1 / 39

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA. UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI. PENCABUTAN GIGI PADA ANAK. PRINSIP UMUM B.M. pada anak-anak = Orang Dewasa.

liana
Télécharger la présentation

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

  2. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

  3. PENCABUTAN GIGI PADA ANAK

  4. PRINSIP UMUM B.M. pada anak-anak = Orang Dewasa Pada anak-anak, fisik dan psikisnya tumbuh dan berkembang Cara / Teknik disesuaikan

  5. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN • Rongga mulut kecil lapangan pandang kurang, kesukaran tinggi. • Rahang dalam proses tumbuh dan berkembang, geligi berubah kontinyu (erupsi dan resorbsi geligi sulung erupsi geligi permanen). next...

  6. Gangguan pada pusat-pusat pertumbuhan dalam rahang atau pencabutan prematur malformasi rahang, gigi permanen atau keduanya. • Struktur tulang anak, persentase bahan-bahan organik tinggi lebih plastis dan tidak mudah fraktur.

  7. LOKAL ANESTESI (L.A.) • “Inform consent” • Lebih “menguntungkan” dibanding G.A (General Anestesi)

  8. GENERAL ANESTESI • Fasilitas rumah sakit • Fasilitas peralatan • Tingkat kesulitan keahlian • Biaya

  9. L.A. dapat dilakukan pada anak-anak, asal : • Orang tuanya kooperatif. • Tidak ada kontra indikasi lain. • Penanganannya benar: • Anak harus diberi tahu, dengan kata-kata sederhana. • Jangan ditipu kecewa, hilangkepercayaan

  10. Jangan dipaksa/ dengan kekerasan • Percayalah pada anak bila dia mengeluh sakit saat diinjeksi / ekstraksi bila perlu anestesi diulang. • Percaya diri dan mampu meyakinkananak.

  11. Sebaiknya jangan dilakukan pada visit 1. • Bila perlu premedikasi. • Timingnya tepat. • Alat suntik dll jauhkan dari penglihatan anak.

  12. TEKNIK INJEKSI : • Sebelumnya gunakan “topikal anestesi” • Mukosa harus kering, agar tidak menyebar. • Biarkan kontak selama ± 4 menit sebelum injeksi. • Pilih yang tidak mengiritasi jaringan / mukosa. • Bentuk : spray, salep, pelet perhatikan cara pemakaian.

  13. Pilih jarum : tajam dan halus dengan bevel pendek, sebaiknya “disposable”. • Pada jaringan kendor mukosa ditarikdulu. • Pada jaringan padatmukosa ditekan dulu.

  14. Teknik infiltrasi : • Mengeluarkan obat ke dalam jaringan pelan-pelan. • Bila lebih 1 gigi R.A belokkan arah jarum lebih horisontal. • Regio Palatinal foramen palatinus mayus (terdapat sekitar garis yang menghubungkan molar R.A yang terakhir tumbuh). • Bila anestesi incisivus R.A. berikan labial dulu, baru palatinalnya, melalui papila interdental.

  15. Penambahan vaso konstriktor dengan konsentrasi serendah mungkin (mis : 2 % Lidocain +  1 : 100.000 adr). • Gejala-gejala yang timbul terangkan pada penderita! (rasa kaku, kesemutan, bengkak). • Tunggu sampai waktunya cukup ( 5 menit) • Bila setelah M.A (5 menit) bibir bawah belum ada tanda-tanda tebal ulangi! • Jangan lupa aspirasi!

  16. MACAM DAN LOKASI INJEKSI : • L.A. pada anak tidak banyak beda dengan dewasa. • Pada anak : • Kepadatan tulang lebih rendah difusi obat lebih cepat. • Ukuran rahang kecil mengurangi kedalaman insersi jarum.

