1 / 22

Kode ETS102 Etika Sosial & Politik

Kode ETS102 Etika Sosial & Politik. Priyatmoko Dirdjosuseno priyatmokosolusi@gmail.com ; priyatmoko@unair.ac.id. E tika , Modernitas , dan Demokrasi. Priyatmoko Dirdjosuseno priyatmokosolusi@gmail.com. Excellent with morality. Baruch Spinoza Dutch philosopher, 1632–1677

dieter
Télécharger la présentation

Kode ETS102 Etika Sosial & Politik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kode ETS102 Etika Sosial & Politik Priyatmoko Dirdjosuseno priyatmokosolusi@gmail.com; priyatmoko@unair.ac.id

  2. Etika, Modernitas, dan Demokrasi Priyatmoko Dirdjosuseno priyatmokosolusi@gmail.com

  3. Excellent with morality

  4. Baruch Spinoza Dutch philosopher, 1632–1677 “All things excellent are as difficult as they are rare.” Ethics pt. 5 (1677) (translation by Edwin Curley)

  5. Perhatikankata-katadantindakanAnda

  6. Demokrasi = proyekpembebasan • Kesepakatankitauntukmenjunjungtingginilai-nilaidemokrasi (kedaulatanrakyat) danmenegakkannyadalamkehidupansehari-harimembawakonsekuensidanmenimbulkantanggungjawab; • Demokratisasimerupakanproyekbesarmembebaskanwarganegara agar bisamenunaikanhakdantanggungjawabsebagairakyatberdaulat; • Politikmenjadiwilayahterbuka: “siapasaja” setiapwarganegarabolehmasukdanmemanfaatkannya. Lahirnyamakhluk-makhlukpolitikbaru, pedulipadakehidupanbersama?

  7. Pemilukada = dinamika politikdemokratis • Penyelenggaraan pemilu dan pemilukada menjadi sumber dinamika politik. Ada undangan untuk kontestasi antarelite secara terbuka, dan undanganpartisipasi politik warga negara berskala luas; • Di satu sisi terjadi proses pluralisasi, perbedaan dipertegas, dan ada kecenderungan terjadi fragmentasi. Tetapi, di sisi lain juga terjadi kecenderungan inklusi, moderasi, koalisi, dan integrasi; • Banyak aspek kehidupan dicari kaitan politikdan dampak elektoralnya.

  8. Politik = ruangbebasbersama • Apa yang terjadidiruangbebasbersama? • Setiaporangberusahamengekspresikandirinya “secarapenuh” – setiaporangingindanbolehmenjadidirinyasendiri, – mengaktualisasikanpotensinyaseoptimalmungkin, jugamengejarkepentingannyasecarabebas? • Orangsalingmenenggangperbedaan-perbedaan, kontrolsosialmelemah? • Terjadipersainganaducerdik, danbersiasatuntukmemenangiperebutanposisidansumber-sumber yang terbatasadanya? Salingmengalahkandanmengorbankan? • Adakebutuhanuntukmenjaga agar ‘ruangbersama’ tetapmenjadi ‘ruangbebasbersama’: institusikeadilan, etika, budaya ….

  9. Demokrasi = proyek etis yang menimbulkan tanggung jawab, tantangan, dan problem etis?

  10. Indeks Demokrasi Indonesia 2007 • Provinsi Jawa Timur berada pada peringkat 15 di antara 33 provinsi di Indonesia; • Aspek atau variabel yang dinilai: • Kebebasan Sipil (Civil Liberties) = 62,3 • Hak-hak Politik (Political Rights) = 74,4 • Lembaga-lembaga Demokrasi (Democratic Institutions) = 48,1 • Lembaga demokrasi mencakup: kualitas pemilu, peran DPRD, peran partai politik, peran birokrasi pemerintah daerah, dan indepensi pengadilan.

  11. Demokratisasi = transformasi … • Masyarakathierarkhis-paternalistikharusmenjadilebihterbukadan egalitarian, jugadesakralisasikekuasaan; • Rasionalisasibudayapolitik, orangkiandibiasakanuntuksalingberadudanmengujiargumen-argumen, danmeningkatkankemampuanmengantisipasisertamengkalkulasidampaksuatutindakan (bersama): mana yang benar (hak) dan yang baik (berguna), …. • Setiaporangharusmeningkatkankapasitasnyasebagaisubyekpolitik: hak, kewajiban, dantanggungjawab.

  12. Modernitas dan demokrasi • Proses-proses modernisasi ditandai oleh makin luasnya pemikiran rasional, khususnya rasionalisme instrumental, diferensiasi, dan individualisasi. Orang modern kian terdorong untuk memikirkan banyak hal berdasarkan asas kemanfaatnya. Pekerjaan dan institusi yang dikembangkan makin terspesialisasi, sehingga kehidupan sosial makin kompleks: ada saling ketergantungan tetapi juga otonomi relatif pada setiap bidang spesialisasi.

