1 / 38

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKS I

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKS I. Oleh : TIM DASKESPRO 14 nov 2013. KOMPETENSI. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN PENTINGNYA PELAYANAN KR. PENDAHULUAN. HAK – HAK REPRODUKSI DICAPAI JIKA TERSEDIA PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI YANG BERKUALITAS BAIK

dessa
Télécharger la présentation

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKS I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI Oleh : TIM DASKESPRO 14 nov 2013

  2. KOMPETENSI • MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN PENTINGNYA PELAYANAN KR

  3. PENDAHULUAN • HAK – HAK REPRODUKSI DICAPAI JIKA TERSEDIA PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI YANG BERKUALITAS BAIK • KETERSEDIAAN YAITU MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BAIK DAN MEMBERIKAN KENYAMANAN

  4. RUANG LINGKUP PKR ........ • PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI ESENSIAL (PKRE) KESEHATAN IBU DAN ANAK, KB,KR REMAJA, PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN IMS TERMASUK HIV/AIDS • PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPREHENSIF (PKRK) PKRE + - KR USIA LANJUT - PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN - MASALAH GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

  5. KESPRO (Depkes RI, 2000). • Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

  6. TUJUAN REPRODUKSI • PENGUASAAN HAK REPRODUKSI • KEMATANGAN DAN TANGGUNGJAWAB INDIVIDU • HAK INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN DARI PELAYANAN YANG DIBERIKAN

  7. KEBIJAKAN UMUM • KR MENJADI SALAH SATU PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL • PERCEPATAN UPAYA KR & PEMENUHAN HAK REPRODUKSI • MELAKSANAKAN UPAYA KR SECARA HOLISTIK DAN TERPADU MELALUI PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

  8. MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEADILAN & KESETARAAN GENDER DI SEMUA UPAYA KR • MENYEDIAKAN PELAYANAN KR BERKUALITAS BAGI WARGA MISKIN • di berbagai dunia masih terjadi berbagai diskriminasi yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan hak reproduksi perempuan.

  9. Isue saat ini  Permasalahan KIAdari hulu ke hilir • 1.Pemahaman masyarakat tentang KB • 2Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)  • 3Perilaku masyarakat untuk memberikan ASI Ekslusif • 4Pengetahuan masyarakat tentang makanan  bergizi • 5Kasus kecacingan pada anak sekolah • 6 Kasus pernikahan dini dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) • 7Kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan kasus aborsi • 8 Pengetahuan dan kesadaran remaja pada Penyakit Menular Seksual (PMS) • 9Kasus  Anemia pada ibu hamil • 10Kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) pada ibu Rumah tangga • sub cakupan Pelayanan KR

  10. Reproduksi  wanita • Masa ini terpenting bagi wanita dan kira-kira berlangsung 33 tahun terjadi Haid • pada masa ini sistem reproduksi relatif teratur dan memungkinkan untuk terjadinya kehamilan. • Tetapi setelah usia 40 tahun keatas akan mulai terjadi penurunan kesuburan atau fertilitas.

  11. PELAYANAN KESPRO ? • Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi: • a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi • b. Faktor budaya dan lingkungan • c. Faktor psikologis • d. Faktor biologis

  12. Rekomendasi untuk pelayanan kesehatan pasca 2015 di Indonesia antara lain:1. Memasukan fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi 2. Mengupayakan tersedianya layanan kesehatan reproduksi 3. Membentuk peer conseling 4. Menghapus praktek aborsi 5. Melakukan pendekatan cultural kepada masyarakat

  13. 1. Memasukan fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi • (melalui pendidikan kesehatan reproduksi) terlebih untuk perempuan, kelompok difable (berkebutuhan khusus), ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), dan mereka yang berada di Daerah Terpencil Kepulauan dan Perbatasan (DTKP) ke dalam indikator Sistem Penjaminan Mutu.

  14. 2. Mengupayakan tersedianya layanan kesehatan reproduksi di Puskesmas untuk semua warga, termasuk fasilitas konsultasi KTD hingga pelayanan pemulihan haid yang aman • 3. Membentuk peer conselinguntuk di setiap jenjang pendidikan terkait kesehatan reproduksi • 4. Menghapus praktek aborsi tidak aman karena akan meningkatkan peluang tingginya AKI di Indonesia

  15. 5. Melakukan pendekatan cultural kepada masyarakat • untuk bisa merubah pola pikir agar menganggap permasalahan kespro  merupakan masalah bersama sehingga tidak lagi menekannya sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan.

  16. PENAMBAHAN LINGKUP KR • Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi & tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan  yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yg tumbuh dan disepakati dalam masyarakat) sehingga dapat diubah. • PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN • MASALAH GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

  17. PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPREHENSIF (PKRK) • Jika tidak dilakukan PKRK  penyediaan akan layanan ini akan tertunda yang seharusnya tidak perlu, yang akan meningkatkan resiko dari kehamilan yang tidak dikehendaki, komplikasi kehamilan dan persalinan, IMS termasuk HIV.

  18. Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah ) merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi remaja (sangat berbeda dengan orang dewasa). Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan , memiliki rasa hormat terhadpa privasi dan kerahasiaan sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi , termasuk kelompok pria dan wanita yang sudah menikah.

  19. PELAYANAN KR TERPADU • KLIEN MENDAPAT SEMUA PELAYANAN YANG DIBUTUHKAN DALAM KR SEKALIGUS DALAM SATU KALI KUNJUNGAN • KEBERHASILAN PROGRAM PELAYANAN KR DAPAT DIUKUR DARI HASIL YANG ADA DI Tk. PELAYANAN DASAR

  20. PELAYANAN KR  MENCAPAI KEBERHASILAN • a. Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani. • b.  Melibatkan dalam perancangan programnya. • c.  Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua. • d.  Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan (provider) • e.  Membantu melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk menghindari risiko. • f.   Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan • g.  Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi perilaku yang menarik. • h.  Menginvestasikan sumber dana dan waktu dalam kerangka yang cukup panjang.