  17. Hati-hati pada Regiotuberositashematom.(karena trauma plexus pterygoideus / arteri alv. sup. post)

  18. Rahang Atas • Semua gigi sulung dan molar permanen : • Infiltrasi pada lab. / bucc. fold, dan • Mukosa palatinal0,5 cm di atas gingivalmargin. • interdental / papil (2-3 menit setelah infiltrasi lab / bucc) Cara ini mengurangi rasa sakit

  19. Rahang Bawah • Gigi anterior : • Infiltrasi labial ; mukosa ling. Interdental papil. • Molar sulung : • Bisa dengan infiltrasi, tetapi lebih baik “mandibular blok” (MA). • Molar permanen / multiple ekstraksi M.A. • Ingat! pada anak : ramus ascendens lebih pendek dan sempit (arah antero posterior) ! • Insersi jarum beberapa mm lebih dekat bidang oklusal dibanding orang dewasa.

  20. Komplikasi : mungkin, • Stimulasi sentral mual, muntah • Psikis • Keracunan Yang sering, ulcer pada bibir R.B.karena gigitan penderita (ingatkan orangtua!)

  21. Indikasi Extr. Gigi Sulung • Gigi rusak berat dan tidak mungkin direstorasi ; • Kerusakan melanjut mengenai bifurkasi ; • Tidak dapat diperoleh gingival margin yang sehat. • Terjadi infeksi periapikal atau interradikular yang tidak dapat disembuhkan. • Kasus akut dentoalveolar absc. dengan selulitis. • Mengganggu erupsi normal gigi permanen pengganti persistensi. • Kasus impaksi. Umur penderita bukan menjadi pertimbangan yangmenentukan !

  22. Yang patut dipertimbangkan : • Oklusi • Perkembangan rahang • Ukuran gigi • Jumlah akar • Resorbsi gigi sulung ybs! • Fase perkembangan gigi permanen pengganti dan yang berdekatan! • Ada / tidaknya infeksi • Adanya penyakit sistemik! • Rheumatic fever, congenital heart dis., kelainan ginjal, suspek focal inf.

  23. KONTRA INDIKASI : (relatif) • Akut infeksius stomatitis, Acute Vincent’s inf. atau Herpetic stomatitis dan lesi-lesi sejenis diatasi dulu Extr.!! • Blood dyscrasia (mudah terkena inf. post. op. dan pendarahan) mis : Hemofilia, leukemia, ITP. konsult. Haematologist. • Akut/ Khronik Rheumatic Heart Dis., Congenital Heart Dis., Kidney Dis. cover Anti Biotik. • Akut Perisementitis, Dento Alv. Absc. dengan selulitis A.B dulu. • Akut sistemik inf. konsult. dokter anak (daya tahan tubuh turun dan mudah terjadi inf. sekunder). NEXT...

  24. Malignancy resiko penyebaran. • Tetapi pada keadaan : rahang / jaringan sekitar menerima terapi radiasi oleh karenakeganasan ekstraksi diindikasikan!konsult. Radiolog. • Gigi yang tertinggal dalam tulang yang telah disinari, • Extr. hanya merupakan usaha terakhir. • Konsult. Radiolog • Tidak adanya vascularisasi Extr. Inf. (walaupun sudah dicover AB) Osteomyelitis (lambat) reseksi radikal. • Diabetes Mellitus - konsult. Dokter anak

  25. INDIKASI EXTR. M1 PERMANEN • Bila M1 rusak parah Extr. segera! • - Bila M1 diextr. sebelum M2 erupsi M2tumbuh dan bergerak ke mesial (menempati tempat M1) • - Bila M2 sudah menembus gingiva (saat M1 diextr.) M2 miring ke mesial problem perio dan ortho usahakanmempertahankan M1. • - Bila terpaksa Extr. pertahankan tempatM1. • Bila 3 M1 rusak Extr. 4 M1.

  26. TEKNIK EXTR. GIGI SULUNG : • Bila resorbsi akar besar Extr. mudah. • Bila sebelum waktunya (terutama molar) hati-hati (extr. lebih sulit) karena akar mengecil / resorbsi tidak teratur ; jangan mengganggu benih di bawahnya. • Tidak jarang resorbsi akar m sulung terjadi di tengah-tengah antara apex dan cemento enamel junction : • Sering fraktur. • NEXT...

