiplin ilmu mendominasi disiplin ilmu yang lain. • Dengan memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuan akhir dari ilmu pengetahuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan menjaga kelestarian alam, dapat tercapai.

More Related