1 / 24

Teori-teori Perkembangan Mor al Teori Kognitif Jean Piaget Teori Penalaran Moral Kohlberg

Teori-teori Perkembangan Mor al Teori Kognitif Jean Piaget Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget). Teori Kognitif Jean Piaget Teori kognitif lebih menekankan pada kemampuan pikir manusia , bukan pada aspek afektif semata .

ronni
Télécharger la présentation

Teori-teori Perkembangan Mor al Teori Kognitif Jean Piaget Teori Penalaran Moral Kohlberg

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teori-teoriPerkembangan Moral TeoriKognitif Jean Piaget Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget)

  2. TeoriKognitif Jean Piaget Teorikognitiflebihmenekankanpadakemampuanpikirmanusia, bukanpadaaspek afektif semata. Pengamatan Piaget terhadapperkembangan moral anakdilakukanketikaanakbermain. Tahap-tahapperkembangan moral ygdikemukakan Piaget lebihterkait dg aspek mental ataukognitif.

  3. Anak-anakakanberkembangmelaluitahappertumbuhanpenalaranygmasihbersifatabstrak.Anak-anakakanberkembangmelaluitahappertumbuhanpenalaranygmasihbersifatabstrak. Menurut Piaget  semuaanakberkembangmelaluiurutanygsamatanpaharustergantungkpdtingkatpengalaman, kondisikeluarga, bahkanjugakebudayaannya..

  4. Perkembangan mental daritahapygsatuketahapyglebihtinggimerupakankondisiygdiperlukanuntukmengubahataumeningkatkantahapperkembanganmoralnya

  5. Adaduatahapygharusdilaluisetiapindividu. TahapHeteronomous (Realisme Moral) Anakcenderungmenerimabegitusaja aturan2 ygdiberikanolehorangygdianggapkompetenutkitu. 2. Tahap Autonomous Morality (Independensi Moral) Anakmulaiberpikirperlunyamodifikasi aturan2 utkdisesuaikan dg situasidankondisiygada.

  6. Tahap-tahapkognitifberkaitanerat dg empatkarakteristikberikut: Anakpadausiaberbedaakanmenempatkancara-caraygsecarakualitatifberbeda, terutamadalamcaraberpikirdanmemecahkanmasalah. Perbedaancaraberpikirdptdilihatdaricaraanakmenyusunkerangkapikirygsalingberbeda.

  7. 3. Masing-masingcaraberpikirakanmembentukstrukturtertentuygmengendalikanjalannyapemikiran. 4. Tiap-tiapurutandaritahapkognitifpadadasarnyamerupakansuatuintegrasihierarkhisdrapaygtelahdialamisebelumnya.

  8. Metodepenelitian Piaget: Pengamatanterhadap anak2 ketikabermain diperoleh kesimpulan tentang penalaran moral anak.

  9. Hasilnya: Anakusia 3 thnygbermainkelereng dg teman-temannyaumumnyabelummengembangkanaturanpermainansendiri, Adakecenderungananakbermain sendiri2 tanpaadakerjasama. Anak 3 – 5 th Kecenderungankearahkelompokwalaumasihmengembangkanegosentrisnya (masing2 anakberpendirianpendapatnyayg paling benar).

  10. Anak2 usia ini belummemilikiempati,belummampumenempatkandirinyadlmbergaul dg org lain. Merekabelummenyadaribahwaorang lain jugamempunyaicarapandang sendiri2. Anakusia 7 atau 8 tahun berkembang Incipient – cooperation yaitumunculnyaperhatiananakterhadapkeuntungantimbalbalikdankecenderunganutkmenyeragamkanaturanpermainan. Tetapigagasanmerekatentangaturanpermainanumumnyamasihtetapkabur.

  11. Anakusia 11 atau 12 thn codification of rules. Setiap detail permainanmulaiditentukandandisepakatibersama. Sikapterhadapaturanpermainanmulaiberubah. Kondisiinidisebutconsciousness of rules.

