110 likes | 305 Vues
TINGGINYA RESIKO KECELAKAAN BAGI PERKERETAAPIAN DI INDONESIA “TERUTAMA PADA PERSIMPANGAN ANTARA JALAN RAYA DENGAN JALUR JALAN REL KERETA API”. Di susun oleh : 1. Sukma Roza D. 6. M Azwarland. 2. Rina Wijayanti. 7. Aditnya Wardana. 3. Ajeng. 8. David Firmansah.
E N D
TINGGINYA RESIKO KECELAKAAN BAGI PERKERETAAPIAN DI INDONESIA “TERUTAMA PADA PERSIMPANGAN ANTARA JALAN RAYA DENGAN JALUR JALAN REL KERETA API” Di susun oleh : 1. Sukma Roza D. 6. M Azwarland. 2. Rina Wijayanti. 7. Aditnya Wardana. 3. Ajeng. 8. David Firmansah. 4. Jemi Putra. 9. Ade Setia Budi. 5. Fakhrul Razi. 10.
SEJARAH TRANSPORTASI KERETA API. Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu barang-barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga tahun 1860 transportasi telah mulai berkembang dengan baik karena telah mulai dimanfaatkannya sumber tenaga mekanik seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak dipergunakan dalam dunia perdagangan dan dunia tranportasi. Kereta api mulai diperkenalkan di Indonesia, pada masa penjajahan Belanda, oleh sebuah perusahaan swasta yang mempunyai singkatan NV atau lebih dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Spoorweg Mij (NISM), berdiri kisaran tahun 1864.
Proyek pertama yang dibuat adalah jalur kereta api pertama dibangun pada 17 Juni 1864. Yakni jalur Kemijen-Tanggung, Semarang, jalur yang dibuat kurang lebih sepanjang 26 Km. Diresmikan oleh Gubernur Jenderal L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Kemudian tanggal 18 Februari 1870, NISM membangun jalur umum Semarang-Solo-Yogyakarta. Tanggal 10 April 1869 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Staats Spoorwegen atau lebih dikenal dengan nama singkatan (SS) yang membangun jalur lintasan Batavia-Bogor Kemudian tanggal 16 Mei 1878, perusahaan negara luar ini membuka jalur Surabaya-Pasuruan-Malang, dan 20 Juli 1879 membuka jalur Bangil-Malang. Pembangunan terus berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung oleh jalur kereta api.
PENGERTIAN UMUM TRANSPORTASI Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu kala, kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan sebagainya. Dalam melakukan mobilitas tersebut sering membawa barang ataupun tidak membawa barang. Oleh karenanya diperluhkan alat sebagai sarana transportasi, menurut Abbas salim (1993:5). Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin.
TUJUAN DI BANGUNNYA REL KERETA API. Kereta Api merupakan moda (metode dasar) transportasi dengan multi keunggulan komparatif : hemat lahan & energi, rendah polusi, besifat masal, adaptif dengan perubahan teknologi, yang memasuki era kompetisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi dan jasa domestik dipasar global.
PERMASALAHAN KERETA API. Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel KA merupakan fenomena yang unik dalam dunia transportasi, sebab masing-masing moda transportasi tersebut memiliki sistem prasarana yang berbeda, dioperasikan dengan sistem sarana yang berbeda, penanggung jawab dan pengelolanya juga berbeda. Kedua moda transportasi dengan karakteristik yang berbeda tersebut bertemu di persimpangan/pintu perlintasan (level crossing) sehingga daerah tersebut memiliki risiko tinggi bagi semua perkeretaapian di dunia. Potensi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh perkeretaapian yang operasinya tidak dapat dikontrol merupakan "sebagian permasalahan", sedangkan "sebagian permasalahan" lainnya yaitu kendaraan jalan raya dapat dikatakan tidak sepenuhnya mampu dikontrol oleh satu entitas.Meskipun aturan-aturan lalu lintas dan standar desain jalan raya dianggap sudah cukup mapan, namun pergerakan pengguna jalan raya tidak diorganisasi dan dipantau oleh satu entitas spesifik yang sangat ketat
SUMBER DATA KECELAKAN Data di Indonesia sepanjang tahun 2002 telah terjadi sejumlah 231 kali kecelakaan KA terdiri atas : • tabrakan antara KA dengan KA 6 kali. • tabrakan antara KA dengan kendaraan jalan raya di pintu perlintasan (58). • KA anjlok/terguling (69). • kecelakaan KA akibat banjir/longsor (12). • kecelakaan lain-lain (86) Kecelakaan KA tersebut telah merenggut 76 nyawa meninggal, 114 orang luka berat dan 58 orang luka ringan. Kecelakaan pada pintu perlintasan mencapai 25,11% dari keseluruhan kecelakaan KA. Dari sejumlah 8.370 pintu perlintasan di Jawa dan Sumatera, yang dijaga 1.128 (13,48%) dan tidak dijaga 7.242 (86,52%). Sumber : data PT KAI
PENYEBAB KECELAKAAN PADA PINTU PERLINTASAN. Penyebab utama kecelakaan pada pintu perlintasan, dapat diidentifikasi berupa : • Disiplin masyarakat yang masih rendah. • Persepsi yang keliru dari pengendara kendaraan terhadap kondisi jalan, mekanisme operasi KA yang mendekati pintu perlintasan (termasuk kemampuan pengereman KA), serta kecepatan kendaraan dan kemampuan pengeremannya. • Malfungsi/kerusakan teknis pada kendaraan. • Tidak dipenuhinya standar pemeliharaan jalan raya di sekitar pintu perlintasan. • Buruknya pemeliharaan sistem proteksi dan sistem peringatan pada pintu perlintasan. • Human error yang dibuat oleh penjaga pintu perlintasan
TINDAKAN PERBAIKAN PADA PINTU PERLINTASAN • Meningkatkan disiplin pengendara kendaraan dan kepatuhan terhadap hukum pada pintu perlintasan. • Modernisasi, penyempurnaan, dan peningkatan keandalan sistem peralatan teknis yang dioperasikan pada pintu perlintasan. • Menerapkan metode yang tepat dalam pemeliharaan pintu perlintasan. • Pembentukan organisasi yang lebih baik dalam mengendalikan keselamatan lalu lintas pada pintu perlintasan. • Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan, serta persyaratan kualifikasi bagi pengendara kendaraan dan penjaga pintu perlintasan. • Memperbaiki sistem klasifikasi pintu perlintasan. • Menyebarkan bahan-bahan informasi kepada publik tentang aturan keselamatan pada pintu perlintasan. • Memberikan prioritas yang tinggi pada anggaran penyempurnaan pintu perlintasan.
KESIMPULAN. Hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pengolahan transportasi kereta api serta mampu menguranggi tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan “PERAN PENGAWASAN”. Dalam hal ini peran pengawasan dapat dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi tersebut. Akan tetapi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia ini, maka proposi utama dalam proses pengawasan dan penanggung jawab utama adalah pemerintah, maka oleh karena itu pemerintahlah sebagai penentu kebijakan dalam pengawasan dan penggelolaan transportasi.
SEKIAN DAN TRIMAKASIH ATAS PERHATIANYA