1 / 27

INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )

INTENSIVE CARE UNIT ( ICU ). Intensive Care Unit (Unit Perawatan/Terapi Intensif). ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi.

yetty
Télécharger la présentation

INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INTENSIVE CARE UNIT( ICU )

  2. Intensive Care Unit (Unit Perawatan/Terapi Intensif) • ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi. • Staf khusus adalah dokter, perawat terlatih atau berpengalaman dalam “intensive Care (perawatan/terapi intensif)” yang mampu memberikan pelayanan 24 jam; dokter ahli atau berpengalaman (intensivis) sebagai kepala ICU; tenaga ahli laboratorium diagnostik; tekhnisi alat-alat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital dan alat untuk prosedur diagnostik.

  3. Kemampuan Minimal ICU • Resusitasi jantung paru • Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator • Terapi oksigen • Pemantauan EKG terus menerus • Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat • Pemberian nutrisi enteral dan parenteral • Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh • Pemakaian pompa infuse atau semprit untuk terapi secara titrasi • Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien • Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi pasien gawat

  4. Klasifikasi Pelayanan ICU • Pelayanan ICU primer (standar minimal) Mampu melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi bantu kurang dari 24 jam serta mampu melakukan pemantauan jantung • Pelayanan ICU sekunder (menengah) Mampu memberikan ventilasi Bantu lebih lama, melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks • Pelayanan ICU tersier (tertinggi) Mampu melaksanakan semua aspek perawatan/terapi intensif

  5. Pelayanan ICU Primer (standar minimal) Kekhususan yang harus dimiliki; • Ruangan tersendiri; letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruangan perawatan lain • Memiliki kebijaksanaan/kriteria penderita yang masuk keluar serta rujukan • Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala • Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru (A,B,C,D,E,F) • Konsulen yang membantu harus selalu siap dipanggil • Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar telah terlatih • Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi

  6. Pelayanan ICU Sekunder (menengah) • Mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks, kekhususan yang harus dimiliki • Memiliki ruangan tersendiri; berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruang perawatan lain • Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan • Memiliki dokter spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila diperlukan • Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP (A,B,C,D,E,F)

  7. Pelayanan ICU Sekunder (menengah) • Mampu mengadakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien : perawat 1:1 pada setiap saat jika diperlukan • Memiliki perawat yang bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensif • Mampu meberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama dan dalam batas tertentu melakukan pemantauan invasive dan usaha bantuan hidup • Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam • Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi

  8. Pelayanan ICU Tersier (tertinggi) Kekhususan yang harus dimiliki: • Memiliki tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit • Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan • Memiliki dokter spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila diperlukan • Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP (A,B,C,D,E,F) • Memiliki lebih dari satu staf intensivis

  9. Pelayanan ICU Tersier (tertinggi) • Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien:perawat 1:1 pada setiap shif untuk kasus berat dan tidak stabil • Memiliki lebih banyak staf perawat bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensif • Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawatan/terapi intensif • Mampu melayani pemeriksaaan laboratorium, roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam

  10. Pelayanan ICU Tersier (tertinggi) • Memiliki paling sedikit seorang ahli dalam mendidik staf perawat dan dokter muda agar dapat bekerja sama dalam pelayanan pasien • Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan pengkajian • Didukung oleh semua yang ahli dalam diagnostik dan terapi; seperti ahli penyakit dalam, ahli bedah saraf, ahli kebidanan dan lain-lain • Memiliki staf tambahan yang lain misalnya tenaga administrasi, tenaga rekam medis, tenaga untuk ilmiah dan penelitian • Memiliki alat-alat untuk pemantauan khusus, prosedur diagnostik dan terapi khusus.

