1 / 74

KARAKTERISTIK DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh :

KARAKTERISTIK DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Drs. Husain Jusuf , M. Pd. A3. BD. BLO. Let’s get started. M01. A03. Pengembangan Model Kelas Inklusif. BUKU PROGRAM TERAPI PASIEN. KLINIK BINA PERILAKU OLAMI RIZKI TERAPI

zenda
Télécharger la présentation

KARAKTERISTIK DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh :

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KARAKTERISTIK DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh: Drs. Husain Jusuf, M. Pd A3 BD BLO

  2. Let’s get started M01 A03

  3. Pengembangan Model Kelas Inklusif

  4. BUKU PROGRAM TERAPI PASIEN KLINIK BINA PERILAKU OLAMI RIZKI TERAPI ( INTERVENSI PENGUBAHAN PERILAKU INTENSIF ) Jl. Jenderal Sudirman 39 Gorontalo, Telp. : (0435) 821869 BUKU PROGRAM TERAPI PASIEN N A M A : Rizki Fauzan Yusuf DIAGNOSA : Gejala Autis T E R A P I S DRS. HUSAIN JUSUF, MPd

  5. BUKU PROGRAM TERAPI PASIEN KLINIK BINA PERILAKU OLAMI RIZKI TERAPI ( INTERVENSI PENGUBAHAN PERILAKU INTENSIF ) Jl. Jenderal Sudirman 39 Gorontalo, Telp. : (0435) 821869 PETUNJUK TEKNIS TERAPI T E R A P I S DRS. HUSAIN JUSUF, MPd

  6. BUKU PROGRAM TERAPI PASIEN KLINIK BINA PERILAKU OLAMI RIZKI TERAPI ( INTERVENSI PENGUBAHAN PERILAKU INTENSIF ) Jl. Jenderal Sudirman 39 Gorontalo, Telp. : (0435) 821869 BUKU CATATAN HARIAN TERAPI PASIEN N A M A : Rizki Fauzan Yusuf DIAGNOSA : Gejala Autis T E R A P I S DRS. HUSAIN JUSUF, MPd

  7. RIZKI FAUZAN YUSUF

  8. PokokBahasan

  9. PengertianAnakBerkebutuhanKhusus Istilah ABK sebenarnyasamaartinyadenganistilahAnakLuarBiasa, tetapidengansudutpandang yang berbeda. Jikapadaistilahluarbiasalebihmenitikberatkanpadakondisi (fisik, mental, emosional) anak, makapadaanakberkebutuhankhususlebihpadakebutuhananakuntukmencapai pres-tasisesuaidenganpotensinya.

  10. AnakBerkebutuhanKhususadalahanak yang memilikikelainan (fisik, mental, emo-sional, danatausosial) yang signifikan yang menyebabkandiasulituntukmengembang-kanpotensinyasecara optimal. Untukitudiamemerlukan pend.dan pembelajarankhusus

  11. PenggunaanIstilahAnakBerkebutuhanKhusus Penggunaanistilah ABK dapatmenghilangkangkankesandandampaknegatifdaripenggunaanistilahAnakLuarBiasaterutamadarisegi psi-kologisdansosiologis.

  12. Masalah yang DapatMuncul 1. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari 2. Masalah penyesuaian diri 3. Masalah penyaluran ke tempat kerja. 4. Masalah kesulitan belajar 5. Masalah gangguan keprib.dan emosi. 6. Masalah pemanfaatan waktu luang.

