1 / 58

INFEKSI FUNGI

INFEKSI FUNGI. Pepy Dwi Endraswari, dr. Departemen Mikrobiologi Kedokteran FK UNAIR. Kingdom Fungi. Terdiri dari >100,000 species dibagi menjadi 2 groups: macroscopic fungi ( mushrooms) microscopic fungi (molds, yeasts)

meris
Télécharger la présentation

INFEKSI FUNGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INFEKSI FUNGI Pepy Dwi Endraswari, dr. Departemen Mikrobiologi Kedokteran FK UNAIR

  2. Kingdom Fungi • Terdiri dari >100,000 species dibagi menjadi 2 groups: • macroscopic fungi ( mushrooms) • microscopic fungi (molds, yeasts) • Dari >1oo,000 species yang ditemukan  ± 100 spesies patogen bagi manusia.

  3. Penyakit yang ditimbulkanolehinfeksi fungi:

  4. 1. Morfologi Fungi • Dindingsel: mengandung chitin • Membransel: mengandungergosterol • Mikroskopik: memiliki 2 macammorfologi: • yeast – berbentukbulat-oval • hyphae – berbentukfilamen , disebutjuga:molds • Beberapa fungi mempunyaikeduafasetersebut disebutsbg fungi dimorphic • Dimorfismedipengaruhisuhu: • 37oC  Yeast • 25oC  Mold / hifa

  5. Yeast • Uniseluler • Nonfilamentous • biasanya berbentuk oval/spheris. • Bereproduksi secara mitosis.

  6. Hyphae / Molds • jamur berfilamen, multiseluler • Hiphae: • Hifa bersepta • Hifa tidak bersepta • Mycelium: Gabungan dari hifa

  7. MorfologiHiphae / Molds

  8. Mycelium: Large, Visible Mass of Hyphae

  9. Sifat Fungi • heterotrophic • Mayoritas tidak membahayakan, hidup secara saprofit pada tumbuhan atau hewan yang mati • Optimal growth temperature 20o-40oC • Beberapa mrpkn parasit yang hidup pada jaringan organisme lain  infeksi jamur mycoses

  10. Klasifikasi Infeksi Jamur Secara Klinis:

  11. 1. Superfisial mycosis • Infeksi jamur pada lapisan kulit dan rambut terluar. • Infeksi hanya terbatas pada stratum korneum. • Tidak terjadi inflamasi. • Problem kosmetik.

  12. Manifestasi Klinik Tineanigra Ptiriasisversicolor White piedra Black piedra

  13. Diagnosis laboratorium • Spesimen: skin scrapping (kerokan kulit), potongan rambut  pengecatan dengan KOH 10-20%  diamati dibawah mikroskop • Terapi: obat antifungal topikal

  14. 2. Cutaneus Mycosis • Infeksi jamur pada jaringan berkeratin (kulit, rambut dan kuku) • Jamur mensekresi keratinase, suatu enzym yang mendegradasi keratin.

  15. Dermatophytosis

  16. Manifestasi Klinik Dermatophytosis TineaPedis: ditularkenmelaluikulitsecaralangsungmapuntidaklangsung, misal: karpet.

  17. Manifestasi Klinik Dermatophytosis Tineacruris Tineabarbae Tineacorporis TineaUnguinum

  18. Tineacapitis: kerion, grey patch, black dot Manifestasi Klinik Dermatophytosis "Kerion" :tdpbenjolanberisinanah, ramutdiatasnyalepas Penyebab: T.verrucosum & T .metagrophytes Grey patch: Tjdkebotakankarenabanyakrambutpatah, biasanyaberwarnaabu-abu (tertutuparthroconidia) Penyebab: M. canis. Black dot: tjdkrnrambutpatahdipermukaankulit penyebabT. tonsuransdanT. violaceum

  19. Faktor resiko dermatophytosis • Bertempat tinggal di daerah padat dan lembab • Memakai baju ketat dgn bahan yg tidak menyerap keringat  lembab • Sistem imun lemah • Close contact sport Transmisi: • Kontak langsung dengan kalit, rambut, atau kuku yang terinfeksi • Kontak dengan benda (sprei, sisir, dll) • Manusia-ke manusia, hewan ( misal: anjing, kucing, kuda, babi, sapi) ke manusia

  20. Dermatophytosis:Diagnosis Laboratorium • Spesimen: Kerokan kulit, kuku, potongan rambut • Metode: • Mikroskopik : KOH 10-20% dan tinta parker • Kultur: SDA (Sabouraud's dextrose agar), DTM (Dermatophyt test medium) DTM Exothrix: spora Kerokankulit: hiphae SDA Endothrix: spora

  21. 3. Subcutaneus Mycoses • Infeksi jamur pada jaringan subkutan. • Disebabkan oleh jamur saprofit yang hidup pada tanah atau tanaman. • Infeksi terjadi karena masuknya spora atau micelium pada luka kulit. • Dapat menyebar melalui pembuluh limfe.