  11. Prosedur Pelayanan Perawatan/Terapi (ICU) Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU : • Diagnosis dan penantalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari • Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan penatalaksanaaan spesifik problema dasar

  12. Prosedur Pelayanan Perawatan/Terapi (ICU) • Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi : • Penyakit • Penatalaksanaan spesifik • Sistem bantuan tubuh • Pemantauan itu sendiri • Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi akibat koma yang dalam, immobilitas berkepanjangan, stimulasi berlebihan dan kehilangan sensori • Memberikan bantuan emosional terhadap pasien yang nyawanya pada saat itu bergantung pada fungsi alat/mesin dan orang lain

  13. Indikasi Masuk dan Keluar ICU • Prosedur medis yang menyangkut criteria masuk dan keluar ICU seharusnya disusun bersama antar disiplin terkait oleh semacam tim tersendiri dari dokter, perawat dan tenaga administrasi rumah sakit. Pelayanan ICU meliputi pemantauan dan terapi intensif, karena itu secara umum prioritas terakhir adalah pasien dengan prognosis buruk untuk sembuh. • Persyaratn masuk dan keluar ICU hendaknya juga didasarkan pada manfaat terapi di ICU dan harapan kesembuhannya. Kepala ICU atau wakilnya memutuskan apakah pasien memenuhi syarat masuk ICU dan keluar, kepala icu dan wakilnya akan memutuskan pasien mana yang harus diprioritaskan

  14. Indikasi Masuk ICU • Pasien sakit berat, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus menerus (contoh; gagal napas berat, pasca bedah jantung terbuka, syok septik) • Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau non invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi (contoh: pasca bedah besar dan luas; pasien dengan penyakit jantung, paru, ginjal atau lainnya) • Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-komplikasi akut, sekalipun manfaat ICU ini sedikit (contoh: pasien dengan tumor ganas metastasis dengan komplikasi infeksi, tamponade jantung, sumbatan jalan napas)

  15. Tidak Perlu Masuk ICU • Pasien mati batang otak (dipastikan secara klinis dan laboratorium) kecuali keberadaannya diperlukan sebagai donor organ • Pasien menolak terapi bantuan hidup • Pasien secara medis tidak ada harapan dapat disembuhkan lagi (contoh: karsinoma stadium akhir, kerusakan susunan saraf pusat dengan keadaan vegetatif).

  16. Indikasi Keluar ICU • Pasien tidak memerlukan lagi terapi intensif karena keadaan membaik atau terapi telah gagal dan prognosis dalam waktu dekat akan memburuk serta manfaaat terapi intensif sangat kecil. Dalam hal yang kedua perlu persetujuan dokter yang mengirim. • Bila pada pemantauan intensif ternyata hasilnya tidak memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama • Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu diteruskan lagi pada : • Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih yang tidak memberikan respon terhadap terapi intensif selama 72 jam • Pasien mati otak atau koma (bukan karena trauma) yang menimbulkan keadaan vegetatif dan sangat kecil kemungkinan untuk pulih • Pasien dengan bermacam-macam diagnosis seperti PPOM, jantung terminal, karsinoma yang menyebar

  17. Pelaksanaan ketiga butir terakhir ini hendaknya dilakukan atas persetujuan dokter yang mengirim. Apabila tempat ICU penuh, ada pasien lain lebih kritis yang memenuhi syarat prioritas pertama, maka pasien yang tidak kritis tetapi memenuhi kriteria keluar terpaksa dikembalikan ke ruangan, hendaknya dengan persetujuan dokter yang mengirim.

  18. SARANA DAN PRASARANA ICULEVEL I (Minimal)

  19. LEVEL II : Mempunyai alat-alat ventilasi mekanik dan pemantauan yang lebih canggih (non-invasif dan invasive) • LEVEL III : Mempunyai alat-alat ventilasi mekanik dan pemantauan yang lebih canggih dan kemampuan melakukan bantuan hidup ekstra korporatif

  20. Unit - Unit Khusus ICCU, Renal Unit, Burn Unit, Standard dan Manajemennya diserahkan kepada disiplin ilmu terkait.

  21. KOMPONEN PEMBIAYAAN (SUB-SISTEM PEMBIAYAAN) Sumber pembiayaan untuk penanggulangan penderita gawat adrurat dapat berasal dari pemerintah dan masyarakat, terdiri dari : • Sumber dari pemerintah pusat dan daerah • Jasa Marga untuk kecelakaan jalan tol • Asuransi Pegawai Negeri • Asuransi jasa Raharja khusus untuk korban kecelakaan lalu lintas • Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) • Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM ) • Sumber swasta/perusahaan swasta yang berpotensi resiko tinggi untuk trjadinya kecelakaan dapat diwajibkan untuk menyediakan biaya untuk PPGD.

  22. TERIMA KASIH

More Related