1 / 16

PERENCANAAN AUDIT

PERENCANAAN AUDIT. Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN. Alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat: Memudahkan auditor memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup untuk kondisi yang ada. Menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.

Télécharger la présentation

PERENCANAAN AUDIT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERENCANAAN AUDIT Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan

  2. STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat: • Memudahkan auditor memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup untuk kondisi yang ada. • Menghindari kesalahpahaman dengan kliennya. • Memudahkan dalam menganggarkan biaya audit agar tetap wajar.

  3. ...lanjutan : standar pelaksanaan SPAP  PSP 02 : Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Catatan : tenaga asisten ydm adalah staf pemeriksa yang harus disupervisi seperti anggota tim

  4. ...lanjutan : standar pelaksanaan Dalam perencanaan pemeriksaan keuangan negara, terdapat standar pelaksanaan tambahan, yaitu : • Komunikasi pemeriksa • Pertimbangan thd hasil pemeriksaan sebelumnya • Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse) • Pengembangan temuan pemeriksaan • Dokumentasi pemeriksaan

  5. Komunikasi Pemeriksa Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, saat, lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan atau pihak yang meminta pemeriksaan (DPR/DPRD, Dewan Komisaris, Komite Audit, Dewan Pengawas, atau pihak lain yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab dalam proses pelaporan keuangan).

  6. ...lanjutan : komunikasi pemeriksa Tujuan komunikasi pemeriksa : • Memperoleh pemahaman mengenai entitas yang diperiksa • Mengidentifikasi kemungkinan adanya pembatasan dalam pelaporan • Mengurangi risiko salah interpretasi atas laporan hasil pemeriksaan Pemeriksa mengkomunikasikan informasi yang dipandang perlu dengan cara memuatnya dalam Program Pemeriksaan

  7. PERTIMBANGAN THD HASIL PEMERIKSAAN SEBELUMNYA Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi langkah koreksi yang berkaitan dengan temuan dan rekomendasi signifikan. Manfaatnya untuk menentukan : • Periode yang harus diperhitungkan dalam pemeriksaan • Lingkup pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut temuan signifikan yang mempengaruhi pemeriksaan • Pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan

  8. Merancang Pemeriksaan untuk mendeteksi Penyimpangan Dalam merencakan pemeriksaan, pemeriksa harus merancang program audit yang dapat mendeteksi : • Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan • Indikasi kecurangan yang berpengaruh signifikan terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan • Indikasi ketidakpatutan (abuse) yang berpengaruh signifikan terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan

  9. Pengembangan Temuan Audit Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan Dokumentasi Pemeriksaan Dokumentasi berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,dan pelaporan. Informasi yang didokumentasikan harus mendukung opini, temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan Dokumentasi dilakukan dengan membuat : Kertas Kerja Pemeriksaan

  10. PERENCANAAN PEMERIKSAAN KINERJA Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan pemeriksaan kinerja : • Mempertimbangkan signifikansi masalah dan kebutuhan potensial pengguna laporan hasil pemeriksaan. • Memperoleh pemahaman mengenai program yang diperiksa (organisasi, program, dan fungsi pelayanan publik). • Mempertimbangkan pengendalian internal. • Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi penyimpangan dari peraturan perundang-undangan, tindak kecurangan (fraud), dan ketidakpatutan (abuse). • Mengidentifikasi kriteria yang diperlukan untuk mengevaluasi hal-hal yang harus diperiksa.