  22. Sporotrichosis • Sinonim: Rose gardener disease • Manifestasiklinik: • Subcutaneus mycosis (sering) biasanyatjdpadapekerjaygberhubungandgnberkebundanbercocoktanam • Sistemik mycosis (jarang) Khas: lesi yang mengikuti aliran limfe Pewarnaan GMS padaspesimenbiopsi

  23. Chromoblastomycosis • Manif. Klinik: • Nodule verrucous (warty nodul/cauliflower nodul) atau plaque • Sering terjadi di daerah tropis yang lembab • Kebanyakan pada kaki, didahului dgn luka ( bisa pada bagian tubuh lain) • Dapat menyerang otak (menyebar secra hematogen) (jarang) Agen penyebab: mempunyai gambaran hifa dematiaceous hypha dan spora

  24. Mycetoma(Madura foot) • Gx klinis: • infeksi subkutan yang membengkak seperti tumor dan adanya sinus yang mengeluarkan nanah dan granul / grains seperti butiran pasir yang mengandung organisme penyebab (penting untuk diagnosis) • Dapat disebabkan oleh infeksi jamur maupun bakteri

  25. 4. Systemic Mycoses • Menginfeksijaringan/organ secarasistemik • Biasanyadisebabkanjamur yang hidupditanah. *more common in endemic areas.

  26. Histoplasmosis • Disebabkan oleh inhalasi conidia H. capsulatum • Infeksi intraseluler pada reticuloendothelial system • Sumber infeksi: tanah yang mengandung kotoran ayam, burung jalak, dan kelelawar. • Daerah endemis: River Valley di U.S.A. • Varietas H. capsulatum: var. capsulatum dan var. duboisii • Manifestasi Klinis: • 95% asimptomatik/subklinis • 5% infeksi paru kronis progresif ,infeksi kulit kronis, infeksi sistemik akut yang berakibat fatal (menyerupai infeksi tuberkuosis)

  27. Histoplasmosis Gambaranagenpenyebabpadamikroskopikkultur: trabeculatedkonidia ManifesasiklinisHistoplasmosis Foto thorax menyerupaigambaran TB

  28. COCCIDIOIDOMYCOSIS Infeksi yang disebabkan oleh infeksi Coccidioides immitis  Diawali dengan infeksi saluran nafas karena inhalasi konidia Individu dengan imunitas baik membaik Bbrp berkembang menjadi infeksi sistemik.

  29. Manifestasi klinik

  30. 5. Opportunistic Mycoses • Adalahinfeksi yang terjadipadaindividudengansistempertahanantubuh yang menurun : • pasien AIDS, pasienkanker • Individuygmendapatterapiantibiotikspektrumluas • neonatus / individu yang sangattua • Diabetes melitus • Resipien organ transplan • Terapi steroid • Padasistemimun yang baiktidakmenyebabkanpenyakit. • Penyebab: Flora normal ataupun fungi yang adadilingkungan

  31. Infeksi Oportunistik

  32. Candidiasis • Disebut juga Moniliasis • Dapat menginfeksi kulit, mukosa dan organ dalam • Normal flora pada mulut, gastrointestinal, vagina, dan kulit pada 20% individu normal.

  33. Candidiasis Mukosa • Oral trush  lesi pseudomembran berwarna keputihan, yang terpisah-pisah maupun konfluen terbentuk dari sel epitel, yeast, dan pseudohifa. • Vulvovaginitis  iritasi, pruritus, lendir vagina

  34. Candidiasis kulit dan kuku • trauma misalnya luka bakar lapian kulit lemah. • bagian tubuh yang lembab dan hangat : aksila, lipat paha, intergluteal, atau lipatan inframamae(>> obesitas,diabetes melitus) • Pada Bayi: Diaper rash • kuku (onikomikosis) rasa nyeri dan eritema pada lipatan kuku

  35. Candidiasis Sistemik • Faktorresiko pemasangankateter, tindakanpembedahan, kortikosteroidjangkapanjang, kelainanhematologispt leukemia, anemia aplastik, limfoma • dayatahantubuh yang bagus-yeast dapatdieleminasikandidemiatransien. • Pasiendefisiensiimunkandidiasissistemik: ginjal, kulit, mata, jantung, danmeningen.

