1 / 16

PENEMUAN HUKUM

PENEMUAN HUKUM. MOH. SALEH, S.H., M.H. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011. 1. PENEMUAN HUKUM. Akibat dari Kodifikasi dan aliran Positivisme Hukum maka Hakim harus dapat melakukan penemuan hukum.

rufin
Télécharger la présentation

PENEMUAN HUKUM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENEMUAN HUKUM MOH. SALEH, S.H., M.H. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1

  2. PENEMUAN HUKUM • Akibat dari Kodifikasi dan aliran Positivisme Hukum maka Hakim harus dapat melakukan penemuan hukum. • Penemuan hukum berkaitan dengan upaya untuk mencari dan menemukan norma hukum yang tepat dan relevan untuk kemudian diterapkan terhadap suatu peristiwa, perbuatan, atau hubungan hukum yang bersifat kongkrit tertentu. • Penemuan hukum sebagai konkretisasi/ individualisasi peraturan perundang-undangan yang rumusannya bersifat umum terhadap suatu peristiwa, perbuatan, atau hubungan hukum yang bersifat kongkrit tertentu. 2 Sistem / Teknologi Basis Data

  3. MACAM2 METODE PENEMUAN HUKUM a. Penafsiran Hukum (Interpretasi hukum) b. Penalaran atau Konstruksi Hukum 3 Sistem / Teknologi Basis Data

  4. PENAFSIRAN HUKUM • Penafsiran hukum adalah mencari dan menetapkan pengertian atas dalil-dalil yang tercantum dalam UU sesuai dengan yang dimaksud oleh pembuatnya. • Macam-macam Penafsiran Hukum a. Gramatikal f. Ekstensif b. Authentik g. Restriktif c. Historis h. Komparatif d. Sistematis i. Futuristik e. Teleologis 4 Sistem / Teknologi Basis Data

  5. Penafsiran Gramatikal • Memberikan arti kepada suatu istilah atau perkataan sesuai dengan tata bahasa. • Misal : “Pegawai Negeri menerima suap”, maka pelaku di sini adalah Pegawai Negeri, bukan barang siapa atau nakhoda. 5 Sistem / Teknologi Basis Data

  6. Penafsiran Authentik • Penafsiran yang resmi atau pasti terhdap arti kata-kata sebagaimana dalam peraturan tersebut. • Banyak terdapat dalam Ketentuan Umum pada suatu produk hukum. 6 Sistem / Teknologi Basis Data

  7. Penafsiran Historis • Penafsiran berdasarkan sejarah hukumnya dengan menyelidiki sejarah terjadinya hukum tersebut. Dapat dipelajari pada Risalah Persidangan di Lembaga Pembentuk UU. • Penafsiran berdasarkan Sejarah UU dengan menyelidiki maksud pembentuk undang-undang, misalnya denda Rp. 250,- dapat ditafsirkan sesuai dengan nilai sekarang. 7 Sistem / Teknologi Basis Data

  8. Penafsiran Sistematis (Dogmatis) • Penafsiran dengan menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal2 lainnya baik dalam UU itu maupun dengan UU lainnya. • Contoh Istilah Pencurian dalam Pasal 363 KUHP harus diartikan dama dengan Istilah Pencurian dalam Pasal 362 KUHP. 8 Sistem / Teknologi Basis Data

  9. Penafsiran Teleologis (Sosiologis) • Penafsiran dengan mempelajari tujuan dari pada dibentuknya suatu produk hukum. • Misalnya tujuan dibentuknya UU KPK atau UU Pengadilan Niaga. 9 Sistem / Teknologi Basis Data

  10. Penafsiran Ekstensif • Penafsirandenganmemperluaspengertiandaripadasuatuistilahberbedadenganpengertian yang digunakansehari-hari. • Misal: PencurianMayatditafsirkansebagaiPencurianBarangdalamPasal 363 (1) KUHP (Putusan No. 32/Pid.B/2003/PN.Pbg) denganTerdakwaSumanto di PN Purbalingga. 10 Sistem / Teknologi Basis Data

  11. Penafsiran Restriktif • Penafsiran dengan mempersempit pengertian dari istilah. • Misalnya kerugian ditafsirkan tidak termasuk kerugian yang tidak berwujud seperti sakit, cacat dan sebagainya. 11 Sistem / Teknologi Basis Data

  12. Penafsiran Komparatif • Penafsiran dengan cara membandingkan dengan penjelasan berdasarkan perbandingan hukum, agar dapat ditemukan kejelasan suatu ketentuan UU. 12 Sistem / Teknologi Basis Data

  13. Penafsiran Futuristik • Penafsiran dengan penjelasan UU dengan perpedoman pada UU yang belum disahkan. • Misalnya penafsiran melalui RUU KUHP. 13 Sistem / Teknologi Basis Data

  14. KONSTRUKSI HUKUM a. Analogi Hukum b. Argumentum a Contrario c. Penghalusan/penyempitan hukum (rechtvervijning) 14 Sistem / Teknologi Basis Data

  15. KONSTRUKSI HUKUM a. Analogi Hukum Misal Istilah menjual dalam pasal 1576 KUHPer dianggap sama dengan memberikan, mewariskan, dan mengalihkan hak pada orang lain. b. Argumentum a Contrario Penafsiran kebalikan dari suatu istilah. Contoh tidak dipidana tanpa kesalahan. c. Penghalusan/penyempitan hukum (rechtvervijning) Contoh : Konsep keluarga dipersempit pengertiannya menjadi Kepala Keluarga. 15 Sistem / Teknologi Basis Data

  16. CENDRAWASIH BURUNG IRIAN DI ACEH E.KALIMANTAN N.SUMATRA N.SULAWESI RIAU W.KALIMANTAN C.SULAWESI C.KALIMANTAN MALUKU JAMBI RIAU JAMBI C.KALIMANTAN W.SUMATRA S.SUMATRA S.KALIMANTAN IRIAN JAYA PAPUA LAMPUNG S.SULAWESI SE.SULAWESI BENGKULU C.JAVA E.JAVA W.JAVA Terima kasih Cukup sekian W.JAVA BALI DI YOGYAKARTA W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA

More Related