  11. ...lanjutan : perencanaan audit kinerja • Mengidentifikasi temuan dan rekomendasi signifikan dari hasil pemeriksaan terdahulu yang dapat mempengaruhi tujuan pemeriksaan yg sedang direncanakan. • Mempertimbangkan apakah pekerjaan pemeriksa/ahli lain dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pemeriksaan. • Menyediakan pegawai/staf yang cukup dan sumber daya lain untuk melaksanakan pemeriksaan. • Mengkomunikasikan informasi mengenai tujuan, dan informasi umum lainnya yang berkaitan dengan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan kepada manajemen auditan, atau pihak lain yg terkait. • Mempersiapkan perencanaan pemeriksaan secara tertulis yang meliputi program pemeriksaan, metodologi pemeriksaan yang memadai, dan dokumentasi mengenai dasar-dasar yang digunakan pemeriksa untuk pengambilan keputusan. Perencanaan tertulis tsb dapat disesuaikan dengan memperhatikan perubahan signifikan dari kondisi auditan.

  12. TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN(aplikasi pemeriksaan keuangan) Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal. Hal yang harus diputuskan auditor dalam bagian ini, yaitu: • Menerima klien baru atau melanjutkan klien lama ; • Identifikasi alasan klien untuk diaudit ; • Memperoleh kesepakatan/kesepahaman dengan klien (Memperoleh Surat Penugasan) ; • Memilih staf untuk penugasan ; • Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan akan tenaga spesialis dari luar.

  13. ...lanjutan : tahapan... Memahami Bidang kegiatan/operasional entitas yang akan diperiksa, dengan cara: • Memahami lingkungan eksternal entitas yang akan diperiksa ; • Memahami operasi/kegiatan dan proses usaha (pada BUMN), dengan cara meninjau ke kantor/lapangan ( hal ini memungkinkan auditor untuk dapat mengamati secara langsung kegiatan entitas yg akan diaudit, memberikan kesempatan bagi auditor untuk bertemu dengan pegawai kunci, dan mengamati fasilitas fisik yang ada) dan mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa • Memahami Manajemen dan Kepemerintahan, dengan cara; menelaah peraturan perundang-undangan yg relevan, dan menelaah Notulen Rapat ; • Memahami rencana strategis, rencana tahunan, dan anggaran entitas yang akan diperiksa, untuk memudahkan dalam memahami tujuan klien terkait pelaporan keuangan yang bisa diandalkan, mengukur efektifitas dan efisiensi operasi, dan pemenuhan hukum dan peraturan, dan ; • Memahami Ukuran dan kinerja entitas yang akan diperiksa.

  14. ...lanjutan : tahapan... Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan, Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Tujuan Prosedur Analitis pada tahap perencanaan : • Memahami bidang operasi/kegiatan/pelayanan klien, • Menilai kelangsungan hidup (tingkat ketergantungan) entitas, • Mengindikasikan kemungkinan salah saji, dan • Mengurangi pengujian rinci // Ada 5 jenis Prosedur Analitis : • Membandingkan data klien dengan data serupa pada tahun sebelumnya ; • Membandingkan data klien dengan data rata-rata entitas lain; • Membandingkan data klien dengan ekspektasi klien ; • Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor, dan ; • Membandingkan data klien dengan hasil perhitungan data-data non keuangan.

  15. ...lanjutan : tahapan... Menetapkan Materialitas serta Menetapkan Risiko Bawaan Dan Risiko Akseptabilitas Audit. Risiko yang harus dipahami betul oleh seorang auditor : • Risiko Akseptabilitas Audit (Risiko Audit yang Dapat Diterima), yaitu suatu ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan (LK) mungkin saja salah saji material setelah audit selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan (dalam audit keuangan) ; • Risiko Inheren (Risiko Bawaan), yaitu suatu ukuran penilaian auditor atas kemungkinan terdapat salah saji material dalam saldo akun, sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian intern. Penilaian terhadap kedua risiko ini penting dalam perencanaan audit, karena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bahan bukti yang harus dikumpulkan dan staf yang harus ditugaskan.

  16. ...lanjutan : tahapan ... Memahami Struktur Pengendalian Intern dan Menetapkan Risiko Pengendalian Menggabungkan Informasi dan Menetapkan Risiko Fraud Mengembangkan Rencana Audit dan Program Audit Menyeluruh

More Related