1 / 18

PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK

DISKUSI PANEL NASIONAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN. PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK. Oleh Margono Slamet Program Mayor Penyuluhan Pembangunan Departemen Komunikasi & Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB. PERKEMBANGAN PENYULUHAN SEBAGAI ILMU.

dacia
Télécharger la présentation

PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DISKUSI PANEL NASIONAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN PERKEMBANGAN PENYULUHANTEORI DAN PRAKTEK Oleh Margono Slamet Program Mayor Penyuluhan Pembangunan Departemen Komunikasi & Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB

  2. PERKEMBANGAN PENYULUHAN SEBAGAI ILMU • Sejak habis Perang Dunia II  banyak masalah sosial perlu diatasi • Tinjau literatur dunia Ilmu-ilmu Sosial berkembang pesat • Untuk mengatasi perlu pelibatan dan partisipasi masyarakat luas. • Masalah kekurangan pangan  peningkat-an produksi. • Masalah sosial : kesehatan, kemelaratan, pendidikan, keterbelakangan, pengang-guran, dll

  3. Situasi itu merangsang pemikiran2 para ilmuwan  Ilmu2 Sosial tumbuh pesat termasuk Ilmu Penyuluhan  intinya parti-sipasi memecahkan masalah yg dihadapi. • Ilmu2 Sosial berkembang tidak sekedar menjelaskan atau mendiskripsikan feno-mena-2 sosial, tetapi juga untuk mencari solusi thd masalah2 sosial yang ada. • Masalah pertanian bukan hanya masalah teknologi bagaimana meningkatkan pro-duksi pangan dll, tapi juga bagaimana men-diseminasikan informasi sampai ke petani yang jumlahnya banyak dan tersebar luas, hingga petani berpartisipasi meningkatkan produki.

  4. Yang penting juga bagaimana caranya agar para petani mampu dan mau menerapkan teknologi baru itu. Ini masalah sosial yang komplek. • Ilmu-ilmu Sosiologi, Psi.Sosial, Komunikasi, CD, Mikro Ekonomi, Pendidikan Nonformal, Antropologi, dll berkembang pesat. • Ilmu Penyuluhan meramu dan meracik prin-sip2 & pokok2 ilmu2 itu untuk dapat meng-gerakkan dan memberdayakan masyarakat melalui partisipasi aktif mereka dalam pro-gram2 dan gerakan2 pembangunan yang bertujuan memecahkan masalah2 sosial.

  5. Membangun masyarakat tak mungkin dilaku-kan oleh orang luar saja, tetapi harus bersa-ma orang-orang dari masyarakat itu sendiri. • Ilmu Penyuluhan tidak hanya untuk bidang pertanian, tetapi untuk semua bidang yang menghendaki adanya partisipasi aktif seca-ra sukarela dalam memecahkan masalah2 sosial yang mereka hadapi  Ilmu Penyu-luhan Pembangunan. • Memang kenyataannya saat ini ilmu ini be-lum berkembang luas di Indonesia, yang akibatnya belum banyak diterapkan dalam pelaksanaan program2 dan gerakan2 pemba-ngunan yang keberhasilannya mensyaratkan adanya partisipasi aktif secara luas.

  6. Inti dari Tujuan Penyuluhan Pembangunan adalah munculnya partisipasi aktif masyarakat dalam program atau gerakan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial yang mereka hadapi. • Menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat itu ternyata tidaklah sederhana dan mudah. Perlu analisis ilmiah bagaimana agar masyarakat mau dan mampu berpartisipasi aktif. • Tiap masyarakat pada dasarnya berbeda kun-cinya. Tetapi secara umum mereka perlu diberdayakan agar mereka MAMPU dan MAU berpartisipasi.

  7. Cara memberdayakan masyarakat dan apa yang perlu diberdayakan berbeda-beda antar masyarakat tergantung kondisi masyarakat-nya masing-masing. Disini memerlukan ada-nya analisis ilmiah yang tepat agar pemberda-yaan itu berhasil efektif. • Untuk dapat mengadakan analisis dan mene-mukan cara pemberdayaan yang tepat diper-lukan adanya SDM Penyuluh di lapangan yg memiliki kompetensi untuk itu. Untuk itu di-perlukan adanya sistem pendidikan dan latihan yang khusus dan efektif, yang benar-benar dapat menghasilkan tenaga penyuluh yang profesional.

  8. PENYULUHAN DALAM PRAKTEK • Usaha masyarakat dan pemerintah untuk menolong dan memberdayakan warga ma-syarakat yang kurang beruntung telah sejak lama dilakukan. Tetapi program2nya tak berkelanjutan dan tuntas. • Gerakan zakat, sedekah, arisan, “jumputan”, membiarkan orang membantu panen di sawah, dan membantu pekerjaan lain di rumah dan di ladang, dll. • Semua itu didasari sebagian atau sepenuh-nya oleh rasa kemanusiaan. Sayangnya ban-tuan semacam itu sifatnya “ad hoc”.

  9. “Ad hoc”  tak berjangka panjang dan ber-kelanjutan, sehingga tidak menyelesaikan akar permasalahannya. • Usaha-2 itu umumnya hanya mengatasi kon-disi darurat, tetapi tidak sampai melepaskan orang dari ketergantungannya pada bantuan fihak lain. Pepatah: “Jangan beri ikan, tapi beri dia pancing dan cara menangkap ikan”. • Cara-2 “penyuluhan” yang selama ini diprak-tekkan kebanyakan hanyalah “memberi ikan”, sehingga kalau ikannya habis kembali lagi mereka pada kondisi semula. • Motivasi untuk menolong sebenarnya ada pada masyarakat maupun pada memerintah, tapi caranya masih tradisional.

