1 / 22

STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SD

STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SD. PERTEMUAN 3. Merangsang Diskusi Kelas ( Stimulating Class Discussion ).

ailsa
Télécharger la présentation

STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SD

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SD PERTEMUAN 3

  2. Merangsang Diskusi Kelas(Stimulating Class Discussion) Terlalu sering, seorang guru mencoba merangsang diskusi kelas namun yang dijumpai keheningan yang tidak menyenangkan ketika para peserta didik bertanya-tanya siapa yang berani bicara pertama. Memulai sesuatu diskusi tidak berbeda dengan memulai suatu pelajaran yang disampaikan dengan ceramah. Anda pertama-tama harus membentuk minat peserta didik. Berbagai strategi untuk merangsang diskusi dikelas sebagai berikut :

  3. Active Debate(Debat Aktif) Debat bisa menjadi suatu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.

  4. Langkah-Langkahnya Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan dengan materi pelajaran. Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro” dan kelompok yang “kontra”. Berikutnya, buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok debat. Di akhir diskusi, setiap sub kelompok memilih seorang juru bicara. Siapkan kursi sesui dengan jumlah sub kelompok yang ada untuk para juru bicara pada kelompok “pro” dan “kontra”. Siswa yang lain duduk dibelakang para juru bicara. Mulailah debat dengan para juru bicara mempersentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka. Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub kelompok. Setiap sub kelompok untuk mempersiapkan argumen mengkaunter argumen pembuka dari kelompok lawan. Setiap sub kelompok memilih juru bicara, usahakan yang baru.

  5. Lanjutan 6. Lanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan kaunter argumen. Ketika debat berlangsung , peserta yang lain didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan. Minta mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari para wakil kelompok. 7. Pada saat yang tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang, buatlah kelas melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi dengan meminta mereka duduk berdampingan dengan mereka yang berada dikelompok lawan. Diskusikan apa yang peserta didik pelajari dari pengalaman debat tersebut. Minta peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.

  6. Town Meeting(Rapat Kota) Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas-kelas besar. Dengan membuat suasana mirip sebuah rapat kota, maka seluruh kelas bisa menjadi terlibat dalam diskusi.

  7. Langkah-langkahnya Pilihlah sebuah topik masalah kasus yang menarik mengenai mata pelajaran. Secara singkat sajikan topik masalah itu soebjektif mungkin dengan memberikan latar belakang dan sebuah ringkasan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika ada siapkan dokumen-dokumen yang mungkin menjelaskan topik atau masalah. Tunjukan bahwa peserta didik akan memperoleh pandangan tentang masalah tersebut. Panggil peserta didik ke depan kelas untuk memaparkan pidatonya. ketika peserta didik selesai berbicara, peserta didik tersebut hendaknya melihat keseluruh rungan dan memanggil siswa lain yang juga ingin berbicara. Doronglah peserta didik membuat pidatonya singkat agar banyak peserta didik lainnya dapat berpartisipasi dalam rapat kota itu. Berikan batasan waktu lamanya giliran pembicara. Lanjutkan diskusi itu selama hal ini berguna.

  8. Three-stege Fishbowl Decision(Diskusi Tiga Tahap ala Fisbowl) Fisbowl adalah suatu format diskusi yang didalamnya sebagai kelas membentuk sebuah lingkatan diskusi di sekitar kelompok diskusi itu.