  13. 1. KarakteristikAnakBerkebutuhanKhusus 1.1 AnakBerkelainanFisik. 1.2 AnakBerkelainan Mental Emosional. 1.3 AnakBerkelainanAkade- mik. PABK

  14. 1.1 Anak-Anak Berkelainan Fisik 1. Karakteristik Anak Tunanetra 1. Segi Fisik: kelainanpada organ penglihatan. 2. Segi Motorik: kurangmampumelakukanorientasilingkungan. 3. Perilaku: seringmenekanmatanya, mem-buatsuaradenganjarinya, menggoyang-go-yangkankepaladanbadan, atauberputar-putar. 4. Akademik: kemampuanakademik, samasepertianak-anak normal padaumumnya 5. Pribadi dan Sosial: Curigaygberlebihanpadaorang lain, mudahtersinggung, ketergantunganpadaorang lain. 82

  15. 2. Karakteristik Anak Tunarungu 1. Segi Fisik: Cara berjalannyakakudanagakmembungkuk, pernapasannyapendek, dantidakteratur, caramelihatnyaagakberingas. 2. Segi Bahasa: Miskin kosa kata, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung ungkapan, atau idiomatic tatabahasanyakurang teratur 3. Segi Intelektual: normal tetapiperkem-bangannyalambat 4. Segi Sosial-Emosional: Sering merasa curiga dan syakwasangka serta bersikap agresif.

  16. 3. Karakteristik Anak Tunadaksa 1.Gangguan Motorik: kaku, lumpuh, gerakan-gerakantakdapatdikendalikan, gerakanritmisdangangguankeseimbangan. 2. Gangguan Sensoris: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasa. 3. Gangguan Tingkat Kecerdasan: bervariasi, mulaidaritkt yang paling rendahsampai gifted. 4. Kemampuan Berbicara: tidakjelasdansulitditerimaorang lain. 5. Emosi dan Penyesuaian Sosial: merasarendahdiri / kepercayaandirinyakurang, mudahtersinggung, & sukamenyendiri, sertakurangdapatmenyesuaikandiri & bergauldenganlingkungan

  17. 1.2 Anak Berkelainan Mental Emosional 1.Karakteristik Anak Tunagrahita. 1. Intelektual: kecerdasan di bawah anak seusianya. Perkembangan kecerdasan terbatas. 2. Segi sosial: tidak dapat mengurus, memelihara dan memimpin diri sendiri. 3. Ciri pada fungsi mental lainnya:sulit konsentrasi, jangkauan perhatian sempit dan cepat beralih, pelupa dan sulit berkreasi.

  18. 4. Ciri dorongan dan emosi: sesuai tingkat ketunagrahitaannya. Yang sangat berat : hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri dan kehidupan emosinya lemah. Yang tidak terlalu berat : kehidupan emosinya hampir sama dengan anak normal tapi kurang kaya, kurang kuat dan kurang mampu menghayati perasaan, tanggung jawab dan hak sosial. 5. Ciri kemampuan dalam bahasa: sangat terbatas perbendaharaan kata terutama kata yang abstrak.

  19. 6. Ciri kemampuan dalam bidang akademis: sulit membaca dan menghitung yang problematis. 7. Ciri kepribadian : tidak percaya terhadap kemampuannya, lebih banyak bergantung pada pihak luar. 8. Ciri kemampuan dalam organisme: kemampuan mengorganisasi diri sangat jelek, baru dapat berjalan dan berbicara pada usia dewasa, gerakan kurang serasi, pendengaran dan penglihatan tidak berfungsi, serta kurang rentan terhadap rasa sakit maupun bau dan makanan yang tidak enak

  20. Karakteristik anak tunagrahita, yang lebih spesifik berdasarkan berat ringannya kelainan dapat dikemukakan sebagai berikut: • Mampudidik: adalah kelompok tunagrahita ringan, IQ 50-70 skala Binet/Weschler, kemampuannya setara anak usia 12 thn atau kelas IV SD, setelah dewasa mampu bekerja dlm bidang yang sederhana, sering dikenal dengan nama terbelakang mental 6 jam.