  36. Diagnosa Laboratorium • Spesimen: • Kerokankulit/mukosa/vagina • Darah • Cairantubuh • Pemeriksaan: • Mkroskopik: yeast, hifa, pseudohifa • Kultur : Sabouraud's Dextrose Agar (SDA)

  37. Cryptococcosis Morfologi: • Yeast • Dikelilingi kapsul mukopolisakarida • Tidak terwarnai oleh indian Ink dan nigrosin • 60% pemeriksaan positif ditemukan pada cairan serebro spinal.

  38. Life cycle of C.neofromans Found in wild/Domesticated birds (Pigeon) and eucalyptus tree.Pigeons carry C.neofromans, but do not get infected.

  39. Gejala Klinik • Paru • Syaraf Pusat: Chronic meningitis , Meningo encephalitis , koma • Skeletal • Kulit Diagnosis: • Direct smear • Kultur • Serologi: deteksi antigen

  40. Zygomycosis • Penyebab: jamurZygomycetes. • Spektrumpenyakit: • Infeksirhinocerebral • Infeksiparu • Infeksi gastrointestinal • Infeksikulit • Infeksisistemik • Infeksiterjadipadaindividu yang memilikifaktorresiko: pasienkankerdenganneutropenia, pasientransplantasi organ, diabetes ygtidakterkontrol

  41. Medically important zygomycetes • Ordo Mucorales: menyebabkan zygomycosis subkutan dan sistemik (Mucormycosis) • Genus: Rhizopus, Absidia, Rhizomucor, Mucor, Cunninghamella, Saksenaea, Apophysomyces, Cokeromyces, and Mortierella • Ordo Entomophthorales: menyebkan zygomycosis subcutaneus (Entomophthoromycosis) • Genus: Conidiobolus, Basidiobolus

  42. Mucormycosis • Banyak ditemukan di tanah,udara, makanan dan debu • Manifestasi klinis: >> infeksi rhinocerebral dan paru (30-50%) • Predileksi: ≈ aspergillus, invasi ke vaskular  trombosis, infark dan nekrosis pada jaringan. • Onset demam dan necrosis cepat • >> menyebabkan kematian

  43. Black necrotic pada mucormycosis Pada pewarnaan khusus pada jaringan, tampaak hifa pada lumen pembuluh darah menyebabkan trombosis, infark dan necrotik pada jaringan

  44. Diagnosis Laboratorium Spesimen: • Kerokan dari lesi kulit • Sputum dan biopsi dari lesi paru • Nasal discharge (cairan dari hidung) • Kerokan dan aspirat sinus pada infeksi rhinoserebral • Biopsi jaringan gastrointestinal pada infeksi gastrointestinal dan infeksi sistemik

  45. Pemeriksaan Denganpewarnaantertentu Evaluasiadanyahifa yang tipislebardan septa yang jarang, denganadanyadilatasilokalmembentukbulbusdanpercabanganyg irregular • Pemeriksaan mikroskopik langsung • Histopatologi • Kultur: pd Sabouraud’s dextrose agar • Amati morfologi makroskopik & mikroskopik

  46. Aspergillosis • Penyebab: • 1 A.fumigatus • 2 A.niger • 3 A.flavus • 4 A.terreus • 5 A.nidulans • ManifKlinis: • Alergi • Aspergilloma (fungus ball) • Haemophtysis • Invasif aspergillosis Mikroskopik: hifadgnsporaygkhas

  47. EpidemiologiInfeksiJamur

  48. Epidemiologi infeksi jamur dipengaruhi oleh: • Dimana jamur patogen hidup di alam? • Bagaimana penyebarannya? • Dimana port al of entry? • Bagaimana seseorang menjadi rentan terhadap infeksi jamur?

  49. Tiga kelompok jamur bedasarkan epidemiologi: 1.) Dermatophytoses 2.) Exogenously acquired 3.) Endogenously acquired

More Related