  12. Pelanggaran Anak-anakbiasanyamengartikanreaksiorangtua (marah) dihubungkankepadapelanggaran yang telahdilakukan. Piaget memintaanak-anakmembandingkandanmenilaikonsekuensinya, mana yang lebihberatdariduabentukpelanggaran.

  13. Pertama, tindakan2 ygdilakukan dg sadardansudahdiperhitungkansecaramatangpelbagaikonsekuensinya Kedua, tindakanygsecaranyatamemanginginmelanggarsuatuaturan dg tanpamempedulikan konsekuensi2nya.

  14. Kasus 1: John masihterbilanganak-anak, lagiasyikbermaindikamarnya. Begitumendengarsuaraibunyamemanggilutkmakanmalam, John bergegasmenujuruangmakan. Akantetapitanpasepengetahuannya, dibalikpintukamarnyaadasebuahkursi yang diatasnyaadasejumlahpiringdangelas yang barudibersihkanibunya. John membukapintudanpraaaaaang…! Semuapiringdangelashancurberantakan.

  15. Kasus 2: Henry jugamasihanak-anak, masukkedapursaatibunyasedangberbelanjaketokodisebelahrumah. Rupanyadiataslemariadastoplesberisigula-gula yang menarikperhatiannya. Karenatidakterjangkau, ditariknyasebuahkursiuntukmembantunyamengambilgula-gulatersebut. Tanpadisengajatangannyamenyentuhsebuahcangkir yang adadidekatstoples, danpraaaang….! Cangkirjatuhkelantaidanpecah.

  16. Hasilpenelitian Piaget menunjukkanbahwa: Anak-anakyglebihmudausianyacenderungmenilaisesuatuberdasarkankonsekuensiatauakibatmaterialnya. Merekacenderungmenilaibahwa John lebihnakalketimbang Henry, olehkarenamemecahkanbegitubanyakpiringdangelas, sementara Henry hanyasebuahcangkir.

  17. Anak-anakyglebihtuausianyamengembangkancaraberpikir yang berbeda. Merekalebihmemperhatikanaspekintensiygmunculdlmkasustsb. Olehsebabitu, merekacenderungmenganggap Henry telahmelakukanpelanggaran yang lebihseriusdibanding John. Jadi, anak-anak yang lebihtuausianyalebihmelihatpadabobotkesalahan.

  18. Kebohongan • Anak-anakyglebihmudausianyacenderungmengartikanbohongsebagaisesuatuygburuk yang takseorangpunsukamengucapkannya. Kebohongantidakharusdiartikansebagaikeinginanutkmenipuseseorang

  19. Anak-anakyglebihtuacenderung mengartikan kebohongansebagai: sesuatuygtidakdptdipercaya, jauhdarikenyataandan tidakbaikutkdiucapkan. Merekajugacenderungmelihat motif seseorangutkberbohong

  20. Hukuman Piaget mengklasifikasikanhukumankedalam 2 bentuk: Hukumaneksplatorik(explatory punishment) Hukumanresiprositas(reciprocity punishment)

  21. Hukumaneksplatorik Hukuman tdkdikaitkan dg bobottindakan yang salah, tetapimelihatperimbanganygwajarantarapelanggarandanpenderitaansipelanggar. Dipiliholehanak yang lebihmudausianya (tahaprealisme moral) Contoh: memukul, menghentikanuangjajan, dilarangbermain dg mainankesayangan, dsb.

  22. HukumanResiprositas Hukuman dikaitkan dg tindakkesalahannya. Diharapkan dg hukumaninisipelanggardptmengetahuiakibatdaritindakannyaygsalah. Wujudnyaberupa: a. Ganti rugi(resiltutive) Misalnya: memecahkankacajendela dihukummenggantiataumemasangkembalikacatersebut.

  23. b. Pengucilan(exclusion) Misalnya: temanygnakalataukasartidakdiajakbermain. Jenishukumaninilebihbanyakdipilihpadaanak yang usianyalebihtua (tahapindependensi moral). Semakintuausiaanaksemakincenderungmemilihhukumanjenisini.

  24. Jean Piaget (1896 – 1980)

More Related