  21. 2. Mampulatih: secara fisik sering memiliki kelainan baik sensorik maupun motorik, kesan lahiriahnya berbeda dengan anak normal sebaya, IQ 30-50, kemampuan tertinggi setara dengan anak usia 8 tahun atau kelas 2 SD, tak dapat mengikuti pelajaran akademik, hanya mampu dilatih keterampilan mengurus diri sendiri 3. Perlurawat: ini adalah klasifikasi paling berat, disebut dengan idiot, IQ di bawah 25 dan tak mampu dilatih keterampilan, hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning), seumur hidup tak bisa lepas dari orang lain.

  22. 2. KarakteristikAnakTunalaras. • Karakteristik Umum: • Mengalami gangguan perilaku: suka berkelahi, sulit konsentrasi, tidak mau bekerja sama, berbohong, suka mencuri, mengejek, dsb. • Mengalami kecemasan: khawatir, cemas, ketakutan, merasa tertekan, menarik diri, bimbang, malu, sering menangis, dsb.

  23. Kurang dewasa: suka berfantasi, berangan-angan, mudah dipengaruhi, kaku, pasif, suka mengantuk, mudah bosan, dsb. • Agresif: memiliki gang jahat, suka mencuri dengan teman kelompoknya, loyal terhadap teman jahatnya, sering bolos sekolah, sering pulang larut malam, terbiasa minggat dari rumah.

  24. Sosial / Emosi • Sering melanggar norma masyarakat • Sering mengganggu dan bersifat agresif • Secara emosional sering merasa rendah diri dan mengalami kecemasan. • Karakteristik Akademik Hasil belajarnya seringkali jauh di bawah rata-rata, sering tidak naik kelas, sering bolos sekolah, sering melanggar peraturan sekolah dan lalu lintas.

  25. 1.3 Anak Berkelainan Akademik • Karaktersitik Anak Berbakat • Karakteristik Intelektual: Proses belajarnya sangat cepat, tekun dan rasa ingin tahu yang besar, rajin membaca, memiliki perhatian yang lama dalam satu bidang khusus, memiliki pemahaman yang sangat maju terhadap suatu konsep, memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik.

  26. 2. Karakteristik Sosial-emosional: Mudah diterima teman sebaya dan orang dewasa; melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dengan pemikiran yang konstruktif; cenderung sebagai pemisah dalam pertengkaran; percaya tentang persamaan derajat; jujur; perilaku tidak defensif dan memiliki tenggang rasa; bebas dari tekanan emosi dan memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menanggulangi masalah sosial.

  27. Karakteristik Fisik-kesehatan: • Berpenampilan rapi dan menarik. • Kesehatannya berada lebih baik di atas rata-rata.

  28. 2. Karaktersitik Anak Berkesulitan Belajar: • Disfungsi pada susunan syaraf pusat (otak): ketidaksempurnaan mendengar, berpikir, wicara, membaca atau mengerjakan matematika. • Kesenjangan (discrepancy) antara potensi dan prestasi : kesenjangan ini minimal 2 level akademik atau 2 tahun perkembangan dalam berprestasi untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

  29. 3. Keterbatasan proses psikologis : gangguan pada satu atau lebih dari proses psikologi dasar termasuk dalam pemahaman bahasa lisan maupun tertulis. 4. Kesulitan pada tugas akademik dan belajar : memiliki kesulitan perkembangan pada satu bidang akademik dibandingkan dengan bidang akademik lain yang dimiliki anak tersebut (perbedaan intra individual).

  30. 2. LayananPendidikan ABK 2.1 KonsepLayanan Pend. ABK 2.2 PrinsipLayanan Pend. ABK 2.3 Model Layanan Pend. ABK 2.4 Pendekatan Lay. Pend. ABK 2.5 Pemberian Lay. Pend. Bagi ABK

  31. 2.1 KonsepLayanan Pend. ABK 1. Untuk beberapa jenis anak berkebu-tuhan khusus, sebagian besar dapat mengikuti layanan pend. sebagaima-na anak-anak normal pada umumnya. Kendati demikian, tentu ada anak-anak berkebutuhan khusus yang memang memerlukan layanan individual, kare-na kondisi dan keadaannya yang tidak memungkinkan untuk mengikuti layanan sebagaimana anak-anak normal.