  13. Modernitas dan demokrasi • Setiap orang kian cenderung tak sekadar terikat pada satu kelompok, melainkan menjadi anggota dari banyak kelompok. Identitasnya tak sekadar melekat pada satu kelompok. Setiap orang berhubungan dengan banyak nilai, norma, dan harapan. Karena itu, setiap orang tak sekadar, bahkan tak bisa, merepresentasikan satu identitas kelompok secara penuh dan total. Pada akhirnya, individu menjadi lebih bebas dan kian penting perannya. • Perkembangan modernitas jelas berimplikasi politik.

  14. Modernitas dan demokrasi • Demokrasi menjadi tuntutan dan kebutuhan baru dalam masyarakat yang berkembang kian modern. Demokrasi memasilitasi modernitas – rasionalitas instrumental, diferensiasi, dan individualisasi – sekaligus berusaha menyelamatkan masyarakat modern melalui pengembangan institusi-institusi mediasi dan mereintegrasikannya; • Dalam demokrasi modern setiap orang diberi status sebagai warga negara yang bebas, setara, dan berdaulat. Demokrasi memperluas dan mengintensifkan proses-proses egalitarianisasi legal dan politik.

  15. Demokrasi & guncangan kultural? • Egalitarianisasi (individualisasi), pluralisasi (diferensiasi), kontestasi dan instrumentalisme boleh jadi telah mengguncang tatanan kehidupan lama yang mengandaikan ketundukpatuhan kepada pemimpin (hirarkhis), kebersamaan (homogen), dan penghargaan pada simbol-simbol dan warisan kultural (sakralisasi). Secara demikian, modernitas dan demokrasi kadang diratapi sebagai biang kemerosotan & perpecahan kultural; • Tetapi, bagi mereka yang sebelumnya di pinggiran atau terpinggirkan (seharusnya?) perubahan inidisambut antusiassebagai kesempatan baru.

  16. Demokrasi = nilai universal • Amartya Sen menyebut tiga dimensi universalitas nilai demokrasi: • Nilai intrinsik • Nilai instrumental • Nilai konstruktif

  17. Pemilukada merupakan proses dinamisasi etis dan kultural? • Dalam masyarakat demokratis modern, termasuk dalam praktik pemilukada, nilai-nilai baik yang diterima sebelumnya boleh jadi tak lagi diterima secara utuh, sebagian dipertanyakan dan diinterpretasi ulang; • Baik-buruk barangkali bukan lagi sesuatu yang bersifat esensialis atau substansi yang dipastibakukan, melainkan sesuatu yang harus bisa ditakar kadarnya, terutama berdasarkan asas kemanfaatannya. Artinya, bisa dinegosiasikan!

  18. Reformulasi etika & kultur politik • Pemilukada telah menjadi ajang penjajagan koalisi-koalisi politik: lintas golongan dan ideologi; • Pemilukada cenderung mengikis sikap-sikap tertutup, loyalitas sempit, ekstrem, dan arogansi; • Pemilukada kian mendorong masyarakat untuk melihat pejabat politik (publik) sebagai “problem-solver-in-chief” yang tidak kedap terhadap gugatan akuntabilitas: hukum, politik, administratif, finansial ...

  19. Teori Etika Demokratis • Etika kebebasan: kebebasan merupakan nilai moral utama dalam demokrasi yang, menurut Kant, harus dilaksanakan dengan “menghormati (moral) hukum” atau “menghormati tugas dan kewajiban”. • Utilitarian atau konsekuensialis: kebebasan harus lebih disandarkan pada manfaat, bukan sekadar hak. Menurut Bentham, kebebasan harus memberi manfaat yang terbanyak. Menurut J.S. Mill, kebebasan harus memberi manfaat terbaik, yang didasarkan pada pengalaman obyektif. • “Kebajikan praktis”: mengandalkan pada kemampuan manusia untuk melakukan penilaian secara tepat (seperti hakim).

  20. Teori Etika Demokratis • Kita tidak bisa berharap untuk mencapai konsensus atas semua hal demi melindungi demokrasi. Jika kita telah mencapai konsensus seperti itu, barangkali kebebasan justru tidak lagi begitu penting lagi bagi kita. Kita memerlukan kebebasan justru ketika ada hal yang belum disepakati. Tetapi, kita semua harus berjuang untuk menemukan hubungan yang tepat antara kebebasan yang kita cari dan kebaikan yang harus kita temukan. • Perjuangan menemukan hubungan yang tepat antara kebebasan dan kebaikan, serupa dengan perjuangan menjamin hubungan optimal antara kesatuan (unity) dan perbedaan (diversity).

  21. Warganegara = subyeketik & kultural • Setiapwarganegaraadalahsubyeketik (kemampuanmengontroldirisendiri, membatasidiri, danmemperhitungkankonsekuensitindakansendiri), dansubyekbersediapatuh, tundak, menghormatinilaidankebaikanbersama, bahkanuntukmengkreasikandanmengusahakanpemantapandaninstitusionalisasinya; • Semakintinggi status dansemakinpentingataustrategisperan yang kitamainkan, semakintinggidanbesar pula tuntutantanggungjawabetisnya.

  22. Sudahkahkitamengenalidanmenunaikantanggungjawabetisdankulturalkitamasing-masing?Sudahkahkitamengenalidanmenunaikantanggungjawabetisdankulturalkitamasing-masing?

More Related