  9. Langkah-langkahnya Buatlah tiga pertanyaan untuk diskusi yang releven dengan materi pelajaran. Aturlah kursi-kursi dengan sebuah konfigurasi fishbowl (dua lingkaran konsentris). Suruhlah Peserta didik menyebutkan nomor urut 1 sampai 3. Siswa yang mendapat nomor urut satu menempati duduk lingkran diskusi dan siswa yang menyebutkan nomor urut 2 dan 3 duduk di tempat kursi yang melingkar yang ada di lingkaran diskusi. Ajukan pertanyaan pertama untuk diskusi untuk nomor urut 1 yang ada di lingkaran diskusi. Sediakan sampai 10 menit untuk diskusi. Ajaklah seorang peserta didik memfasilitasi diskusi tersebut atau bertindak sebagai fasilitator. Kemudian, ajaklah para anggota kelompok 2 duduk di lingkaran dalam, dengan mengganti anggota-anggota kelompok 1 yang sekarang duduk dilingkaran luar. Mintalah kelompok 2 jika ia akan membauat beberapa komentar singkat tentang diskusi peratama tersebut, dan kemudian ke dalam topik diskusi kedua. Ikuti prosedur yang sama dengan para anggota kelompok 3. Ketika ketiga pertanyaan telah dibahas, gabungkanlah kembali kelas tersebut sebagai sebuah kelompok diskusi. Mintalah mereka membauat refleksi mereka tentang seluruh diskusi.

  10. Expanding Panel(Memperluas Panel) Kegiatan ini merupakan suatu cara terbaik untuk merangsang diskusi dan memberikan kepada peserta didik sebuah kesempatan mengenal, menjelaskan, dan mengklarifikasi sebagai isu sambil menjaga partisipasi aktif dari seluruh kelas.

  11. Langkah-Langkahnya Pilihlah sebuah persoalan yang akan memancing perhatikan peserta didik. Sampaikan berbagai isu agar para peserta didik terangsang untuk mendiskusikan pandang-pandang mereka. Identifikasilah sampai liama pertanyaan untuk diskusi. Pilihlah empat sampai enam orang berfungsi sebagai kelompok diskusi panel. Aturlah mereka dengan setengah lingkaran di depan ruang. Mintalah sisa kelas itu mengelilingi kelompok diskusi tersebut pada tiga sisi dengan susunan sepatu kuda. Mulailah dengan sebuah pertanyaan pembuka yang provokatif, moderasilah sebuah diskusi panel dengan aturan permainan kelompok, sementara pengamat mencatat sebagai persiapanuntuk diskusi mereka sendiri. Pada akhir waktu diskusi yang ditentukan tersebut, pisahkan seluruh kelas kedalam kelompok-kelompok kecil untuk meneruskan diskusi tentang pertanyaan-pertanyaan yang tersisa.

  12. Point Counterpoint(Debat Pendapat) Setrategi ini sangat baik dipakai untuk melibatkan peserta didik dalam mendiskusikan isu-isu komplek secara mendalam. Setrategi ini mirip dengan debat, hanya saja dikemas dalam suasana yang tidak terlalu formal.

  13. Langkah-langkahnya Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perpektif. Bagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah perpektif yang telah Anda tentukan. Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini, pisahkan tempat duduk masing-masing kelompok. Kumpulkan kembali semua peserta didik dan perintahkan mereka untuk duduk berdekatan dengan teman-teman satu kelompok. Mulailah debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai. Setelah seorang peserta didik menyampaikan satu argumen sesuai dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain prihal isu yang sama. Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan. Rangkum debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggaris bawahi atau meungkin mencari titik temu dari argumen-argumen yang muncul.

  14. Reading Aloud(Membaca Keras) Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Setrategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan, dan menggugah diskusi.

  15. Langkah-Langkahnya Pilih satu teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Usahakan teks tersebut tidak terlalu panjang. Berikan kopian teks kepada peserta didik. Beri tanda pada poin-poin atau isu-isu yang menarik untuk didiskusikan. Bagi teks dengan paragraf atau yang lain. Undang beberapa peserta didik untuk membaca bagian-bagian teks yang berbeda-beda. Ketika bacaan sedang berlangsung, berhentilah pada beberapa tempat untuk menekankan arti penting poin-poin tertentu, untuk bertanya, atau memberi contoh. Beri peserta didik waktu untuk berdiskusi jika mereka menunjukan ketertarikan terhadap poin tersebut. Akhiri proses dengan bertanya kepada peserta didik apa yang ada dalam teks.