  21. Luh Putu U.(anak muda, sukarelawan) di Bali • Mendirikan klinik  memberikan informasi mengenai penyakit seksual dan reproduksi bagi para perempuan. • Informasi yang diberikan antara lain, tentang penggunaan alat kontrasepsi serta pengetahuan praktik seks yang aman bagi para pedagang dan pasangannya. Harapannya, pendekatan yang intensif ini bisa memberikan pelayanan kesehatan yang murah sekaligus pengertian kepada pedagang dan pekerja di Pasar Badung. Sehingga, mereka lebih peduli dengan alat reproduksi mereka.

  22. PELAYANAN KR • TINGKAT BIDAN DESA • TINGKAT PUSKESMAS • TINGKAT RS KABUPATEN/KOTA

  23. Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, tenaga kesehatan (bidan, staf PUSKESMAS, staf kes. Di Kabupaten) harus mempertimbangkan masukan-masukan klien terhadap komponen-komponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu. • Pelayanan harus diberikan di tempat-tempat biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan. • Sikap-sikap menghakimi dan kadang-kadang bahkan kekerasan di pihak pemberi layanan dapat menciptakan hambatan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. • Petugas yang bersikap menghakimi dapat menghambat pelayanan kesehatan reproduksi.

  24. KOMPONEN KB • TERINTEGRASI DENGAN PELAYANAN KESEHATAN IBU • PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN • KONSELING PENGGUNAAN, MANFAAT METODE KB/ALAT KONTRASEPSI • MEMASUKKAN UNSUR PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN IMS TERMASUK HIV/AIDS • PELAYANAN KB DIFOKUSKAN KEPADA SASARAN EMPAT TERLALU

  25. Keluarga Berencana hindari  4 Terlalu • • Terlalu muda • • Terlalu tua • • Terlalu banyak • • Terlalu dekat jaraknya Contoh: ibu yang melahirkan di rentang usia antara 15-19 kali lebih mungkin meninggal saat melahirkan dibandingkan ibu yang berusia 19-24

  26. KOMPONEN KR REMAJA • PELAYANAN KIE/KONSELING KR REMAJA FOKUS PADA FAMILY LIFE EDUCATION • PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI REMAJA • PERSIAPAN BERKELUARGA • PEMERIKSAAN ASPEK FISIK KEMUNGKINAN ANEMIA dll • PELAYANAN KONSELING TENTANG NAPZA

  27. Pelayanan KR  narkoba • 1. hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini2. dibujuk orang agar merasakan manfaatnya3. ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti..dan mungkin masih banyak alasan lainnya • Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang “lemah”, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba.

  28. ANEMIA • Kebutuhan zat besi perempuan 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perempuan setiap bulan mengalami haid, jadi perlu zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya. Demikian pula pada saat hamil, butuh zat besi untuk kebutuhan perkembangan janin.

  29. PENCEGAHAN IMS, HIV/AIDS • KONSELING PENCEGAHAN PENULARAN IMS, HIV/AIDS • PELAYANAN PENGOBATAN DAN INFEKSI • KONSELING RISIKO PENULARAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN NAPZA SUNTIK DAN PENULARAN IBU KE ANAK, PENULARAN SUAMI KE ISTERI

  30. KOMPONEN KR USIA LANJUT • MEMELIHARA & MENINGKATKAN DERAJAT & KEMAMPUAN USIA LANJUT AGAR KONDISI FISIK, MENTAL & SOSIAL BERFUNGSI SECARA WAJAR • PELAYANAN DALAM MENGATASI MASALAH MASA MENOPAUSE/ANDROPAUSE • PELAYANAN KONSELING PENCEGAHAN PENYAKIT KARDIOVASKULER, DEGENERATIF, OSTEOPOROSIS • PENGOBATAN PENYAKIT • PEMANTAUAN KONDISI KESEHATAN LANSIA

  31. Komponen Usia Lanjut  mempromosikan peningkatan kualitas penduduk usia lanjut • saat menjelang dan setelah akhir kurun usia reproduksi (menopouse/andropause) upaya pencegahan dapat dilakukan melalui skrining kegananasan organ reproduksi dari  kanker rahim pada wanita, kanker prostat pada pria . • serta pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya seperti kerapuhan tulang dan lain-lain.

  32. Masa usia lanjut  kespro • Menopause adalah periode berhentinya haid secara alamiah. • Ini semua merupakan akibat dari berkurangnya kadar estrogen dan progesteron. • Faktor yang berpengaruh : • - Faktor hormonal • - Kejiwaan • - Lingkungan • - Pola makan • - Aktifitas fisik

  33. PELAYANAN KR YANG EFEKTIF • KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT • KETERLIBATAN KOMUNITAS • INTEGRASI PELAYANAN • KETERLIBATAN AKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN • ADVOKASI MENGENAI HAK KR DAN SEKSUAL • KOORDINASI LINTAS SEKTOR

  34. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan  perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi.

  35. Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi • Program-program yang menggunakan pendidik/edukator teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para memiliki hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan latar belakang serupa.

  36. KESIMPULAN • PELAYANAN KR TERBAGI ATAS PKRE DAN PKRK • PERLU UPAYA ADVOKASI DAN KETERLIBATAN LINTAS SEKTOR AGAR PELAYANAN KR DAPAT EFEKTIF

  37. SEKIAN .......

More Related