  27. Bila fraktur, pertimbangkan : • - Segera diambil • - Ditinggal dan diawasi • Tergantung : keahlian operator dan pencapaian ujung akar. • - Elevator kecil (lurus dengan ujung runcing) • - (Kadang-kadang) muco periosteal flap dan mengambil tulang bukal.

  28. Kadang-kadang fragmen ujung akar : • Diresorbsi. • (sering) dibawa ke permukaan dan keluar saat gigi pengganti erupsi. • (surgical) bila menghalangi erupsi gigi pengganti diangkat.

  29. Bila benih gigi (tooth bud) permanen bergerak / terangkat : • Kembalikan ke posisinya (hati-hati). • Soket dijahit (1-2x). • (beberapa operator) menutupnya dengan gelfoam. • Tes vitalitas setelah erupsi.

  30. Bila gigi permanen yang siap erupsi (akar belum terbentuk sempurna)tercabuttanam kembali dan beri imobilisasi Setelah sembuh (bila berhasil) Tes vitalitas dan rö foto : perkembangan akar melanjut (apex menutup)

  31. Tang khusus untuk anak Penggunaan tang extr. gigi sulung = gigi permanen Beberapa operator : lebih suka tang khusus anak, lebih kecil dan dapat disembunyikan dalam telapak tangan.

  32. Pencabutan gigi sulung anterior : • Sederhana • Rotasi satu arah • Untuk molar sulung : • Luksasi (bucco-ling.) • Kekuatan ke ling. lebih kecil daripada buccal • Lesi periapikal khronis : tidak perlu dikuret • Sembuh sendiri • Merusak folikel gigi gangguan kalsifikasi enamel • Kista : harus diambil.

  33. Komplikasi post Extr. : • Sama dengan dewasa. • Dry socket pada anak-anak jarang terjadi, bila terjadi curigai adanya : • - Infeksi yang tidak umum, mis : actinomycosis • - Komplikasi penyakit sistemik, mis : anemia, gangguan nutrisi, dsb.

  34. INFEKSI Memahami inf. pada anak-anak (post extr)penting!agar dapat memperpendek dan mencegah berkembangnya infeksi. • Infeksi pada rahang anak-anak, kemungkinan : • Mudah meluas karena marrow spaces yang lebar • Melibatkan benih gigi permanen • discolorition (coklat) • karena inf. khronis yang disebut : • “Turner’s hypoplasia” • Bahkan dapat mengakibatkan kerusakan yang menyeluruh dari benih gigi permanen.

  35. Mencapai pusat-pusat pertumbuhan terutama condyli perubahan bentuk • Celulitis dan absces formation incisi dan drainage.

  36. Manifestasi Infeksi : • Inf. yang serius pada anak-anak sering diikuti : • Demam tinggi, nadi cepat, pernafasan lambat. • Malaise menyeluruh, nausea dan vomitting • Jumlah leukosit tinggi (terutama : netrophil). • Melanjut osteomyelitis, anemia. • Dehidrasi karena perspirasi lebih besar daripada fluid intake. • Anorexia, constipasi, diare, sakit diregio abdomen.

  37. Mengatasi infeksi ( = BM) : • LOKAL • SISTEMIK • Terapi tergantung : tanda-tanda lokal dan sistemik, keparahan dan stadium penyakit. • Bila gigi sakit (perkusi) dan terasa menonjol pulpa dibuka (dengan high speed, gigi difiksasi) tutup kapas (sebelum dan sesudah makan) • Absces (bucc, fold, palatum, sub ling. space) incisi ; pulpa dibuka

  38. Sistemik • Anti biotika (Penisilin, Eritromisin). • Diet vitamin B, C, protein dosis tinggi. • Vitamin pelengkap. • Bila dehidrasi air buah ; cairan i.v (parah / R.S).

  39. TERIMA KASIH By : drg. FX SUHARIADJI SpKGA

More Related