  16. Trial by Jury(Pemeriksaan oleh Pengadilan) Teknik ini menggunakan sebuah pemeriksaan pura-pura yang lengkap dengan saksi, jaksa, pembela, pegawai pengadilan dan yang lain. Startegi ini sbuah metode yang baik untuk mencetuskan “pengajaran kontroversi” belajar dengan berargumen secara afektif tentang sebuah pendapat dan menentang pendapat yang berlawanan.

  17. Langkah-langkahnya Buatlah sebuah dakwaan yang akan membantu para peserta didik melihat sisi-sisi yang berbeda dari suatu masalah. Contoh Kejujuran, Kejahatan dan sebagainya. Tentukan peran-peran bagi peserta didik. Bergantung pada jumlah peserta didik, Guru bisa menggunakan semua atau beberapa peran tersebut: Terdakwa, Pengacara Terdakwa, saksi terdakwa, pengacara penuntut, saksi penuntut, pegawai pengadilan, hakim, anggota hakim. Tiap peran dapat diisi dengan satu orang atau sebuah tim. Berikan waktu bagi peserta didik uuntuk mempersiapkan diri. Lakukan pengadilan itu. Pertimbangkan dengan menggunakan kegiatan-kegiatan ini, argumen pembuka, kasus disampaikan oleh jaksa atau saksi, teman-teman dari laporan pengadilan, dan arguen penutup. Lakukan pertimbangan-pertimbangan pengadilan. Pertimbangan ini hendaknya dilakukan secara umum, sehingga setiap orang bisa mendengar bagaimana bukti dipertimbangkan. Para anggota non-pengadilan dapat diberi sebuah tugas untuk mendengar berbagai aspek dari kasus tersebut.

  18. Potensiharimau yang dahsyat: menerkamdanmemakandagingbinatang lain, sirnakarenaiatidak ‘diajari’ olehlingkungannya. Daging yang iamakandiperolehdaripengasuhnya, bukanhasilburuannyaatauterkaman orang tuanya. Iatakpernahterajariberburu. Sepertiitulahpotensisiswajika: imajinasi& rasa ingintahu siswa, hancurkarena PBM kurangatautakpernahmengembangkanpotensiitu. Merekamengalami ‘salah ajar’.

  19. TUGAS GURU DALAM MEMAHAMI GAYA BELAJAR SISWA 1. Memahamipotensisiswa yang tersembunyidanmendorongnyauntukberkembangsesuaidengankecenderunganbakatdanminatmereka, 2. Memberikankesempatankepadasiswauntukbelajarmeningkatkan rasa tanggungjawabdalammelaksanakantugasdanbantuanjikamerekamembutuhkan, 3. Menghargaipotensisiswa yang lemah/lambandanmemperlihatkanentuismeterhadap ide sertagagasanmereka,

  20. 4. Mendorongsiswauntukterusmajumencapaisuksesdalambidang yang diminatidanpenghargaanatasprestasimereka, 5. Mengakuipekerjaansiswadalamsatubidanguntukmemberikansemangatpadapekerjaan lain berikutnya. 6. Menggunakankemampuanfantasidalamprosespembelajaranuntukmembangunhubungandenganrealitasdankehidupannyata.

  21. 7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa, 8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri, 9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.

  22. 10. Menciptakansuasanabelajar yang kondusifdanbebasdaritekanandanintimidasidalamusahameyakinkanminatbelajarsiswa, 11. Mendorongterjadinyaprosespembelajaraninteraktif, kolaboratif, inkuiridandiskaveri agar terbentukbudayabelajar yang bermakna (meaningful learning) padasiswa. 12. Memberikantes/ujian yang bisamendorongterjadinyaumpanbalikdansemangat/gairahpadasiswauntukinginmempelajarimaterilebihdalam.

More Related