  32. 2. Tidak semua ABK memerlukan layanan sepanjang hidupnya, ada kalanya layanan bagi mereka bersifat temporer. Anak-anak mungkin hanya membutuhkan layanan dalam beberapa periode waktu. Contoh: a. Anak-anak tunanetra membutuhkan layanan orientasi dan mobilitas hanya diperlukan pada tingkat satuan pend. Sekolah Dasar

  33. b. Demikian juga bina komunikasi untuk anak tunarungu, bina diri dan gerak untuk anak tunadaksa, bina diri dan sosial untuk anak tunalaras. Namun anak-anak yang berklasifikasi berat, memerlukan berbagai layanan yang lebih lama untuk menumbuhkan kemandirian mereka.

  34. 2.2 PrinsipLayanan Pend. ABK Prinsip dasar menurut Musjafak Assjari (1995): a. Keseluruhananak (all the children) b. Kenyataan (reality) c. Program yang dinamis (a dynamic program) d. Kesempatan yang sama (equality of opportunity) e. Kerjasama (cooperative)

  35. Prinsip-prinsip lainnya yang perlu diperhatikan: 1. Prinsip kasih sayang 2. Prinsip keperagaan 3. Keterpaduan dan keserasian antar ranah 4. Pengembangan minat dan bakat 5. Kemampuan anak

  36. Prinsip khusus yang berkaitan dengan layanan pendidikan anak tunanetra menurut Annastasia Widjajanti dan ImanuelHitipeuw (1995) adalah: a. Prinsip totalitas b. Prinsip Keperagaan c. Prinsip berkesinambungan d. Prinsip aktivitas e. Prinsip individual

  37. 2.3 Model Layanan Pend. ABK 1. Model Layanan Pend. Segregasi a. SekolahLuarBiasa (SLB) b. SekolahLuarBiasaBerasrama c. KelasJauh / KelasKunjung d. SekolahDasarLuarBiasa (SDLB)

  38. 2. Model LayananPendidikanTerpadu / Integrasi. a. BentukKelasBiasa b. KelasBiasaDenganRuang BimbinganKhusus c. BentukKelasKhusus 3. Model LayananPendidikanInklusif

  39. PENDIDIKAN INKLUSIF Pendidikan inklusif merupakan suatu sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusia-nya.

  40. Berbeda dengan pendidikan terapadu/integrasi di mana siswa berkebutuhan khusus harus menyesuaikan diri dengan sistem yang sudah ada, pada pendidikan inklusif sekolah harus menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.

  41. Integrasi lebih berfokus pada kurikulum dan diatur oleh guru, sedangkan inklusi berpusat pada siswa dan dikembangkan interaksi yang komunikatif dan dialogis.

  42. Pendidikan inklusif lebih menekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

  43. Falsafah Pendidikan Inklusif 1. Pendidikan untuk semua Setiap anak berhak untukmengak-sesdan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak 2. Belajar hidup bersama dan bersosialisasi Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik

  44. 3. Integrasi pada lingkungan Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial yang harmonis 4. Penerimaan terhadap perbedaan Setiap anakberhakdipandang sama dan tidak mendapatkan diskriminasi dalam pendidikan

  45. PRINSIP PENGELOLAAN PENDIDIKAN INKLUSIF BelajarKooperatif Belajar Menyenangkan EvaluasiBel. Alternatif Kolaborasi Guru

  46. Falsafah Pendidikan Inklusif “Children who learn together… learn to live together” (Marsha Forest)

  47. Keuntungan Program Inklusi • MANFAAT BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS: • - Terhindar dari label negatif • Anak memiliki rasa percaya diri • Memilikikesempatan menyesuaikan diri • Anak memiliki kesiapanmengha-dapikehidupan nyata

More Related