  10. Sistem, metoda atau cara yg digunakan untuk menolong biasanya hanya berdasar-kan pengalaman atau “Try and Error”, dan sering tidak berkelanjutan dan hanya ber-jangka pendek. • Bicara ttg Penyuluhan sering orang hanya melihat pada apa yang dilakukan oleh para Penyuluh yang ada di lapangan yang berhadapan dgn orang yang perlu dibantu. • Maaf kalau saya katakan bahwa para penyu-luh lapangan yg ada sekarang itu ibarat bo-neka atau wayang, dibelakangnya ada da-langnya atau “actor intelectual”-nya.

  11. Di era otonomi daerah dimana kewenangan dan tanggung jawab penyuluhan ada pada pemda masing-2, kebutuhan akan adanya “actor intelectual” itu semakin besar jumlah dan kompetensinya. • Idealnya penyuluh lapangan itu juga profesi-onal yang mampu berimprovisasi secara ber-tanggung jawab sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang dihadapi. • Tenaga2 yang profesional semacam itu pada saat ini belum cukup tersedia. Lembaga2 pendidikan yg mampu menghasilkan tenaga profesional itu ada, tetapi sejauh ini belum terangkai sebagai bagian dari sistem penyu-luhan sehingga belum bisa berfungsi.

  12. Penyuluh Lapangan (di bidang apapun) ibarat-nya prajurit yg bertempur di medan perang. Seprofesional dan sebanyak apapun penyuluh itu tak akan mampu memenangi peperangan bila mereka tidak disuplai dengan amunisi dan logistik. • Lembaga2 penghasil dan pemasok amunisi dan logistik itu harus difungsikan, untuk dapat menghasilkan amunisi yang sesuai keperluan. Lembaga2 ini adalah lembaga2 penelitian dan perguruan tinggi. • Berdasar telaahan akademik lembaga2 itu secara struktural perlu dimasukkan ke dalam SISTEM PENYULUHAN.

  13. Kalau bisa disimpulkan apa kelemahan dari penyuluhan yang sekarang banyak dilakukan ialah: • Masih tradisional, tidak berdasar ilmu penge-tahuan tetapi lebih berdasar pengalaman masa lalu. (Kurang memperhatikan perubahan2) • Masih terlalu mengandalkan tenaga penyuluh di lapangan yang tidak profesional. • Kurang didukung tenaga intelektual/profesi-onal. • Belum bekerja sebagai sistem penyuluhan yang mencakup fungsi penelitian, pendidikan/latihan, kebijaksanaan, dan komponen pendu-kung lainnya.

  14. REKOMENDASI • Program2 Penyuluhan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mereka mampu meningkatkan kesejah-teraan dan kualitas hidupnya haruslah direncanakan untuk jangka panjang. • Agar program2 penyuluhan dapat berke-lanjutan dalam jangka panjang, untuk masing-masing bidang (pertanian, kese-hatan, sosial, UKM, dll) perlu dibangun suatu SISTEM PENYULUHAN.

  15. 3. Sistem Penyuluhan itu mencakup Unsur Pembuat Kebijakan, Unsur Pelaksana, Unsur Penelitian, Unsur Ketenagaan (ter-masuk Pendidikan & Pelatihan), Unsur Pendukung & Logistik (termasuk materi, media), dll. • Semua unsur itu perlu diawaki oleh te-naga2 profesional di bidang masing2 dan memahami hakikat penyuluhan. Semua unsur itu harus mampu bekerja secara senergis menuju terselenggaranya penyu-luhan secara efisien dan tercapainya tujuan penyuluhan secara efektif. • Semua unsur ikut bertanggung jawab ter-hadap tercapainya tujuan penyuluhan.

  16. Perlu difahami bersama bahwa kegagalansuatu sistem tentu disebabkan oleh kegagal-an atau kurang berfungsinya salah satu atau beberapa unsur yang membentuk sistem itu. • Sambil membangun sistem secara utuh dan memperkuat unsur2-nya yang sangat men-desak untuk ditata adalah unsur pendidikan dan pelatihan yang akan menyiapkan SDM untuk unsur lainnya. Yang perlu ditata tidak hanya lembaga2 Diklat yang ada di masing2 Departemen, tetapi juga dengan memperhi-tungkan dan memanfaatkan lembaga2 pendidikan lain yang banyak terdapat di negara ini.

  17. Penyuluhan Pembangunan hendaknya di-laksanakan dengan berbasis pengetahuan (knowledge based) dan berbasis penelitian (research based), baik prosesnya maupun materinya. (Agar lebih menjamin efektivitas, efisiensi dan berkelanjutan) • Penyuluhan Pembangunan hendaknya di-laksanakan dengan mengikut sertakan unsur-unsur masyarakat (LSM, orkemas, or-mas, dll), secara sukarela dengan terlebih dahulu memberdayakan mereka sehingga mereka akan mampu berpartisipasi secara optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

  18. S E K I A N SELAMAT BERDISKUSI

More Related